ArticlePDF Available AbstractPenulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih ditemukan banyak kesalahan berbahasa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan memfokuskan perhatian pada bahasa dan menggambarkan apa adanya suatu bahasa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung pengamatan, teknik catat, dokumentasi, dan sampling bertujuan. Hasil penelitian menunjukkan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan, yang mencakup a pemakaian huruf kapital, b penulisan kata, yakni penulisan kata depan dan penulisan singkatan dan akronim, serta c pemakaian tanda baca, yakni tanda baca titik dan tanda baca koma; 2 pilihan kata atau diksi; dan 3 unsur serapan dari bahasa asing. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. ISSN 2354-7200 cetakISSN 2621-2013 daringVolume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANSirok BastraJurnal Kebahasaandan KesastraanP-ISSN2354-7200E-ISSN2621-2013KANTOR BAHASA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ISSN 2354-7200 cetakISSN 2621-2013 daringVolume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANJurnal ini merupakan wadah informasi kebahasan, kesastraan, dan pengajarannya yang memuathasil penelitian, studi kepustakaan, dan tulisan ilmiah bidang kebahasan dan kesastraan sertapengajarannya. Sirok Bastra terbit dua kali setahun, yakni Juni dan Desember; terbit sejak Juni2013 cetak dan Juni 2018 cetak dan daring.Penanggung JawabKepala Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung Drs. Hidayatul Astar, BestariProf. Dr. Agus Nuryatin, Universitas Negeri SemarangProf. Amrin Saragih, Universitas Negeri MedanProf. Suwardi Endraswara, Universitas Negeri YogyakartaDr. Felicia Nuradi Utorodewo, Universitas IndonesiaDr. Pujiharto, Universitas Gadjah MadaDr. Katubi Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaYulitin Sungkowati, Balai Bahasa Jawa TimurNazarudin, Universitas IndonesiaPemimpin RedaksiPrima HariyantoPenyuntingDr. Asyraf Suryadin, STKIP Muhammadiyah Bangka BelitungDwi Oktarina, Kantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungHotnida Novita Sary, Editor Bahasa PT Liputan Enam Dot ComEdwin Dwijaya, Kantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungDesain GrafisFeri Pristiawan, Septi Kurniawati, Redaksi dan PenerbitKantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungKompleks Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kep. Bangka BelitungJalan Pulau Bangka, Airitam, Kota Pangkalpinang, Prov. Kepulauan Bangka BelitungTelepon 0717 438455, Faksimile 07179103317Laman sirokbastra suatu tulisan dalam jurnal ini tidak berarti redaksi menyetujui isi tulisan tulisan menjadi tanggung jawab penulis. Tulisan telah ditinjau dan diulas oleh mitrabestari. Setiap karangan dalam jurnal ini dapat diperbanyak setelah mendapat izin tertulisdari penulis, redaksi, dan penerbit. iPENGANTARPuji syukur ke hadirat Pemilik dan Pencipta semesta ini yang memiliki kuasa atas diri-Nyasendiri. Dialah Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggaVolume 6 Nomor 1 Jurnal Sirok Bastra Tahun 2018 dapat terbit meskipun terlambat satu edisi ini dimuat sembilan tulisan, yakni lima tulisan kebahasaan, tiga tulisankesastraan, serta satu tulisan pengajaran bahasa dan penelitiannya, Jumani mendeskripsikan struktur dan nilai moral pantun pada rubrik“Bujang Besaot” untuk dijadikan bahan ajar sastra di SMA. Berdasarkan hasil penelitian, pantunpada rubrik “Bujang Besaot” didominasi tema percintaan dan rima akhir dengan pola rima a b ab. Citraan visual dan nilai moral persahabatan adalah unsur yang mendominasi pantun rubrik“Bujang Besaot”. Berdasarkan analisis struktur dan nilai moral, pantun rubrik “Bujang Besaot”dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di tulisannya, Wahyu Heriyadi membahas politik teror gotik-postmodern danrepresentasi disabilitas dalam Ular di Mangkuk Nabi karya Triyanto Triwikromo. Pada buku ini,jalinan cerita dengan susunan kerumitan, teror, erotika, metafiksi, mistik, ruang tafsir pembacayang dibuyarkan. Cerita ini menawarkan sebuah pengalaman baru bagi pembacanya, politikteror gotik-postmodern. Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa Triyanto Triwikromomembawa politik teror melalui genre gotik-postmodern kepada pembaca, di dalam kumpulancerita Ular di Mangkuk kajiannya, Sakila membahas penerapan metode latihan drill dalam pembelajaranmenulis resensi buku pengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXdalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Teknik dan langkah-langkah pembelajaran denganmenggunakan metode latihan drill dapat diterapkan pada pembelajaran materi pokokmeresensi buku pengetahuan. Penerapan metode ini memungkinkan para siswa melatih dirinyasendiri menulis resensi buku pengetahuan dan menemukan sendiri informasi yang diperlukanuntuk mencapai tujuan instruksional pada mata pelajaran Bahasa IndonesiaDalam penelitiannya, Bram Denafri membahas struktur informasi yang dikemas dalamkonstruksi gramatikal kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukanbahwa unsur topik kalimat tunggal bahasa Indonesia dapat diisi oleh subjek dan dapat dibubuhi penanda berupa penanda demonstratif, seperti leksikal ini dan itu yangberkaitan dengan konteks. Pemarkah takrif ini dan itu menjadikan topik bersifat terbatas,struktur fokus-praanggapan dalam kalimat tunggal bahasa Indonesia terdapat tiga jenis strukturfokus, yaitu struktur fokus kalimat, struktur fokus argumen dan struktur fokus predikat. Strukturfokus-praanggapan dalam kalimat majemuk bahasa Indonesia terdapat dua jenis struktur fokus,yaitu struktur fokus argumen dan struktur fokus kajiannya, Ni Nyoman Ayu Suciartini membahas pemertahanan bahasa Balidalam parodi “Hai Puja”. Video parodi “Hai Puja” telah ditonton ribuan masyarakat sebagai salahsatu media yang memiliki kedudukan strategis dan potensial dalam usaha pembinaan sertapengembangan bahasa Bali sejak usia dini. Berdasarkan analisis, ditemukan faktor sosiolinguistikyang memengaruhi pemertahanan bahasa Bali dalam parodi “Hai Puja” ini, yaitu 1 loyalitasterhadap bahasa Ibu, 2 sikap bahasa golongan muda, serta 3 penggunaan media sosial yangsesuai dengan perkembangan tulisannya, Rissari Yayuk membahas makna implikatur percakapan tuturanenyekan sebagai manifestasi melecehkan muka dalam bahasa Banjar. Hasil penelitianmenunjukkan terdapat tiga manisfestasi melecehkan muka pada tuturan enyekan dalam bahasaBanjar dengan sinis, dengan kata-kata kasar, dan ejekan. Makna implikaturnya meliputi maknamemerintah berkategori melecehkan muka dengan kata sinis dan kasar; makna implikaturmelarang berkategori melecehkan muka dengan sinis dan kasar; dan mmakna implikaturpenegasan dengan artikelnya, Hestiyana membahas bentuk kesalahan berbahasa pada penulisaniklan media luar ruang di Kota Pelaihari. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukanberkaitan dengan ejaan, pilihan kata atau diksi, dan unsur serapan dari bahasa tulisannya, Desi Wulandari mengkaji keterkaitan pembelajaran puisi melaluimetode konstruktivisme berbasis karakter untuk meningkatkan keterampilan menulis esai. iiDengan menggunakan metode konstruktivisme, peserta didik dapat membangun atau menyusunide baru berdasarkan pengalaman dari pembelajaran puisi menjadi esai. Dari hasil penelitianterdapat peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan ide baru daripembelajaran puisi menjadi kajiannya, Agoes Hendriyanto,Arif Mustofa, dan Bakti Sutopomendeskripsikan nilai filosofis yang terkandung dalam seni Kethek Ogleng Desa Tokawi,Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan seniKethek Ogleng mengandung filsafat yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa. Halfilosofis tersebut menyangkut manusia sebagai individu maupun makhluk mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah bersedia menerbitkankarya mereka pada edisi ini. Para penulis merupakan peneliti, pakar, dosen, dan mahasiswa dariberbagai perguruan tinggi dan instansi. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para mitrabestari kami yang telah memberi ulasan terhadap tulisan-tulisan yang masuk ke memenuhi keberagaman isi dan penulis, Sirok Bastra membuka kesempatan bagipara peneliti dan penulis menyampaikan hasil penelitian dan pemikiran mutakhir dalam bidangkebahasaan, kesastraan, dan Agustus 2018Redaksi iiiDAFTAR ISIPENGANTAR ....................................................................................................... iDAFTAR ISI........................................................................................................ iiiKUMPULAN ABSTRAK........................................................................................... ivABSTRACT COLLECTIONS.................................................................................... ixSTRUKTUR DAN NILAI MORAL PANTUN PADA RUBRIK “BUJANG BESAOT” SERTAPEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJARStructure and Moral Value of Pantun at Rubric “Bujang Besaot” and Its Utilizationas Literature MaterialsJumani.............................................................................................................. 1—21POLITIK TEROR GOTIK-POSTMODERN DAN REPRESENTASI DISABILITAS DALAMULAR DI MANGKUK NABIGothic-Postmodern Political Terror and Disability Reprententation on “Ular diMangkuk Nabi”Wahyu Heriyadi ............................................................................................... 23—28PENERAPAN METODE LATIHAN DRILL DALAM PEMBELAJARAN MENULISRESENSI BUKU PENGETAHUANApplication of Drill Method in Learning of Writing Knowledge Book ReviewSakila ............................................................................................................... 29—42STRUKTUR INFORMASI KALIMAT BAHASA INDONESIAInformation Structure of Indonesian SentenceBram Denafri.................................................................................................... 43—49PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM PARODI “HAI PUJA”Defense of Balinese Language in Parody “Hai Puja”Ni Nyoman Ayu Suciartini................................................................................ 51—65MAKNA IMPLIKATUR PERCAKAPAN TUTURAN ENYEKAN SEBAGAI MANIFESTASIMELECEHKAN MUKA DALAM BAHASA BANJARThe Meaning of Speech Implicature of Enyekan Statement as Manifestation ofFace Harassment in Banjar LanguageRissari Yayuk ................................................................................................... 67—79BENTUK KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN IKLAN MEDIA LUAR RUANGDI KOTA PELAIHARIThe Form of a Language Error in the Writing of Outdoor Media Advertising inPelaihari CityHestiyana......................................................................................................... 81—92PEMBELAJARAN PUISI MELALUI METODE KONSTRUKTIVISME BERBASISKARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULISPoetry Learning by Conducting Character Based Contructivism Method toEnchance Writing SkillDesi Wulandari................................................................................................. 