Jawabanterverifikasi ahli 30041108 Saya termasuk orang yang beriman kepada Allah sehingga dalam hidup ini saya sudah pasti pernah mendapat ujian dari Allah. Hal ini karena tidak ada satupun orang yang beriman kepada Allah yang tidak mendapat ujian dari Allah. Bahkan nabi dan rasul utusan Allah juga mendapat ujian dari Allah. Pembahasan
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”Al- Qur’an telah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi teladan yang baik. Patut dicontoh dan ditiru sikap hidup serta perjuangannya. Perjalanan dan riwayat Nabi Muhammad SAW perlu dipelajari untuk dijadikan contoh teladan oleh umat manusia pada umumnya dan oleh kaum muslimin pada khususnya. Beliau telah memperlihatkan sikap dan tindakan berani dalam perjuagan mengembangkan dan mempertahankan agama, terutama dalam menghadapi saat-saat yang genting. Dengan penuh kesadaran beliau melalui peristiwa-peristiwa dan pengalaman pahit dengan tiada mengenal mundur atau berhenti separuh jalan. Semoga lantunan shalawat selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad dengan sikap hidup dan akhlak Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan beliau, ketika ditanyakan kepada Aisyah istri Nabi, dijawabnya dengan singkat dan tepat, bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an, segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan dalam Al-Qur’an berkenaan pada diri dibandingkan dengan umat muslim sekarang, khususnya di Negara kita Indonesia, akhlak merupakan hal yang paling minim yang dimiliki oleh umat Islam. Lihat saja, begitu banyak orang Islam yang ber-KTP Islam, namun pada kenyataannya ia adalah perampok, pencuri, NAPI, koruptor, dan sejenisnya. Di sisi lain, Al-Qur’an terkadang menjadi kitab suci yang tersimpan rapi di dalam lemari, hampir tak tersentuh sama sekali. Lalu, apakah yang menyebabkan umat Islam di zaman sekarang seperti itu? Apakah cerita-cerita dan kejadian masa lalu Nabi Muhammad SAW tidak teramalkan di zaman sekarang? Atau malah metode-metode pendidikan keteladanan yang salah atau tidak tepat?Baiklah. akan bahas tuntas bacaan Surah Al-Ahzab ayat 21 latin beserta terjemahan dan tafsirnya. Silakan disimakBacaan Surah Al-Ahzab Ayat 21 Latin Beserta TerjemahannyaBerikut bacaan Surah Al-Ahzab ayat 21 latin beserta terjemahannya. Silakan dicermati dengan seksama untuk kemudian dihapalkan Penyemangat telah menyiapkan bacaan latin lengkap dengan panjang pendek bacaan. Adapun bila ditemukan huruf "a" yang dobel menjadi "aa" artinya bacaan tersebut memiliki panjang 2 كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا [ الأحزاب21]Bacaan latinLaqod kaana lakum fii rosulillahi uswatun hasanah. Liman' kaana yarjullaahi walyaumal akhiri wa dzakarallaaha telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al Ahzab21]Tafsir Kata-kata Penting dan Munasabah QS Al-Ahzab Ayat 21Tafsir MufradatDalam Tafsir Al-Misbah goresan Quraish Shihab, Ayat ini dikatakan sebagai kecaman kepada orang-orang munafik yang mengaku memeluk Islam, tetapi tidak mencerminkan agama Islam. Kecaman itu didasarkan pada kata laqad. Seakan-akan ayat itu menyatakan “Kamu telah melakukan aneka kedurkahaan, padahal sesungguhnya di tengah kamu semua ada Nabi Muhammad SAW yang mestinya kamu teladani”.Syahdan, Kalimat liman kana yarju Allah wa-al yaum al-akhir/ bagi orang yang mengharapkan Allah dan Hari Kiamat berfungsi sebagai penjelas sifat orang-orang yang mestinya meneladan Rasulullah SAW. Untuk meneladan Rasulullah SAW secara sempurna diperlukan kedua hal yang disebut ayat di atas. Demikian juga dengan zikir kepada Allah dan selalu mengingat-Nya. Kata uswah atau iswah berarti teladan. Pakar tafsir, az-Zamakhsyari, ketika menafsirkan ayat di atas, mengemukakan dua kemungkinan tentang maksud keteladanan yang terdapat pada diri Rasul itu. Pertama, arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan banyak dipakai oleh para ulama. Kemudian, ada pula kata fi yang tertuang dalam firman Allah, fi rasulillah yang berfungsi “mengangkat” dari diri Rasul satu sifat yang hendaknya diteladani, tetapi yang diangkatnya adalah Rasulullah SAW sendiri dengan seluruh totalitas AyatMasih dari Quraish Shihab, dalam ayat sebelumnya, Allah telah melukiskan kaum munafik dengan menyatakan mereka mengira karena demikian besar rasa takut mereka. Bahwa pasukan koalisi, yakni kaum musyrikin Mekkah yang bersekutu itu, belum pergi meninggalkan kota Yasrib. Padahal sejatinya mereka telah pergi; dan seandainya jika pasukan koalisi itu datang kembali, niscaya mereka karena sedemikian penakut sangat ingin berusaha keras berada di bergerak bersama-sama orang Badwi sambil setiap saat menanyakan tentang berita-berita untuk memata-matai atau berpura-pura memberi perhatian terhadap kaum muslimin. Mereka tidak akan berperang bersama kaum muslimin kecuali sedikit, yakni sebentar saja yang sama sekali tiada Ayat QS Al-Ahzab Ayat 21 Tentang Metode Keteladanan ala Nabi Muhammad SAWKeteladananSecara Ijmaliy, penggalan ayat di atas berisikan bahwa teladan yang baik bagi manusia itu benar-benar ada dan telah ada, yaitu pada diri Rasululah SAW. Jika kita menyelami teladan itu aplikasinya seperti apa, maka akan banyak pemaparan terkait teladan itu sendiri. Kalimat suri teladan tidak semata-mata hanya diartikan sebagai contoh yang baik, namun bisa diartikan menurut pemahaman yang bermacam-macam, di antaranyaMenurut Imam Jalallain, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian” dapat dibaca iswatun dan uswatun. Hasanah yang baik untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada gagasan tersebut, dapat kita ambil kata keteguhan dan kesabaran. Itu adalah salah satu teladan yang patut ditiru. Jika di masa Rasullullah dikatakan bahwa keteguhan dan kesabaran Rasulullah itu baik menjadi teladan di saat berperang, di masa kita sekarang ini keteguhan dan kesabaran dapat diaplikasikan terhadap banyak hal. Misalnya, kita belajar untuk teguh dalam pendirian, khususnya memegang erat Islam dan sabar dalam menerima ujian-ujian dari Allah bentuk dan di manapun ujian atau cobaan tersebut tidak sampai menyebabkan kita umat Muslim menjadi murtad, keluar dari Islam, sungguh itu adalah hal yang sangat dimurkai Allah bahwa teladan erat kaitannya dengan keteguhan hati juga diperkuat dengan firman Allah SWT QS Huud/11 ayat 120 “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”Bersandar pada ayat di atas, sejatinya kita diperintahkan agar belajar dari kisah atau cerita Rasul agar kita dapat memiliki keteguhan hati. Karena di dalam kisah-kisah Rasul tersebut terdapat kebenaran, pengajaran, dan peringatan bagi jauh berbeda, dalam QS Al-Qalam/68 ayat 4 juga diterangkan secara umum tentang makna teladanDan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang bahwa teladan Rasulullah itu berupa budi pekertinya, seperti sikap dan perbuatan Rasulullah SAW yang Amanah, Shiddiq, Tabligh, serta Fathanah. Diterangkan oleh Hamka, untuk mencapai sebuah keteguhan hati yang kuat itu sangat sulit karena banyak orang yang khususnya di masa Rasulullah SAW bergoncang pikirannya, berpenyakit jiwanya, pengecut, munafik, tidak berani tanggung jawab, bersedia hendak lari dari Badwi kembai ke dusun-dusun, tenggelam dalam ketakutan melihat dari jauh beta besarnya jumlah musuh yang akan menyerbu. Meski begitu keadaannya, masih ada lagi orang-orang yang mempunyai pendirian tetap, yang tidak putus harapan, tidak kehilangan akal, sebab mereka melihat sikap dan tingkah laku pemimpin besar mereka sendiri, Rasulullah QS Al-Ahzab ayat 21 ini Allah SWT memperingatkan orang-orang munafik bahwa sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Nabi SAW. Rasulullah SAW adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya dengan sepenuhnya kepada segala ketentuan-ketentuan Allah dan beliaupun mempunyai akhlak yang mulia. Jika ada keinginan alias bercita-cita ingin menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, jalan yang bisa ditempuh adalah mencontoh dan mengikuti selesai sampai di sana, kalimat ¬uswatun hasanah juga mengandung implikasi peringatan, khususnya peringatan terhadap orang-orang munafik yang telah dijelaskan pada QS Al-Ahzab ayat sebelumnya ayat 20. Jadi, jika mereka tidak mengikuti teladan Rasulullah SAW maka sama saja mereka tidak bercita-cita untuk menjadi manusia yang baik, dan tidak bercita-cita untuk berbahagia hidup didunia dan berbicara dalam konteks perang Khandaq, ayat ini juga mencakup kewajiban atau anjuran meneladan Rasulullah. Ini karena Allah SWT telah mempersiapkan tokoh yang agung ini untuk menjadi teladan bagi semua manusia. Yang maha kuasa itu sendiri yang mendidik beliau. “Addabani Rabbi fa ahsana ta’dibi” Tuhanku mendidikku, maka sungguh baik hasil pendidikanku.Pakar tafsir dan hukum, al-Qurtubhi mengemukakan bahwa dalam soal-soal agama, keteladanan itu merupakan kewajiban, tetapi dalam soal-soal keduniaan maka ia merupakan anjuran. Dalam soal keagamaan, beliau wajib diteladani selama tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia adalah anjuran. Sementara ulama berpendapat bahwa dalam persoalan-persoalan keduniaan, Rasulullah SAW telah menyerahkan sepenuhnya kepada para pakar dibidang masing-masing sehingga keteladanan terhadap beliau yang dibicarakan dalam ayat ini bukanlah dalam hal-hal yang berkaitan dengan soal-soal keduniaan. Jadi, meskipun meneladan itu adalah suatu kewajiban ataupun anjuran, jika seseorang ingin hidup bahagia dunia akhirat maka sudah semestinya ia meneladan Rasulullah meneladannya, otomatis di dunia kita akan menjadi sosok yang lebih penyabar dalam menghadapi suatu permasalahan soal keduniaan, jadi kita lebih bisa untuk berpikir realistis tanpa ego karena kita bisa menahan emosi atau keteladanan, ada pemilahan-pemilahan terperinci menyangkut ucapan/sikap Nabi SAW yang masing-masingnya patut kita teladani. Menurut Imam al-Qarafi, pemilahan-pemilahan tersebut sebagai berikutNabi dan RasulUcapan dan sikapnya pasti benar karena itu bersumber langsung dari Allah SWT atau merupakan penjelasan tentang maksud Allah SWT. Jadi, di sini perlu diperhatikan kalimat pasti benar dari ucapan atau sikap Nabi SAW. Karena kepastian yang datangnya dari Allah SWT baik secara langsung maupun berupa penjelasan itulah kita diperingatkan untuk meneladan keputusan sikap dan ucapannya Nabi seorang Mufti berkedudukan setingkat dengan butir pertama di atas karena fatwa beliau adalah berdasarkan atas pemahaman atas teks-teks keagamaan. Mufti diberi wewenang oleh Allah SWT untuk menjelaskannya. Setidaknya fatwa beliau sesuai dengan pernyataan Allah SWT dalam QS An-Nahl/16 ayat 44“Keterangan-keterangan mukjizat dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”Bertumpu pada dalil ini, fatwa-fatwa Rasulullah SAW berupa perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran. Dan fatwa beliau berlaku umum bagi dalam hal ini, cara kita meneladan Rasulullah SAW senada dengan bagaimana cara kita agar dapat melaksanakan perintah-perintah Sunnah beliau, larangan-larangan yang telah tercantum dalam Al-Qur’an, hingga aturan-aturan yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Hakim Ketetapan hukum yang ditetapkan oleh hakim secara formal pasti benar tetapi secara material adakalanya keliru akibat kemampuan salah satu pihak yang berselisih menyembunyikan kebenaran atau kemampuannya berdalih dan mengajukan bukti-bukti palsu. Jadi, meneladan di sini dapat diwujudkan dengan menghindari perselisihan di antara kita dan tidak mengajukan bukti palsu. Karena, dengan kita berselisih dan mengajukan bukti-bukti palsu, berarti kita sama saja dengan orang-orang yang menentang kebenaran Rasulullah dan mempersulit beliau secara tidak MasyarakatTentu saja petunjuk-petunjuk beliau dalam hal kemasyarakatan disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan perkembangannya sehingga tidak tertutup kemungkinan lahirnya perbedaan tuntunan kemasyarakatan antara satu masyarakat dengan masyarakat SAW sendiri tidak jarang memberi petunjuk yang berbeda untuk sekian banyak orang yang berbeda dalam menyesuaikan antara masyarakat di daerah yang satu dengan daerah yang dari itu, tidak jarang pula ada ketetapan bagi masyarakatnya yang beliau ubah akibat perkembangan masyarakat itu, misalnya dalam sabda Rasulullah “saya pernah melarang kalian menziarahi kubur, kini silahkan menziarahinya”. Izin ini disebabkan kondisi masyarakat telah berbeda dengan kondisi mereka pada saat larangan itu ditetapkan. Termasuk pula hal-hal yang diperagakan beliau dalam kaitannya dengan budaya masyarakat di mana beliau hidup, seperti model pakaian, rambut, cara makan, dan lainnya. Alhasil, cara kepemimpinan Rasulullah SAW dalam membuat ketetapan perlu diperhatikan keadaan masyarakat itu sendiri, karena suatu ketetapan itu akan menjadi perubahan yang baru bagi masyarakat yang pribadi yang pertama adalah kekhususan. Kekhususan Rasulullah SAW yang tidak boleh dan atau tidak harus diteladani karena kekhususan tersebut berkaitan dengan fungsi beliau sebagai kebolehan menghimpun lebih dari empat orang istri dalam saat yang sama atau kewajiban shalat malam, atau larangan menerima zakat, dan lain kategori Pribadi yang kedua adalah Nabi Muhammad sebagai manusia terlepas dari kerasulannya. Hal tersebut dikenal juga dengan istilah aradul basyariyah. Misalnya dalam soal selera, tidur, hingga bagaimana sikap kita dalam meneladannya?Jika suatu perbuatan dinilai berkaitan dengan upaya mendekatkan diri kepada Allah, seperti membuka alas kaki ketika shalat, ia termasuk bagian yang jika tidak tampak adanya indikator bahwa hal tersebut dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti menggunakan pakaian tertentu, misalnya sandal berwarna kuning, rambut gondrong, dan lain-lain, hal ini hanya menunjukkan bahwa yang demikian dapat diikuti, ia berstatus mubah. Lebih dari itu, bila ada yang mengikutinya dengan niat meneladan Nabi SAW, maka niat keteladanan itu mendapat ganjaran dari Allah tergapailah gagasan bahwasannya kita meneladan Nabi SAW utamanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan semata-mata ingin mendapat pujian atau agar dianggap orang mirip seperti Rasul, namun meniatkan keteladanan kita agar mendapat ganjaran dari Allah SWT dan mendapat safa’at dari Rasulullah SAW nanti diakhir zaman. Sejatinya, dengan kita meneladan Nabi Muhammad SAW, berarti kita telah mendapat hikmah manfaat sebagai berikutMenjauhkan diri dari sifat kemunafikanMenghindari kegoncangan hati dan pikiranSenantiasa akan memiliki keteguhan hatiMenjadi sosok yang lebih sabarMenjadi orang yang bertanggung jawab, teguh pendirian, jauh dari keputus asaan, dan lebih baik lagi dalam Mukmin dalam QS Al-Ahzab ayat 21 Secara Ijmaly, di dalam QS Al-Ahzab ayat 21 juga mengandung tiga kategori orang mukmin, yaitu orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan banyak menyebut Ibnu Katsir, “orang” di sini maksudnya adalah orang mukmin, yaitu orang yang mengharapkan rahmat dan ridha Allah dan yang beriman kepada hari kiamat serta selalu ingat kepada Allah. Bagi orang mukmin, melihat orang-orang munafik bersekutu adalah sebuah ujian bagi mereka, dan keadaan itu akan menambah mantapnya iman dalam dada mereka dan penyerahan diri kepada Allah ini disandarkan pada QS Al-Ahzab ayat 22-nya“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.”Sejatinya, orang mukmin yakin bahwa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya itu ialah kemenangan sesudah mengalami kesukaran. Pernyataan ini juga sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Insyirah/94 ayat 5-6Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada “sesudah kesulitan itu ada kemudahan” diulang dua kali. Jika kita tarik makna lebih dalam, maka makna pengulangan itu adalah sebuah penegasan dari Allah terkait kesulitan tersebut, dan Allah juga meyakinkan kepada orang mukmin bahwasannya pasti akan ada kemudahan. Makanya orang mukmin menganggap suatu kesulitan itu sebagai sebuah ujian yang datangnya kepada Allah, karena mereka yakin bahwa akan ada kemudahan pada akhirnya nanti. Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita menganggap kesulitan dari Allah SWT sebagai ujian? Semoga yang sama juga dikemukakan Ahmad Mustafa Al-Maragi bahwasannya ketiga kategori di atas ditujukan kepada orang mukmin. Karena sesungguhnya norma-norma yang tinggi dan teladan yang baik itu telah ada pada diri Rasulullah SAW, itupun jika seandainya orang mukmin benar-benar menghendaki pahala dari Allah serta takut akan azab-Nya dihari semua orang memikirkan dirinya sendiri dan pelindung serta penolong ditiadakan. Dan, orang mukminlah yang selalu ingat kepada Allah SWT dengan ingatan yang banyak, sehingga seharusnya dengan ingat kepada Allah itulah yang membimbing orang mukmin untuk taat kepada-Nya dan mencontoh perbuatan-perbuatan Nabi jauh perbedaan, Dr. Hamka mengemukakan bahwa ketiga kategori yang ditujukan potongan ayat di atas adalah orang beriman. Semata-mata menyebut iman saja tidaklah cukup. Iman harus disertai pengharapan, yaitu bahwa inti dari iman itu sendiri adalah harapan akan Ridha Allah dan harapan akan kebahagiaan diakhirat. Jika tidak ingat kedua hal itu, atau jika hidup tidak mempunyai harapan, ia tidak ada artinya. Maka unutk memelihara iman dan harapan hendaklah banyak mengingat Allah SWT. Barang mudah mengatakan mengikuti teladan Rasul dan barang mudah untuk mengatakan beriman, karena perlu meminta latihan batin yang dalam sekali untuk dapat menjalankannya. Seumpama orang yang mengambil alasan menuruti Sunnah Rasul yang membolehkan laki-laki beristeri dari satu sampai berempat, tetapi jarang orang yang mengikuti ujung ayat, yaitu meneladan Rasul di dalam berlaku adil kepada umumnya orang mengakui umat Muhammad tetapi tidak mau mengerjakan peraturan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad seperti orang tua yang tidak mengajarkan dan menyuruh anaknya mengerjakan shalat lima waktu, padahal anaknya telah berusia lebih dari 10 tahun. Namun, orang tua itu tetap mengaku beriman. Contoh lain di zaman sekarang, misalnya remaja yang tidak bisa menjaga pandangan terhadap lawan jenis, sehingga berpacaran terlalu bebas. Tentu saja hal seperti itu dapat merusak akhlak anak muda karena sejak kecil tidak ditanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap Nabi Muhammad Baca Cara Menumbuhkembangkan Kecintaan kepada Nabi Muhammad SAWSumber-. 2006. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier 6. Surabaya Bina Ilmu. Vol. Ahmad Mustafa. 1992. Terjemahan Tafsir Al_Maragi. Semarang Toha Putra. Juz XXI, Cet – Suyuthi, Imam Jalaluddin. 2006. Terjemahan Tafsir Jalalain. Bandung Sinar Baru Algenindo. Cet-9. Jilid tt. Tafsir Al-Azhar. Jakarta Pustaka M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta Lentera Hati. Cetakan Kedua,Vol. 10.
Akhirnya jika sahabat adalah benar orang beriman, maka jangan pernah lari dari ujian Allah. Berbahagialah jika ujian Dia masih menyertai kehidupan Anda, masih menemani perjuangan Anda, karena itu adalah tanda cinta dari-Nya. Jadikan ujian dari-Nya sebagai sahabat terindah dalam hidup dan kehidupan Anda.
Suffering is a reality experienced by every human being as an integral part of their life. As part of one’s life, suffering is inevitable. Some people whose faith in the benevolent God has been shaken by their worst suffering ask the question “Why does not God eliminate suffering if He is gracious and omnipotent?” This article sheds light on the problem of suffering using the Scriptures and theology, to find the different meanings behind it. From the biblical perspective, it will explore a number of meanings of suffering that essentially assert how suffering also serves to bring goodness to human life. These meanings are then complemented with a theological perspective which is based on the three aspects of soteriology, ecclesiology, and eschatology. Through this exploration, Christians are invited to “make peace” with their suffering by way of finding its different meanings. Suffering as a gift’ might help the believers embrace life in its fullness and accept their being human. The concept of God as the Loving Father’ could also help them find strength in facing suffering and grow in their faith as God’s children. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 285MELINTAS DI TENGAH PENDERITAAN SUATU INSPIRASI TEOLOGIS-BIBLIS KRISTIANIElvin Atmaja Hidayat Graduate Student Faculty of Philosophy Parahyangan Catholic University Bandung, IndonesiaAbstractSuffering is a reality experienced by every human being as an integral part of their life. As part of one’s life, suffering is inevitable. Some people whose faith in the benevolent God has been shaken by their worst suffering ask the question “Why does not God eliminate suffering if He is gracious and omnipotent?” This article sheds light on the problem of suffering using the Scriptures and theology, to fi nd the different meanings behind it. From the biblical perspective, it will explore a number of meanings of suffering that essentially assert how suffering also serves to bring goodness to human life. These meanings are then complemented with a theological perspective which is based on the three aspects of soteriology, ecclesiology, and eschatology. Through this exploration, Christians are invited to “make peace” with their suffering by way of fi nding its different meanings. Suffering as a gift’ might help the believers embrace life in its fullness and accept their being human. The concept of God as the Loving Father’ could also help them fi nd strength in facing suffering and grow in their faith as God’s in suffering  biblical inspiration  soteriology  ecclesiology  eschatology  the Loving [285-308] 286Introduksi Dari Manakah Datangnya Penderitaan?Terminologi derita’ memiliki arti menanggung merasai sesuatu yang tidak menyenangkan, sementara istilah penderitaan’ didefi nisikan sebagai penanggungan, perihal cara, dan sebagainya Dalam konteks Kristianitas, asal penderitaan di muka bumi sulit ditelusuri karena dikisahkan bahwa dalam Kitab Kejadian Allah yang Mahabaik telah menciptakan segala sesuatu “baik adanya”. Penderitaan sebagai sesuatu yang “tidak baik” dengan demikian dianggap bukan berasal dari Allah. Lalu, dari manakah datangnya penderitaan?Pertanyaan ini selaras dengan apa yang diserukan oleh G. W. Leibniz 1646-1716 dalam bukunya Esai tentang Teodisea, “Si Deus, unde malum?” “kalau Allah ada, dari manakah datangnya keburukan?”.2 Leibniz menyebutkan ada tiga jenis keburukan yang masing-masing mengakibatkan penderitaan dalam kadar yang berbeda. Keburukan pertama disebutnya keburukan fi sik malum physicum yang mewujud dalam bentuk penderitaan secara jasmani. Keburukan kedua disebut keburukan metafi sik malum metaphysicum yang mewujud dalam penderitaan akibat bencana alam, dan keburukan ketiga disebut keburukan moral malum morale yang merupakan akibat langsung penyalahgunaan kehendak bebas manusia, atau yang dapat disebut sebagai kejahatan’.3 Pada kenyataannya, banyak penderitaan manusia yang diakibatkan oleh tindakan jahat manusia lainnya yang tidak bertanggung jawab. Jadi, meskipun dalam beberapa kasus tertentu penderitaan bersumber dari bencana alam yang tidak disebabkan oleh manusia, penderitaan tidak terlepas begitu saja dari peran manusia. Berdasarkan gagasan Leibniz, diperoleh pemahaman bahwa penderitaan dapat diatasi sekaligus tidak dapat diatasi. Penderitaan pertama yang berasal dari keburukan fi sik malum physicum, yaitu ketika tubuh mengalami rasa sakit karena suatu penyakit atau hal-hal yang menyakitkan, dapat dicegah atau diatasi dengan memakan makanan sehat, berolah raga teratur, menghindari hal-hal yang berpotensi membahayakan keselamatan diri, dan sebagainya. Keburukan jenis ini dimengerti sebagai proses pembelajaran agar manusia berhati-hati dalam menjaga kesehatannya atau sebagai sanksi karena manusia lalai merawat tubuhnya sendiri. Meskipun begitu, penderitaan fi sik yang terjadi karena faktor keturunan atau genetis tidak dapat diatasi, melainkan hanya dapat diterima. Misalnya, penderitaan seorang anak yang berasal atau ditimbulkan dari keadaan cacat fi siknya Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 287MELINTAS lahir, tidak memiliki salah satu organ tubuh, atau kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata, atau tidak berfungsinya salah satu panca indera, dan sebagainya. Sumber penderitaan kedua disebut “keburukan metafi sik” karena berasal dari luar diri manusia dari alam dan melampaui batas-batas kemampuan atau pengendalian manusia. Keburukan metafi sik ini menimbulkan penderitaan yang juga dapat diatasi sekaligus tidak dapat diatasi. Penderitaan yang disebabkan oleh bencana alam berupa gempa bumi, tsunami, dan angin topan sama sekali tidak dapat diatasi oleh manusia. Suatu bencana alam dapat diatasi atau dicegah oleh manusia sejauh bencana tersebut disebabkan oleh campur tangan manusia sendiri. Misalnya, bencana banjir yang disebabkan oleh kebiasaan membuang sampah sembarangan dan menebang hutan secara liar, atau bencana tanah longsor yang ditimbulkan oleh tindakan manusia mengeruk tanah secara berlebihan. Penderitaan manusia yang berasal dari keburukan metafi sik dan yang dapat diatasi tampaknya lebih berhubungan erat dengan moralitas. Sumber penderitaan ketiga dalam gagasan Leibniz ialah keburukan moral malum morale. Penderitaan jenis ini merupakan satu-satunya yang dapat diubah oleh kemampuan atau usaha manusia sendiri. Dengan mengubah keburukan moral ini menjadi kebaikan, hilanglah pula penderitaan yang diakibatkan olehnya. Dengan kata lain, penderitaan ini dapat diatasi atau ditanggulangi oleh manusia dengan mengubah keburukan moral atau sifat dan perbuatannya yang jahat menjadi kebaikan. Banyak contoh penderitaan terjadi karena keburukan moral ini. Para korban bencana alam dan rakyat miskin, misalnya, mengalami penderitaan semakin besar karena bantuan yang seharusnya disalurkan kepada mereka dikorupsi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung Contoh lain ialah seorang anak menderita karena mengalami pelecehan seksual oleh seorang guru bahkan orang tua kandung yang selama ini menjadi panutan hidupnya. Penderitaan juga dialami oleh rakyat sipil yang menjadi korban peperangan di sejumlah negara. Penderitaan semacam itu tidak akan pernah terjadi jika oknum-oknum terkait memiliki moralitas yang baik. Sementara itu, dalam perspektif evolusionis yang dipelopori oleh Pierre Teilhard de Chardin 1881-1955, penderitaan dipandang muncul sebagai dampak dari dunia yang diciptakan Allah secara evolutif. Dalam proses evolusi dunia dari yang relatif tidak sempurna menuju keadaan 288yang sempurna, pasti terdapat beragam bentuk kejahatan, kegagalan, dan kesengsaraan yang mau tak mau terjadi. Jadi, menurut pandangan kaum evolusionis, penderitaan tidak berasal dari Allah, seakan-akan telah diciptakan-Nya sejak permulaan dunia, namun berasal dari proses evolusi Proses semacam ini terjadi pula dalam berbagai realitas kehidupan manusia, misalnya, dalam proses menuju kesuksesan hidup. Di China, misalnya, para atlet atau seniman yang berprestasi mengalami proses pelatihan amat keras sejak Anak-anak ini mengalami penderitaan dalam pelatihan karena harus melakukan apa yang mungkin tak mereka sukai dan karena harus kehilangan masa-masa bermain mereka. Terkait penjelasan mengenai proses evolutif ini, Allan McGinnis mengisahkan kesaksian hidup para tokoh dunia, misalnya, Isaac Newton yang mengalami kegagalan saat studi di bangku Sekolah Dasar, Werner von Braun yang gagal dalam bidang studi Aljabar di masa sekolah, atau Ludwig van Beethoven yang dinilai tidak berbakat Mereka semua adalah tokoh-tokoh hebat yang pernah mengalami kegagalan dan melakukan perjuangan keras hingga menyiksa diri, sampai akhirnya berhasil meraih kesuksesan. Seluruh proses ini harus terjadi dalam kerangka evolusi alam semesta, sebagaimana dinyatakan oleh Chardin bahwa “Nothing is constructed except at the price of an equivalent destruction.”8 Asal penderitaan dijelaskan sebagai konsekuensi logis atau sebagai sesuatu yang harus terjadi dari proses evolutif untuk mencapai sebagai Problem ImanSebagian orang dapat menerima penderitaannya dan menjadi semakin beriman saat diuji dalam penderitaan, sementara sebagian yang lain tidak dapat menerimanya dan kehilangan iman. Bagi orang yang tidak dapat menerima penderitaan hidupnya, Allah yang Mahakasih dianggap sebagai semacam konsep tipuan atau khayalan, sehingga kurang diimani, karena dianggap tidak membantu. Dalam penghayatan hidup beriman, penderitaan, terutama yang dialami orang-orang saleh, menimbulkan pertanyaan besar atas konsep Allah yang Mahaadil, Mahakasih, dan Mahakuasa. Orang bertanya-tanya mengapa penderitaan juga terjadi atas seseorang yang tidak pernah berbuat jahat terhadap sesamanya, dan mengapa Allah tidak menolong dengan Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 289MELINTAS Leonard SJ, misalnya, menerima rentetan pertanyaan serupa ketika adik perempuannya, Trecey, mengalami kecelakaan dan mengalami kelumpuhan total di usia dua puluh delapan tahun. Padahal, Trecey adalah seorang perempuan yang amat baik. Hari-hari hidupnya dibaktikan untuk merawat orang-orang paling menderita di Kalkuta dan mengelola klinik kesehatan untuk orang-orang Aborigin di Keats, Australia, bersama para biarawati. Leonard menerima banyak surat penghiburan bagi adiknya semenjak peristiwa itu, dan beberapa di antaranya terdengar menakutkan’ baginya karena berbunyi, “Trecey pasti telah melawan Allah sehingga ia mendapat hukuman selagi ia masih hidup di muka bumi.”10 Bagi Leonard, surat penghiburan itu merupakan teologi yang mengerikan, karena justru tidak mendekatkan manusia kepada Allah dalam situasi terburuk yang menimpa hidup Kisah yang dialami oleh Leonard ini menunjukkan bahwa realitas penderitaan sering disalahpahami. Penderitaan sering hanya dimaknai secara sempit sebagai hukuman’ atas dosa manusia. Pemaknaan semacam ini tidak lagi tidak bisa secara sempit dipandang sebagai sekadar hukuman’ dari Tuhan atas dosa manusia. Jawaban yang pasti mengenai asal penderitaan karenanya akan selalu menjadi pertanyaan dari masa ke masa. Di sini penderitaan menjadi sebuah problem, terutama dalam penghayatan iman akan Allah yang Mahabaik. Penderitaan sebagai salah satu sisi kehidupan manusia yang tak terelakkan tetap merupakan suatu misteri, sehingga tidak satu pun ciptaan tahu mengapa Allah menganugerahkan’-nya. Hal yang jelas ketika berbicara mengenai penderitaan ialah, bahwa penderitaan merupakan realitas hidup manusia yang nyata dan tak terhindarkan. Tulisan ini berusaha memaparkan pendekatan atas problem penderitaan tersebut dalam kajian biblis dan teologis. Tujuannya, umat beriman terbantu untuk bertahan dalam iman, manakala berhadapan langsung dengan realitas penderitaan yang tak Biblis Perspektif Kitab Suci Perjanjian Lama Gagasan mengenai penderitaan dalam Perjanjian Lama setidaknya dapat dimaknai dalam tiga konsep, yakni 1 sebagai hukuman atas dosa pribadi, 2 sebagai pengorbanan, yaitu silih atas dosa orang lain dan konsekuensi atas iman kepada Allah dan kebenaran, 3 sebagai awal Gagasan-gagasan ini nanti akan diperbarui atau diperlengkapi dengan perspektif Kitab Suci Perjanjian Baru. 290Pertama, penderitaan dipandang sebagai hukuman atas dosa manusia. Ini merupakan pandangan yang umum berlaku dalam Perjanjian Lama. Kitab Kejadian yang mengawali Perjanjian Lama dan seluruh Kitab Suci menggambarkan bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah sebagai baik adanya. Segala sengsara, penyakit dan derita mulai masuk ke dalam dunia yang diciptakan Allah sebagai baik itu karena pasangan manusia pertama berdosa dengan menuruti godaan setan Kejadian 2. Akibatnya, dalam Kej. 314-19, digambarkan bahwa Adam harus bekerja keras dan Hawa akan kesakitan pada waktu melahirkan, sebagai hukuman atas dosa mereka. Dalam Kitab Ulangan 30 dikatakan bahwa Tuhan akan menghukum bangsa Israel jika mereka tidak menuruti perintah-perintahNya. Pandangan umum Perjanjian Lama mengenai penderitaan sebagai hukuman atas dosa dirumuskan secara singkat dalam Amsal 119, “Siapa berpegang pada kebenaran sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.” Dengan kata lain, pemberontakan dosa manusia terhadap Sang Pencipta menjadi penyebab terjadinya penderitaan misalnya, Yes. 534-12. Dalam Kitab Bilangan 1210-12 juga terdapat kisah Miryam yang menderita kusta karena iri hati. Konsep pertama tentang penderitaan yang khas dari Perjanjian Lama ini juga eksplisit dalam Kitab Ayub, meskipun tidak terbukti dalam diri Ayub sendiri. Para sahabat Ayub yang datang untuk menghiburnya menganggap bahwa kemalangan besar yang dialami Ayub merupakan sebuah hukuman dari Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya, atau dengan kata lain sebagai suatu implikasi konkret konsep “pembalasan di bumi”.13 Menurut konsep “pembalasan di bumi” ini, semua perbuatan manusia, baik kejahatan maupun kebaikan akan diganjar pada saat manusia masih hidup. Hukum ini diandaikan mesti terjadi karena kehidupan setelah kematian belum dikenal dalam alam pikir Perjanjian Lama..14Kedua, penderitaan dimaknai sebagai suatu pengorbanan. Pengorbanan yang berpotensi menimbulkan penderitaan terdiri atas dua aspek, yaitu 1 silih atas dosa orang lain berkorban demi sesama, dan 2 konsekuensi iman kepada Allah dan kebenaran berkorban demi iman. Perjanjian Lama memuat aspek pertama dalam kisah penderitaan yang dialami oleh Yeremia, nabi yang harus banyak menderita karena tugas kenabiannya. Sedemikian berat deritanya sampai ia berani berseru kepada Allah, “Mengapakah penderitanku tidak berkesudahan dan lukaku sangat payah, sukar Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 291MELINTAS Sungguh, Engkau seperti sung ai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai” Yer 1518. Perikop mengenai “hamba Tuhan yang menderita”, yang dideskripsikan sebagai seseorang yang kenyang dengan penderitaan dan dianggap sebagai orang yang dikutuk Tuhan, padahal dia diremukkan oleh karena dosa manusia Yes 535, dapat menjadi jawaban atas penderitaan yang dialami oleh para nabi dan rasul. John J. Collins, berdasarkan “Kidung Hamba Yahwe” itu, menggambarkan penderitaan seorang hamba’ sebagai orang yang diserahkan kepada kematian dan dihitung bersama orang-orang jahat, meskipun ia sendiri tidak melakukan kejahatan. Hidupnya diserahkan laksana kurban bagi orang Jadi, orang benar bisa menderita demi keselamatan orang lain, dan ia mewakili sesamanya dalam menanggung hukuman atas Aspek kedua yang menggambarkan penderitaan sebagai konsekuensi atas iman kepada Allah dan kebenaran termuat misalnya dalam Kitab 2Makabe 7. Dalam kitab ini dikisahkan tujuh orang bersaudara yang rela disiksa sampai mati demi mempertahankan iman mereka kepada Allah, kepada perjanjian dan perintah-perintahNya, dan akan kebenaran yang mereka imani. Gagasan ini memberikan suatu teladan kemartiran bagi orang beriman, yang menurut Collins harus diterima agar Hidup Abadi Berbeda dari pengertian penderitaan’ dalam aspek pertama, penderitaan yang dimaksud dalam aspek kedua ini tidak mengandung aspek penebusan atau penderitaan demi orang lain. Apa yang diperjuangkan dalam konteks kedua ialah kebenaran ideologis, pembelaan akan keyakinan yang dipercaya mampu menyelamatkan pribadi yang bersangkutan, suatu kematian demi mempertahankan iman. Terkait perikop 2Makabe 7 ini, Alphonse P. Spilly memberikan penafsiran mengenai kemartiran. Hal terutama yang mau diajarkan ialah bahwa ketaatan kepada hukum lebih penting daripada hidup itu sendiri lebih baik mati daripada melanggar hukum. Kematian dianggap tidak menakutkan karena Allah diyakini sebagai pencipta dan pemulih kehidupan; Allah dapat membuat semesta alam dan manusia dari kekosongan, maka Ia juga dapat memulihkan kehidupan Ketiga, penderitaan dipandang sebagai awal dari suatu kebaikan. Penderitaan dimaknai sebagai pendahulu’ atau “pembuka jalan” bagi sesuatu yang baik. Gagasan ini dijelaskan misalnya dalam kisah Yusuf dan Ayub. Yusuf mengalami penderitaan karena dibenci dan dijual oleh saudara-saudaranya, dan sempat mengalami nasib sebagai orang asing dan 292difi tnah oleh istri Potifar di Mesir. Yusuf berkata, “Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” Kej. 455. Bagi Pauline A. Viviano, teologi yang ada di balik kisah Yusuf sangat jelas, yaitu bahwa Allah telah mengarahkan dan membimbing terjadinya peristiwa-peristiwa hidup. Allah ikut campur tangan dalam sejarah bangsa Israel, khususnya, dan sejarah manusia, umumnya. Allah dalam hal ini “turut andil” mengirim Yusuf ke Mesir guna memelihara mereka terhadap kehancuran Gagasan ketiga ini dapat ditemukan juga dalam Kitab Ayub yang memandang penderitaan sebagai ujian atas iman bdk. Ayub 19-12.20 Ujian hidup yang dialami Ayub sangat berat, dari kehilangan ternak dan anak-anaknya serta menderita penyakit kulit mengerikan. Kenyataan buruk yang awalnya sangat berat diterima ini, ternyata mengawali suatu kebaikan dalam hidup Ayub, yakni kematangannya dalam beriman, dan bahkan menjadi awal pengenalan antara Allah dan manusia secara lebih mendalam. Ketika Ayub menderita hebat, dalam keyakinannya bahwa ia memang tidak pernah melakukan kejahatan apa pun yang membuatnya layak dihukum, ia mulai bertanya kepada Allah. Sejak Bab 38-42 epilog, Allah sendiri menampakkan diri dan menyingkapkan diri-Nya. Allah tidak menjelaskan mengapa Ayub menderita, melainkan hanya menunjukkan kepadanya kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya, sambil menyadarkan Ayub akan kekecilannya sebagai manusia. Lewat pengalaman penderitaan inilah, Allah memberi Ayub gambaran yang lebih lengkap dan semakin otentik akan diri-Nya meskipun Ia tetaplah misteri, yaitu bahwa Ia bukan semata-mata Allah yang suka membalas dendam atau menghukum manusia berdosa. Pengenalan mendalam akan Allah ini dinyatakan oleh Allah dalam Ayub 427-8, “Ayub hamba-Ku, telah bicara benar mengenai Aku.”21 Melalui penderitaan, bukan hanya manusia menjadi semakin mengenali Allah, melainkan Allah pun semakin mengenali manusia. Allah menyetujui provokasi setan untuk mencobai Ayub dengan penderitaan Ayub 16-12, bukan hanya untuk memperlihatkan kepada setan bahwa Ayub adalah orang yang sungguh tulus, namun juga untuk mengenali bagi diri-Nya sendiri siapakah Ayub itu. Dan ternyata bahwa dia sungguh-sungguh orang yang beriman. Pengenalan yang semakin mendalam antara Ayub dan Allah ini menciptakan persahabatan relasi yang intim di antara keduanya, yang kembali terjalin seperti dulu seperti digambarkan Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 293MELINTAS bab 11-5.22 Kedekatan antara Allah dan Ayub yang pertama-tama disebabkan oleh penderitaan, bahkan membuat Allah memulihkan dua kali lipat keadaan Ayub 4210-17. Pengalaman kedua tokoh Perjanjian Lama tersebut Yusuf dan Ayub memuat gagasan bahwa penderitaan atau apa yang semula tampak seperti malapetaka ternyata akan berakhir dengan baik, sesuai kehendak Allah, karena Allah telah mengatur segala sesuatu sedemikian rupa. Dalam hal ini, kehendak bebas manusia diandaikan tetap menentukan. Melalui gagasan yang terakhir ini, pandangan Perjanjian Lama tentang penderitan mulai diperbarui. Ada hal yang lebih bermakna mengenai penderitaan daripada hanya sebagai suatu ganjaran atas dosa, yaitu suatu kebaikan di akhir bagi manusia yang menderita itu sendiri, bahkan bagi semua orang di Penderitaan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru Makna penderitaan manusia yang terkandung dalam keseluruhan Kitab Suci mencapai puncaknya dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, yaitu dalam diri Kristus, melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya yang luhur. Dua di antara empat konsep Perjanjian Baru memiliki persamaan dengan apa yang sebelumnya telah diuraikan dalam Perjanjian Lama. Kendati serupa, sebagai suatu bagian yang berbeda, keduanya memiliki ciri khas atau penekanan masing-masing yang membedakan pandangannya satu dari yang lain. Kehadiran Yesus dalam Perjanjian Baru merestorasi pandangan mengenai penderitaan dalam Perjanjian Lama, terutama gagasan konservatif bahwa penderitaan merupakan hukuman atas dosa manusia. Dalam Perjanjian Baru, Yesus memberikan jawaban diplomatis dan lebih realistis atas kenyataan penderitaan dengan keterkaitannya pada unsur rencana ilahi, “…pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam dia” Yoh. 92-3. Yesus menolak pandangan bahwa setiap penderitaan disebabkan oleh dosa orang yang menderita itu sendiri atau karena dosa nenek moyangnya. Misalnya, Luk. 132, tentang “dosa dan penderitaan”, yakni ketika Yesus menegaskan bahwa nasib buruk yang dialami sejumlah orang bukanlah karena dosanya yang lebih besar daripada orang-orang lain. Karena penderitaan bukan disebabkan semata-mata oleh dosa, saya akan menguraikan keempat gagasan lain agar penderitaan dapat dialami sebagai sesuatu yang lebih dalam Perjanjian Baru penderitaan dipandang sebagai