93—104FILOSOFI JAWA DALAM SENI KETHEK OGLENG DESA TOKAWI, KECAMATANNAWANGAN, KABUPATEN PACITANJavanese Philosophy in Kethek Ogleng Art of Tokawi Village, Nawangan District,Pacitan RegencyAgoes Hendriyanto, dkk. ................................................................................. 105—115 Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas SMA Negeri 1 Pangkalpinang“Struktur dan Nilai Moral Pantun “Bujang Besaot” serta Pemanfaatannya sebagai Bahan AjarSastra di SMA”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 1—21Pantun sebagai salah satu karya sastra dapat dikaji dari berbagai aspek. Pantun dapat dikajisebagai sebuah struktur yang bermakna dan mengandung nilai. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan struktur dan nilai moral pantun pada rubrik “Bujang Besaot” untuk dijadikanbahan ajar sastra di SMA. Sumber data penelitian ini adalah surat kabar harian Bangka Posterbitan Juni-September 2008. Data penelitian berupa data tulis. Pengumpulan data penelitian inidilakukan dengan metode studi pustaka dengan teknik baca dan catat. Dalam analisis data,metode yang digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasilpenelitian, pantun pada rubrik “Bujang Besaot” didominasi tema percintaan dan rima akhir denganpola rima a b a b. Citraan visual dan nilai moral persahabatan adalah unsur yang mendominasipantun rubrik “Bujang Besaot”. Berdasarkan analisis struktur dan nilai moral, pantun rubrik“Bujang Besaot” dapat dijadikan alternatif bahan ajar sastra di Kunci pantun, nilai moral, bahan ajar, struktur pantunWahyu Heriyadi Penerbit Vidya Mandiri“Politik Teror Gotik-Postmodern dan Representasi Disabilitas dalam Ular di Mangkuk Nabi”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 23—28Sastra bergenre gotik ternyata mampu menyedot pembaca, seperti novel-novel karya AbdullahHarahap pada 1970—1980. Namun, muncul kontroversi berkepanjangan untuk menyebut karyasastra gotik sebagai sebuah genre yang patut dikaji dan diapresiasi para pengkritik sastra diIndonesia. Sebab, moralitas yang disajikan melalui karya sastra justru dapat dilakukan dengan hal-hal yang berbanding terbalik dengan kaidah moralitas yang mestinya berlaku. Oleh karena itu,kritik sastra gotik semakin mendapat ruang untuk membedah sebuah karya sastra, terlebih lagidengan kehadiran alat analisis melalui pendekatan gotik-postmodern. Pendekatan gotik-postmodern dan disabilitas dipakai untuk membongkar segala aspek dalam kumpulan cerita Ular diMangkuk Nabi karya Triyanto Triwikromo. Pada buku ini, jalinan cerita dengan susunan kerumitan,teror, erotika, metafiksi, mistik, ruang tafsir pembaca yang dibuyarkan. Cerita ini menawarkansebuah pengalaman baru bagi pembacanya, politik teror gotik-postmodern. Berdasarkanpenelitian, disimpulkan bahwa Triyanto Triwikromo membawa politik teror melalui genre gotik-postmodern kepada pembaca, di dalam kumpulan cerita Ular di Mangkuk kunci politik teror, gotik-posmodern, disabilitas Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas SMP Negeri 2 Singkawang“Penerapan Metode Latihan Drill dalam Pembelajaran Menulis Resensi Buku Pengetahuan”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 29—42Metode sangat penting dan harus dimiliki oleh guru sebelum memasuki ruang belajar. Hal inidisebabkan karena metode merupakan pondasi awal untuk mencapai tujuan pendidikan dankeberhasilan sebuah pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam proses danpeningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kompetensi guru berbanding lurus dengan prestasisiswa. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi sumbangan pemikiran dan gagasan, danlangkah-langkah penerapan metode latihan drill dalam pembelajaran menulis resensi bukupengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX dalam mata pelajaranBahasa Indonesia. Teknik dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metodelatihan drill dapat diterapkan pada pembelajaran materi pokok meresensi buku ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Mereka tidak hanya berperan sebagai penerimapelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukansendiri inti dari materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Kesimpulan akhir dapat disampaikanbahwa dengan penerapan metode latihan drill memungkinkan para siswa melatih dirinya sendirimenulis resensi buku pengetahuan dan menemukan sendiri informasi yang diperlukan untukmencapai tujuan instruksional pada mata pelajaran Bahasa kunci metode latihan drill, pembelajaran menulis resensi buku pengetahuan,Bram Denafri Universitas Pamulang“Struktur Informasi Kalimat Bahasa Indonesia”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 43—49Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan struktur informasi yang dikemas dalam konstruksigramatikal kalimat bahasa Indonesia. Struktur informasi memperhatikan bentuk ujaran dalamhubungannya dengan asumsi penutur dan pendengar. Asumsi ini berhubungan dengan bentukteks yang diproduksi dan bentuk dasar tertentu yang dipilih oleh penutur dan mitra tutur. Semuahal tersebut tecermin dalam struktur gramatikal kalimat. Analisis data dilakukan menggunakanmetode agih. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung, teknik lesap dan teknikbaca markah. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa unsur topik kalimat tunggalbahasa Indonesia dapat diisi oleh subjek dan keterangan. Topik dapat dibubuhi penanda berupapenanda demonstratif, seperti leksikal ini dan itu yang berkaitan dengan konteks. Pemarkah takrifini dan itu menjadikan topik bersifat terbatas,struktur fokus-praanggapan dalam kalimat tunggalbahasa Indonesia terdapat tiga jenis struktur fokus, yaitu struktur fokus kalimat, struktur fokusargumen dan struktur fokus predikat. Struktur fokus-praanggapan dalam kalimat majemuk bahasaIndonesia terdapat dua jenis struktur fokus, yaitu struktur fokus argumen dan struktur fokuspredikatKata kunci struktur informasi, bahasa Indonesia. Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas Nyoman Ayu Suciartini STMIK STIKOM Bali“Pemertahanan Bahasa Bali dalam Parodi Hai Puja’”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 51—65Berkembangnya teknologi memberi pengaruh tersendiri bagi pemakaian bahasa, terutama bahasadaerah. Bahasa Bali sebagai bahasa ibu atau bahasa daerah harus terus produktif dan dikenalkandengan cara-cara kekinian untuk tetap bertahan pada generasi milenial. Kemunculan saluranYoutube dalam bentuk parodi “Hai Puja” penting diapresiasi sebagai salah satu mediapemertahanan bahasa Bali. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan kalimatberbahasa Bali dalam video parodi “Hai Puja” yang telah ditonton ribuan masyarakat sebagai salahsatu media yang memiliki kedudukan strategis dan potensial dalam usaha pembinaan sertapengembangan bahasa Bali sejak usia dini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teorisosiolinguistik, yaitu teori pergeseran dan pemertahanan bahasa. Metode yang digunakan adalahmetode simak, metode cakap, dan metode wawancara. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwaada faktor sosiolinguistik yang memengaruhi pemertahanan bahasa Bali dalam parodi hai puja ini,yaitu 1 loyalitas terhadap bahasa Ibu, 2 sikap bahasa golongan muda, serta 3 penggunaanmedia sosial yang sesuai dengan perkembangan Kunci Hai Puja, pemertahanan bahasa BaliRissari Yayuk Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan“Makna Implikatur Percakapan Tuturan Enyekan sebagai Manifestasi Melecehkan Muka dalamBahasa Banjar”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 67—79Tuturan enyekan pada bahasa Banjar berfungsi sebagai ungkapan untuk mematahkanpembicaraan orang lain. Tuturan ini merupakan salah satu manisfestasi ketidaksantunanberbahasa yang berwujud melecehkan muka dengan ragam makna implikaturnya. Penelitian inimengkaji 1 bagaimana manifestasi melecehkan muka dalam kalimat enyekan pada bahasaBanjar; dan 2 apa saja konteks implikatur enyekan sebagai manifestasi melecehkan muka padaBahasa Banjar. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan manifestasi melecehkan muka dalamkalimat enyekan pada bahasa Banjar serta memaparkan konteks implikatur enyekan sebagaimanifestasi melecehkan muka pada bahasa Banjar. Data diambil di Desa Bincau, KabupatenBanjar, Kalimantan Selatan. Metode pengumpulan data penelitian adalah pengamatan langsungdengan teknik catat. Data dikaji berdasarkan teori pragmatik. Metode analisis data menggunakandeskriptif analitik dan teknik interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga manisfestasimelecehkan muka pada tuturan enyekan dalam bahasa Banjar dengan sinis, dengan kata-katakasar, dan ejekan. Selanjutnya, makna implikatur percakapan tuturan enyekan sebagai manifestasimelecehkan muka dalam bahasa Banjar meliputi makna memerintah berkategori melecehkanmuka dengan kata sinis dan kasar. Berikutnya, makna implikatur melarang berkategorimelecehkan muka dengan sinis dan kasar. Terakhir makna implikatur penegasan dengan Kunci linguistik, implikatur, bahasa Banjar Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas Balai Bahasa Kalimantan Selatan“Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota Pelaihari”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 81—92Penulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih ditemukan banyak kesalahan ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan medialuar ruang di Kota Pelaihari. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif denganmemfokuskan perhatian pada bahasa dan menggambarkan apa adanya suatu bahasa. Penelitianini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknikobservasi langsung pengamatan, teknik catat, dokumentasi, dan sampling bertujuan. Hasilpenelitian menunjukkan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang diKota Pelaihari masih banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidahbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklanmedia luar ruang di Kota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan, yang mencakup a pemakaian hurufkapital, b penulisan kata, yakni penulisan kata depan dan penulisan singkatan dan akronim,serta c pemakaian tanda baca, yakni tanda baca titik dan tanda baca koma; 2 pilihan kata ataudiksi; dan 3 unsur serapan dari bahasa kunci kesalahan berbahasa, penulisan, media luar ruangDesi Wulandari SMA Plus Bahrul Ulum Islamic Centre-Sungailiat“Pembelajaran Puisi melalui Metode Konstruktivisme Berbasis Karakter untuk MeningkatkanKetrampilan Menulis”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 93—104Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan pembelajaran puisi melalui metodekonstruktivisme berbasis karakter untuk meningkatkan keterampilan menulis esai. Puisi sebagaisalah satu bentuk sastra mempunyai peran sangat penting dalam pembentukan karakter pesertadidik. Karakter yang penting dimiliki oleh peserta didik adalah semangat kebangsaan. Melihatvideo puisi, memaknai puisi, dan menulis esai dengan tema semangat kebangsaan dapatmenumbuhkan karakter tersebut. Dengan menggunakan metode konstruktivisme, peserta didikdapat membangun atau menyusun ide baru berdasarkan pengalaman dari pembelajaran puisimenjadi esai. Langkah-langkah