partisipasi manusia dalam penderitaan Kristus. Unsur partisipatif ini berdasar pada 294solidaritas Allah yang rela menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus dan yang rela menanggung penderitaan bersama manusia. Gagasan pertama ini bertolak dari 1Yoh. 419 yang berbunyi, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” Jadi, partisipasi manusia dalam penderitaan Kristus bukan pertama-tama karena manusia mengasihi Allah, melainkan karena Allah yang lebih dahulu mengasihi manusia dengan solidaritas-Nya dan menjelma sebagai manusia kenosis.23 Sebagai manusia, Ia mengalami penderitaan bersama manusia lainnya. Penderitaan Yesus merupakan cara-Nya menarik manusia kepada Allah. Pandangan semacam ini sudah muncul dalam Jemaat Kristen Purba setelah peristiwa Yesus naik ke surga yang memandang penderitaan sebagai kesempatan untuk mengambil bagian atau berpartisipasi dalam kemuliaan Kristus misalnya, 1Petrus 220. Jadi, Yesus menyodorkan pemahaman baru. Ia tidak menjelaskan penyebab penderitaan dan tidak menghubungkan derita dengan dosa. Ia justru menempatkan penderitaan dalam karya keselamatan Allah dan mengambil penderitaan sebagai bagian dari hidup-Nya. Gagasan pertama ini juga dapat ditemukan dalam pengalaman Paulus, misalnya, dalam 1Kor. 410-13, 2Kor. 48-11, dan 1123-29. Ada berbagai penderitaan dan tekanan yang dihadapinya, seperti diabaikan, haus dan kelaparan, kurang tidur, disiksa, direndahkan, kedinginan dan kepanasan, dan sebagainya. Di dalam pengalaman-pengalaman tersebut, ia merenungkan bahwa “kami yang hidup ini terus menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami” 2Kor 411.24 Penderitaan sebagai aspek partisipatif dapat ditemukan pula dalam surat-surat Paulus, yaitu Galatia 219-20, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” dan Filipi 310-11, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia…” Orang beriman diberi kekuatan untuk menanggung penderitaannya berdasarkan kesadaran bahwa Kristus pun mengalami hal yang serupa dan berhasil menang atas penderitaan tersebut. Kedua, penderitaan dimaknai sama seperti konsep Perjanjian Lama di atas, yaitu sebagai suatu pengorbanan untuk orang lain dan untuk kebenaran. Seperti para nabi Perjanjian Lama, Yesus juga menderita karena menjalankan misi Allah Bapa-Nya Luk. 2426, 46; Kis. 318 dan sama Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 295MELINTAS Yusuf, Ia juga harus mengalami penderitaan demi penyelamatan manusia. Dalam Yoh. 1513, Yesus memaknai penderitaan-Nya sebagai perwujudan kasih yang terbesar bagi manusia yang disebut-Nya sebagai sahabat’. Dengan kata lain, kasih selalu berarti pengorbanan atau kerelaan menderita bagi orang lain. Dalam gagasan kedua ini, penderitaan Yesus dimaknai sebagai penebusan’ redemption, yaitu pengorbanan Allah untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa dan kejahatan Kol. 113-14 serta menyucikan manusia dari kesalahannya 1Kor. 611, Ef. 525-26, Ibr. 2 17-18.25 Secara luas, penderitaan dalam konsep pengorbanan ini tidak hanya merujuk pada sesama manusia, melainkan juga sebagai konsekuensi dari keteguhan membela iman atau karena kesetiaan mempertahankan kebenaran. Manusia bisa mengalami penderitaan sebagai seorang martir akibat penganiayaan karena iman yang dimilikinya atau karena membela kebenaran alkitabiah 2Timotius 312. G. W. H. Lampe memandang aspek kemartiran semacam ini sebagai salah satu metode dan model paling efektif untuk evangelisasi. Mengacu pada zaman Kekaisaran Romawi, terjadi banyak eksekusi mati di hadapan publik terhadap orang-orang Kristiani. Lampe melihat penderitaan para pengikut Kristus itu sebagai suatu kesempatan untuk mempropagandakan iman atau memberikan kesaksian tentang Kemartiran Stefanus Kisah Para Rasul 6-8. misalnya, ditafsirkan oleh John Foxe sebagai benih pertobatan Saulus Saulus turut andil dan hadir menyaksikan pembunuhan Stefanus, lih. Kis. 758; 83; 2220.27 Pertobatan radikal Saulus baru terjadi ketika ia mengalami pengalaman rohani dalam perjalanannya menuju Damaskus Kis. 94-9, namun kemartiran penderitaan Stefanus dianggap sebagai awal pengenalan Paulus akan Kekristenan sejati. Ketiga, penderitaan dipandang sebagai awal atau permulaan kemuliaan manusia. Gagasan ini juga serupa dengan gagasan ketiga yang diuraikan dari Perjanjian Lama. Meskipun adalah misteri, penderitaan memiliki makna. Tujuan utamanya adalah supaya terbentuk sifat-sifat seperti Kristus dalam diri seseorang Roma 828-29. Dengan kata lain, penderitaan dipandang sebagai satu proses menjawab panggilan hidup menuju kesempurnaan Mat. 548. Sebagai suatu proses, penemuan makna atau hikmah dari suatu pengalaman penderitaan memerlukan waktu dan menuntut kesabaran. J. S. Feinberg mendukung gagasan ini dengan mengatakan bahwa Allah menggunakan penderitaan untuk mendahului proses pemuliaan bagi orang 296beriman, contohnya, Filipi 25-11 dan 1Petrus 3 Penderitaan para pengikut Kristus dipandang hanya berlangsung sesaat 1 Ptr. 16, 510 dan akan segera digantikan oleh kemuliaan abadi yang tak terkatakan Rm. 818, 2 Kor. 417. Morna D. Hooker menemukan gagasan seperti ini dengan mengacu pada Roma 51-5 dan Filipi 3. Bagi Hooker, penderitaan menuntun manusia menuju suatu kemuliaan, yakni hidup di dalam Untuk membuat manusia layak menerima kemuliaan itu, penderitaan memiliki peran penting lainnya. Penderitaan dapat memurnikan Yak. 13, 12, 1Ptr. 17 atau menuntun manusia menuju pertobatan serta berguna pula sebagai sebagai pendidik manusia dalam keutamaan-keutamaan Kristiani, terutama perihal ketahanan endurance dan ketekunan perseverance. Gagasan ini dapat ditemukan misalnya dalam Roma 53-4, “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan”, atau dalam Yakobus 13-4, “Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun”.30 Dengan demikian, penderitaan yang awalnya tampak sebagai hal mengerikan dan ditolak, ternyata membawa hasil akhir yang baik. Hasil ini dapat dipetik sejak masih hidup di dunia yaitu berupa pembelajaran hidup yang mendewasakan manusia, maupun kelak sesudah kematian yaitu kemuliaan di surga. Gagasan ketiga ini menyingkapkan dimensi eskatologis penderitaan penderitaan dipandang sebagai kesempatan manusia mengenali Allah sebagai kasih dan membuktikan kesetiaan kepada-Nya. Leon Morris mengemukakan gagasan ini dengan mengacu pada Roma 53-5. Bagi Morris, perikop tersebut merupakan suatu rangkaian pikiran yang langsung menuju pada kasih Allah. Penderitaan bukanlah bukti bahwa Allah tidak mengasihi kita, melainkan justru bahwa Allah mengasihi kita. Allah yang Mahakasih itu dimaknainya juga sebagai Allah yang adil. Paulus bisa berbicara tentang ketabahan orang-orang Tesalonika di tengah pengejaran dan kesukaran sebagai bukti adilnya penghakiman Allah 2Tesalonika 14-5. Morris memandang penderitaan dalam perspektif Paulus, sebagai bagian dari kasih Allah kepada manusia untuk menjadikan manusia sebaik Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 297MELINTAS Dalam gagasan keempat ini, penderitaan menjadi sarana pewahyuan Allah yang transenden. Ia mewahyukan bahwa diri-Nya adalah yang Mahakasih. Groenen menekankan gagasan ini terutama berdasarkan telaahnya atas Injil Markus, “penderitaan sebagai penyataan Anak Allah”.32 Darmawijaya juga menjelaskan penderitaan dalam kerangka Injil Markus, sebagai penyataan Anak Allah atau sebagai perwahyuan Mesias yang harus menderita Mrk. 831, 931, 1033. Melalui penderitaan dan wafat Yesus di salib, tersingkaplah misteri siapa diri-Nya, yaitu raja yang berkuasa, Anak Manusia, hakim paripurna lih. Mrk. 1539, “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”.33 Dengan demikian, gagasan keempat ini membantu orang-orang yang menderita memaknai penderitaannya sebagai sarana mengenali Allah dengan lebih mendalam, yakni sebagai Allah yang Teologis terhadap PenderitaanDalam bagian ini, penderitaan ditelaah berdasarkan sudut pandang ketiga cabang teologi kristiani, yaitu soteriologi, eklesiologi, dan eskatologi. Secara sederhana, teologi keselamatan soteriologi memandang penderitaan sebagai jalan penyelamatan manusia, sebagai via dolorosa sebagaimana dialami Yesus Kristus sendiri. Leonardo Boff, misalnya, mengajukan suatu pandangan soteriologis atas penderitaan dengan mengatakan bahwa penderitaan dan penyaliban yang dialami Yesus bermakna soteriologis karena menunjuk pada Allah yang merengkuh salib itu demi solidaritas dengan semua orang yang menderita di dalam sejarah. Allah menerima salib itu di dalam Yesus bukan untuk mengekalkannya dan menyingkirkan pengharapan manusia, namun demi mengakhiri semua salib di dalam Menurut keyakinan kristiani, tidak ada orang yang dapat memperoleh keselamatan hanya melalui usaha mereka sendiri, baik itu dengan ritus-ritus, perbuatan baik, persembahan, meditasi, atau cara-cara lainnya. Pengorbanan Yesus di salib menyempurnakan keselamatan yang diusahakan Boff mengajak manusia menemukan aspek penyelamatan atas penderitaannya dengan bertolak dari penderitaan Kristus sendiri. Dengan kata lain, dalam konteks soteriologi, penderitaan dipandang sebagai salib’ yang harus dipikul atau sebagai suatu realitas yang harus dialami agar manusia memperoleh keselamatan. Keyakinan serupa diungkapkan Edward Schillebeeckx “Salvation can also be achieved in suffering and in an unjust execution.”36 Bagi Schillebeeckx, keselamatan juga dapat diraih melalui jalan penderitaan. 298Teologi Gereja eklesiologi memandang penderitaan seolah-olah sebagai “duri dalam daging” atau masalah dalam komunitas gerejawi yang mesti diselesaikan untuk mewujudkan Kerajaan Allah. Maka, dalam konteks ini, digunakan “eklesiologi pembebasan” yang memfokuskan kajiannya pada konteks kemiskinan dan ketidakadilan yang menyebabkan penderitaan manusia. Eklesiologi pembebasan merupakan eklesiologi kritis yang mempertanyakan terutama kondisi sosial-kultural kehidupan Penderitaan dalam dimensi eklesiologis ditempatkan sebagai locus theologicus dalam artian sebagai tempat kehadiran Allah dimanifestasikan; penderitaan dipandang sebagai ranah berteologi. Ciri eklesiologi pembebasan adalah mengundang partisipasi umat beriman untuk pembaruan struktur Gereja. Gereja yang menjajah dan menjarah orang miskin diubah menjadi Gereja dari, oleh, dan untuk orang miskin. Teologi eklesiologi pembebasan menjadi salah satu alternatif yang cukup memadai untuk mendekati problem penderitaan karena mengupayakan suatu perubahan struktural atau sistematik dalam masyarakat tertentu. Teologi pembebasan berikhtiar menemukan jawaban atas penderitaan manusia dalam arti luas, dengan menyentuh berbagai ranah sosial kemasyarakatan, bukan hanya dengan pendekatan personal antarpribadi. Dari refl eksi teologis diharapkan ada koreksi-koreksi atas kesalahan-kesalahan yang mungkin ada, contohnya, aspek hidup Kristen yang dilupakan karena orang terlalu tergesa-gesa mengambil tindakan politik. Inilah yang dimaksud oleh teologi pembebasan sebagai refl eksi Bagi Gustavo Gutiérrez, jawaban atas problem penderitaan adalah jalan pembebasan’ yang harus terjadi dalam tiga aspek strategis. Baginya, ketiga aspek ini berdaya melenyapkan penderitaan sampai ke akarnya, yaitu 1 pembebasan ekonomi, sosial, dan politik, 2 pembebasan manusiawi, yang menciptakan manusia baru dalam masyarakat solidaritas yang baru 3 pembebasan dari dosa dan masuk dalam persekutuan dengan Tuhan Allah dan semua Teologi Hal-Hal Akhir eskatologi, penderitaan dapat ditelaah dalam korelasinya dengan dimensi eklesiologis yang dijelaskan di atas. Korelasi di antara keduanya tampak dalam kontinuitas antara nilai-nilai eklesiologis, seperti martabat manusia, persaudaraan, dan pembebasan dari penderitaan yang harus direalisasikan dalam sejarah dan pemenuhan eskatologis, yakni dalam Kerajaan Akhir. Dunia dipandang sebagai wahana penghayatan nilai-nilai, sementara pengharapan eskatologis akan Kerajaan Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 299MELINTAS adalah motif untuk mencari keadilan, perdamaian, atau pembebasan’ atas penderitaan dunia Pentingnya korelasi antara eklesiologi dan eskatologi, misalnya, ditunjukkan oleh Wolfhart Pannenberg. Menurutnya, Gereja akan kehilangan dimensi sosial jika melakukan penyimpangan dari karakternya sebagai sebuah komunitas Jurgen Moltmann juga menafsirkan misi Gereja sebagai hamba atau pelayan dalam rangka pengertian eskatologis. Gereja harus mengangkat masyarakat setempat menuju horizon pengharapannya sendiri akan pemenuhan eskatologis atas keadilan, kehidupan, kemanusiaan, dan keramahan. Setiap orang Kristen diikutsertakan dalam kerasulan untuk memberikan harapan bagi dunia yang menderita, dan di sanalah Gereja menemukan esensinya yang menjadikannya Gereja Allah. Moltmann memandang bahwa Gereja sendiri bukanlah keselamatan dunia, sehingga penggerejaan dunia belum berarti keselamatan terakhir, tetapi ia melayani keselamatan yang akan datang bagi Moltmann memandang penderitaan secara eskatologis sebagai pangkal dari harapan akan kebangkitan. Pertama-tama, penderitaan manusia menimbulkan iman akan Yesus Kristus yang juga menderita sebagai wujud keterlibatan Allah dalam sejarah penderitaan manusia; selanjutnya penderitaan yang sama juga menumbuhkan iman akan kebangkitan-Nya. Kebangkitan Kristus memberikan harapan akan kebangkitan manusia. Gereja bertugas memperkenalkan nilai-nilai Kerajan Allah kepada segenap masyarakat di dunia sekarang ini. Hubungan senada diungkapkan oleh Karl Rahner yang berpendapat bahwa apa yang kita ketahui tentang eskatologi Kristiani itu kita ketahui mengenai situasi manusia sekarang dalam sejarah keselamatan. Melalui penderitaan, wafat, dan kebangkitan Kristus segala sesuatu telah selesai. Eskaton tidak lagi membawa sesuatu yang baru, melainkan hanyalah menyingkapkan keselamatan yang kini sudah ada secara tersembunyi. Rahner menekankan bahwa hasil kemenangan eskatologis Kristus ialah rahmat yang effi cax berhasil, tidak hanya cukup’ dan rahmat ini bukan saja mungkin diberikan, melainkan de facto telah Menurut Rahner, “Gereja ialah suatu jemaat yang sedang berziarah menuju kebahagiaan kekal”.44 Hans Küng juga mendukung korelasi ini dengan mengatakan bahwa umat Allah akan benar-benar menjadi umat Allah ketika dikumpulkan dalam perjamuan surgawi. Gereja di dunia adalah suatu antisipasi Gereja Melalui penjelasan para teolog terkait korelasi antara dimensi eskatologis dan dimensi eklesiologis, dapat dipahami bahwa penderitaan 300secara eskatologis dilihat sebagai sarana mengalami awal hidup abadi, atau yang dalam bahasa Küng adalah awal memasuki “rumah cahaya”.46Allah sebagai “Bapa Mahakasih” suatu Konsep yang Meneguhkan47Di atas telah dipaparkan konsep penderitaan dalam Kitab Suci dan pandangan para teolog. Telaah atas penderitaan menjadi makin inspiratif dan berdaya guna jika umat beriman memperoleh alternatif atau cara lain untuk bertahan dalam iman akan Allah yang Mahabaik, ketika ditimpa penderitaan bertubi-tubi. Gambaran “bapa” menjadi salah satu analogi yang dapat membantu orang agar tetap tegar dan beriman menghadapi penderitaannya. Allah yang adalah “Bapa” membuat penderitaan dapat dimengerti sebagai hukuman’, namun yang bertujuan baik. Penderitaan dianalogi sebagai suatu hukuman dari seorang bapa kepada anaknya agar ia bertumbuh dewasa, menjadi lebih disiplin, tahan banting, dan bertumbuh dalam berbagai keutamaan hidup. Istilah hukuman’ di sini dapat dimengerti lebih sebagai “bentuk pembiaran” Allah. Dalam bahasan mengenai Perjanjian Lama, penderitaan Ayub berasal dari iblis, bukan dari Allah sendiri. Allah hanya mengizinkan iblis untuk mencobai manusia. Allah menghukum dalam arti mengizinkan atau membiarkan penderitaan terjadi atas manusia dan sama sekali tidak berperan secara aktif memberikan’ penderitaan tersebut, sebab bagaimanapun Allah adalah Kasih. Analogi Allah sebagai bapa yang menghukum manusia, anaknya, penting dipaparkan untuk membuat penderitaan lebih mudah dipahami dan diterima. Küng memahami bahwa Yesus sendiri tidak menjawab problem kejahatan, ketidakadilan, kelemahan, dan penderitaan dalam dunia, dengan memberikan pandangan fi losofi s atau pembenaran teologis. Jawaban yang diberikan Yesus berorientasi kepada Allah sebagai Hanya Allah sebagai seorang Bapalah dapat memahami segala yang dibutuhkan manusia sebelum manusia memintanya, dan mampu membuat kekhawatiran, ketidakadilan, dan kecenderungan berdosa dalam diri manusia pudar. Allah yang dipandang sebagai Bapa juga dapat memampukan manusia memaknai penderitaan dan Penolakan terhadap konsep Allah sebagai penghukum aktif juga diutarakan oleh Karl Rahner “Tuhan mengizinkan, bukan memberikan penderitaan.” Rahner menggagas penger tian ini berdasarkan pemahamannya akan Allah sebagai Bapa dan manusia sebagai anak-anak-Nya. Allah yang dipahaminya sebagai Bapa hanya’ mengizinkan penderitaan terjadi atas Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 301MELINTAS dan tidak memberikannya kepada manusia. Ia justru menerangi suramnya penderitaan, yang digambarkan Rahner bagaikan kegelapan neraka, dan bahkan menemani manusia berada di dalamnya. Kehadiran dan kebersamaan-Nya memungkinkan Allah menjadi Allah, yaitu sebagai seorang Bapa yang tidak pernah meninggalkan manusia yang menderita. Karena senantiasa disertai-Nya, manusia tidak perlu mempersalahkan Allah atas penderitaan yang dialami, melainkan harus bersyukur karena Allah tetap bersamanya menjalani situasi Relasi antara manusia sebagai anak dan Allah sebagai seorang Bapa digambarkan secara jelas dalam doa yang diutarakan oleh Henry Nouwen “Sedikit demi sedikit aku menyadari bahwa aku ingin Kau lihat, ingin diam di bawah tatapan-Mu yang penuh kasih, dan ingin tumbuh menjadi kuat dan lembut di mata-Mu.”51 Analogi Allah sebagai Bapa atau bapak’ dalam sapaan sehari-hari, membantu manusia menerjemahkan penderitaannya sebagai hal yang mendidik, mendewasakan, dan membawa berbagai manfaat lain baginya. Seorang bapak yang baik tidak selalu menggendong atau menuntun anaknya, namun ada kalanya membiarkan anak itu berjalan sendiri meskipun harus menderita karena terjatuh berulang kali. Melalui cara ini, anak menjadi pribadi yang berdaya juang dan mandiri. Gagasan senada diungkapkan pula dalam dokumen Salvifi ci Doloris dari Paus Yohanes Paulus II 1984 dengan mengutip 2Mak. 612, “…hukuman-hukuman ini tidak bermaksud untuk membinasakan bangsa kita, tapi untuk memperbaikinya.”52 Kutipan ayat Kitab Suci ini mau menegaskan manfaat atau hikmah di balik penderitaan. Penderitaan yang dialami manusia terjadi seizin Allah, yang diimani manusia sebagai seorang Bapa. Seorang Bapa mengetahui apa yang dibutuhkan anaknya bahkan sebelum diminta dan tidak akan memberikan apa yang sebaliknya. Dalam konteks relasi Bapa dan anak, hukuman yang dipahami sebagai pembiaran Allah dimengerti bukan untuk membinasakan, melainkan untuk memperbaiki. Perbaikan dari hal-hal yang kurang benar, merupakan kebutuhan seorang anak agar menjadi lebih matang dan berdaya juang dalam kehidupan. “Jika seorang anak minta roti kepada ayahnya, apakah ia akan diberi batu? Jika ia minta ikan, apakah ia akan diberi ular berbisa? Tentu saja tidak! Dan jika kalian yang keras hati dan berdosa tahu bagaimana memberikan yang baik kepada anak-anak kalian, apalagi Bapa yang di surga. Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” Mat. 79-11. 302Alasan edukatif ini mungkin dapat dipahami sebagai salah satu maksud Allah membiarkan manusia mengalami berbagai penderitaan semasa hidupnya. Dengan memahami dan menghayati kebenaran iman ini, tak ada alasan bagi manusia untuk goyah ketika Penderitaan merupakan suatu realitas yang tak terelakkan dan terus menerus menghantui hidup manusia. Kenyataan ini digambarkan oleh Yeremia dengan suatu pertanyaan retoris, “Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan?” Yer. 158 Sebagai bagian integral kehidupan, penderitaan seharusnya diterima dengan berani. Umat beriman mesti mengusahakan jalan untuk berdamai dengannya. Melalui pendekatan biblis dan teologis yang ditawarkan di atas, penderitaan yang tak terhindarkan menjadi sesuatu yang berharga untuk dijalani. Beberapa pokok dapat dirumuskan sebagai penderitaan dilihat secara lebih utuh, yakni dengan sudut pandang biblis dan teologis. Sebelum didekati dengan kedua perspektif ini, penderitaan hampir selalu berakhir dengan penjelasan sebagai sekadar misteri’ atau hukuman’. Kedua penjelasan ini terlalu simplistis. Bahasan dari sudut pandang biblis-teologis yang ditawarkan di atas memungkinkan realitas penderitaan memperoleh pemaknaan baru. Dengan memandang penderitaan secara baru, muncullah pengharapan akan perubahan ke arah yang lebih baik. Salah satu pandangan itu adalah penderitaan dipandang sebagai suatu proses atau perjalanan hidup menuju penyempurnaan. Manusia diajak untuk melihat realitas penderitaan dari sudut pandang Allah. Allah yang Mahabaik menghendaki kebaikan bagi setiap manusia di balik setiap bentuk penderitaan yang diizinkan-Nya. Di akhir proses kehidupan yang memuat penderitaan sebagai salah satu bagiannya, Allah menanti dengan sabar. Penderitaan hanya bersifat sementara, atau seperti kata Paulus, “kematian tak lagi berdaya sengat”; habis gelap akan terbit terang. Manusia disadarkan bahwa ia tidak pernah sendirian dalam menghadapi penderitaan. Penderitaan menyakitkan dan menimbulkan luka. Meskipun demikian, selalu ada sesama yang mendampingi, bahkan Allah sendiri, yang adalah “Bapa”, hadir dan selalu mengulurkan tangan. Dengan kesadaran ini, penderitaan menjadi realitas yang dapat dihadapi dengan suka rela, bahkan dapat diterima dengan penuh Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 303MELINTAS secara spesifi k melalui pendekatan biblis Kitab Suci, seorang Kristen disadarkan bahwa penderitaan merupakan suatu anugerah dari Allah yang Mahabaik. Penderitaan adalah anugerah karena berpotensi mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri maupun sesama. Kebaikan-kebaikan itu ditemukan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, penderitaan dimaknai dalam tiga gagasan 1 hukuman atas dosa,53 2 pengorbanan demi sesama dan iman akan Allah,54 3 pembuka jalan atau awal kebaikan, sebagaimana dialami oleh Yusuf dan Ayub. Sementara itu, dalam Perjanjian Baru, penderitaan dimaknai dalam empat gagasan 1 partisipasi dalam penderitaan Kristus misalnya 2Kor. 4 11. 2 pengorbanan untuk sesama dan kebenaran, sebagaimana diteladankan oleh Yesus demi keselamatan manusia, 3 kesempatan meraih kesempurnaan, “orang harus mengalami ujian hidup supaya menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” Yak. 13-4. 4 sarana mengenali Allah sebagai Kasih. Penderitaan Yesus menyingkapkan besarnya kasih Allah bagi manusia Yoh. 1513. Pendekatan biblis dalam tulisan ini memberikan penerangan kepada umat beriman yang menderita bahwa penderitaan juga mengandung unsur kebaikan. Oleh sebab itu, penderitaan semestinya diterima sebagai anugerah. Para rasul mengajarkan bahwa penderitaan dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebaikan Rm. 828 agar orang Kristen semakin dewasa dan teruji dalam melalui pendekatan teologis, ditunjukkan alternatif-alternatif menghadapi penderitaan. Ketiga dimensi yang dipaparkan dalam pendekatan teologis ini, yakni eklesiologi, eskatologi, dan soteriologi, mengarah pada Yesus yang menderita, wafat, dan bangkit. Dalam dimensi eklesiologis, ditawarkan dua inspirasi untuk menyikapi penderitaan. 1 Penderitaan dipandang sebagai sarana pembebasan melalui penebusan Kristus. Pembebasan dianugerahkan oleh Kristus yang mengadakan dan mengasuh “misteri keselamatan”, yaitu Gereja 2 sarana pemersatu umat manusia. Penderitaan mengundang manusia untuk berempati satu sama lain lintassuku, agama, dan golongan. Dalam berbagai bencana, misalnya, kebanyakan orang bersatu untuk mengangkat penderitaan sesamanya. Dalam dimensi eskatologis, penderitaan dipandang sebagai 1 sarana mencicipi hidup abadi, yakni sebuah “awal memasuki rumah cahaya” dan 2 undangan Allah untuk semakin dekat pada-Nya. Pendekatan ini berguna untuk orang-orang yang menderita sekaligus juga bagi para pendamping keluarga atau 304dokter dan perawat. Dalam dimensi soteriologis, penderitaan dipandang sebagai sesuatu yang harus dialami untuk memperoleh keselamatan, ibarat “salib yang harus dipikul” untuk mencapai Paskah mulia. Melalui ketiga dimensi dalam pendekatan teologis ini, orang beriman dapat menemukan pertanggungjawaban iman dalam menghadapi problem penderitaan, yaitu melalui pengalaman Yesus Kristus. Mengaitkan penderitaan manusia dengan penderitaan Yesus memberi pengharapan akan suatu kemuliaan kebangkitan’ di masa depan. Upaya mengorelasikan keduanya membuat penderitaan menjadi bermakna dan para penderita memperoleh daya kekuatan untuk menanggungnya sebagai sesuatu yang berharga. Penderitaan tidak lagi dipandang sebagai beban kehidupan, melainkan bagian integral kehidupan. Perbedaannya di sini ada pada disposisi batin, yakni ketika manusia mampu menemukan makna penderitaannya dalam kerangka kehendak Allah. Jawaban yang memuaskan atas makna penderitaan di dunia mungkin tidak dapat ditemukan seutuhnya, karena manusia hanya mampu menilai dunia dari sudut pandangnya yang terbatas. Alam pikiran manusia tak dapat menjangkau rahasia rencana Allah. Diperlukan permenungan mendalam untuk menemukan kenyataan bahwa “Allah adalah Kasih” dan “manusia adalah pribadi yang dikasihi”, dan keduanya termasuk di dalam realitas penderitaan. Allah beserta rencana-Nya merupakan misteri yang tidak dapat dipahami manusia. Perenungan seputar problem penderitaan tidak akan berakhir pada jawaban yang jelas. Dialog teologis dan spiritual masih bisa dieksplorasi lebih lanjut untuk membantu umat Kristen yang mengalami penderitaan. Mungkin setiap zaman selalu membutuhkan jawaban dan pendekatan yang berbeda. Penderitaan menimbulkan harapan bagi orang beriman, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami” 2Kor. 417.ReferencesBergant, Dianne. dan Robert J. Karris Ed.. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta Kanisius. Leonardo. Passion of Christ, Passion of the World The Facts, Their Interpretation, and Their Meaning Yesterday and Today. Maryknoll, NY Orbis Books. 1984. Elvin Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 305MELINTAS Raymond E., et. al. Eds... The Jerome Biblical Commentary. New Jersey Prentice Hall. Brian. Rangkaian Kisah Bermakna. Jakarta Obor. Pierre T. The Phenomenon of Man. London Collins. Amy. Battle Hymn of the Tiger Mother. New York The Penguin Press. Gerald O’ dan Edward G. Farrugia. Kamus Teologi. Yogyakarta Kanisius. John J. Makabe I dan II. Yogyakarta Kanisius. St. Pengantar ke dalam Misteri Yesus Kristus. Yogyakarta Kanisius. Nico S. Teologi Sistematika 2 Ekonomi Keselamatan. Yogyakarta Kanisius. Avery. Model-model Gereja. Ende Nusa Indah. Walter A. Ed.. Evangelical Dictionary of Theology. Michigan Baker Book House. J. Foxes Book of Martyrs. Jakarta Andi. R. The Liberation Theology Debate. Maryknoll Orbis Books. C. Pengantar ke dalam Per janjian Lama. Yogyakarta Kanisius. Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus. Ende Nusa Indah. Gustavo. A Theology of Liberation History, Politics and Salvation. Maryknoll, NY Orbis Books. William. and Brian Mc Neil Ed.. Suffering and Martyrdom in the New Testament. Cambridge Cambridge University Press. Senin, 10 November Hans. Does God Exist?. London Collins. Eternal Life. London SCM Press. C. M. Kesaksian Santo Paulus. Yogyakarta Kanisius. Jurgen. Theology of Hope. London SCM Press. Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang Yayasan Penerbit Gandum Mas. Henry The Road to Daybreak A Spiritual Journey. New York Doubleday. Pius. Ex Latina Claritas. Jakarta Obor. H. “Mengapa Orang Benar Menderita?” Wacana Biblika Vol. 14, 306No. 2, April-Juni W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta PN. Balai Pustaka. 1982. Rahner, K. Theological Investigations XIX. New York Crossroad. Leonard, Richard. “Where the Hell is God?” Thinking Faith The Online Journal of the British Jesuits F. Suryanto Hadi terj., dalam Rohani, Nomor 02, Tahun ke-59, Februari E. Church The Human Story of God. New York Crossroad. Teologi Pembebasan Gustavo Gutiérrez. Yogyakarta Jendela. Simon P. L. Petualangan Intelektual Konfrontasi dengan Para Filsuf dari Zaman Yunani hingga Zaman Modern. Yogyakarta Kanisius. Wim van der. Seni Hidup. Yogyakarta Kanisius. N. M. An Introduction to Teilhard de Chardin. Fontana Library Theology and Philosophy. Paulus II, Paus Terj. R. Hadiwikarta. Salvifi ci Doloris. Jakarta Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta PN. Balai Pustaka, 1982 245. 2 Pius Pandor, Ex Latina Claritas Jakarta Obor, 2010 Bdk. Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual; Konfrontasi dengan Para Filsuf dari Zaman Yunani hingga Zaman Modern Yogyakarta Kanisius, 2004 Ratusan warga miskin di Riau misalnya, mengalami penderitaan karena anggaran kesehatan dan pendidikan yang dialokasikan bagi mereka diakali oleh pejabat setempat. Lih. “Ang garan Daerah sering Diakali” dalam Kompas Senin, 10 November 2014 1 dan Bdk. N. M. Wildiers, An Introduction to Teilhard de Chardin Fontana Library Theology and Philosophy, 1975 Seorang ibu di China yang teguh memegang nilai-nilai tradisi China menceritakan hal ini dengan blak-blakan.. Beberapa hal yang ditekankannya antara lain, 1 anak harus menjadi juara 1 di sekolah, 2 anak harus pintar bermain musik; kalau perlu dengan berlatih amat keras setiap hari, bahkan di hari libur dan saat berlibur sekalipun, 3 alat musiknya harus yang sulit dimainkan, yaitu piano atau biola—tidak boleh yang lain. Lih. Amy Chua, Battle Hymn of the Tiger Mother New York The Penguin Press, 2011.7 Lih. Alan McGinnis, “Bakat-bakat Terpendam” dalam Brian Cavanaugh, Rangkaian Kisah Bermakna Jakata Obor, 1995 Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani 307MELINTAS Pierre Teilhard de Chardin, The Phenomenon of Man London Collins, 1959 Wim van der Weiden, Seni Hidup Yog yakarta Kanisius, 1995 Richard Leonard, “Where the Hell is God?” dalam Thinking Faith The Online Journal of the British Jesuits F. Suryanto Hadi terj., dalam Rohani, No. 02, Tahun ke-59 Februari 2012 35. 11 Ibid., Bdk. H. Pidyarto, “Mengapa Orang Benar Menderita?” dalam Wacana Biblika Vol. 14, No. 2, April-Juni 2014 52-54. 13 Ketiga sahabat Ayub yang datang untuk menghiburnya bernama Elifas, Zofar, dan Bildad. Ketiganya menganggap penderitaan Ayub sebagai hukuman atas dosa-dosanya. Lih. perkataan Elifas dalam Kitab Ayub Bab 4, 15, 22; perkataan Zofar dalam Bab 11, 20; dan pernyataan Bildad dalam Bab 8, 18, dan 25. Bdk. Silogisme argumentasi ketiganya dalam Wim van der Weiden, op. cit., C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama Yogyakarta Kanisius, 1980 Dianne Berg ant dan Robert J. Karris Ed., Tafsir Alkitab Perjanjian Lama Yogyakarta Kanisius, 2002 Collins mendasarkan gagasan ini dalam upacara yang dikenal sebagai “pelepasan kambing” dalam Kitab Imamat Bab 16. Dalam upacara itu, Harun mengakukan dosa-dosa orang Israel atas seekor kambing dan kemudian kambing itu dilepaskan ke padang gurun dengan membawa dosa-dosa mereka. Bdk. John J. Collins, Makabe I dan II Yogyakarta Kanisius, 1990 Bergant dan Karris Ed., op. cit., Ibid., Michael D. Guinan misalnya, menafsirkan Ayub 3615 yang berbunyi “dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara, dengan penindasan Ia membuka telinga mereka”, sebagai suatu aspek ujian iman yang berfungsi untuk mendidik dan mengajar manusia. Lih. ibid., Ibid., Bdk. ibid., 426-427, dalam subjudul “Misteri Penderitaan dan Hubungan dengan Allah”.23 Solidaritas Allah ini digambarkan secara lengkap oleh Paulus dalam Filipi 26-8, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri… merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Dimensi solidaritas inilah yang mendorong dan memungkinkan manusia berpartisipasi dalam penderitaan Kristus, atau dengan kata lain menyatukan penderitaan hidupnya dengan penderitaan Kardinal C. M. Martini mengidentifi kasi seluruh penderitaan Paulus ini sebagai yang serupa dengan penderitaan Yesus. Lih. Martini, Kesaksian Santo Paulus Yogyakarta Kanisius, 1989 Bdk. defi nisi Penebusan’ dalam Gerald O’Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi Yogyakarta Kanisius, 1996 G. W. H. Lampe, “Martyrdom and Inspiration” dalam William Horbury and Brian Mc Neil Ed., Suffering and Martyrdom in the New Testament Cambridge Cambridge University Press, 1981 John Foxe, Foxes Book of Martyrs Jakarta Andi, 2001 Lih. defi nisi terminologi Pain’ oleh J. S. Feinberg dalam Walter A. Elwell Ed., Evangelical Dictionary of Theology Michigan Baker Book House, 1980 815. 30829 Lih. Morna D. Hooker, “Interchange and Suffering” dalam William Horbury and Brian Mc Neil Ed., op. cit., Elwell Ed., Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru Malang Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996 C. Groenen, Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus Ende Nusa Indah, 1983 St. Darmawijaya, Pengantar ke dalam Misteri Yesus Kristus Yogyakarta Kanisius, 1991 Leonardo Boff, Passion of Christ, Passion of the World The Facts, Their Interpretation, And Their Meaning Yesterday and Today Maryknoll, NY Orbis Books, 1984 114. “Semua salib” di sini berarti semua penderitaan manusia yang disebabkan oleh dosa. Penderitaan dan kematian Yesus di salib merupakan suatu bentuk penebusan yang mampu meniadakan semua penderitaan yang harus ditanggung Bdk. Efesus 28-9, “Karena kasih karunia [kita] diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu jangan ada orang yang memegahkan diri.” 36 Edward Schillebeeckx, Church The Human Story of God New York Crossroad, 1990 Istilah “eklesiologi pembebasan” ini dimunculkan oleh R. Gibellini, Lih. Gibellini, The Liberation Theology Debate Maryknoll Orbis Books, 1987 Suryawasita, Teologi Pembebasan Gustavo Gutiérrez Yogyakarta Jendela, 2001 Lih. Gutiérrez, A Theology of Liberation History, Politics and Salvation Maryknoll, NY Orbis Books, 1973 Bdk. Avery Dulles, Model-model Gereja Ende Nusa Indah, 1990 W. Pannenberg, Theology and the Kingdom of God, 75. Dalam Dulles, ibid., Jurgen Moltmann, Theology of Hope London SCM Press, 1967 Lih. Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika 2 Ekonomi Keselamatan Yogyakarta Kanisius, 2004 Dikutip oleh Dulles, op. cit., Ibid., Hans Küng, Eternal Life London SCM Press, 1991 Inspirasi subjudul ini ialah Ensiklik pertama Paus Benediktus XVI, Deus Caritas Est 2005.48 Hans Küng, Does God Exist? London Collins, 1980 Bdk. Bdk. Karl Rahner, Theological Investigations XIX New York Crossroad, 1983 Henri J. M. Nouwen, The Road to Daybreak A Spiritual Journey New York Doubleday, 1988 Yohanes Paulus II Terj R. Hadiwikarta, Salvifi ci Doloris Jakarta Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, 2011 No. Kej. 314-19, Bil. 12 Yes. 535, 2Mak. Bdk. Yak. 12-4, 1Pet. 17-8, Rm. 5 Atmaja H. Iman di Tengah Penderitaan, Inspirasi Teologis-Biblis Kristiani ... Injil yang adalah kekuatan Allah bagi setiap orang percaya agar setiap orang memperoleh keselamatan. Karena di dalamnya kebenaran Allah dinyatakan dari iman ke iman 12345678910. Injil adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan semua Gloria. ...... Sedangkan urutan ketiga terbanyak penyebab perceraian yakni meninggalkan salah satu pihak. 3 Bila dilihat lebih dekat lagi maka perselisihan yang tidak dapat diselesaikan adalah dipicu oleh media sosial, lalu ekonomi dan selanjutnya adanya pihak ketiga dalam pernikahan. Itu sebabnya angka perceraian semakin meningkat per tahunnya sekitar 15-20%. ...... diakses 24 Mei 2020. 3 Rofiq Hidayat, "Melihat Tren Perceraian dan Dominasi penyebabnya" Hukum Online, 18 Juni 2018, tersedia di diakses tanggal 24 Mei 2020. 4 Adisty Titania, "Hati-Hati, Media Sosial Picu Tingginya Angka Perceraian" TheAsianparent Indonesia, tersedia di Gambaran umum yang terjadi di Indonesia dapat juga menggambarkan permasalahan dalam keluarga Kristen di Indonesia, di mana masalah seks menempati urutan signifikan atas terjadinya konflik dan berujung perceraian di Indonesia. Ini menjadi suatu tantangan bagi gereja untuk memberikan suatu kajian solutif atas masalah seksualitas dalam pernikahan Kristen ... Nova RitongaThe pandemic of Covid-19 which occurred in Indonesia even in the whole world greatly influenced the church in doing mission. Many church mission activities and responsibility cannot be carried out properly, it also effects the spirituality and the life of the congregation the Christians. In this case the church needs to have the right respond over this current Covid-19 pandemic. This article aims to provide the insight, whether the Covid-19 pandemic is or as the obstacle for the church to carry out its mission or otherwise, as an opportunity. This article is written using descriptive qualitative methods with library research. This Covid-19 pandemic can be an obstacle and also can be an opportunity for the church to do mission work. It becomes an obstacle because during the Covid-19 pandemic, the church cannot conduct the worship service and other activities worship service, midweek worship, visitations, and other missionary activities freely, especially the churches in the city. This is also because the responsibility of the church in carrying out the Great Commission is understood limitedly in the form of face-to-face meetings both inside and outside the church. In other hand, the Covid-19 pandemic is an opportunity for the church to carry out the Great Commission mission because with the Covid-19 pandemic the church is bolder and openly preaches the Word of God. Now, many churches carry out online or live streaming worship services which can be watched by anyone, not just Christians cf. Isaiah 5511. The fear and despair that befell the community is also an opportunity for the church to reach out. Keywords Church, Pandemic Covid-19, Mission... Sulit dalam konteks Kristiani menelusuri asal penderitaan di muka bumi, dikarenakan penderitaan merupakan sesuatu yang tidak baik sehingga tidak mungkin berasal dari Allah yang Maha Baik dan yang telah menciptakan segala sesuatu dengan baik adanya. Penderitaan merupakan pergumulan atau problem iman, sebab ada orang yang bisa menerima penderitaan yang dialaminya sehingga menjadi semakin beriman dalam ujian penderitaan, di sisi lain ada orang yang sulit menerima penderitaannya sehingga menganggap Tuhan yang Maha kasih sebagai sebuah konsep tipuan maupun khayalan, dikarenakan dianggap tidak dapat menolong sehingga tidak perlu dipercayai Hidayat, 2016. Jikapenderitaan bukan berasal dari Allah, selanjutnya muncul pertanyaan mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan dialami oleh orang-orang percaya dan apakah Tuhan senang melihat umat-Nya menderita. ...Djone Georges NicolasPenelitian ini bertujuan menganalisa tulisan Yeremia 2911 tentang penderitaan, dan mendapatkan relevansinya bagi orang percaya di tengah krisis pandemi Covid-19, dimana di tengah situasi krisis dan mencekam ini, kecemasan, kebimbangan, keputusasaan, depresi, hingga kematian menjadi realita dan ancaman yang dihadapi semua orang termasuk orang-orang percaya yang di dalamnya terdapat sejumlah pendeta yang telah menjadi korban hingga kehilangan nyawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan analisa literatur, dengan pengumpulan data melalui sumber Alkitab, buku-buku, jurnal-jurnal, artikel digital, dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Hasil penelitiannya memberi saran seperti apa seharusnya orang percaya memaknai dan menyikapi fenomena penderitaan di tengah pandemi Covd-19 yang terus berlangsung Orang percaya harus tetap sepenuhnya mempercayai rancangan dan kesetiaan Allah dalam kondisi penderitaan sekalipun, sebab Allah berdaulat atas rencanaNya dan tetap menyadari bahwa tujuan rencana Allah adalah untuk keselamatan umat-Nya sehingga perlu dan harus memandang penderitaan dari sudut pandang Aryanto PramanaBelievers can never escape from suffering. Even in some passages of the Bible shows that believers are called to suffer for God’s sake. Wrong attitudes shown by believers when facing suffering often appear in the form of dissapointment, therefore it affects their relationships with God and others. This is due to a lack of proper understanding of suffering. This research will answer clearly about the theological understanding of suffering. The author also sees the importance of explaining the characteristics that a believer must possess especially regarding to suffering. These characteristics relate to attitudes, beliefs, and actions. The author also explores the attitude of Jesus Christ as an example in dealing with suffering. The results of this study provide solutions and enlightenment for believers in dealing with suffering. Orang percaya tidak luput dari penderitaan. Bahkan dalam beberapa bagian Alkitab menunjukkan bahwa orang percaya dipanggil untuk menderita karena Tuhan. Sikap-sikap yang salah yang ditunjukkan oleh orang percaya saat menghadapi penderitaan seringkali muncul dalam bentuk kekecewaan, sehingga berpengaruh pada relasi dengan Tuhan dan sesama. Hal ini diakibatkan karena kurangnya pemahaman yang benar akan penderitaan. Penelitian ini akan menjawab secara jelas mengenai pengertian teologis tentang penderitaan. Penulis juga melihat pentingnya untuk menjelaskan karakteristik yang harus dimiliki oleh orang percaya khususnya berkaitan dengan penderitaan. Karakteristik ini berkaitan dengan sikap, kepercayaan dan tindakan. Penulis pun menggali sikap Yesus Kristus sebagai teladan dalam menghadapi penderitaan. Hasil penelitian ini memberikan solusi serta pencerahan bagi orang percaya dalam menyikapi penderitaan. Kosma ManurungThe period in which believers live today is a time marked by the ease with which information is obtained. Unfortunately not all information is good, correct, and useful because there is a lot of information circulating out there that is deliberately created to spread hatred, lies, moral depravity, and various other acts that are contrary to Christian faith. The purpose of this article's research is to illustrate the important role that parents in Christian families can play in overcoming the disinformation impact of the Pentecostal theological framework. In this study, researchers used a descriptive analysis method and literature review. The results of this study offer four practical steps that parents in Christian families can take in stemming disinformation in their families, namely by taking protective measures in the form of regulating and restricting children's access to the internet, providing assistance, opening discussion spaces, and being examples that can be followed. by the child. Fredy SimanjuntakThe Covid-19 pandemic has challenged churches to migrate to virtual spaces. This certainly affects the spirituality of the Church in double space. Through this article, we will examine 1 How can the church connect spirituality with technology without getting lost in the vortex of the void of the modern technology itself, 2 How can the church navigate this new landscape without losing focus on its God-given mission? This research is descriptive research, using a qualitative approach. This paper aims to frame a new paradigm for a balanced church in interpreting church spirituality in the vortex of technological progress. The results of this study indicate that the theological system in Christianity is a transformational conceptual framework that is always fresh, flexible, and balanced from various dimensions of life and context. A changing situation requires transformative perspectives and practices so that the church does not lose its spirituality and God's mission in the context of society, nation, and state. Keywords church; reflection; spirituality; technology; the Covid-19 pandemic AbstrakPandemi Covid-19 telah menantang gereja untuk bermigrasi ke ruang virtual. Hal ini tentu mempengaruhi spiritualitas Gereja dalam ruang ganda. Melalui artikel ini akan dikaji 1 Bagaimana gereja dapat menghubungkan spiritualitas dengan teknologi tanpa tersesat dalam pusaran kehampaan teknologi modern itu sendiri, 2 Bagaimana gereja dapat menavigasi lanskap baru ini tanpa kehi-langan fokus pada misi yang diberikan Tuhan? Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tulisan ini bertujuan untuk membingkai paradigma baru bagi gereja yang seimbang dalam memaknai spiritualitas gereja dalam pusaran kemajuan teknologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem teologi dalam agama Kristen merupakan kerangka konseptual transformasional yang selalu segar, fleksibel dan seimbang dari berbagai di-mensi kehidupan dan konteks. Situasi yang berubah membutuhkan perspektif dan praktik trans-formatif agar gereja tidak kehilangan spiritualitas dan misi Tuhan dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kata kunci gereja; pandemi Covid-19; refleksi; spiritualitas; teknologUmi Wasilatul Firdausiyah Hardivizon HardivizonDiskursus dalam penelitian ini berupa ideologi bencana dalam perspektif Al-Qur’an, yang terfokus pada pembahasan kata fitnah dalam QS. Al-Anbiya [21]35. Tujuan dari penelitian ini berupa upaya untuk menemukan kredibilitas makna dan eksistensi kata fitnah dalam al-Qur'an dengan bingkai teologi bencana. Metode penelitian yang digunakan penulis menggunakan jenis penelitian Library Research, dengan pengumpulan data berupa dokumentasi dan analisis data berupa metode tematik karena tidak semua ayat yang digunakan oleh penulis. Ditambah dengan teori hermeneutika ma’na-cum-maghza, yang dilengkapi dengan triangulasi sumber sebagai keabsahan datanya. Hasil penelitian ini yang terbingkai dalam teologi bencana terhadap kata fitnah pada QS. Al-Anbiya [21]35 memiliki artian sebagai suatu bencana bagi setiap individu maupun kelompok dan eksistensi kata fitnah memiliki dua pembagian yakni keburukan dan kebaikan, serta suatu kematian dan ujian kehidupan merupakan keniscayaan yang pasti akan terjadi, hal tersebut juga sebagai cobaan dari ujian iman. Penafsiran QS. Al-Anbiya [21]35 dengan ma’na-cum-maghza, juga beimplikasi pada kajian tafsir kontemporer dan dapat mempengarui mindset masyarakat terhadap pemaknaan maupun pengucapan kata Krisna R. PakpahanA righteous person who experiences suffering. Making the idea of theodicy where God's sovereignty reigns over the world and also human history is inseparable, including suffering. The issue of suffering is an integral part of the life experience of individuals and communities. The subject of discussion in this study is how wisdom and suffering are understood by humans from the perspective of OT wisdom literature. The purpose of this study is to understand how God's theodicy in human suffering is related to Wisdom Literature. The research method is descriptive qualitative using literature review and Bible study. The findings of this study are that in the suffering that occurs, God continues to declare goodness to humans, suffering is under the sovereignty of God, and with the concept of theodicy, the problem of human suffering can be answered. God's involvement in human suffering shows God's compassionate attitude. Wisdom is a means of solving the problem of suffering, God is just in allowing suffering to occur. His omnipotence still exists in the midst of suffering, In suffering, there is the involvement of God who provides answers to human questions about Bernando Agung Hamonangan SitumorangThe essay presents a philosophical discussion on the question of God’s existence during the time of covid-19. Methodologically it is a qualitative study. The author develops his argument by studying some relevant literature on the topics. The literature study focuses on some concepts of western and easter philosophy regarding the root of human suffering. The result shows that the fact of suffering does not derive from God, but from the free will of human beings. In Buddhism suffering is thought of as dukkha that exists from the very beginning of human life. To be free from this dukkha, man must live the so-called liberating paths of truth. In the western concept, suffering has nothing to do with God, because God himself did not create or will the suffering. God only wants to be consistent with His creation, namely to give full freedom to the Covid-19 telah menantang gereja untuk bermigrasi ke ruang virtual. Hal ini tentu mempengaruhi spiritualitas gereja dalam ruang ganda. Melalui artikel ini akan dikaji 1 Bagaimana gereja dapat menghubungkan spiritualitas dengan teknologi tanpa tersesat dalam pusaran kehampaan teknologi modern itu sendiri, 2 Bagaimana gereja dapat menavigasi lanskap baru ini tanpa kehilangan fokus pada misi yang diberikan Tuhan? Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tulisan ini bertujuan untuk membingkai paradigma baru bagi gereja menuju prinsip keseimbangan antara kehidupan material dan spiritualitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem teologi dalam agama Kristen merupakan kerangka konseptual transformasional yang selalu segar, fleksibel dan seimbang dari berbagai dimensi kehidupan dan konteks. Situasi yang berubah membutuhkan perspektif dan praktik transformatif agar gereja tidak kehilangan spiritualitas dan misi Tuhan dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan SitumorangStrategi penginjilan merupakan sebuah rencana yang wajib dilakukan sebelum bermisi, mengingat berbagai kasus penganiayaan yang menimpa beberapa penginjil maupun masyarakat Indonesia. Khususnya di daerah suku terabaikan seperti Papua, kini semakin marak terjadinya kasus penganiayaan. Hal ini menimbulkan berbagai luka fisik maupun psikis bagi sebagian kelompok dan yayasan penginjilan. Beberapa penginjil melakukan sebuah terobosan baru untuk meningkatkan mutu terhadap penginjilan yang ada di daerah terabaikan. Beberapa strategi telah disusun sebagai upaya untuk mencerminkan kepribadian Kristus. Melalui metode yang berorientasi pada studi pustaka, tulisan ini menunjukkan bahwa dengan adanya strategi penginjilan yang berorientasi pada faktor internal maupun eksternal, diharapkan mampu untuk menghadapi penganiayaan yang terjadi dalam bermisi. Oleh karena itu, strategi penginjilan harus direncanakan, dipahami serta digunakan sebagai upaya berjaga-jaga untuk menghadapi kasus penganiayaan yang CavanaughRangkaian KisahBermaknaCavanaugh, Brian. Rangkaian Kisah Bermakna. Jakarta Obor. Teologi. Yogyakarta KanisiusGerald O CollinsEdward G ' DanFarrugiaCollins, Gerald O' dan Edward G. Farrugia. Kamus Teologi. Yogyakarta Kanisius. ke dalam Misteri Yesus KristusSt DarmawijayaDarmawijaya, St. Pengantar ke dalam Misteri Yesus Kristus. Yogyakarta Kanisius. Sistematika 2 Ekonomi Keselamatan. Yogyakarta KanisiusNico S DisterDister, Nico S. Teologi Sistematika 2 Ekonomi Keselamatan. Yogyakarta Kanisius. Gereja. Ende Nusa IndahAvery DullesDulles, Avery. Model-model Gereja. Ende Nusa Indah. Dictionary of TheologyWalter A ElwellElwell, Walter A. Ed.. Evangelical Dictionary of Theology. Michigan Baker Book House. 1990.
Katakanlah "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya´qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".
Orang beriman selalu mendapat ujian Allah Apakah kamu pernah mengalami jelaskan!Yup!benar sekali saya pernah mengalami cobaan dari allah swt dan cobaan yang diberikan kepada ku menurut saya setimpal dengan apa yang akubuat,dan saya itu selalu mengambil pemikiran bahwa apabila saya mendapatkan cobaan itu sam halnya jika saya membayar dosaku sama halnya jika kita sakit yang dimana "sesungguhnya jika anak adam sakit demam sesungguhnya itu adalah radiasi dari panasnya neraka yang dimana kami jadikan sebagai penghapus dosa baginya".=================PENJELASAN beriman orang beriman merupakan salah satu hamba allah yang diakhirat kelak dijanjikan balasan baginya yakni surga akan tetapi semua itu tdk lah muda untuk didapatkan dikarenakan selama di dunia seluruh umat manusia pasti akan di hadapkan dengan yang namanya cobaan baik anak",remaja,dewa sampai tua semunya mendaptkannya dan ini emua allah telah merencanakannya sebagai salah satu syart untuk menguji sampai dimana kemampuan kita dalam mengimani allah swt. sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155,وَلَـنَبۡلُوَنَّكُمۡ بِشَىۡءٍ مِّنَ الۡخَـوۡفِ وَالۡجُـوۡعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَنۡفُسِ وَالثَّمَرٰتِؕ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيۡنَۙ "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ ٱلْمُجَٰهِدِينَ مِنكُمْ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَنَبْلُوَا۟ أَخْبَارَكُمْ "Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu.” QS. Muhammad 31 dan sebagaimana pula yang diterangkan dalam Surah Al-Baqarah Ayat 286 لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung. Jadi,semua yang pernah kita alamai baik suka dan duka itu semua merupakan ujian atau cobaan dari allah swt dalam menguji keimanan kita terhadanya dan tdk rasa sudah cukup sekian dan terimakasih!!!===================PELAJARI LEBIH LANJUT1. Definisi iman Contoh sikap beriman Hikmah beriman kepada kitab kitab allah JAWABANMapel SMPMateriBeriman Kepada Allah SWTKata Kunci Iman, Tawaqqal, Rukun ImanKode soal14Kode Kategorisasi
Orangberiman selalu mendapat ujian Allah Apakah kamu pernah mengalami jelaskan!. Yup!benar sekali saya pernah mengalami cobaan dari allah swt dan cobaan yang diberikan kepada ku menurut saya setimpal dengan apa yang akubuat,dan saya itu selalu mengambil pemikiran bahwa apabila saya mendapatkan cobaan itu sam halnya jika saya membayar dosaku sama halnya jika kita sakit yang dimana Ilustrasi orang sabar. Foto berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah menyukai orang-orang yang sabar.""Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."Ilustrasi orang sabar. Foto adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu Muhammad; tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.""Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik.""Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.""Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi dalam surga karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.'
  1. Уርедοр եψолидрօհ вавխмሻш
  2. Боቺ የмеնቯ
Begitujuga orang yang beriman, apabila keimanann bertambah Swt selalu memberikan ujian sesuai dengan kemampuan manusia tersebut. sebab orang yang beriman tidak hanya cukup pengakuan dibibir saja sebagai orang yang beriman sebelum Allah Swt memberikan ujian. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran, loading...Ujian sebagai ciri disayang Allah Taala, bisa dalam bentuk musibah atau kebahagiaan, agar manusia senantiasa selalu bersyukur dan taat kepasaNya. Foto ilustrasi/ist Muslimah, sejatinya Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan ujian kepada manusia untuk melihat seberapa besar kemampuan manusia dalam menjalani dan melewati permalahan hidup tersebut. Ibarat sebuah ujian di sekolah, dimana guru memberikan lembar soal ujian yang bertujuan agar siswa mampu memecahkan permasalahan, kemudian hasilnya akan dinilai oleh guru hingga di akhir semester. Hal tersebutpun sama dengan ujian hidup, Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui setiap kemampuan hamba-hamba-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja , ataupun masalah-masalah lainnya. Baca Juga Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Dan sungguh, Kami benar-benar menguji kalian dengan sedikit dari rasa takut, lapar, krisis moneter, krisis jiwa dan krisis kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, Innalilahi wa ina ilaihi rajiun Kami milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali’. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan kasih sayang dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” QS. Al Baqarah 155-157.Bahkan Nabi Shallallahau alaihi wa sallam bersabda “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya,” HR. At Tirmidzi. Baca Juga Mengutip beberapa sumber, ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila kita ditimpa musibah atau ujian hidup, di antaranya1. Berdasarkan hadis Nabi SAW diatas yang berbunyi, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. ..”. Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian manusia terima adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT “Adakah kalian mau bersabar?”,QS. Al Furqon 20. Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar Melatih kita untuk belajar bersyukur. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWTوَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ‌ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ‏"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat beraQS. Ibrahim 7. Baca Juga Sedangkan tanda-tanda ketika manusia diberi ujian sebagai tanda kasih sayang Allah kepadanya, antara lain1. Mendapat cobaan dan musibahJangan berpikir bahwa hamba yang diberikan cobaan terus menerus artinya Allah membencinya. Justru hamba yang diberikan kesenangan dan harta melimpah secara tidak langsung juga diuji. Padahal ujian yang lebih sulit sebenarnya adalah menjaga titipannya seperti halnya harta. Hal ini dijelaskan dalam firman – Nya surat Al Anbiya ayat 35, penjelasannya sebagai berikut “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” al – Anbiya’ 352. Terjaga dari kehidupan duniaAllah akan senantiasa menjaga hamba – hamba – Nya yang beriman dan bertakwa di dunia. Tidak akan membiarkan terjerumus dalam kemaksiatan. Dan selalu menjaga hamba tersebut dengan ketentraman dan juga ketenangan hati. Baca Juga
Orangberiman selalu mendapat ujian Allah Apakah kamu pernah mengalami? jelaskan! - 36238519. rindrioktivinia rindrioktivinia 24.11.2020 B. Arab Sekolah Menengah Atas terjawab Orang beriman selalu mendapat ujian Allah Apakah kamu pernah mengalami? jelaskan! 2 Lihat jawaban Iklan

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita pernah mengalami stres, yang mendorong kita untuk melakukan coping stres supaya kita tidak terjebak dan terpuruk karenanya. Kajian coping stres mendapat perhatian yang besar dalam psikologi. Kajian ini menfokuskan diri pada upaya mengkaji stres dan coping stres dalam perspektif al Qur’an, sebagai rujukan utama umat Islam. Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui pandangan Al Qur’an tentang stres, emosi negatif yang menyertai stres, sumber stres, dan mengetahui bagaimana coping stres menurut al Qur’an, sebagai upaya untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. Sumber data adalah al Qur’an beserta tafsirnya serta hasil telaah para ahli terkait dengan stres dan coping stres. Hasil penelitian menjukkan bahwa 1 Al Qur’an memandang stres sebagai cobaan dan ujian dari Allah SWT ;2 Gejala stres seperti munculnya emosi negatif takut, sedih dan marah dilukiskan Allah dalam surat Al –Ambiya yat 140, Abasa ayat 33-37, surat Yusuf ayat 84-86, At –Taubah ayat 92, Al-A’raf ayat 150 dan Thoha ayat 92-94. 3 Ada banyak sumber stres yaitu pertama musibah. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam surat At-taghabun ayat 11, Asy Syura ayat 30 dan Ar-Rum ayat 41. Kedua, Penyakit hati dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 10, Al-A’raf ayat 179. Ketiga Berprasangka buruk kepada Allah, dijelaskan dalam surat Al Fajr ayat 15-17 dan surat Al Fath ayat 12. Kempat berprasangka buruk kepada orang lain dijelaskan oleh Allah dalam surat Al Hujurat ayat 12. 4Allah SWT dalam al Qur’an juga memberikan tuntunan bagaimana mengatasi stres coping stres, yaitu dengan ikhlas, sabar, zikir, tobat, shalat, dan berpikir positif dan optimis. Pertama, ikhlas dijelaskan dalam Al Qur’an dalam surat At Taubah ayat 91. Kedua, Sabar dijelaskan dalam Al qur’an asurat Al Baqarah ayat 153 dan Al Baqarah ayat 155-157. Ketiga, zikir dijelaskan dalam Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 152, Surat Thoha ayat 130, dan Surat Ar Ra’d ayat 28. Kempat, Tobat, dijelaskan dalam surat Az-Zumar ayat 53, An Nisa’ ayat 48. Kelima, berpikir positif dan optimis dijelaskan dalam Al qur’an Surat Al-Insyirah ayat 5-6 dan Al Tawbah ayat 51. Keenam shalat, dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Al baqarah ayat 153 dan Surat Ghafir ayat 60. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Spiritualita Journal of Ethics and Spirituality Volume 6, Number 1, 2022 p-ISSN 2614-1043; e-ISSN 2654-7554 Volume 6, Number 1, 2022 p-ISSN 2598-5817; e-ISSN COPING STRESS DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN Yuli Darwati Institut Agama Islam Negeri Kediri yulidarwati73 Keywords Stress, Coping stress, and the Qur'an Abstract In everyday life of course we have experienced stress, which encourages us to do stress coping so that we don't get trapped and slumped by it. The study of stress coping has received great attention in psychology. This study focuses on efforts to examine stress and stress coping in the perspective of the Qur'an, as the main reference for Muslims. This paper intends to find out the views of the Qur'an on stress, negative emotions that accompany stress, sources of stress, and find out how to cope with stress according to the Qur'an, as an effort to get a better life. This research was conducted with qualitative research methods. The data source is the Qur'an and its interpretation as well as the results of studies by experts related to stress and stress coping. The results of the study show that 1 The Qur'an views stress as a trial and a test from Allah SWT; 2 Symptoms of stress such as the emergence of negative emotions of fear, sadness and anger are described by Allah in Surah Al-Ambiya yat 140, Abasa verses 33-37, Surah Yusuf verses 84-86, At-Taubah verse 92, Al-A'raf verse 150 and Thoha verses 92-94. 3 There are many sources of stress, namely first, disaster. This is explained by Allah SWT in Surah At-Taghabun verse 11, Asy Shura verse 30 and Ar-Rum verse 41. Second, liver disease is described in Surah Al Baqarah verse 10, Al-A'raf verse 179. Third, have bad thoughts about Allah, explained in Surah Al Fajr verse 15-17 and Surah Al Fath verse 12. The four ways to have bad prejudice towards others are explained by Allah in Surah Al Hujurat verse 12. 4 Allah SWT in the Qur'an also provides guidance on how to deal with stress coping. stress, namely with sincerity, patience, remembrance, repentance, prayer, and positive and optimistic thinking. First, sincerity is explained in the Qur'an in the letter At Taubah verse 91. Second, Patience is described in the Qur'an as letter Al Baqarah verse 153 and Al Baqarah verse 155-157. Third, remembrance is explained in the Qur'an in Surah Al Baqarah verse 152, Surah Thoha verse 130, and Surah Ar Ra'd verse 28. Fourth, repentance, is explained in Surah Az-Zumar verse 53, An Nisa' verse 48. Fifth , positive and optimistic thinking is described in the Qur'an Surah Al-Insyirah verses 5-6 and Al Tawbah verse 51. The six prayers are described in the Qur'an Surah Al Baqarah verse 153 and Surah Ghafir verse 60. Kata Kunci Stres, Coping stres, dan Al Qur’an Abstrak Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita pernah mengalami stres, yang mendorong kita untuk melakukan coping stres supaya kita tidak terjebak dan terpuruk karenanya. Kajian coping stres mendapat perhatian yang besar dalam psikologi. Kajian ini menfokuskan diri pada upaya mengkaji stres dan coping stres dalam perspektif al Qur’an, sebagai rujukan utama umat Islam. Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui pandangan Al Qur’an tentang stres, emosi negatif yang menyertai stres, sumber stres, dan mengetahui bagaimana coping stres menurut al Qur’an, sebagai upaya untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. Sumber data adalah al Qur’an beserta tafsirnya serta hasil telaah para ahli terkait dengan stres dan co ping stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Alquran memandang stress sebagai cobaan dan ujian dari Allah SWT ;2 Gejala stress seperti munculnya emosi negated takut, marah dilukiskan Allah dalam surat Al-Ambiya ayat 140, Abasa ayat 33-37, suart Yusuf ayat 84-86, At-Taubah ayat 92, Al-A’raf ayat 150 dan Thoha ayat 92-94. 3 Ada banyak sumber stres yaitu pertama musibah, ini dijelaskan Allah SWT dalam surat At-taghabun ayat 11, Asy Syura ayat 30 dan Ar-Rum ayat 41. Kedua, penyakit hati, ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 10, Al-A’raf ayat 179. Ketiga, berprasangka buruk kepada Allah, dijelaskan dalam surat Al-Fajr ayat 15-17 dan surat Al-Fath ayat 12. Keempat, berrasangka buruk kepada orang lain, dijelasakan oleh Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 12. 4 Allah SWT dalam Al-Qur’an juga memberikan tntunan bagaimana mengatasi stres coping stress, yaitu dengan ikhlas, sabar, zikir, taubat, shalat, dan berpikir positif dan optmis. Pertama, iklas dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat At Taubah ayat 91. Kedua, sabar dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157. Ketiga, zikir dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 152,  Penulis adalah Dosen IAIN Kediri Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality Surat Thoha ayat 130, dan Surat Ar Ra’d ayat 28. Keempat, tobat dijelaskan dalam surat Az Zumar ayat 53, An Nisa’ ayat 48. Kelima, berpikir positif dan optimis dijelaskan Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 5-6 dan At Taubah ayat 51. Keenam sholat, dijelaskan dalam Al-Qur’an suart Al-Baqarah ayat 153 dan surat Ghafir ayat 60. Accepted 2022-05-17 Published 2022-06-15 Darwati, Yuli. Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an. Spiritualita Jurnal Tasawuf dan Psikoterapi Islam, 2022, 6, 1 PENDAHULUAN Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tentu pernah mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Situasi itu dapat berupa kegagalan atau ketidaksesuaian antara kenyataan dengan apa yang kita harapkan. Situasi ini dapat pula berupa kejadian yang luar biasa sehingga individu merasa berat dan bahkan tidak mampu mengatasinya. Situasi –situasi tersebut akan menimbulkan perasaan tidak nyaman, sedih, cemas, takut, dan bingung. Dalam psikologi, timbulnya perasaan tidak nyaman, sedih, cemas, takut, dan bingung merupakan gejala gangguan psikologis . Gangguan ini disebut dengan kondisi stres. Kondisi stres harus dikelola dengan baik, agar tidak berdampak buruk bagi individu yang mengalaminya. Kondisi stress yang berat, akan memperlihatkan gejala –gejala seperti mudah lelah, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, kehilangan gairah seksual, mudah lupa, bingung, gugup, mengalami masalah pencernaan dan hipertensi. Lebih dari itu, penelitian menunjukkan bahwa stress berkontribusi pada timbulkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker, penyakit kulit, penyakt metabolik dan hormon dan lain-lain. Kontribusi stress tehadap penyakit –penyakit tersebut dapat mencapai angka 50 sampai 70 persen. Pengelolaan stres yang baik merupakan sebuah keniscayaan, sebagai sarana untuk mencapai kualitas hidup lebih baik. Urgensi pengelolaan stress dalam kehidupan telah menumbuhsuburkan kajian dan penelitian tentang stres di kalangan ilmuwan psikologi, utamanya penelitian terkait dengan coping stress. Hans Selye pada tahun 1976 melakukan penelitian tentang stres dan mendefinisikan stres sebagai respon non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Selye menyebut konsepnya sebagai stres sistemik. Selye juga mencontohkan Musradinur,.Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Edukasi, Volume . No 2 . Juli 2016 Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan stres adalah racun kimia dan suhu yang ekstrem. Lebih lanjut Hans Selye mengidentifikasi tiga tahap respon sistemik tubuh terhadap kondisi –kondisi yang menimbulkan stress dan menyebutnya sebagai General Adaptation Syndrome GAS. Tahap pertama , adalah alarm reaction dari sistem syaraf otonom, termasuk di dalamnya peningkatan hormon adrenalin, detak jantung meningkat , tekanan darah meningkat, dan otot menegang. Tahap pertama ini bisa diartikan sebagai pertahanan tubuh. Tahap kedua merupakan tahap resistance, termasuk berbagai respon kedua individu berusaha untuk bertahan dalam situasi stres yang berkepanjangan dan menjaga sumber-sumber kekuatan membentuk kekuatan baru dan memperbaiki kerusakan. Tahap ini juga merupakan tahap adaptasi, tubuh tetap mengeluarkan hormon stres tetapi tidak setinggi pada reaksi waspada. Adapun tahap ketiga , exhaustion atau kelelahan. Tahap ini terjadi apabila stressor datang secara intens dalam jangka waktu yang lama, dan usaha perlawanan mengalami pada tahap ini adalah detak jantung dan nafas menurun , munculnya penyakit adaptasi atau penyakit yang rentangnya panjang seperti alergi , jantung, bahkan itu J. Van Amberg, bahwa stres terjadi secara bertahap. Stress tahap I merupakan stress dalam tahap yang paling ringan. Pada tahap ini, individu yang mengalami stres merasakan hal-hal sebagai berikut a. Semangat kerja keras; b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana mestinya;c. Kemampuan menyelesaikan masalah lebih dari biasanya, namun energi habis disertai gugup yang berlebihan. Stress tahap II ditandai dengan menghilangnya dampak stress yang menyenangkan dan timbul keluhan-keluhan, karena energi tidak cukup sepanjang hari. Keluhan itu antara lain meliputi merasa letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah menjelang sore hari, sering mengeluh lambung dan perut tidak nyaman,detak jantung lebih keras dari biasanya berdebar-debar,otot-otot punggung dan tengkuk tegang, dan tidak bisa santai. Selanjutnya adalah stress tahap III. Pada tahap ini keluhan-keluhan yang dialami individu pada tahap II akan semakin nyata, terutama ketika individu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan yang dialaminya. Keluhan-keluhan yang muncul pada tahap ini meliputi gangguan lambung dan usus akan semakin nyata, ketegangan otot-otot semakin terasa, perasaan dan ketegangan emosional semakin meningkat, gangguan pola tidur, dan koordinasi tubuh terganggu. Keluhan-keluhan tersebut akan semakin bertambah berat pada stress tahap IV. Pada tahap IV, individu akan mengalami kesulitan untuk bertahan sepanjang hari, pekerjaan yang tadinya mudah dikerjakan menjadi terasa sulit dan membosankan, tidak mampu melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, mengalami gangguan tidur dan mimpi-mimpi yang menegangkan, sering menolak ajakan karena kurang semngat dan gairah, dan daya kosentrasi serta daya ingat menurun. Apabila kondisi berlanjut, individu akan jatuh pada stress tahap V dengan ciri-ciri sebagai berikut kelelahan fisik dan psikis yang semakin mendalam, ketidakmampuan melakukan pekerjaan sehari-hari yang sederhana, gangguan pencernaan semakin berat, ketakutan dan kecemasan semakin meningkat. Selanjutnya Wiwin Hendrian. Resiliensi Psikologis. Jakarta Prenada Media Group, 2018.hlm. 31 Jeffrey dkk. Psikologi Abnormal.Jakarta;Erlangga,2002. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality stress tahap VI memiliki ciri-ciri sebagai berikut detak jantung semakin keras, susah bernafas, sekujur tubuh gemetar, dingin dan keringat bercucuran dan terakhir Lazarus dan Folkman, stress memiliki dua komponen, yaitu komponen appraisal dan coping. Appraisal berkaitan dengan evaluasi individu terhadap hal-hal yang signifikan mempengaruhi kesejahteraan atau well-beingnya. Adapun coping berkaitan dengan usaha-usaha individu baik dalam bentuk pikiran, maupun perilaku yang ditujukan untuk mengelola tuntutan atau berbagai perubahan yang dihadapi. Interaksi keduanya akan menentukan berkembang tidaknya stres yang dialami oleh individu dan Folkman juga mengemukakan dua macam tipe strategi coping ketika individu mengalami stres. Pertama adalah problem focused coping dan yang kedua adalah emotion focused coping. Strategi problem focused coping merupakan upaya untuk melakukan aktifitas untuk menghilangkan keadaan yang menimbulkan stress. Adapun strategi emotion focued coping merupakan upaya yang dilakukan individu untuk mengontrol konskuensi emosional dari peristiwa yang menimbulkan stress. Penggunaan strategi coping yang tepat dan efektif terhadap situasi yang menekan akan menghasilkan adaptasi yang lebih positif. Namun demikian dalam sejumlah artikel seputar coping mencatat tidak ada satu strategi coping yang berfungsi efektif sepanjang waktu di setiap situasi Mac Arthur, mengklasifikasikan strategi coping menjadi dua , meliputi active coping strategies dan avoidant coping strategies. Active coping strategies adalah upaya yang dirancang dan dilakukan individu untuk mengubah hakekat stressor atau mengubah cara berpikirnya tentang penyebab stress. Adapun avoidant coping stress strategies adalah upaya menghindari berhubungan langsung dengan peristiwa penyebab stres dengan melakukan aktifitas seperti penggunaan alkohol atau cara-cara penghindaran lainya agar secara psikologis menjauhkan diri dari sumber stress. Kajian ini memfokuskan diri pada upaya untuk melihat coping stress dalam perspektif yang lain, yaitu al Qur’an. Kajian ini dilandasi oleh asumsi dasar bahwa al Qur’an memiliki kontribusi yang besar dalam mengarahkan dan membentuk perilaku umatnya, agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jalaluddin Rahmat dalam bukunya yang berjudul tafsir kebahagiaan menunjukkan bahwa semua perintah Tuhan di dalam Al Qur’an dimaksudkan agar kita hidup bahagia. Berikut adalah kutipan beberapa ayat yang memuat perintah Tuhan tersebut yang muara akhirnya adalah bahagia a. Bertakwalah kamu kepada Allah agar kalian berbahagia QS 2189 b. Wahai orang beriman! Janganlah kalian memakan riba yang berlipat-lipat. Bertakwalah kepada Allah agar kalian bahagia QS 3 130 c. Wahai orang-orang beriman ! Bersabarlah dan saling menyabarkan , serta perkuat persatuanmu agar kalian bahagia QS 3 200 Muhimmatul Hasanah. Stress dan solusinya dalam perspektif psikologi dan Islam. Jurnal Ummul Qurra, Vol XIII, No 1, Maret Lazarus dan Folkman. Stress, Appraisal, and Coping . New York; Springer Publisher Company, 1984.hlm181 Wiwin Hendriani, Psikologi psikologi Resiliensi. hlm36 Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan, Jakarta Serambi,2010. Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an d. Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada allah. Carilah jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya . Berjuanglah di jalan allah agar kalian berbahagia QS 5 35. Dengan demikian, kajian tentang coping stress dalam perspektif al Qur’an menarik untuk dilakukan, sebagai upaya menemukan jalan menuju kebahagiaan. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimanakah al Qur’an memandang stres, Emosi negatif apa sajakah yang menyertai stres menurut al Qur’an, faktor-faktor apa sajakah yang menimbulkan stres menurut al Qur’an?dan bagaimanakah coping stres menurut al Qur’an? Kajian ini akan dimulai dengan stres dalam perspektif al Qur’an , kemudian emosi negatif yang menyertai stres menurut al Qur’an, Sumber stres menurut al Qur’an, selanjutnya akan dibahas tentang coping stress menurut al Qur’an. Banyak penelitian dilakukan oleh para ahli terkait coping stres dalam al Quran atau Islam. Penelitian itu antar lain penelitian Susatyo Yuwono dengan judul Mengelola Stres dalam Perspektif Psikologi dan Islam. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana kajian stres dalam Islam, khususnya tentang bagaimana mengelola stres. Metode yang dipakai adalah dengan menelaah hasil kajian beberapa ahli ayat al Qur’an terkait dengan stres dan pengelolaannya. Al Qur’an memandang stres sebagai cobaan dari Allah SWT yang mampu menimbulkan penyakit hati. Islam mengajarkan beberapa strategi untuk mengelola stres yaitu dengan niat ikhlas, sabar dan shalat, bersyukur, dan berserah diri kepada Allah SWT. Strategi ini juga dilakukan oleh para ahli psikologi relaksasi, berpikir positif, dan mengatur waktu. Penelitian lainnya adalah penelitian Rahmad Purnama dengan judul Penyelesaian Stres dengan coping spiritual. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tentang coping spiritual dalam Islam. Hasil penelitian menjukkan bahwa coping spiritual menurut Islam merupakan metode penyelesaian stres karena di dalamnya terdapat unsur positive thinking, positive acting, dan positive hoping. Penelitian ini memiliki fokus yang berbeda dengan kedua penelitian sebelumnya. Penelitian ini tidak hanya menfokuskan diri pada upaya memperoleh pemahaman tentang pandangan al Qur’an tentang stres berikut strategi copingnya, juga mengungkap tentang emosi yang menyertai stres dan sumber stres yang memunculkan stres menurut al Qur’an. Penelitian ini dari sisi metodologis menggunakan kerangka metodologi penelitian kualitatif berupa studi literatur. Namun demikian penelitian ini tidak hanya dilakukan dengan menelaah kajian para ahli terhadap al Qur’an, akan tetapi juga menggali muatan ayat-ayat al Qur’an tentang stres dan coping stres, dan menelaah tafsir tentang ayat-ayat tersebut. ANALISIS STRES DALAM PANDANGAN AL QUR’AN Sebagaimana dijelaskan dalam bagian pendahuluan bahwa setiap manusia tentu pernah mengalami stres di dalam kehidupannya. Dalam konteks ini, al Qur’an memperkenalkan stres sebagai cobaan atau ujian dari Allah SWT. Allah akan menguji kaum muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta , jiwa dan buah- Susatyo Yuwono, Mengelola Stres dalam Perspektif Psikologi dan Islam, Jurnal Psycho Idea,Tahun 8, Vol 2, Juli 2010. Rahmad Purnama, Penyelesaian Stres dengan Coping Spiritual, Jurnal Al adyan, Vol XII No 1 , januari-Juni 2017. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality buahan bahan makanan QS al Baqarah 155. Dengan ujian ini, kaum muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang yang mendapat kabar gembira dari Allah. QS al Baqarah 155. Allah juga memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memberitahukan ciri-ciri orang yang mendapat gembira yaitu orang yang sabar, apabila ditimpa suatu musibah mereka mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi roji’un Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali QS al Baqarah 156. Konsep ujian dan cobaan ditegaskan pula oleh Allah SWT dalam surat al Baqarah ayat 214 Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal belum datang kepadamu cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata kapankah datang pertolongan dari Allah?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan itu dekat. Dan pernyataan allah SWT tersebut diulangi lagi dalam surat Ankabut ayat 2 Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkann hanya dengan mengatakan, “kami telah beriman?” dan mereka tidak diuji?. Hal ini menunjukkan bahwa makin berat dan makin tinggi cita-cita yang dicapai, makin besar pula rintangan dan cobaan yang akan dialami. Untuk mencapai keridloaan Allah dan memperoleh surga, bukan hal yang mudah dan gampang tetapi harus melalui perjuangan yang gigih yang penuh rintangan dan cobaan. Sebagaimana halnya orang-orang terdahulu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, nabinya terbunuh, pengikutnya disiksa sampai di antara mereka digergaji kepalanya dalam keadaan hidup atau dibakar hidup-hidup. Oleh karena cobaan dan penderitaan yang dialaminya dirasakan lama, sekalipun mereka yakin bagaimanapun juga pertolongan Allah akan datang, maka rasul mereka dan pengikut-pengikutnya merasa gelisah lalu berkata “bilakah datang pertolongan Allah?” Pertanyaan itu dijawab oleh Allah “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu begitu dekat.” Pada saatnya nanti mereka akan menang dan mengalahkan musuh, penganiaya dan orang-orang yang dzalim. Dari uraian di atas dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam proses perjuangan untuk memperoleh keridloan dan surga , manusia akan diuji oleh Allah SWT dari yang ringan hingga berat, dan manusia diperintahkan untuk sabar. Allah berjanji akan memberikan pertolongan, berkah dan rahmat kepada mereka. EMOSI NEGATIF YANG MENYERTAI STRES DALAM AL QUR’AN Ketika orang mengalami stres, ia akan mengalami emosi negatif seperti takut, sedih, dan marah dari tahap yang ringan sampai berat. Emosi takut Al qur’an menggambarkan gangguan emosi takut datang ketika guncangan hebat terjadi, sehingga individu kehilangan kemampuan berpikir dan pengendalian diri, dalam surat Al –Hajj ayat 1 dan 2 Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian. Sesungguhnya keguncangan kiamat itu adalah sesuatu yang amat besar pada hari ketikakalian melihatnya, lalailah semua wanita yang menyusui dan anak-anak yang disusuinya, dan setiap wanita hamil akan mengalami keguguran dan kalian akan melihat orang-orang dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah-lah yang sangat dahsyat. Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya. Jilid I. Jakarta Lentera Abadi,2010 Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an Apabila keadaan takut sangat hebat dan tiba-tiba, manusia akan pingsan selama jangka waktu tertentu dan ia tidak dapat bergerak atau berpikir. Al Qur’an telah mengisyratkan kondisi pingsan yang disebabkan oleh takut hebat dan tiba-tiba dalam penggambaran tentang hari kiamat. Allah Berfirman dalam surat Al Ambiya ayat 40 Sebenarnya ia akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu membuat mereka panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak pula mereka akan diberi tangguh. Jika bahaya yang hebat meliputi manusia dan perasaan takut menguasainya , maka segenap perhatiannya berkonsentrasi pada bahaya tersebut dalam upaya menyelamatkan diri dari bahaya itu. Perhatian manusia itu tidak berpaling dari itu. Allah berfirman dalam surat Abasa ayat 33 -37 Maka apabila datang suara keras yang meekankkan telinga. Pada hari itu seseorang akan menjauh dari saudaranya, dan ibu bapaknya, dan isteri serta anak-anaknya. Setiap orang di anatara mereka pada hari itu disibukkan oleh urusan mereka sendiri. Emosi berikutnya yang biasanya menandai stres adalah munculnya rasa sedih. Sedih terjadi manakala manusia kehilngan orang yang disayangi, sesuatu yang berharga, tertimpa bencana, atau gagal dalam mewujudkan urusan yang penting. Bapak dan ibu merasa sedih bila anak-anaknya jauh dari mereka, atau anak-anaknya terkena gangguan atau tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan. Allah melukiskan kesedihan Ya’qub karena kehilangan anaknya Yusuf Al qur’an surat Yusuf ayat 84-86 Ya’qub berpaling dari mereka , seraya berkata “Duhai duka citaku terhadap Yusuf!” Dan kedua matanya pun menjadi putih karena kesedihan, dan dia adalah orang yang memakan perasaan duka citanya. Mereka bekata., “ Demi allah, engkau senantiasa ingat kepada Yusuf sehingga engkau menjadi sangat lemah atau termasuk orang yang binasa.” Dia menjawab,” Sesungguhnya aku mengadukan duka cita dan kesedihanku kepada Allah, dan aku mengetahui dari allah apa yang tidak kalian ketahui. Al Qur’an juga melukiskan kesedihan yang menimpa orang-orang mukmin miskin yang menemui Rasulullah SAW. Memohon supaya mereka berangkat jihad bersama beliau. Namun, Rasulullah SAW. Mengatakan kepada mereka bahwa ia tidak mendapatkan lagi kendaraan yang dpat mengangkut mereka. Kemudian mereka berpaling dari beliau sambil menangis karena sedih. Kisah sedih ini dilukiskan Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 92 Dan tidak ada pula doa atas orang-orang yang ketika mereka datang kepadamu agar engkau membawa mereka, engkau katakakan, “Aku tidak mendapatkan apa yang dapat membawa kalian,” mereka pun kembali, sedang pada mata mereka meneteskan air mata karena sedih tidak memperoleh apa yang dapat mereka nafkahkan. Selain takut dan sedih, emosi lain yang muncul akibat stres adalah marah. Marah merupakan emosi yang penting pada manusia. Emosi memiliki pengaruh pada tingkah laku manusia. Sebgaimana digambarkan Allah SWT dalam Al Qur;an dalam kisan Musa ketika ia kembali kepada kaumnya. Musa mendapati mereka menyembah patung anak lembu terbuat dari emas yang dibuat As-Samiri untuk Musa Muhammad Utsman Nadjati. Psikologi dalam Al qur’an. Terj. M Zaka al Faritsi Bandung Pustaka Setia , 2005 h. 102 Muhammad Utsman Nadjati, psikologi dalam Al Qur’an . Muhammad Utsman Nadjati. Psikologi dalam Al qur’an. Terj M Zaka Al Faritsi. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality melemparkan laiuh seraya menjambak dan menarik saudaranya dengan marah. Allah melukiskan peristiwa ini dalam surat Al A’raf ayat 150 Dan ketika Musa kembali kepada kumnya dengan marah dan bersedih hati, berkatalah dia, “ Alangkah buruk perbuatan yang dilakukan oleh kaliann sesudahku! Apakah kalian hendak menyegerakan urusan Rabb kalian?” Dan Musa pun melemparkan lauh-lauh Taurat itu serta memegang kepala saudaranya sambil menarik ke arahnya. Dia berkata, “Wahai anak ibuku, sesungguhnya orang-orang ini telah menganggap aku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku. Oleh karena itu , janganlah engkau membuat musuh-musuh merasa puas melihatku, dan janganlah engkau menetapkan aku bersama kaum yang zalim.” Ketika marah terjadi, respon umum yang dilakukan adalah menghindari atau menghilangkan kendala-kendala yang menghalangi motif-matif atau tujuan-tujuan. Namun demikian, seringkali orang menyalurkan rasa marah pada orang lain, meskipuns sesungguhnya orang itu bukan merupakan pemicu marah yang dialaminya. Dalam psikologi disebit dengan pengalihan. Contohnya adalah kisah Musa yang marah kepada kaumnya yang menyembah anak lembu, yang mana kemarahan itu dipindahkan kepada Harun saudaranya. Hal ini dilukiskan oleh Allah SWT dan Al Qur’an surat Thoha ayat 92-94 Musa berkata , “ Hai Harun, apa yang menghalangimu ketika kamu melihat mereka telah sesat, hingga kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah membangkang perintahku?. Dia berkata,“Hai putri ibuku, janganlah kamu memegang janggutku dan jangan pula kepalaku. Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan mengatakan, “kamu telah memecah belah di antara kami Bani Ismail dan kamu tidak memperhatikan ucapanku. Beratnya stres akibat cobaan dan ujian dari Allah SWT juga digambarkan dalam al Qur’an sebagai sesak dadanya serupa orang yang naik ke langit. Begitulah Allah menimpakan beban kepada orang-orang yang beriman QS Al An’am 125. Kondisi ini merupakan kehendak Allah SWT untuk orang-orang yang hidup dalam kesesatan. Apabila diajak berpikir tentang kebenaran dan tafakur tentang tanda-tanda keesaan Allah, maka disebabkan oleh kesombongan dalam hatinya, ia menolak karena perbuatan itu tidak sesuai dengan hawa nafsunya. Hasrat untuk mengikuti kebenaran melemah , dan setiap anjuran agama dirasakannya sebagai suatu beban yang berat yang tidak dapat dipikulnya. Gambaran orang serupa itu adalah seperti orang yang sedang naik ke langit. Semakin tinggi ia naik, semakin sesak nafasnya karena kehabisan oksigen, sehingga ia terpaksa turun kembali untuk menghindarkan diri dari kebinasaan. Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan, agar diresapi dengan perasaan yang jernih. Demikianlah Allah menjadikan kesempitan dalam hati orang-orang yang tidak beriman , karena kekafiran itu seperti kotoran yang menutup hati mereka, sehingga ia tidak menerima kebenaran. Keadaan ini dapat disaksikan pada tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kejahatan. Gambaran beratnya stres ketika cobaan menghampiri, sementara ia berpaling dari Allah SWT, juga diungkapkan dalam surat Thoha ayar 124 Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit , dan kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Dalam ayat ini Allah Departemen Agama RI, Al Qur’an dan tafsirnya. Jilid 3. Jakarta Lentera Abadi,2010 h. 229 Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an menerangkan bahwa orang-orang yang berpaling dari ajaran al qur’an , tidak mengindahkannnya dan menentang petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya maka sebagai hukumannya dia akan selalu hidup dalam kesempitan dan kesulitan. Dia akan selalu bimbang dan gelisah meskipun dia memiliki kekayaan, pangkat, dan kedudukan karena selalu diganggu oleh pikiran dan khayalan yang bukan-bukan mengenai kekayaan dan kedudukannya itu. Dia akan dibayangi oleh momok kehilangan kesenangan yang telah dicapainya, sehingga ia melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan kebencian dan kerugian dalam masyarakatnya. Kemudian di akhirat nanti ia dikumpulkan dalam keadaan buta mata hatinya. Sebagaimana dia di dunia selalu menolak petunjuk-petunjuk dari allah yang terang benderang dan memicingkan matanya agar petunjuk itu tidak terlihat olehnya, sehingga ia berlarut-larut dalam kesesatan. Demikian pula di akhirat ia tidak akan melihat suatu alasan apa pun untuk membela dirinya dari ketetapan Allah. Dari kedua surat tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa stres jika tidak dikelola dengan baik sesuai dengan petunjuk-Nya, maka kondisi stres akan semakin berat dan parah. Allah memberikan perumpamaan seperti orang naik ke langit dan dadanya sesak karena kehabisan oksigen dan mengalami kehidupan yang sempit dan sulit. SUMBER STRES MENURUT AL QUR’AN Selanjutnya menurut Al Qur’an, Allah juga menjelaskan hal-hal yang dapat menjadi sumber stres, antara lain musibah, penyakit hati, prasangka buruk kepada Allah, dan berprasangka buruk kepada orang lain. 1. Musibah Pada umumnya manusia melihat sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai dengan keinginan atau harapannya disebut dengan musibah. Dalam KBBI, musibah mengandung 3 makna, yaitu peristiwa yang menyedihkan, malapetaka, dan bencana. Menurut Al Qur’an musibah merupakan ketetapan dari Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam surat At Taghobun ayat 11 Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa apa yang menimpa manusia , baik yang merupakan kenikmatan dunia maupun berupa siksa adalah qada dan qadar, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Allah di muka bumi ini. Dalam berusaha keras, manusia hendaknya tidak menyesal dan merasa kecewa apabila menemui hal-hal yang idak sesuai dengan usaha dan keinginannya. Hal itu di luar kemampuannya , karena ketentuan Allahlah yang akan berlaku dan menjadi kenyataan. Sebagaimana firmanNya dalam surat At-Taubah ayat 51 katakanlah Muhammad, “tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman untuk melapangkan dadanya, menerima dengan segala senang hati, baik sesuai dengan keinginan, maupun yang tidak, karena ia yakin bahwa kesemuanya itu dari Allah. Oleh karenanya ketika ia tertimpa musibah mengatakan innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Departemen Agama RI, Al qur’an dan tafsirnya. Jilid 6. Jakarta lentera Abadi,2010. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality Dalam Al Qur’an juga disebutkan bahwa terjadinya musibah itu sebagai akibat dari ulah manusia itu sendiri. Sebagaimana firmanNya dalam surat Asy-Syura ayat 30 Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu.Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa apa yang menimpa manusia di dunia berupa bencana penyakit dan lain-lain adalah akibat perbuatan mereka sendiri, perbuatan maksiat yang telah dilakukannya dan dosa yang telah dikerjakannya. Ayat ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah mengampuni sebagian besar kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh hamba-Nya sebagai suatu rahmat besar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya karena tidak , niscaya manusia akan dihancurkan sesuai dengan timbunan dosa yang telah mereka perbuat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Fatir ayat 5 Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini,tetapi Dia menangguhkan hukumannya, sampai waktu yang sudah ditentukan. Dalam surat yang lain, Allah juga menjelaskan tentang tujuan dari ditimpakan musibah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar Rum ayat 41 Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." Dalam ayat ini Allah menerangkan terjadinya al-fasad di daratan dan lautan . al-Fasad adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang dibuat oleh allah, yang diterjemahkan dengan “perusakan”. Perusakan itu akan bisa berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi didiami , atau bahkan penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Di daratan misalnya , hancurnya flora dan fauna, dan di laut seperti rusaknya biota laut. Juga termasuk al-fasad adalah perampokan, perompakan, pembunuhan, pemberontakan, dan sebagainya. Perusakan itu terjadi akibat perilaku manusia, misalnya eksploitasi alam berlebihan, peperangan, percobaan senjata, dan sebagainya. Perilaku itu tidak mungkin dilakukan oleh orang beriman dengan keimanan yang sesungguhnya karena ia tahu bahwa semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan nanti di depan Allah. Dengan pemimpaan kepada mereka musibah sebagai perusakan alam yang mereka lakukan, Allah berharap manusia sadar. Mereka tidak lagi merusak alam, tetapi memeliharanya. Mereka tidak lagi melanggar ekosistem yang dibuat oleh Allah, tetapi mematuhinya. Mereka juga tidak lagi mengingkari dan menyekutukan Allah, tetapi mengimani – Penyakit hati. Stres adalah penyakit hati. Al Qur’an menyebutkan di dalam surat Al Baqarah ayat 10 Dalam hati mereka terdapat penyakit. Lalu, Allah tambahkan penyakit ayat ini Allah menerangkan tentang keburukan dusta atau sikap berpura-pura, dan akibat-akibatnya. Dendam, iri hati dan ragu-ragu termasuk penyakit jiwa. Penyakit ini akan bertambah parah, bilamana disertai dengan perbuatan nyata. Misalnya rasa sedih pada seseorang akan bertambah dalam, apabila disertai dengan menangis, meronta-ronta dan sebagainya. Penyakit – penyakit dengki demikian itu Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya. Jilid 7 Jakarta Lentera Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an terdapat pada jiwa orang-orang munafik. Oleh karena itu ia memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menipu dengan sikap berpura-pura dan berusaha mencelakakan Rasul dan umatnya. Kemudian penyakit itu bertambah-tambah setelah melihat kemenagan-kemenangan Rasul. Setiap Rasul memperoleh kemenangan , semakin bertambah pulalah penyakit mereka. Terutama penyakit bimbang dan ragu-ragu., menimbulkan ketegangan jiwa yang sangat pada orang-orang munafik. Akal pikiran mereka bertambah lemah untuk menanggapi kebenaran agama dan memahaminya, bahkan pancaindera mereka tidak mampu menangkap objek dengan benar, seperti yang diungkapkan oleh Allah dalam surat Al A’raf ayat 179 Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka memiliki mata , tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah.Mereka seperti hewan ternak , bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. 3. Berprasangka buruk kepada Allah Dalam kehidupan sehari-hari, ada kecenderungan manusia untuk berprasangka buruk kepada Allah. Sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam surat Al Fajr ayat 15-17 Bila Tuhan memberi kemuliaan dan anugerah, manusia akan mengatakan bahwa Tuhan sedang memuliakannya. Dan, jika Ia menyempitkan rejekinya, manusia akan berpikir bahwa Tuhan sedang merendahkannya. Sama sekali tidak seperti itu. Dalam ayat ini Allah menyatakan menguji manusia dengan kemuliaan dan berbagai nikmat-nya , seperti kekuasaan dan kekayaan. Orang yang kafir dan durhaka akan memandang hal itu sebagai tanda bahwa Allah menyayangi mereka. Sebaliknya, bila Allah menguji mereka dengan cara membatasi rezeki, mereka menyangka bahwa Allah membenci mereka. Pandangan ini tidak benar , karena Allah memberi siapa saja yang disukai-Nya atau tidak memberi siapa saja yang tidak disukai-Nya. Allah ingin menguji manusia , dan dalam keadaan berkecukupan maupun kekurangan. Bila Allah memberi, maka manusia yang diberi harus bersyukur, dan bia Ia tidak memberi, manusia harus demikian sebagian dari manusia ingkar akan ketentuan Allah untuk bersyukur dan bersabar, terutama ketika diberikan ujian akan kekayaan atau kekurangan dan kesempitan, sehingga manusia terjebak dalam prasangka buruk kepada Allah. Prasangka buruk menimbulkan ketakutan-ketakutan. Bagi mereka yang diberikan kekayaan akan takut hartanya dikeluarkan, karena takut jatuh miskin. Adapun mereka yang diuji dengan kekurangan akan merasa cemas, takut, marah , dan muncul beragam emosi negatif lainnya. Emosi negatif itu muncul karena hembusan setan. Allah menjelaskanya di dalam surat Al fath ayat 12 Setan telah menghias prasangka itu di hati kalian. Kalian telah berprasangka buruk. Maka jadilah kalian kaum yang menderita. 4. Prasangka buruk kepada orang lain az-zann Departemen Agama RI, Al Qur”an dan Tafsirnya. Jilid 1. Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya. Jilid 10, Jalaluddin Rakhmat. Tafsir kebahagiaan. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality Az-zann berarti menduga, menyangka, dan memperkirakan. Umumnya kata ini digunakan untuk sesuatu yang dianggap tercela. Ketika sangkaan itu kuat, akan melahirkan yakin hakiki, tetapi tidak dapat dikatakan yakin hakiki karena keyakinan hakiki hanya dapat diperoleh dengan ilmu. Jadi sangkaan it bersifat antara yakin dan ragu, tetapi keyakinan itu lebih kuat. Dengan demikian kata zann menunjukkan sesuatu yang belum jelas dan pasti, tetapi masih bersifat praduga. Allah melarang hambanya untuk berprasangka buruk kepada orang lain dalam surat Al Hujurat ayat 12 Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha Penerima tobat, maha penyayang. Dalam ayat ini Allah menjelaskan agar manusia menjauhi zann prasangka karena sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Prasangka yang tidak berdasar tentu meresahkan kehidupan bermasyarakat karena satu sama lain saling mencurigai dan akan mengakibatkan perpecahan. ANALISIS COPING STRESS MENURUT AL QUR’AN Sebagaimana dikemukakan bagian terdahulu, bahwa stres mendorong individu melakukan coping. Coping yang efektif akan mempengaruhi berkembang atau tidaknya strs yang dialami oleh seorang individu. Bagian ini akam membahas tentang coping stres sebagaimana dituntunkan oleh Al Qur’an. 1. Ikhlas Al qur’an mengajarkan kepada kita untuk melakukan sesuatu dengan ikhlas hanya karena Allah semata. Keikhlasan hati akan membantu kita untuk memperoleh ketenangan, meskipun apa yang kita lakukan menui kegagalan. Sesungguhnya, jika sukses itu semua karena allah dan jika gagal akan kita kembalikan kepada Allah. Demikian pula ketika kita memperoleh cobaan, sesungguhnya itu juga ketetapan dari Allah, untuk itu kita tentu akan menerimanya dengan ikhlas. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 91 Tiada dosa lantaran tidak pergi untuk berjihad atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit, dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas, kepada allah dan Rosul-Nya, tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik dan allah maha pengampun lagi maha penyayang. 2. Sabar Al Qur’an mengajak kaum muslimin agar berhias diri dengan kesabaran. Karena, kesabaran memiliki banyak faedah dalam membina jiewa, memantabkan kepribadian meningkatkan kemampuanmanusia dalam menghadapi penderitaan, memperbaruhi kekuatan manusia dalam menghadapi masalah kehidupan., beban hidup, musibah, dan Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an bencana. Allah berfirman Hai orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolonhmu, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. Seorang mukmin yang sabar tidak akan berkeluh kesah dalam menghadapi segala kesulitan yang menimpanya serta tidak akan menjadi lemah atau jatuh karena musibah dan bencana yang menderanya. Allah mengajar kepada kita untuk selalu bersabar, sesungguhnya apa pun yang menimpanya merupakan cobaan dari-Nya. Allah berfirman Dan sungguh kami akan memberi cobaan kepada kalian dengan sesuatu yang berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali. Mereka itu akan mendapat sholawat dari Rabb mereka dan rahmat. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan Zikir Al Qur’an menjelaskan bahwa ketekunan kaum muslimin dalam berzikir kepada Allah akan mendatangkan ketentraman hati. Zikir dapat dilakukan dengan bertasbih, bertakbir, beristighfar, bertahlil, berdoa maupun membaca Al qur’an. Allah berfirman yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tentram dengan mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tentram. Dalam surat yang lain Allah berfirman Oleh karena itu, bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan. Dan bertasbihlah sambil memuji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, dan bertasbih pulalah pada waktu malam tiba dan pada waktu-waktu siang supaya kamu merasa zikrullah , seorang individu akan merasa dekat dengan Allah SWT, serta merasa berada dalam perlindungan dan penjagaan-Nya. Ini akan membangkitkan rasa percaya diri, aman, dan tentram, serta bahagia. Allah berfirman Oleh karena itu , ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku pun ingat kepada Tobat Perasaan gelisah bisa hadir dalam diri individu ketika ia merasa berdosa. Al Qur’an menjarkan kita ketka terjadi persaan berdosa seharusnya kita bertobat. Dengan bertobat Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan, serta memperkuat harapan akan keridlan Allah SWT. Tobat akan memperingan kegelisahan yang dihadapi manusia. Allah berfirman katakanlah, Wahai hamba-hamba –Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, kalian jangan berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality Allah juga berfirman Barang siapa yang melakukan kejahatan dan menzalimi diri sendiri, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi maha Berpikir positif dan optimis Al Qur’an mengajarkan kepada umat muslimin untuk selalu bersyukur dalam arti berpikir positif dan optimis dalam menghadapi segala cobaan dari Allah SWT. Sesungguhnya bersama kesulitan selalu ada kemudahan .Allah berfirman Sungguh, bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Bersama kesulitan benar-benar selalu ada kemudahan. Dengan ayat ini terkandung makna bahwa musibah itu tidak perlu diratapi. Mengeluh dan meratapi musibah justru akan mengaktifkan gen-gen negatif untuk menginstruksikan perilaku-perilaku negatif dan mempengaruhi kondisi tubuh. Sebaliknya, yang perlu kita lakukan adalah menata hati dan pikiran untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Musibah adalah keniscayaan, akan tetapi penderitaan itu adalah sikap dan pilihan. Oleh karena itu mengubah pola pikir atau mengubah sudut pandang sangat diperlukan, agar kita terhindar dari stres atau penderitaan. Penderitaan akan musibah akan sirna dengan berpikir positif, bersyukur dan bertawakal. Allah berfirman Apa yang menimpa kami ini telah Allah gariskan. Dialah pelindung kami. Hanya kepada Allah semata semestinya orang-orang mukmin itu Shalat Al Qur’an mengajarkan kepada umat muslimin untuk menjadikan shalat sebagai obat ketika kita mengalami penderitaan karena musibah atau cobaan lainnya. Allah berfirman Hai orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolonhmu, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang shalat” menunjukkan bahwa dalam shalat itu terdapat hubungan manusia dengan Rabb-Nya. Ketika shalat , seseorang berdiri secara khusuk dan merendahkan diri di hadapan allah SWT, penciptanya dan pencipta semesta alam Berdirinya manusia seperti ini akan memberinya kekuatan spiritual yang melahirkan perasaan kebeningan spiritual, ketentraman qalbu, dan ketenangan jiwa. Demikian pula dengan doa dan tasbih seusai melaksanakan shalat juga dapat sebagai fungsi relaksasi dan ketenangan jiwa. Pengungkapan problem-probelm yang dihadapi kepda Allah SWT dapat menjadi sarana untuk memperoleh ketenangan berfirman dan Rabb kalian berfirman, “Berdoalah kepda-Ku, niscaya aku akan memperkenankan kalian.... Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan. jakarta ;Serambi,2010h. 63-64 Muhammad utsman Nadjati, Psikologi dalam Al Qur’an. Jakarta Pustaka Coping Stress Dalam Perspektif Al Qur’an KESIMPULAN Dari paparan di atas dapatlah dipetik kesimpulan bahwa Al Qur’an sebagai kitab suci umat muslim telah memberikan petunjuk terkait stres berikut bagaimana seharusnya menyikapinya supaya kita tidak terjebak dan terpuruk oleh karenanya. Al qur’an memandang stres sebagai cobaan dan ujian dari Allah SWT . Gejala stres seperti munculnya emosi negatif takut, sedih dan marah dilukiskan Allah dalam surat Al –Ambiya yat 140, Abasa ayat 33-37, surat Yusuf ayat 84-86, At –Taubah ayat 92, Al-A’raf ayat 150 dan Thoha ayat 92-94. Gejala stres yang berat digambarkan Allah SWT dalam surat Al-An’am ayat 125 sebagai sesak nafasnya seperti orang naik ke langit, dan dalam surat Thoha ayat 124 sebagai orang yang memiliki kehidupan yang sempit. Ada banyak sumber stres yaitu pertama musibah. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam surat At-taghabun ayat 11, Asy Syura ayat 30 dan Ar-Rum ayat 41. Kedua, Penyakit hati dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 10, Al-A’raf ayat 179. Ketiga Berprasangka buruk kepada Allah, dijelaskan dalam surat Al Fajr ayat 15-17 dan surat Al Fath ayat 12. Kempat berprasangka buruk kepada orang lain dijelaskan oleh Allah dalam surat Al Hujurat ayat 12. Allah SWT dalam al Qur’an juga memberikan tuntunan bagaimana mengatasi stres , yaitu dengan ikhlas, sabar, zikir, tobat, shalat, dan berpikir positif dan optimis. Pertama, ikhlas dijelaskan dalam Al Qur’an dalam surat At Taubah ayat 91. Kedua, Sabar dijelaskan dalam Al qur’an asurat Al Baqarah ayat 153 dan Al Baqarah ayat 155-157. Ketiga, zikir dijelaskan dalam Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 152, Surat Thoha ayat 130, dan Surat Ar Ra’d ayat 28. Kempat, Tobat, dijelaskan dalam surat Az-Zumar ayat 53, An Nisa’ ayat 48. Kelima, berpikir positif dan optimis dijelaskan dalam Al qur’an Surat Al-Insyirah ayat 5-6 dan Al Tawbah ayat 51. Keenam shalat, dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Al baqarah ayat 153 dan Surat Ghafir ayat 60. Spiritualita Journal of Ethics And Spirituality DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama Al Qur”an dan Tafsirnya. Jilid I Jakarta Lentera Abadi. Departemen Agama Al Qur’an dan Tafsirnya. Jilid VII. Jakarta Lentera Abadi. Departemen Agama Al Qur’an dan Tafsirnya. Jilid lentera AbadL Hasanah,Muhimmatul. 2016. Stress dan solusinya dalam perspektif psikologi dan Islam. Jurnal Ummul Qurra, Vol XIII, No 1. Maret 2016 Hendriani,Wiwin. .2018. Resiliensi Psikologis. Jakarta Prenada Media Group. Lazarus dan Folkman. Appraisal, dan Coping . Jakarta New York Springer Publishing Company. Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Edukasi, Volume . No 2 . Juli 2016 Nadjati,Muhammad Utsman . dalam Al Qur’ Zaka Al Faritsi. Jakarta Pustaka Setia. Nevid, Jeffrey S. dkk. Purnama ,Rahmad,2017, Penyelesaian Stres dengan Coping Spiritual, Jurnal Al Adyan, Vol XII No 1 , Januari-Juni 2017. Qur’an Asyifa. Bandung Gygma Examedia Arkanleena. Rakhmat,Jalaluddin . 2010. Tafsir Kebahagiaan. jakarta ;Serambi,2010 Yuwono, Susatyo , 2010. Mengelola Stres dalam Perspektif Psikologi dan Islam, Jurnal Psycho Idea,Tahun 8, Vol 2, Juli 2010. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this FolkmanHere is a monumental work that continues in the tradition pioneered by co-author Richard Lazarus in his classic book Psychological Stress and the Coping Process. Dr. Lazarus and his collaborator, Dr. Susan Folkman, present here a detailed theory of psychological stress, building on the concepts of cognitive appraisal and coping which have become major themes of theory and investigation. As an integrative theoretical analysis, this volume pulls together two decades of research and thought on issues in behavioral medicine, emotion, stress management, treatment, and life span development. A selective review of the most pertinent literature is included in each chapter. The total reference listing for the book extends to 60 pages. This work is necessarily multidisciplinary, reflecting the many dimensions of stress-related problems and their situation within a complex social context. While the emphasis is on psychological aspects of stress, the book is oriented towards professionals in various disciplines, as well as advanced students and educated laypersons. The intended audience ranges from psychiatrists, clinical psychologists, nurses, and social workers to sociologists, anthropologists, medical researchers, and Qur"an dan Tafsirnya. Jilid I Jakarta Lentera AbadiR I Daftar Pustaka Departemen AgamaDAFTAR PUSTAKA Departemen Agama Al Qur"an dan Tafsirnya. Jilid I Jakarta Lentera AgamaDepartemen Agama Al Qur'an dan Tafsirnya. Jilid VII. Jakarta Lentera dan solusinya dalam perspektif psikologi dan IslamDepartemen Agama Al Qur'an dan Tafsirnya. Jilid lentera AbadL Hasanah,Muhimmatul. 2016. Stress dan solusinya dalam perspektif psikologi dan Islam. Jurnal Ummul Qurra, Vol XIII, No 1. Maret 2016Wiwin HendrianiHendriani,Wiwin..2018. Resiliensi Psikologis. Jakarta Prenada Media dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Edukasi, Volume. No 2. Juli 2016Psikologi dalam Al Qur' Zaka Al FaritsiMuhammad NadjatiUtsmanNadjati,Muhammad Utsman. dalam Al Qur' Zaka Al Faritsi. Jakarta Pustaka S NevidDkkNevid, Jeffrey S. dkk. Stres dengan Coping SpiritualRahmad PurnamaPurnama,Rahmad,2017, Penyelesaian Stres dengan Coping Spiritual, Jurnal Al Adyan, Vol XII No 1, Januari-Juni Gygma Examedia ArkanleenaQur'an AsyifaQur'an Asyifa. Bandung Gygma Examedia Arkanleena.