pembelajaran melalui metode konstruktivisme adalah 1 orientasi,2 elisitasi, 3 restrukturisasi ide, 4 penggunaan ide, dan 5 review ide. Metode pengumpulandata yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari pendahuluan,perencanaan, tindakan, dan refleksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisdata deskriptif atau nonstatistik. Dari hasil penelitian terdapat peningkatan kemampuan pesertadidik dalam mengembangkan ide baru dari pembelajaran puisi menjadi esai. Pada siklus 1 hanya 8peserta didik yang melampaui KKM dengan rata-rata 76, sedangkan pada siklus 2 terjadipeningkatan, yakni seluruh peserta didik mendapatkan nilai melampaui KKM dengan rata-rata disimpulkan bahwa integrasi pembelajaran puisi melalui metode konstruktivisme berbasiskarakter direkomendasikan dapat meningkatkan keterampilan menulis kunci karakter, puisi, konstruktivisme, menulis Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANKata kunci yang dicantumkan di sini adalah kata-kata yang mewakili konsep yang digunakandalam sebuah tulisan. Abstrak dapat digandakan tanpa izin dari penerbit dan bebas Hendriyanto, Arif Mustofa, Bakti Sutopo STKIP PGRI Pacitan“Filosofi Jawa dalam Seni Kethek Ogleng Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, KabupatenPacitan”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, halaman 105—115Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai filosofis yang terkandung dalam seni Kethek OglengDesa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Seni Kethek Ogleng merupakan satu-satunya seni yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tokawi. Keberadaan seni tersebut sekarangdikenal di beberapa kalangan dan telah dikelola secara baik oleh Sukisno dengan mendirikanPaguyuban Condro Wanoro sebagai wadah untuk melestarikan sekaligus memasyarakatkan seniyang dikreasi oleh Sutiman. Seni Kethek Ogleng berbasis nilai yang ada di sekitar masyarakatsehingga filosofi yang dimaksud adalah filosofi masyarakat Jawa. Penelitian ini termasuk penelitiankualitatif. Data diperoleh dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka. Adapun analisis datamenggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan seniKethek Ogleng mengandung filsafat yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa. Halfilosofis tersebut menyangkut manusia sebagai individual maupun sosial. Secara individu, segifilosofis mengajarkan hakikat manusia, tata cara manusia berkegiatan dalam kehidupan, danmengajarkan hidup hemat sebagaimana prinsip orang Jawa. Adapun dimensi sosial menekankanpentingnya relasi antarmanusia dilaksanakan secara baik dan damai serta menghindarkan diri dariketegangan dan konflik agar terjalin hubungan yang hormonis sebagaimana manusia dititahkansebagai makhluk yang berpikir dan berbudaya serta sebagai salah satu entitas kunci seni, Kethek Ogleng, filosofis, manusia, masyarakat Jawa Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of SMA Negeri 1 Pangkalpinang“Structure and Moral value of Pantun at Rubric of “Bujang Besaot” and Its Utilization as LiteratureMaterials”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 1—21Pantun is one of the literature works which can be reviewed from various aspects. Pantun can bereviewed as a meaningful and valuable structure. The aimed of study to describe the structureand the moral value at pantun in rubric of “Bujang Besaot” for literature material at Senior HighSchool level. Source of data This research is Bangka Pos daily newspaper published during June-September 2008. Research data in the form of written data. The data collection of this research isdone by using literature study method by reading and writing technique. In analyzing the data, themethod used is descriptive method with qualitative approach. Based on the results of research,pantun on rubric "Bujang Besaot" are dominated by the theme of romance and rhyme end withthe pattern of rhyme a b a b. Visual imagery and moral values are dominant in pantun "BujangBesaot". The use of analysis and moral values, pantun rubric "Bujang Besaot" can be used as analternative literary materials in Senior High pantun, moral values, teaching materials, structure of pantunWahyu Heriyadi Penerbit Vidya Mandiri“Gothic-Postmodern Political Terror and Disability Repretentation on “Ular di Mangkuk Nabi ”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 23—28Gothic literature apparently is able to attract the public, for example through the novels byAbdullah Harahap during 1970—1980s. But, the controversy appears to call the work of gothicliterature as a genre that should be studied and appreciated by the literary critics in Indonesia. Itis because the morality which is presented through literary works can be done with things that areinversely proportional to the rules of morality that should apply. Because of that, the critique ofgothic literature increasingly got the space to dissect a literary work, even more so with thepresence of analytical tools through the postmodern gothic approach. Postmodern gothic approachand disability are used to dismantle the entire aspect in stories collection of Ular di Mangkok Nabiby Triyanto Twikromo. In this book, the fabric of stories with complexity, terror, erotica,metaphysic, mystic, interrupted reading spaces. This story offers a new experience for its readers,gothic postmodern political terror. In conclusion, Triyanto Triwikromo brings political terrorthrough gothic postmodern genre to the readers in stories collection of Ular di Mangkuk political terror, gothic-postmodern, disability Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of SMP Negeri 2 Singkawang“Application of Drill Method in learning of Writing Knowledge Book Review”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 29—42Method is very important and must be owned by the teacher before entering the study room. Thisis because the method is the initial foundation to achieve the goal of education and the success ofa learning. Teachers play an important role in the process and enhancement of the quality ofeducation. Enchancement of teacher competence is directly proportional to student purpose of this paper is to contribute thoughts and ideas, and the steps of applying the drillmethod in learning of writing knowledge book review to improve student learning outcomes in theclass IX class IX in Indonesian Subject. Techniques and learning steps by using the drill methodcan be applied to the learning of writing knowledge book review. Students are placed as studysubjects. Not only do they serve as teachers through verbal explanations of teachers, they play arole in finding the essence of the subject they are studying. The final conclusion can be said thatthe application of the drill method allows students to train themselves to write knowledge bookreview and to find the information they need to achieve instructional goals in Indonesian methods, learning, practice, reviews, knowledge booksBram Denafri Universitas pamulang“Information Structure of Indonesian Sentence”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 43—49This article is aimed at describing and explaining the information structure in Indonesiansentences grammatical construction. Information structure concerns about form of utterances inrelation with presupposition of speaker and listener. This presupposition is related to text formwhich is produced and certain based form which is selected by speaker and listener. Then, thesecan be seen through grammatical structure of sentences delivered by participants. The data wereanalyzed by using distributional method. The techniques used in this research were segmentingimmediate constituent technique, deletion technique, and read marker technique. Based on theanalysis, it was found that a single element Indonesian topic sentence can be filled by the subjectand complement. Topic can be appended with a marker in the form of demonstrative markers,such as “ini” and “itu” which is related to the context. The words “ini” and “itu” make the topic asdefinite. The structure of the focus-presupposition in Indonesian single sentence, there are threetypes of focus structures, which are sentence-focus structure, argument-focus structure andpredicate-focus structure. While the structure of the focus-presupposition in Indonesian compoundsentence, there are two types of focus structures, which are the argument-focus structure andpredicate-focus Information structure, Indonesian language. Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of Nyoman Ayu Suciartini STMIK STIKOM BALI“Defense of Balinese Language in Parody “Hai Puja””Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 49—55The development of technology has its own influence for the use of language, especially locallanguages. The Balinese language itself as a mother tongue or local language must continue to beproductive and introduced in contemporary ways to survive millennials. The appearance ofyoutube channel in the form of parody "Hai Puja" is important to be appreciated as one ofBalinese language defense media. This study aims to describe the use of Balinese sentences in thevideo parody of "Hai Puja" which has been watched by thousands of people as one of the mediathat has a strategic and potential position in the development and training of Balinese languagefrom an early age. The theory used in this research is sociolinguistic theory that is the theory oflanguage shift and defense. The method used is simak method, skill method, and interviewmethod. The results of this study conclude that there are sociolinguistic factors that influenceBalinese language preservation in parody of this parody, namely 1 Loyalty to the mother tongue,2 the attitude of young people, 3 the use of social media in accordance with the development ofthe Hi Puja, Defense of Balinese languageRissari Yayuk Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan“The Meaning of Speech Implicature of Enyekan Statement as Manifestation of Face Harassmentin Banjar Language”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 67—79Enyekan statement on the Banjar language has a function as an expression to twist theconversation of other people. This is one of the manifestations of language misconduct in the formof face harassment with the variety of implicature meaning. This research studies about 1 how isthe manifestation of face harassment in the sentence of enyekan in Banjar language; 2 what isthe implicature context of enyekan as a face harassment manifestation in Banjar Language. Thepurpose of the research was to describe 1. manifestations of insulting in the sentence of enyekanin Banjar language. 2. The implicature context of enyekan as a face-harassment manifestation inBanjar Language. The research method is qualitative descriptive. Data collection was held inBincau village, Banjar regency, South Kalimantan and started from January to February 2018. Theresearch data was collected using direct observation method with recording technique. Data werereviewed based on pragmatic theory. Methods of data analysis using descriptive analytic andinterpretative techniques. The results of data analysis are presented in ordinary words. The stepsof research work include data collection, identification, classification, selection, and interpretationof data based on theory. The results and discussion of the research indicate there are threemanifestations of face harassment. In sarcastical speech, in cynical language with harsh words,and mockery. Furthermore, the implicature meaning of speech conversation as a manifestation offace harassment in banjar language includes the meaning of command categorized in insults withcynical and abusive word. Next, the meaning of implicature prohibition categorized in insults withcynical and abusive word. The last is implicature meaning of affirmation with linguistic, implicature, Banjar Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of Balai Bahasa Kalimantan Selatan“The Form of a Language Error in the Writing of Outdoor Media Advertising in Pelaihari City”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 81—92Many language errors are still found in the writing of outdoor media advertising in Pelaihari research aims to describe the form of language errors on the writing of outdoor mediaadvertising in Pelaihari City. The approach used in this research is an objective approach byfocusing attention on the language itself and describing what a language is. This research useddescriptive qualitative method. Data collection was done by direct observation technique, recordtechnique, documentation, and purposive sampling. The results showed a lot of form of languageerrors on the writing of outdoor media advertising in Pelaihari City that is not in accordance withthe rules of the Indonesian language. Forms of language error in the writing of outdoor mediaadvertisements in Pelaihari City, as follows 1 spelling, which includes a the usage of capitalletters, b word writing, which are front-end writing and abbreviation and acronyms writing, andc the usage of punctuation, which is Comma punctuation and period punctuation; 2 choice ofwords or diction; and 3 the absorption element of a foreign language error, writing, outdoor mediaDesi Wulandari SMA Plus Bahrul Ulum Islamic Centre-Sungailiat“Poetry Learning by Conducting Character Based Constructivism Method to Enchance Writing Skill”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 93—104The aim of this research is to explain the connection of poetry learning through characterbased constructivism method to improve essay writing skill. Poetry as one of literature workhas essential role in building students character. Important character that have to be ownedby students is nationalism. Poetry Video, poety interpretation, and essay writing with thetheme of nationalism were able to build and create nationalism character. By conductingconstructivisme method, students were able to build or compile a new concept according tothe experience of poetry learning to become an essay. The learning steps through theconstructivsm method these are, 1. Orientation, 2. Elicitation, 3. Idea restructurisation , usage, 5. Idea review. The method used in collecting the data in this study was appliedin two cycles that consisted of introduction, planning, action and reflection. The method usedin this research was descriptive data analysis or non-statistic. Based on the result of theresearch, there was a significant improvement of the students in developing new concept ofthe poetry learning to become an essay. By the first cycle, only 8 participants with the mean76 score which is hingher than KKM Minimum Criteria of Mastery Learning. Moreover bythe second cycle, all students exceeded the mean score 83 which was hingher than KKMMinimum Criteria of Mastery Learning. It can be concluded that the integration of poetrylearning through a character based conctructivsm method is recommended to improvewriting character, poetry, constructivisme, writing Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018P-ISSN 2354-7200, E-ISSN 2621-2013JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANThe keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. Theseabstract are allowed to copy without permission from publisher and free of Hendriyanto, Arif Mustofa, dan Bakti Sutop0 STKIP PGRI Pacitan“Javanese Philosophy in Kethek Ogleng Art of Tokawi Village, Nawangan District, PacitanRegency”Sirok Bastra, Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2018, pp. 105—115This research aim to describe the philosophical values contained in the art of Kethek Ogleng,Tokawi Village, Nawangan District, Pacitan Regency. Kethek Ogleng art is the only art owned bythe Tokawi Village community. The existence of this art is now known in some circles and hasbeen managed well by Sukisno by establishing the Condro Wanoro Circle of Friends as a place topreserve and promote the art created by Sutiman. Ogleng Kethek art is based on values that existaround the community so the philosophy in question is the philosophy of Javanese society. Thisresearch was included in qualitative research. Data obtained by observation, interviews, andliterature studies. The data analysis uses was qualitative descriptive method. The results showedthat the Kethek Ogleng art movement contained a philosophy related to the life of the Javanesepeople. This philosophical matter concerns humans as individuals and socially. Individually, thephilosophical aspect teaches the nature of human beings, the procedures for human activities inlife, and teaches the life of frugality as the Javanese principle. The social dimension emphasizesthe importance of good and peaceful inter-human relations and avoids tension and conflict inorder to establish hormonal relationships as humans are ordered as thinking and cultured beingsand as one entity in art, Kethek Ogleng, philosophical, human, Javanese society Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 81BENTUK KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN IKLAN MEDIA LUAR RUANG DIKOTA PELAIHARIThe Form of a Language Error in the Writing of Outdoor Media Advertising in Pelaihari CityHestiyanaBalai Bahasa Kalimantan SelatanJalan Jenderal A. Yani Km 32, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatanhestiyana21 masuk 1 Juni 2018, disetujui 3 Juni 2018, revisi akhir 24 Juli 2018AbstrakPenulisan iklan media luar ruang di Kota Pelaihari masih ditemukan banyak kesalahan ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan medialuar ruang di Kota Pelaihari. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif denganmemfokuskan perhatian pada bahasa dan menggambarkan apa adanya suatu bahasa. Penelitianini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknikobservasi langsung pengamatan, teknik catat, dokumentasi, dan sampling bertujuan. Hasilpenelitian menunjukkan bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklan media luar ruang diKota Pelaihari masih banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidahbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan iklanmedia luar ruang di Kota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan, yang mencakup a pemakaian hurufkapital, b penulisan kata, yakni penulisan kata depan dan penulisan singkatan dan akronim,serta c pemakaian tanda baca, yakni tanda baca titik dan tanda baca koma; 2 pilihan kata ataudiksi; dan 3 unsur serapan dari bahasa kunci kesalahan berbahasa, penulisan, media luar ruangAbstractMany language errors are still found in the writing of outdoor media advertising in Pelaihari research aims to describe the form of language errors on the writing of outdoor mediaadvertising in Pelaihari City. The approach used in this research is an objective approach byfocusing attention on the language itself and describing what a language is. This research useddescriptive qualitative method. Data collection was done by direct observation technique, recordtechnique, documentation, and purposive sampling. The results showed a lot of form of languageerrors on the writing of outdoor media advertising in Pelaihari City that is not in accordance withthe rules of the Indonesian language. Forms of language error in the writing of outdoor mediaadvertisements in Pelaihari City, as follows 1 spelling, which includes a the usage of capitalletters, b word writing, which are front-end writing and abbreviation and acronyms writing, andc the usage of punctuation, which is Comma punctuation and period punctuation; 2 choice ofwords or diction; and 3 the absorption element of a foreign language error, writing, outdoor media1. PENDAHULUANBahasa senantiasa hadir di tengah-tengahmasyarakat sebagai alat komunikasi yangmemegang peranan penting. Meskipunbegitu, bahasa tidak hanya dipahami sebagaialat komunikasi saja, tetapi juga menjadi alatberpikir dan berekspresi. Hal ini seperti yangdikemukakan Sugono 2009 21 bahwabahasa itu bersistem dan bukan sekadarberkomunikasi, sehingga dalam berbahasaperlu menaati kaidah atau aturan bahasayang dapat digunakan di semuatempat, termasuk media luar ruang. Medialuar ruang adalah sarana komunikasi yangmenggunakan alat tertentu yang diletakkandi luar ruang atau di luar gedung. Media luarruang merupakan satu di antara media yangada yang digunakan sebagai saranakomunikasi untuk menyampaikan suatuinformasi Badan Pengembangan danPembinaan Bahasa, 20169.Media luar ruang biasanya dimanfaatkanuntuk pemasangan iklan. Tentunya,pemasangan iklan menggunakan bahasayang lebih persuasif, seperti yang seringditemukan pada papan nama pertokoan, Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 82baliho, atau spanduk. Dalam iklan di medialuar ruang tersebut, pemasang iklanmenggunakan bahasa yang persuasif untukmenarik minat konsumen terhadap barangatau produk, serta jasa yang 200565 menyatakan bahwabahasa iklan memiliki fungsi persuasif yangbertujuan memengaruhi masyarakat agartertarik kepada produk yang bahasa yang digunakan dalamiklan memiliki ciri-ciri, sebagai berikut 1disunting sesuai dengan tujuannya, 2 kayadan menawan yang secara spesifikbermaksud menarik dan mendapatkanperhatian kita, 3 menuntut perhatian kitauntuk melengkapi iklan tersebut, dan 4bersifat sederhana O’Neill dalam Suwandi,2008108.Dalam penggunaan bahasa iklan seringditemukan penulisan yang tidak sesuaidengan kaidah-kaidah bahasa berbahasa yang terjadi di medialuar ruang, terutama pada penulisan iklan,harus dicermati dan penting untuk bahasa Indonesia yang baik danbenar menjadi tolok ukur kesalahanberbahasa. Kaidah penggunaan bahasaIndonesia yang baik dan benar antara lainterdapat dalam Pedoman Umum EjaanBahasa Indonesia PUEBI dan Kamus BesarBahasa Indonesia KBBI.Selain itu, penggunaan bahasa di ruangpublik telah diatur dalam Undang-UndangNomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa, dan Lambang Negara serta LaguKebangsaan. Pasal 36 sampai 38menjelaskan penggunaan bahasa Indonesiadi ruang publik. Pasal 36 menyatakan bahwabahasa Indonesia wajib digunakan dalamnama geografi di Indonesia serta untuk namabangunan atau gedung, jalan, apartemenatau permukiman, perkantoran, kompleksperdagangan, merek dagang, lembagausaha, lembaga pendidikan, organisasi yangdidirikan atau dimiliki oleh warga negaraIndonesia atau badan hukum 37 menekankan bahasa Indonesiawajib digunakan dalam informasi tentangproduk barang atau jasa produksi dalamnegeri atau luar negeri yang beredar diIndonesia. Pasal 38 mengungkap bahwabahasa Indonesia wajib digunakan dalamrambu umum, penunjuk jalan, fasilitasumum, spanduk, dan alat informasi lain yangmerupakan pelayanan umum. Kemudian,pada bagian akhir masing-masing pasaltersebut dijelaskan bahwa bahasa daerahdan bahasa asing boleh dipergunakansebagai bahasa iklan dipengaruhi olehpenggunaan bahasa daerah atau bahasa pada media luar ruangdi daerah, baik kota besar maupun kecil,masih banyak yang mengutamakan bahasaasing. Penulisan bahasa asing atau bahasadaerah yang terdapat pada media luar ruangmisalnya baliho atau poster, tanpadidampingi bahasa Indonesia dapatmenimbulkan salah pemahaman pembacaBadan Pengembangan dan PembinaanBahasa, 201624.Adanya penggunaaan bahasa yang telahdipengaruhi bahasa daerah dan asingtersebut dapat memengaruhi pola pikirmasyarakat terhadap penggunaan bahasayang tepat. Kondisi inilah yang menjadifaktor utama terjadinya kesalahanberbahasa. Penelitian ini penting dilakukankarena masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan iklan yang tidaksesuai dengan kaidah baku bahasa Indonesiadi media luar ruang, terutama di yang relevan dengan penelitianini, yaitu penelitian yang berjudul BahasaIndonesia dalam Informasi dan Iklan diRuang Publik Kota Pangkalpinang yangdilakukan oleh Solikhan 2013; penelitianyang dilakukan Afsari 2017 yang berjudulKarakteristik Penggunaan Bahasa dalamIklan Ponsel di Kota Bandung; dan penelitianyang dilakukan Sari, dkk 2018 dengan judulAnalisis Penggunaan Bahasa pada Media LuarRuang di Kota Singkawang yang dilakukanSari, dkk 2018.Dari hasil penelitian Solikhan 2013,kesalahan pemakaian paling banyak terjadipada bidang ejaan, bentuk dan pilihan kata,kalimat, dan penggunaan bahasa asing danbahasa daerah yang tidak mengikuti kesalahan itu adalah sikapterhadap bahasa Indonesia masih belummemenuhi harapan. Kemudian, hasilpenelitian Afsari 2017 menunjukkan bahwabentuk dan fungsi bahasa yang digunakandalam iklan ponsel di Kota Bandung berupapenulisan huruf kapital secara keseluruhandan penulisan huruf kapital pada awal iklan ponsel memiliki fungsi informatifdan konatif persuasif. Selanjutnya, hasil Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 83yang ditemukan dalam penelitian Sari, dkk2018 bahwa penggunaan bahasa di KotaSingkawang berdasarkan variabel fisik,variabel bahasa, dan variabel hukum yang paling mendasar dalampenelitian ini dengan penelitian sebelumnyaterletak pada daerah dan masalah Kota Pelaihari sebagai objekpenelitian karena Kota Pelaihari merupakansalah satu tempat tujuan wisata diKalimantan Selatan, baik wisatawan domestikmaupun mancanegara. Tentunya, disepanjang jalan Kota Pelaihari banyakditemui iklan-iklan yang dipasang untukmenarik minat masyarakat terhadapinformasi dan produk yang samping itu, iklan yang dipasang dimedia luar ruang di Kota Pelaihari terindikasibanyak ditemukan kesalahan-kesalahanberbahasa, seperti pada penulisan di papannama, baliho, ataupun spanduk. Atas dasaritulah, perlu dilakukan penelitian mengenaiberbagai kesalahan penulisan yang tidaksesuai dengan kaidah baku bahasa Indonesiayang baik dan benar pada media luar ruangtersebut. Dipilihnya media luar ruang dalampenelitian ini karena mudah diakses semualapisan masyarakat serta untuk memudahkandalam pengumpulan uraian terdahulu, masalahdalam penelitian ini adalah bagaimanakahbentuk kesalahan berbahasa pada penulisaniklan media luar ruang di Kota Pelaihari?Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikanbentuk kesalahan berbahasa pada penulisaniklan media luar ruang di Kota Pelaihari. Hasilpenelitian ini diharapkan mampumemberikan kontribusi kepada pemasangiklan tentang penggunaan bahasa yang tepatserta menumbuhkan sikap berbahasa yangpositif kepada ini akan menganalisis bentukkesalahan berbahasa. Chrystal dalamPateda, 2000 32 mengemukakan bahwaanalisis kesalahan adalah suatu teknik untukmengidentifikasikan, mengklasifikasikan, danmenginterpretasikan secara sistematiskesalahan-kesalahan. Jadi, analisis kesalahanberbahasa merupakan teknikmengidentifikasi, mengklasifikasi, danmenginterpretasi secara sistematis bentuk-bentuk kesalahan berbahasa adalah suatu proseskerja yang digunakan oleh para penelitibahasa dengan langkah-langkahpengumpulan data, pengidentifikasiankesalahan yang terdapat di dalam data,penjelasan kesalahan tersebut,pengklasifikasian kesalahan tersebutberdasarkan penyebabnya, sertapengevaluasian taraf keseriusan kesalahanitu Tarigan, 201168. Dalam hal ini, proseskerja yang dilakukan peneliti merupakanlangkah-langkah dalam mengidentifikasi,mengklasifikasi, dan mengevaluasi bentuk-bentuk kesalahan kesalahan merupakan prosedurkerja dalam menelaah kesalahan berbahasayang meliputi mengenali data kesalahan,mengelompokkan jenis-jenis kesalahan,selanjutnya menjelaskan serta menemukanpola kesalahan berdasarkan sumber-sumbertersebut Iswatiningsih, 2003 1. Kemudian,Corder dalam Pateda, 200032membedakan pengertian antara kesalahanerror dengan kekeliruan mistakes.Kesalahan mengacu pada pemahamankompetensi, sedangkan kekeliruanmengacu pada penampilan performansi.Pendapat yang sama disampaikan Purwadi20003 bahwa kesalahan terjadi karenafaktor kompetensi pemakai Tarigan dalam Setyawati,201019 mengklasifikasikan kesalahanberbahasa berdasarkan, yaitu 1 tataranlinguistik, kesalahan berbahasa di bidangfonologi; 2 kegiatan berbahasa atauketerampilan berbahasa, kesalahan dalammenyimak, berbicara, membaca, danmenulis; 3 sarana atau jenis bahasa yangdigunakan, berwujud kesalahan berbahasasecara lisan dan secara tertulis; 4 penyebabkesalahan, seperti kesalahan berbahasakarena pengajaran dan interferensi; dan 5frekuensi, seperti kesalahan berbahasa yangpaling sering, sedang, kurang, dan demikian, kesalahan berbahasamerupakan penggunaan bahasa, baik lisanmaupun tertulis yang tidak sesuai dengankaidah-kaidah tata bahasa Indonesia yangsudah ditentukan. Kesalahan-kesalahanberbahasa dapat terjadi dalam tataranfonologi, keterampilan berbahasa, jenisbahasa yang digunakan, pengajaran daninterferensi, serta bentuk-bentuk kesalahanberbahasa yang paling banyak ditemukanberupa kesalahan yang mencakup ejaan,pilihan kata atau diksi, dan pengaruh dari Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 84bahasa asing. Ejaan diibaratkan rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiappengemudi. Jika pengemudi mematuhirambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintasyang tertib, teratur, dan tidak itulah bentuk hubungan antarapemakai bahasa dengan ejaan Finoza,201313.Setyawati 2010155 menjelaskan bahwaejaan tidak hanya berkaitan dengan caramengeja suatu kata, tetapi yang lebih utamaberkaitan dengan cara mengatur penulisanhuruf menjadi satuan yang lebih besar,misalnya penggunaan tanda baca padasatuan-satuan huruf, kata, kelompok kata,atau kata diksi merupakan ketepatandalam pilihan kata. Keraf 200624memberikan kesimpulan mengenai pilihan kata atau diksi mencakuppengertian kata-kata mana yang dipakaiuntuk menyampaikan suatu gagasan,bagaimana membentuk pengelompokankata-kata yang tepat atau menggunakanungkapan-ungkapan yang tepat, dan gayamana yang paling baik digunakan dalamsuatu pilihan kata atau diksi adalahkemampuan membedakan secara tepatnuansa-nuansa makna dari gagasan yangingin disampaikan, dan kemampuan untukmenemukan bentuk yang sesuai cocokdengan situasi dan nilai rasa yang dimilikikelompok masyarakat pendengar. Ketiga,pilihan kata yang tepat dan sesuai hanyadimungkinkan oleh penguasaan sejumlahbesar kosakata atau perbendaharaan katabahasa 200688 menjelaskan yang harusdiperhatikan setiap orang agar bisa mencapaiketepatan pilihan kata, antara lain 1membedakan secara cermat denotasi dankonotasi, 2 membedakan dengan cermatkata-kata yang hampir bersinonim, 3membedakan kata-kata yang mirip dalamejaannya, 4 hindarilah kata-kata ciptaansendiri, 5 waspadalah terhadappenggunaan akhiran asing, 6 kata kerjayang menggunakan kata depan harusdigunakan secara idiomatis, 7 untukmenjamin ketepatan diksi, penulis ataupembicara harus membedakan kata umumdan kata khusus, 8 mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yangkhusus, 9 memperhatikan perubahanmakna yang terjadi pada kata-kata yangsudah dikenal, 10 memperhatikankelangsungan pilihan 2013137 menyatakan pilihankata atau diksi pada dasarnya adalah hasilupaya memilih kata tertentu untuk dipakaidalam kalimat, alinea, serta Widjono 2012128menjelaskan fungsi diksi, yaitu 1melambangkan gagasan yang diekspresikansecara verbal; 2 membentuk gaya ekspresigagasan yang tepat sangat resmi, resmi,dan tidak resmi sehingga menyenangkanpendengar atau pembaca; 3 menciptakankomunikasi yang baik dan benar; 4menciptakan suasana yang tepat; 5mencegah perbedaan penafsiran; 6mencegah salah pemahaman; dan 7mengefektifkan pencapaian kesalahan berbahasa juga dapatdilihat dari penulisan unsur taraf integrasinya, unsurpinjaman dalam bahasa Indonesia dapatdiklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama,unsur pinjaman yang belum sepenuhnyaterserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasaIndonesia, tetapi pengucapannya masihmenggunakan cara asing. Kedua, unsurpinjaman yang pengucapan dan penulisandisesuaikan dengan kaidah bahasa IndonesiaWaridah, 200816.Selanjutnya, penyerapan kata dari bahasaasing dapat dilakukan melalui, antara lain1 adopsi, yakni kata dari bahasa asinglangsung diserap ke dalam bahasa Indonesiakarena telah sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia, misalnya jenazah bahasa Arab,biodata bahasa Inggris; 2 adaptasi, yaknibahasa Indonesia menyerap dari bahasaasing melalui penyesuaian fonem, misalnyaakademis dari academisch; dan 3 kreasi,yakni bahasa Indonesia menyerap kosakatabahasa asing hanya konsepnya, bukankemiripan bentuk luarnya atau maknaharfiahnya, misalnya buku petunjukperiklanan sebagai padanan dari advertisingdirectory Rosidi, dalam Afifah dan Nikmah,201723.2. METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah deskriptif dalam Muhammad, 201630menyatakan bahwa penelitian kualitatif Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 85sebagai berikut “refers to the meaning,concepts, definitions, characteristics,metaphors, symbols, and descriptions ofthings. Menurut definisi ini, penelitiankualitatif ditekankan pada deskripsi objekyang dalam penelitian kualitatif diungkapoleh kata-kata, frase, klausa, kalimat, dangambar-gambar seperti yang disampaikanBryman dalam Silalahi, 200980. Hal inisenada dengan Moleong 201318 yangmenyatakan bahwa penelitian deskriptifmemiliki variabel data berupa kalimat danpenggunaan beberapa data yangmenggunakan angka hanyalah sebagai alatmempermudah pengumpulan dan data dilakukan denganteknik observasi langsung pengamatan,teknik catat, dokumentasi, dan tekniksampling bertujuan. Observasi langsungpengamatan dilakukan denganmengumpulkan data di Kota Pelaihari yangterindikasi munculnya bentuk-bentukkesalahan. Kemudian, teknik catat sepertiyang dikemukakan Mahsun 201393 adalahteknik teknik yang digunakan dalampenelitian ini adalah teknik 200882 menyatakan bahwateknik dokumentasi merupakan teknikmengumpulkan data berupa tulisan, gambar,atau karya-karya monumental dariseseorang. Dalam hal ini, teknik dokumentasidigunakan untuk mengambil data berupafoto-foto atau gambar yang terindikasiterdapatnya kesalahan penggunaan dalam penelitian ini berupa foto ataugambar iklan media luar ruang yang terdapatdi Kota Pelaihari. Dalam penentuan datadigunakan teknik sampling bertujuan, yaitusampel data dikumpulkan denganmempertimbangkan kriteria-kriteria tertentuyang sesuai dengan tujuan penelitianSutopo, 2006 64.Analisis dalam penelitian ini jugamenggunakan pendekatan objektif sepertiyang dikemukakan Arikunto dalam Firman,dkk, 200816 bahwa analisis memfokuskanperhatian pada bahasa itu sendiri danmenggambarkan apa adanya suatu dalam Tarigan, 201168mengemukakan bahwa langkah kerja analisiskesalahan berbahasa adalah mengumpulkandata, mengidentifikasi data, menjelaskankesalahan, dan dalam menganalisis datamenggunakan tahapan analisis yangdikemukakan Spradley dalam Hendrastuti,201533, antara lain 1 analisis domainyang terkait pemilahan yang masuk kriteriasebagai data dan yang bukan data; 2analisis taksonomi yang berkaitan denganpengklasifikasian data berdasarkan kategoritertentu; 3 analisis komponensial untukmengetahui dampak dari penggunaanbahasa terhadap penyimpangan berbahasa;dan 4 analisis tema budaya yang bertujuanuntuk mengetahui gambaran umum jenisdata, sumber data, dan lokasi penelitiandapat memengaruhi hasil HASIL DAN PEMBAHASANBerikut akan dianalisis hasil temuan bentukkesalahan berbahasa pada penulisan iklanmedia luar ruang di Kota 1Pada gambar di atas terdapat penulisanyang salah, yakni Jl. A. Yani Km, 3,5Pabahanan Pelaihari. Kata jalanseharusnya disingkat Jln. bukan Jl. danalangkah baiknya penulisan kata jalantersebut jangan disingkat karena merupakansatu kata. Dalam KBBI 20131636ketentuan penulisan singkatan dan akronimkata jalan adalah jln. Kemudian, tanda titikdiletakkan di akhir huruf karena sesuaiketentuan dalam PUEBI bahwa singkatanyang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikutidengan tanda titik. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 86Kemudian, penulisan singkatan kilometerpada gambar di atas diberi tanda tidak semua singkatan diletakkantanda titik. Dalam PUEBI, penulisansingkatan-singkatan yang menunjukkanlambang kimia, satuan ukuran, takaran,timbangan, dan mata uang tidak perlu diberitanda titik. Dengan demikian, penulisan yangbenar pada gambar di atas adalah Jln. Km 3,5 Pabahanan Pelaihari atau Yani Km 3,5 Pabahanan 2Pada gambar di atas penulisan yang salahterdapat pada penulisan singkatan danpenggunaan huruf kapital, yakni Jl. A. YaniKM. 5 Pelaihari. Sugiarto 201329menyatakan bahwa singkatan ialah bentuksingkat yang terdiri atas satu huruf ataulebih. Dalam penulisan singkatan berlakuketentuan-ketentuan, yaitu singkatan katayang berupa gabungan huruf diikuti dengantanda titik. Dengan demikian, penulisansingkatan jalan yang benar adalah Jln. ataulebih baik lagi kata jalan tidak penulisan singkatan kilometertidak perlu diberi tanda titik karenamenunjukkan satuan ukuran. Pada gambartersebut juga terdapat ketidakkonsistenanpenulisan huruf kapital, yakni pada singkatanKM. Pada gambar tersebut, dapat dilihatbahwa singkatan meter menggunakan hurufkapital seharusnya ditulis dengan huruf demikian, penulisan yang benaradalah Jln. A. Yani Km 5 Pelaihariatau JalanA. Yani Km 5 3Pada gambar di atas kesalahan berbahasaterdapat pada penulisan ALAMAT JL. RT 1 RW 1 TANAH MERAH GG. IKHLASPELAIHARI. Seperti pada data 1 dan 2, untukpenulisan singkatan kata jalan yang benaradalah JLN. dan bukan JL. atau lebih baiklagi kata jalan tidak disingkat. Selainkesalahan penulisan singkatan kata jalan,pada data 3 juga ditemukan penulisansingkatan RT dan RW yang tidak diberi tandatitik. Tanda titik diletakkan di akhir hurufkarena sesuai ketentuan bahwa singkatankata yang berupa gabungan huruf diikutitanda pada gambar iklan tersebuttanda koma tidak digunakan untuk rincianalamat. Padahal, dalam PUEBI dijelaskanbahwa tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian ataupembilangan. Dengan demikian, penulisanyang benar adalah ALAMAT JLN. A. YANIRT. 1 RW. 1 TANAH MERAH GG. IKHLAS,PELAIHARI atauALAMAT JALAN. A. YANIRT. 1 RW. 1 TANAH MERAH GG. IKHLAS, 4Pada data 4 di atas, kesalahan berbahasatampak dalam penulisan kalimat BUKA SELESAI. Kesalahan pada datatersebut terdapat pada pilihan kata KBBI 2013561, jam bermakna 1 Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 87alat untuk mengukur waktu seperti arloji,lonceng dinding; 2 waktu yang lamanya1/24 hari dari sehari semalam samadengan 60 menit atau detik. DalamKBBI 20131113 pukul merupakan saatyang menyatakan waktu. Pada data 4tersebut, pilihan menggunakan kata jamuntuk menandakan dimulainya jam pilihan kata yang tepat untukmenandaikan dimulainya waktu adalah setelah keterangan seharusnya diberi penanda waktu,misalnya Wita, yakni singkatan dari WaktuIndonesia Tengah. Meskipun bahasa iklanbiasanya bersifat kalimat yang singkat danpadat, alangkah baiknya menambahkanketerangan penanda waktu, seperti Wita,agar lebih jelas. Selanjutnya, pada data diatas juga terdapat kesalahan yang lain, yaknitanda titik tidak diberikan setelah Dalam PUEBI, disebutkan bahwasingkatan yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti oleh tanda titik. Dengandemikian, penulisan yang benar pada data diatas adalah BUKA PUKUL WITA 5Pada data 5 di atas, tampak penulisanyang salah, yakni KOS-KOSAN, singkatan MULIA dan singkatan Jl. sertapenulisan huruf kapital yang tidak konsistenpada singkatan nomor. Dalam KBBI, tidakditemui kata kos, yang ada kata indekosartinya tinggal di rumah orang lain denganatau tanpa makan dengan membayar setiapbulan; memondok 2013531. Dengandemikian, bentuk yang baku dari kos penulisan singkatan PTseharusnya tidak diberi tanda titik. DalamPUEBI dijelaskan bahwa singkatan yangterdiri atas huruf awal setiap kata yangbukan nama diri ditulis dengan huruf kapitaltanpa tanda titik. Kata-kata yang disingkatberkenaan dengan lembaga pemerintahan,nama badan internasional, nama dokumenkenegaraan, dan lain-lain maka ditulisdengan huruf besar dan di belakang tiaphuruf tidak diberi tanda data 5 juga ditemukan penulisankata jalan yang disingkat Jl. Penulisansingkatan kata jalan yang benar adalah bukan Jl. atau lebih baik lagi kata jalantidak disingkat. Ketidakkonsistenan penulisanhuruf juga terdapat pada data di atas, yaknipenulisan singkatan nomor. Seharusnya,penulisan singkatan NO. huruf keduanyaditulis dengan huruf kecil, yakni No. Dengandemikian, penulisan yang benar pada data 5di atas adalah indekos, PT DUTA MULIA, Jalan, dan 6Pada data 6 di atas, kesalahan penulisanditemukan dalam kalimat “PILIHAN MASAKINI? YA BATA AXEL RINGAN, KUAT DANHEMAT!”. Kesalahan tersebut terjadi karenatidak ada tanda koma setelah kata kuat atautanda koma sebelum kata dan. Padahal,dalam PUEBI dijelaskan bahwa tanda komadipakai di antara unsur-unsur dalam suatuperincian atau pembilangan. Dengandemikian, penulisan yang benar adalah“PILIHAN MASA KINI? YA BATA AXELRINGAN, KUAT, DAN HEMAT!”. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 88Data 7Pada data 7 di atas, kesalahan ditemukandalam penulisan kata depan, yakni HANYAADA DISINI. Kesalahan penulisan kata depantersebut disebabkan kata depan seringdirancukan dengan awalan sehinggapenulisannya digabung dengan kata yangmengikutinya, seperti penulisan DISINI. Katadepan di menyatakan tempat, berada dandigunakan sebelum kata benda yangmenyatakan tempat. Kaidah penulisan katadepan di harus dipisah dengan kata yangmengikutinya. Dalam PUEBI, dijelaskanbahwa kata depan, seperti di, ke, dan dari,ditulis terpisah dari kata yang mengikutinyasehingga penulisan kata depan yang benar,pada data 7 di atas, yakni HANYA ADA 8Pada data 8 di atas terdapat kesalahanpada pilihan kata FOTO COPY, PHOTO,COMPUTER, dan Service serta penulisanhuruf yang tidak konsisten. Data yangditemukan menunjukkan adanya kesalahanpenulisan yang berasal dari bahasa ejaan unsur serapan dilakukandengan kaidah sebagai berikut apabilaterdapat fonem konsonan /c/ di depan fonemvokal /o/ dan /u/, maka fonem konsonan /c/berubah menjadi /k/, seperti pada katacomputer yang disesuaikan penulisan pada data di atasberkaitan juga dengan ragam bahasa bakudan tidak baku. Ragam bahasa bakumerupakan ragam bahasa Indonesia yangmenjadi dasar atau standar penggunaanbahasa Indonesia yang tepat. Dalam KBBItidak ditemukan kata foto copy, photo,computer, dan service. Bentuk baku dari fotocopy adalah fotokopi, yakni hasil reproduksipenggandaan fotografis terhadap barangcetakan tulisan 2013 398.Photo bentuk bakunya adalah foto, dalamKBBI 2013 397, foto memiliki padanankata, yaitu 1 potret; 2 gambaran; bayangan;pantulan. Begitu juga dengan kata computeryang merupakan istilah dari bahasa asingsehingga termasuk dalam ragam bahasatidak baku. Dalam KBBI 2013721, katacomputer bentuk bakunya adalah komputer,yakni alat elektronik otomatis yang dapatmenghitung atau mengolah data secaracermat menurut instruksi, dan memberikanhasil pengolahan, serta dapat menjalankansistem multimedia film, musik, televisi,faksimile, dsb, biasanya terdiri atas unitpemasukan, unit pengeluaran, unitpenyimpanan, serta unit KBBI juga tidak ditemukan kataservice sehingga bentuk baku dari kataservice adalah servis. Dalam KBBI 20131292, servis mempunyai padanan katadengan pelayanan; layanan. Pada data 8juga terdapat penulisan huruf yang tidakkonsisten, yakni pada penulisan ServiceKomputer - Jual alat tulis – Laminating -Cetak Undangan. Seharusnya, pada awalkata alat tulis menggunakan huruf kapitaljuga seperti pada kata lainnya. Dengandemikian, penulisan yang benar adalahService Komputer - Jual Alat Tulis –Laminating - Cetak Undangan. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 89Data 9Pada data di atas terdapat penulisanragam bahasa tidak baku, yakni kata KBBI ditemukan kata laptop yangmengacu pada pengertian data di atas, yaknikomputer pribadi yang agak kecil, yangdapat dibawa-bawa dan dapat ditempatkandi pangkuan pengguna, terdiri atas satuperangkat yang mencakup papan tombol,layar tampilan, mikroprosesor, biasanyadilengkapi dengan baterai yang dapat diisiulang 2013790.Di samping itu, penulisan letop tersebutberkaitan dengan lafal bahasa lafal bahasa daerah ini tidakmenghambat pesan yang ingin disampaikanpemasang iklan, tetap saja lafal bahasadaerah jangan sampai terbawa ketikaberkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Padakata letop terjadi penghilangan fonem /p/dan penulisan tersebut termasuk tidak bakuserta tidak sesuai dengan kaidah penulisandalam KBBI. Dengan demikian, penulisankata letop yang baku adalah 10Pada data 10, terlihat kesalahan penulisanberupa serapan dari bahasa asing, yakniHanphone, Accesories, dan Kouta. DalamKBBI, istilah-istilah tersebut merujuk kepadamakna dari ponsel, aksesori, dan pemilihan kata dari bahasa asingtersebut digunakan pemasang iklan untukmenarik minat konsumen terhadap barangyang ditawarkan. Akan tetapi, penulisanistilah tersebut tidak sesuai dengan penulisankaidah baku bahasa Indonesia. Tentunya, halini akan berdampak buruk terhadappenggunaan bahasa Indonesia yang kepada KBBI, penulisan kataserapan Hanphone, yang benar adalahponsel yang memiliki padanan kata dengantelepon seluler KBBI, 20131093.Kemudian, penulisan Accesories yang benaradalah aksesori, artinya barang tambahan;alat ekstra; barang yang berfungsi sebagaipelengkap dan pemanis busana’ KBBI,201330. Selanjutnya, penulisan Kouta yangbenar adalah kuota memiliki padanan katadengan jatah; jumlah yang ditentukan KBBI,2013 759.Data 11Pada data 11 terdapat penulisan diksiatau pilihan kata yang tidak baku, yakniKOMPLEK. Dalam KBBI, tidak ditemukan katakomplek dan kata yang merujuk kompleksebagai perumahan adalah kata KBBI 2013720, kompleks artinyahimpunan kesatuan; kelompok’. Kemudian,kasus yang sering ditemukan padapenggunaan bahasa luar ruang adalahpenulisan singkatan kata jalan, yakni penulisan singkatan kata jalan iniseperti pada data 1, 2, 3, dan 5. Penulisansingkatan jalan yang benar pada data 11adalah Jln. karena sesuai dengan penulisansingkatan dan akronim dalam KBBI dan lebihbaik lagi kalau kata jalan penulisannya tidakdisingkat. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 90Data 12Data 12 di atas menunjukkan kesalahanpenulisan yang terdapat pada pilihan kataBerkwalitas. Dalam KBBI 2013744 hanyaditemukan kata kualitas yang artinya tingkatbaik buruknya sesuatu; kadar; derajat atautaraf kepandaian, kecakapan, dsb’. Dengandemikian, penulisan yang benar 13Pada data di atas, ditemukan pilihan kataatau diksi yang tidak baku, yakniVERTICAL,SEPRAY, MUSHALLA. Kata-kata tersebutmerupakan serapan dari bahasa yang benar kata vertical adalahvertikal, sebagaimana dijelaskan dalam KBBI20131547 vertikal artinya tegak lurus daribawah ke atas atau kebalikannya,membentuk garis tegak lurus bersudut 90ºdengan permukaan bumi, garis horizontal,atau bidang datar’.Begitu juga dengan pilihan kata yangdigunakan pemasang iklan, yakni ketentuan yang terdapat dalam KBBI20131280, penulisan yang benar adalahseprai yang bermakna kain alas tempattidur, ditempatkan di atas kasur tempattidur, dipan’. Kemudian, penulisan kataMUSHALLA pada data 13 di atas salah danyang benar penulisannya, yakni dijelaskan dalam KBBI2013942, kata musala artinya 1 tempatsalat; langgar; surau; 2 tikar salat; sajadah’.Dengan demikian, penulisan yang benarpada data 13 di atas adalahVERTIKAL, SEPRAI, SimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dapatdisimpulkan bahwa dalam penulisan iklanmedia luar ruang di Kota Pelaihari ditemukanbentuk-bentuk kesalahan bentuk-bentuk kesalahan berbahasapada penulisan iklan media luar ruang diKota Pelaihari, sebagai berikut 1 ejaan,yang mencakup a pemakaian huruf kapital,b penulisan kata, yakni penulisan katadepan dan penulisan singkatan dan akronim,serta c pemakaian tanda baca, yakni tandabaca titik dan tanda baca koma; 2 pilihankata atau diksi; dan 3 unsur serapan daribahasa SaranDari hasil penelitian ini, disarankan untukmelakukan penelitian lanjutan yangmembahas penggunaan bahasa dari fokuskajian yang berbeda, seperti aspek tataransintaksis maupun semantik yang terdapatpada media luar PUSTAKAAfifah, Nur dan Nikmah. 2017. “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Media Luar Ruangdi Wilayah Kota Medan,” Jurnal Linguistik, Vol. 2, No. 1, hlm. 14— A. S. 2017. “Karakteristik Penggunaan Bahasa dalam Iklan Ponsel di Kota Bandung,”Jurnal Sirok Bastra, Vol. 5, No. 2, hlm. 141—151. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 91Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta LaguKebangsaan. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Pemantauan PenggunaanBahasa di Media Luar Ruang. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Lamudin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta Diksi Insan dkk. 2008. Pemakaian Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Sulawesi Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Retno. 2015. “Variasi Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota Surakarta,”Jurnal Kandai, Vol. 11, No. 2, hlm. 29— Daroe. 2003. Pola Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Berbagai Informasi Tulisdi Lingkungan Umum. ITB Central Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta Gramedia Pustaka 2013. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. JakartaRajaGrafindo L. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja 2016. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta Ar-Ruzz 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Tiara Mansoer. 2000. Analisis Kesalahan. Flores Nusa 2000. Materi Buku Ajar Analisis Kesalahan Berbahasa. FKIP Universitas Sebelas dkk. 2018. “Analisis Penggunaan Bahasa pada Media Luar Ruang di Kota Singkawang,”Artikel Penelitian. Pontianak Universitas Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta Yuma Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung Refika Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik KotaPangkalpinang, ”Jurnal Sirok Bastra, Vol. 1,No. 2, hlm. J. P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta Tiara Eko. 2013. Master EYD Edisi Baru. Yogyakarta Suaka 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta Gramedia H. B. 2006. Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Universitas Sebelas Maret. Hestiyana Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Media Luar Ruang di Kota PelaihariSIROK BASTRA, Vol. 6 No. 1, Juni 2018 81—92 92Suwandi, Sarwiji. 2008. “Penggunaan Bahasa dalam Iklan Layanan Masyarakat,” dalamSebalinguistik Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa. Solo Sebelas Maret University Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa IndonesiaPUEBI. Badan Pengembangan dan diunduhtanggal 2 Mei Penyusun KBBI.2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Badan Pengembangan Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta Kawan 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta Kompas Gramedia. Ferdian AchsaniBerita merupakan salah satu laporan peristiwa yang bersifat faktual dan akurat sehingga dalam menulis berita perlu memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Namun, hal tersebut belum tecermin dalam media berita online Sorot Sukoharjo. Masih ditemukan beberapa kesalahan berbahasa dalam penulisan berita di media online tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa pada penulisan media berita online Sorot Sukoharjo. Penelitian ini termasuk dalam jenis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik baca dan catat, yaitu peneliti membaca berita-berita di media daring Sorot Sukoharjo edisi Mei 2019. Kemudian, peneliti mencatat kesalahan berbahasa yang ditemukan pada penulisan berita yang diunggah. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan berbahasa dalam penulisan berita di media Sorot Sukoharjo meliputi tataran sintaksis 13 data, tataran ejaan 25 data, dan kesalahan tataran fonologi 15 data. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan merupakan kesalahan berbahasa yang paling dominan dalam penulisan berita di media online Sorot is one of the factual and accurate reports, therefore it is necessary to use a good and correct language rules in writing news. However, this has not been reflected in some online news media. Several language errors in writing news still found in the online media. This study aims to analyze language errors in writing online news media, precisely in Sorot Sukoharjo. This research is classified as a qualitative descriptive type. Data collection was carried out using reading and note-taking techniques. Furthermore, the researcher reading the news in the May 2019 edition of Sorot Sukoharjo online media then recording the language errors found in the uploaded news. Based on the research results, it can be concluded that the language errors in the Sorot Sukoharjo media include syntactic level of 13 data, spelling level of 25 data, and phonological level error of 15 data. Therefore, it can be concluded that spelling are the most dominant language errors in writing news on the Sorot Sukoharjo online SakilaSalah satu materi pembelajaran yang diamanatkan pada kurikulum 2013 di kelas VII adalah tentang teks cerita imajinasi. Tujuan penulisan ini agar pembaca mendapatkan gambaran tentang bagaimana langkah-langkah model discovery learning diterapkan dalam proses pembelajaran pada materi teks cerita imajinasi. Metode penulisan pada tinjauan ilmiah ini menggunakan metode deskriptif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Rumusan masalah yang terdapat pada tulisan ini adalah bagaimana langkah-langkah penerapan model discovery learning dalam pembelajaran pada materi teks cerita imajinasi. Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis HOTS yang dilakukan oleh pendidik, maka pembelajaran akan menjadi lebih efektif karena peserta didik dihadapkan pada suatu permasalahan dan akan dilatih untuk mampu memecahkan masalah tersebut. Untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih baik tentunya diperlukan strategi dan teknik yang tepat. Salah satu teknik yang digunakan adalah model discovery learning dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan oleh pendidik dengan model pembelajaran yang sesuai dan tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil serta motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan langkah-langkah model discovery learning secara tepat peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran teks cerita SolikhanPemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam informasi dan iklan, di tempat umum di wilayah Pangkalpinang belum menggambarkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan pemakaian paling banyak terjadi pada bidang ejaan, disusul kesalahan-kesalahan lain seperti pada bentuk dan pilihan kata, kalimat, dan penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah yang tidak mengikuti aturan. Penyebab kesalahan itu sendiri adalah sikap terhadap bahasa Indonesia masih belum memenuhi harapan. Padahal, sebagai bangsa yang berbudaya dan menjunjung persatuan bangsa Indonesia, sikap positif terhadap bahasa Indonesia senantiasa harus Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu KebangsaanBadan Pengembangan Dan PembinaanBahasaBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pemantauan Penggunaan Bahasa di Media Luar RuangBadan Pengembangan Dan PembinaanBahasaBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Pemantauan Penggunaan Bahasa di Media Luar Ruang. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Bahasa IndonesiaLamudin FinozaFinoza, Lamudin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta Diksi Insan Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota SurakartaRetno HendrastutiHendrastuti, Retno. 2015. "Variasi Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota Surakarta," Jurnal Kandai, Vol. 11, No. 2, hlm. KerafKeraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta Gramedia Pustaka Penelitian Bahasa Tahapan StrategiMahsunMahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta RajaGrafindo Penelitian KualitatifL J MoleongMoleong, L. J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Penelitian Bahasa. Yogyakarta Ar-Ruzz MediaMuhammadMuhammad. 2016. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta Ar-Ruzz Media.
Denganhormat, Berdasarkan iklan yang dimuat dalam Harian Umum Kompas tanggal 27 Mei 2007 tentang lowongan pekerjaan tenaga Direct Sales Exhibition, saya yang bertanda tangan di bawah ini: namaSaat berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, setiap orang pasti pernah mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi secara tidak sengaja khilaf, keliru, maupun memang tidak sesuai dengan tata bahasa ya2ng bersangkutan. Dampak yang dihasilkan dari kesalahan ini juga tentunya memiliki spektrum tertentu, dari kecil hingga cukup besar sehingga mengaburkan proses komunikasi. Proses komunikasi terhambat oleh kesalahan berbahasa dapat menyebabkan kesalahpahaman yang merugikan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Belum lagi jika dibiarkan terus-menerus, maka kesalahan berbahasa dapat menjadi kebiasaan dan merusak tata bahasa yang telah disusun sedemikian rupa untuk meningkatkan proses penuturannya. Hal ini juga berisiko menghasilkan kesalahan berbahasa yang sudah memfosil dan berujung pada penyempitan hingga kekaburan makna bahasa. Oleh sebab itu, para ahli bahasa melakukan berbagai upaya untuk menghindari permasalahan ini. Salah satu upaya tersebut adalah analisis kesalahan berbahasa. Mengapa? Karena untuk menyelesaikan permasalahan kesalahan berbahasa dengan tuntas, kita harus mengetahui betul kesalahan seperti apa yang terjadi, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menghindari atau mengoreksinya. Selain itu, analisis kesalahan berbahasa juga dapat menjadi salah satu pisau penelitian kuat yang memiliki potensi hebat untuk menghasilkan temuan-temuan penting dalam bidang kebahasaan maupun mengenai keterkaitannya dengan berbagai sudut pandang keilmuan lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai pemaparan teori, konsep, dan penerapan analisis kesalahan berbahasa, mulai dari pengertian hingga langkah-langkah analisisnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Analisis” merupakan kegiatan menyelidiki suatu kejadian atau peristiwa, seperti perbuatan, karangan, dan sebagainya, agar dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya, baik duduk perkaranya, sebab-musabab, dan sebagainya. Artinya, dalam analisis kesalahan berbahasa kita akan menyelidiki suatu kesalahan berbahasa yang terjadi untuk mengetahui keadaan, duduk perkara, dan berbagai aspek lain yang ada di dalamnya. Kesalahan berbahasa sendiri merupakan penyimpangan bahasa dari kaidah tata bahasa atau dari faktor-faktor cara berkomunikasi dan berbahasa lainnya yang telah ditentukan atau telah tertentukan dengan sendirinya. Sejauh ini, dapat dikatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah penyelidikan mengenai penyimpangan bahasa dari kaidah tata bahasa atau faktor-faktor kebahasaan lainnya untuk mengetahui keadaan, duduk perkara, penyebab, dan berbagai aspek lain yang ada di dalamnya. Sementara itu, menurut Tarigan 2021, hlm. 123 Analisis kesalahan berbahasa AKB adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdiri dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasian berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya. Artinya, prosedur ini akan merinci dengan seksama berbagai sampel kesalahan berbahasa dengan seksama untuk mengklasifikasikan dan mengevaluasi kesalahan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Setyawati 2017, hlm. 15 bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan tersebut, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur penyelidikan mengenai kesalahan berbahasa yang dilakukan dengan mengumpulkan sampel sampel kesalahan, identifikasi kesalahan, pendeskripsian kesalahan, hingga pengelompokan keseriusan kesalahan-kesalahan tersebut agar dapat dievaluasi secara seksama. Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena beberapa alasan, mulai dari ketidaksengajaan karena performasi, kekeliruan yang bersifat acak karena kurangnya pemahaman konteks, hingga kesalahan murni yang melanggar kaidah dan tata bahasa. Corder 1974 membedakan kesalahan berbahasa menjadi tiga macam, jenis-jesni kesalahan berbahasa tersebut adalah sebagai berikut Lapses Penyimpangan Lapes atau penyimpangan adalah kesalahan berbahasa akibat penutur bahasa beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan kalimat selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk bahasa lisan, kesalahan ini disebut dengan “slip of the tongue” sedangkan untuk bahasa tulis, kesalahan ini disebut “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya. Error Kesalahan Error atau kesalahan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh penutur yang melanggar kaidah atau aturan tata bahasa yang telah ditetapkan breaches of code. Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki kaidah tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga hal tersebut berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah. Mistake KekeliruanMistake atau kekeliruan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua B2. Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar. Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa Sementara itu, Setyawati 2017, hlm. 11-12 membedakan antara kesalahan error dan kekeliruan mistake berbahasa. Kesalahan Berbahasa Dalam kaitannya dengan kesalahan berbahasa, kata salah diantonimkan dengan betul, artinya apa yang dilakukan tidak betul, tidak sesuai norma, tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum mengetahui norma atau kaidah yang berlaku. Kekeliruan Berbahasa Sedangkan kekeliruan berbahasa merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf menyebabkan sikap keliru dan kurang cermat dalam menggunakan norma atau kaidah yang ada. Selain itu, menurut Tarigan 2021 perbedaan antara kesalahan error dan kekeliruan mistake disajikan pada tabel berikut. No. Kategori Sudut Pandang Kesalahan Berbahasa Kekeliruan Berbahasa 1. Sumber Kompetensi Performasi 2. Sifat Sistematis, berlaku secara umum Acak, tidak sistematis, secara individual 3. Durasi Permanen Sementara/Temporer 4. Sistem Linguistik Sudah dikuasai Belum dikuasai 5. Produk Penyimpangan kaidah bahasa Penyimpangan kaidah bahasa 6. Solusi Dibantu oleh guru melalui latihan pengajaran remedial Diri sendiri siswa mawas diri, pemusatan perhatian Jenis Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan 2021, hlm. 145 terdapat empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa, yakni taksonomi kategori linguistik fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon; taksonomi siasat permukaan; taksonomi komparatif; dan taksonomi efek komunikatif. Taksonomi Kategori Linguistik Taksonomi kategori linguistik adalah kesalahan berbahasa yang berdasarkan pada butir linguistik. Artinya, kesalahan berbahasa pada taksonomi ini dapat dikategorikan menjadi kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi antara lain dapat terjadi pada fonem, diftong, kluster dan pemenggalan kata. Beberapa sumber kesalahan berbahasa dalam tataran tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/. Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/. Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/. Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/. Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat glotal. Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/. Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/. Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/. Fonem /u/ diucapkan/dituliskan menjadi /w/. Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/. Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/. Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/. Penghilangan fonem /k/. Penyimpangan pemenggalan kata. Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut. Salah penentuan bentuk asal. Fonem yang luluh tidak diluluhkan. Fonem yang tidak luluh diluluhkan. Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan nge-. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-. Penulisan morfem yang salah. Pengulangan yang salah. Penulisan kata majemuk serangkai. Pemajemukan berafiksasi. Pemajemukan dengan afiks dan sufiks. Perulangan kata majemuk. Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain adalah sebagai berikut. Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk. Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain Kalimat tidak efektif, Kalimat tidak normative, Kalimat tidak logis, Kalimat rancu, Kalimat ambigu, Kalimat pengaruh struktur bahasa asing. Kesalahan Berbahasa Tataran Leksikon Semantik Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain Akibat gejala hiperkorek. Akibat gejala pleonasme. Akibat bentukan ambiguitas. Akibat diksi pemilihan kata. Taksonomi Siasat Permukaan Dalam taksonomi siasat permukaan, terdapat empat pengklasifikasian kesalahan berbahasa, yakni sebagai berikut. Omission Penghilangan Yakni kesalahan yang ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang benar. Contohnya kami membeli makanan yang enak di warung malah menjadi kami membeli makanan enak di warung. Addition Penambahan Dalam kesalahan berbahasa ini, penutur menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frasa atau kalimat. Akibatnya, terjadi penyimpangan konstruksi frasa atau kalimat. Contohnya Para pemimpin-pemimpin negara itu seharusnya Para pemimpin negara itu. Misformation Kesalahbentukan Penutur membentuk suatu frasa atau kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frasa atau kalimat menyimpang dari kaidah bahasa. Contohnya Ibu sedang mensapu rumah seharusnya Ibu sedang menyapu rumah. Misordering Kesalahurutan Dalam kesalahan berbahasa ini, penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi farasa atau kalimat di luar kaidah bahasa itu. Akibatnya, frasa atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa. Contohnya aku tidak tahu apa itu seharusnya aku tidak tahu yang dimaksud dengan hal itu Tarigan, 2021, hlm. 133. Taksonomi Komparatif Taksonomi komparatif merupakan klasifikasi kesalahan berbahasa yang didasarkan pada perbandingan antara struktur-struktur kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. Salah satu kasus yang terjadi dalam kesalahan ini biasanya terjadi pada penggunaan bahasa Inggris pada orang yang bukan penutur aslinya termasuk orang Indonesia. Contohnya I not crying seharusnya I am not crying atau i’m not crying Taksonomi Efek Komunikatif Kesalahan pada taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca. Pusat perhatian tertuju pada pembedaan antara kesalahan-kesalahan yang seolah-olah menyebabkan salah komunikasi. Contohnya bahasa Indonesia banyak orang disenangi seharusnya bahasa Indonesia banyak disenangi orang-orang. Penyebab Kesalahan Berbahasa Menurut Setyawati 2017, hlm. 13-14 ada tiga kemungkinan seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain adalah sebagai berikut. Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau Bahasa pertama B1 terhadap bahasa kedua B2 yang sedang dipelajari si pembelajar siswa. Dengan kata lain sumber kesalahan terletak pada perbedaan sistem linguistik B1 dengan sistem linguistik B2. Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. Kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang dipelajari. Dengan kata lain, salah atau keliru menerapkan kaidah bahasa. Misalnya kesalahan generalisasi, aplikasi kaidah bahasa yang tidak sempurna, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah bahasa. Kesalahan seperti ini sering disebut dengan istilah kesalahan intrabahasa intralingual error. Kesalahan ini disebabkan oleh a penyamarataan berlebihan, b ketidaktahuan pembatasan kaidah, c penerapan kaidah yang tidak sempurna, dan d salah menghipotesiskan konsep. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini berkaitan dengan bahan yang diajarkan atau dilatihkan dan cara pelaksanaan pengajaran. Bahan pengajaran menyangkut masalah sumber, pemilihan, penyusunan, pengurutan, dan penekanan. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan teknik penyajian, langkah-langkah dan urutan penyajian, intensitas dan kesinambungan pengajaran, dan alat-alat bantu dalam pengajaran. Langkah-Langkah Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan dan Tarigan 2021, hlm. 63-64 langkah-langkah analisis kesalahan berbahasa adalahsebagai Mengumpulkan data yaitu proses mengumpulkan sampel kesalahan berbahasa yang dilakukan peserta didik, bisa berupa karangan, hasil ulangan, dan sebagainya. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan yaitu proses mengenali dan memilih kesalahan berbahasa pada sampel, dengan mengategorikan kesalahan-kesalahannya, contohnya kesalahan pelafalan, pengabungan kata, pembentukan kata, atau pun penyusunan kalimat. Mengurutkan kesalahan yaitu proses menyusun kesalahan, mulai dari penyebab kesalahannya, kemudian memberikan contoh yang benarnya. Menjelaskan kesalahan yaitu proses memberikan gambaran terkait letak kesalahan, kemudian menjelaskan penyebab kesalahannya, dan diakhiri dengan memberikan contoh yang benar. Memprakirakan atau memprediksi yaitu memperkirakan daerah kebahasaan yang tengah dipelajari, dan berpotensi memunculkan kesalahan berbahasa. Mengoreksi kesalahan yaitu membetulkan serta meminimalisir terjadinya kesalahan, dengan cara menyiapkan bahan yang tepat, buku yang baik sebagai pegangan, dan kesesuaian teknik pengajaran. Referensi Setyawati, Nanik. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta Yuma Pustaka. Tarigan dan Tarigan. 2021. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung Angkasa.
Begitujuga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi. Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi
Televisiberada di dalam lebih 98 persen rumah di Amerika serikat. Keunikan televisi adalah televisi tidak membutuhkan kemampuan membaca, sebagaimana media cetak. Televisi tidak seperti film, televisi pada dasarnya gratis (selain biaya yang dikeluarkan pertama kali untuk pesawat dan biaya iklan yang ditambahkan para produk-produk yang kita beli).
Faktaadalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap. televisi berbahasa Spanyol di Meksiko. Nilai penjurian yang digunakan sistem vote lock. Pesona Barat: Analisa Kritis-Historis tentang Kesadaran
Demikianpula halnya dengan iklan di bioskop. 1.4 Profesi Penulis Naskah Iklan (Copy Writer) Karena akarakarnya berada di luar perbatasan kesalahan yang semata-mata intelektual. ANALISIS SEMIOTIK. 1. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis) sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya terdapat beberapa
2 Penulisan unsur serapan dalam iklan yang di maksudkan dapat mewakili makna kata menjadi lebih jelas dan singkat. Penggunaan papan nama dan spanduk sebagai alat penyampaian pesan pada dasarnya sangat efektif untuk mendorong masyarakat luas mengetahui lebih tahu informasi yang ingin disampaikan. Sesuai dengan uraian pada latarDalamtelevisi tayangan berfungsi hiburan, mendidik, informasi, dan juga bisa mempengarui dalam diri seseorang. Televise menyiarkan dalam berbagai acara secara langsung dalam waktu bersamaan, pemirsa hanya bisa melihat/menerima tayangkan dalam telvisi misalnya iklan, music , berita, hiburan atau acara-acara yang lainnya .
.