Tidakada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya untuk menanggungnya karena Allah tidak membebankan hamba-Nya di luar kemampuan hamba-Nya.—— Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang lemah. Ketika dihadapkan dengan berbagai masalah dan guncangan hidup, biasanya timbul perasaan galau, cemas, resah, dan gelisah. Bukan hanya kita, Nabi Muhammad SAW pun juga pernah mengalami kesedihan mendalam pada masa amul huzni tahun duka cita, yaitu ketika beliau ditinggal wafat oleh pamannya Abu Thalib dan sang istri tercinta, Khadijah binti perasaan sedih ataupun senang adalah suatu kewajaran, sebab hati manusia sifatnya memang mudah berbolak-balik. Begitupun dengan masalah-masalah yang datang di kehidupan, hal tersebut sudah menjadi Takdir Ilahi. Sebagaimana firmannya dalam surat Al-Balad ayat 40, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia pasti akan ditimpa kesusahan. Walau demikian, Allah SWT tidak pernah meninggalkan hambanya sendirian, yakni orang-orang yang selalu mengamalkan rukun iman, rukun islam, sumber syariat islam, dan dasar hukum islam. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 40لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” QS. At Taubah 40 Baca juga Hati Nurani Menurut Islam dan Al-Quran dan Cara Mencari Ketenangan dalam IslamCara Memperoleh Ketenangan Hati Sesuai Ajaran IslamSetiap manusia pasti mendambakan ketenangan batin. Namun sayang, banyak orang yang menempuh jalan salah untuk memperoleh kesenangan seperti pergi ke diskotik, mabuk-mabukan, dan sejenisnya. Padahal perbuatan tersebut justru merugikan dan hanya menghilangkan kesedihan untuk sesaat. Jika kita mampu memahami ajaran agama, sebenarnya islam telah memberikan solusi-solusi untuk mengatasi persoalan hidup. Misalnya saja untuk menenangkan hati, kita dianjurkan memperbanyak dzikir, bersabar, shalat, dan berpikiran dibawah ini beberapa cara menenangkan hati dalam islamMemperbanyak DzikirullahBerbagai macam urusan duniawi dan kesibukan tiada akhir terkadang membuat seseorang lupa akan mengingat Tuhannya. Hingga pada saat ia ditimpa masalah, maka hatinya akan dipenuhi dengan kekalutan. Lalu bagaimana jika hal ini sudah terjadi? Apa yang bisa dilakukan? Apakah duduk termenung sambil mendengarkan musik bisa menenangkan hati? Tidak!Ketahuilah, hati yang sedih dan bimbang hanya bisa diobati dengan berdzikir kepada Allah SWT. Jangan sampai hati menjadi kosong, sebab ketika hati terasa kosong maka iblis akan merasuk kedalamnya membisikkan hal-hal buruk dan membuat diri semakin bersedih. Allah SWT berfirman dalam surat Ar Ra’du ayat 28الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”Dengan memperbanyak amalan dzikir, bertasbih menyebut nama-nama Allah secara terus-menerus di waktu pagi dan petang maka hati menjadi sejuk, damai dan kita akan memperoleh ketentraman yang hakiki. Sebagaimana firmannya dalam surat Thaa-Haa ayat 130 فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ ءَانَآئِ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ ٱلنَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ“Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” Thaa-Haa 130.Berwudhu dan shalatSelama ini kita mengetahui bahwa berwudhu berfungsi untuk mensucikan diri dari najis dan hadas. Namun tahukah anda, berwudhu juga bisa jadi penawar racun hati. Disaat sedih dan gelisah, kita dianjurkan untuk berwudhu sehingga dosa-dosa akan luntur dan jiwa lebih tenang. Sebab Allah SWT menyukai orang-orang yang mensucikan diri berwudhu, sebagaimana firmnan-Nyaإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ…..“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” QS. Al-Baqarah 222Setelah berwudhu, kita disarankan melakukan Shalat. Dengan shalat, kita tidak hanya memenuhi rukun iman tetapi juga melindungi diri dari penyakit-penyakit hati. Bila kita bisa shalat dengan khusyu’ dan tidak tergesa-gesa, insyaAllah ketenangan batin bisa dicapai. Baca juga Keutamaan Shalat Witir yang Luar Biasa dan Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar BiasaMembaca Al-QuranAl Quran merupakan pedoman umat muslim sekaligus penenang hati. Orang-orang yang senantiasa membasahi lidahnya dengan lantunan ayat-ayat suci lalu mengamalkan Al-Quran di kehidupannya, niscaya jiwanya akan الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. QS. Al Anfal 2 Baca juga Manfaat Baca Al-quran Setiap Hari yang Luar Biasa dan Fungsi Al-quran Bagi Umat ManusiaSenantiasa sabar dan ikhlasSabar dan ikhlas adalah kunci untuk menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Sesungguhnya musibah, kemiskinan, serta penyakit yang datang pada diri kita adalah ujian dari Allah SWT. Barang siapa mampu bersabar dan menerimanya dengan ikhlas, maka Allah akan memberikan ketentraman di hatinya. Rasa sabar itu akan menjadi ladang pahala dan kebahagian bagi mereka. Sebagaimana firmannya dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ 155 الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا ِللهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ 156 أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 157“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. Al-Baqarah 155-157.Berprasangka Baik terhadap Allah SWTDari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman “Aku Allah sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku. Muttafaqun alaih” Hadist ini mengajarkan kepada setiap muslim untuk selalu berprasangka baik huznuzhon dan berharap kepada Allah kita bersedih, lalu berdoa. Kita harus yakin doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Jangan sampai berpikiran bahwa Allah tak mencintai kita. Berdoa bisa membuat hati jadi tenang. Percayalah Allah pasti mengabulkan doa, asalkan kita juga bertaqwa dan beriman سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” QS. al-Baqarah 186Memperbanyak rasa syukurKetika seorang hamba bersyukur atas apa yang ia miliki, tidak iri dengan kehidupan orang lain, maka Allah SWT akan menambahkan kenikmatan dalam diri orang tersebut. Baik berupa nikmat harta, kesehatan, dan nikmat ketenangan jiwa. Oleh karena itu, perbanyaklah bersyukur karena syukur bisa membuat hati terasa lapang dan terhindar dari penyakit iri dan تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌAllah SWT berfirman “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS. Ibrahim 7Itulah beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menenangkan hati. Yang terpenting, kita harus yakin bahwa setiap masalah pasti ada solusinya. Kesulitan itu tidak boleh menjadikan diri kita lemah. Allah SWT berfirman dalam surat Al-insyirah ayat 5 yang artinya “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Maka dari itu, jangan sampai kita memelihara kesedihan berlarut-larut ataupun berputus asa. Baca juga Jiwa Tenang Dalam Islam Amalan dan Dalilnya, dan Hidup Bahagia Menurut Islam Penjelasan dan Dalil-nya
DialahPelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (At-Taubah 51) Allah sedang mengingatkan kita akan salah kita akan apa yang pernah kita lakukan dan kita ucapkan dari bibir atau hati. Mungkin Allah mempunyai jalan yang lebih baik untuk kita, mungkin Allah ingin menanamkan nikmatNya agar terasa
Islam Pondasi dan LandasannyaPenyusun Dr. Muhammad Abdullah Shaleh As SuhaimTerjemah Zulfi Askar . LcEditor Muh. Lutfi Firdaus & Eko Haryanto Abu ZiyadIslamPondasi dan Landasannya Muqaddimah Segala puji untuk Allah SWT semata, kita memuji, meminta pertolongan, ampunan dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejelekan diri serta keburukan amal perbuatan kita. Barang siapa yang mendapat petunjuk dari Allah SWT maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan-Nya tidak akan ada yang bisa memberinya petunjuk. Sesungguhnya aku bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah selain Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba serta utusan-Nya, semoga salam tercurahkan kepadanya. Amma ba’du Allah SWT telah mengutus para rasul-Nya untuk seluruh alam semesta, agar umat manusia tidak memiliki alasan setelah diutusnya para rasul tersebut, Allah SWT turunkan beberapa kitab suci sebagai petunjuk, rahmat, cahaya dan juga sebagai obat. Pada zaman dahulu para rasul diutus secara khusus hanya untuk kaumnya, mereka menjaga kitabnya masing-masing, oleh karena itu terhapuslah kitab-kitabnya, dirubah dan digantillah syari’atnya, karena ia diturunkan hanya untuk umat tertentu dan dalam waktu yang terbatas. Kemudian Allah SWT khususkan nabi-Nya Muhammad dengan menjadikannya sebagai penutup para nabi dan rasul, Allah SWT berfirman" ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين "“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antaramu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi”. Nabi Muhammad SAW pun dimuliakan dengan Kitab terbaik diantara kitab-kitab yang pertah diturunkan, yaitu Al-Qur’anul Adzim, Allah SWT telah menjamin untuk menjaganya, Dia tidak menyerahkan penjagaannya terhadap hamba-hamba-Nya, Dia berfirman" إنا نحن نزّلنا الذكر وإنا له لحافظون "“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Syari’atnya dijadikan suatu yang kekal hingga hari kiamat. Dia Yang Maha Suci- menjelaskan bahwa di antara keharusan tetapnya syari’at ini adalah dengan mengimaninya, berdakwah kepadanya dan bersabar terhadapnya. Di antara manhaj Nabi Muhammad dan manhaj para pengikut setelahnya adalah berdakwah kepada Allah SAW dengan hujjah yang nyata. Dia berfirman menerangkan tentang manhaj ini " قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين "“Katakanlah “Inilah jalan agamaku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” Allah SWT pun memerintahkannya untuk bersabar atas gangguan yang ada di jalan-Nya, lalu Dia berfirman “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari para Rasul.” Dia yang Maha terpuji berfirman" يا أيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا الله لعلكم تفلحون "“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. Sebagai salah satu bukti mengikuti manhaj Ilahi Yang Mulia, maka saya menulis buku ini untuk berdakwah kepada jalan Allah, sebagai penerang kepada Kitab Allah dan petunjuk kepada sunnah rasul-Nya. Di dalam buku ini saya terangkan dengan singkat kabar tentang penciptaan alam, penciptaan manusia dan kemuliaannya, diutusnya para rasul kepada mereka dan juga tentang keadaan agama-agama terdahulu. Kemudian setelah itu saya menjelaskan definisi Islam secara makna dan rukun-rukunnya. Siapa saja yang menginginkan petunjuk, maka inilah dalil-dalilnya, semua ada dihadapanya, Siapa saja yang menginginkan keselamatan, aku jelaskan kepadanya jalannya. Siapa saja yang berkeinginan untuk mengikuti jejak para nabi, rasul dan orang-orang shaleh, maka inilah jalan mereka. Dan siapa saja yang tidak menyukai mereka, maka sesungguhnya dia telah membodohi dirinya sendiri dan menempuh jalan kesesatan. Sesunguhnya setiap penganut sebuah aliran pasti akan mengajak orang lain agar menganut aliranya dan mengklaim bahwa kebenaran berada padanya, bukan pada selainnya. Setiap pengikut suatu keyakinan akan mengajak orang lain agar mengikuti keyakinanya dan mengagungkan pimpinan keyakinanya. Adapun seorang muslim, dia tidak akan berdakwah untuk mengajak orang lain mengikuti jalan pribadinya, karena dia tidak memiliki sebuah jalan yang khusus baginya, akan tetapi agamanya adalah agama Allah yang telah diridhaiNya. Allah berfirman " إن الدين عند الله الإسلام "“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” Dia tidak akan mengajak orang untuk mengagungkan seorang manusia, setiap orang dalam agama Allah adalah satu derajat, tidak ada perbedaan di antara mereka kecuali dengan takwa, bahkan dia akan mengajak orang lain untuk menempuh jalan Tuhan mereka, beriman kepada para rasul-Nya, mengikuti syari’at yang telah diturunkan-Nya kepada Muhammad SAW penutup para rasul, dengan perintah agar disampaikan kepada umat manusia seluruhnya. Dengan tujuan tersebut, saya siapkan buku ini untuk berdakwah kepada agama Allah yang telah diridhai-Nya, dan menurunkan penutup para rasul-Nya, sebagai petunjuk bagi orang yang menginginkan hidayah dan sebagai dalil bagi orang yang menginginkan kebahagiaan. Demi Allah, seluruh makhluk tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya kecuali pada agama ini dan tidak pula akan mendapatkan ketenangan kecuali bagi yang telah mengimani Allah sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai seorang Rasul dan Islam sebagai agama. Telah terbukti bahwa milyaran manusia yang telah mendapatkan hidayah kepada Islam –sejak zaman dahulu sampai sekarang- tidak pernah merasakan kehidupan yang sebenarnya kecuali setelah memeluk Islam dan tidak pula dapat merasakan kebahagiaan kecuali dalam naungan Islam, karena setiap orang berusaha untuk mencari kebahagiaan dan ketenangan serta berusaha untuk mendapatkan kebenaran. Saya susun buku ini, seraya memohon kepada Allah agar menjadikan amalan ini sebagai suatu keikhlasan untuk dapat melihat wajah-Nya dan mengajak kepada jalan-Nya. Dan menjadikan buku ini bisa diterima oleh pembaca dan menjadikannya sebagai amal shaleh yang bermanfaat bagi penulisnya di dunia dan akhirat. Saya telah memberikan izin kepada siapapun yang ingin mencetaknya dengan bahasa apa saja, atau menerjemahkannya kedalam bahasa apapun, dengan syarat hendaklah ia memindahkannya dengan penuh amanah ke dalam bahasa yang ia terjemahkan. Saya harap hendaklah ia memberi saya satu buah dari hasil terjemahannya tersebut agar bisa diambil manfaat darinya dan juga agar usaha yang sama tidak terulang. Sebagaimana juga saya berharap kepada siapa saja yang memiliki kritik, ataupun mendapati kesalahan, baik itu dari buku aslinya yang berbahasa Arab atau dari bahasa apapun dari terjemahan buku ini, hendaklah ia menghubungi saya melalui alamat yang disebutkan di sini. Segala puji bagi Allah di awal dan akhir, secara zahir maupun batin, bagi-Nyalah pujian secara terang-terangan ataupun tersembunyi, bagi-Nya pujian di awal dan akhir, bagi-Nya pujian sepenuh langit, bumi serta sepenuh apa saja yang dikehendaki oleh Rabb kita. Salawat untuk Nabi kita Muhammad, sahabatnya serta orang-orang yang berjalan di atas manhajnya, menempuh jalannya, dan semoga Allah SWT memberikan keselamatan hingga hari pembalasan Jalan yang Mana? Ketika seorang manusia menjadi dewasa dan berakal, maka akan bermunculanlah ke dalam akal fikirannya banyak pertanyaan seperti Dari mana aku datang? Untuk apa aku datang? Ke mana aku akan kembali? Siapa yang menciptakanku dan menciptakan segala sesuatu yang berada di sekelilingku? Siapa yang memiliki alam semesta dan siapa yang mengaturnya? Dan lain sebagainya dari pertanyaan yang seperti itu. Seorang manusia tidak mungkin dapat mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini, ilmu pengetahuan terkinipun tidak mungkin untuk dapat sampai kepadanya, karena urusan yang seperti ini termasuk hal yang berada dalam lingkup agama, oleh karena itu muncullah banyak riwayat, khurafat, serta cerita yang bermacam-macam sekitar permasalahan ini, yang keseluruhannya menambah keraguan serta kebingungan bagi umat manusia. Tidak mungkin ada seseorang yang mendapatkan jawaban cukup dan mencakup atas permasalahan seperti ini kecuali apabila ia diberi hidayah oleh Allah kepada agama shahih yang datang dengan pembahasan terinci atas permasalahan ini. Karena permasalahan ini termasuk dari perkara gaib, dan hanya agama yang haqlah yang akan menunjukkan kebenaran dan mengatakan kejujuran, karena hanya ialah satu-satunya dari Allah dan diwahyukan kepada para nabi dan rasul-Nya, oleh karena itulah, merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia untuk menuju agama yang hak, mempelajari serta beriman kepadanya, agar kebingunganan menjadi sirna darinya, keraguan terhapus dan dia mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus. Pada lembaran-lembaran berikutnya saya akan mengajak Anda untuk mengikuti jalan Allah yang lurus, dan akan saya hadirkan di hadapan Anda sebagian dari dalil, petunjuk serta hujjahnya, agar Anda bisa melihatnya secara langsung, dengan seksama dan penuh ketenangan. Eksistensikeberadaan, Rububiyyah, Ke-Esaan dan Uluhiyyah Allah yang Maha Suci* Banyak manusia yang menyembah tuhan-tuhan berupa makhluk yang dibentuk, seperti pohon, batu, dan manusia; oleh karenanya orang-orang Yahudi dan musyrik bertanya kepada Rasulullah tentang sifat Allah dan terbuat dari apa Dia, maka Allah turunkan firman-Nya" قل هو الله أحد . الله الصمد . لم يلد ولم يولد . ولم يكن له كفوًا أحد "“Katakanlah “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa 1 Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu 2 Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan 3 dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Dia-pun memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya dalam firman-Nya" إن ربكم الله الذي خلق السموات والأرض في ستة أياّم ثمّ استوى على العرش يغشي الليل النهار يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره ألا له الخلق والأمر تبارك الله ربّ العالمين "“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan dan bintang-bintang masing-masing tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” Kemudian Allah Dzat yang Mulia perkataan-Nya berfirman" الله الذي رفع السموات بغير عمد ترونها ثمّ استوى على العرش وسخّر الشمس والقمر كلّ يجري لأجل مّسمّى يدبّر الأمر يفصّل الآيات لعلكم بلقاء ربكم توقنون. وهو الذي مدّ الأرض وجعل فيها رواسي وأنهارًا ومن كلّ الثمرات جعل فيها زوجين اثنين يغشي الليل النهار "“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuan mu dengan Tuhanmu. Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.” Selanjutnya sampai kepada firman-Nya" الله يعلم ما تحمل كلّ أنثى وما تغيض الأرحام وما تزداد وكلّ شيء عنده بمقدار. عالم الغيب والشهادة الكبير المتعال "“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya 8 Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.” Allah Dzat Yang Maha Mulia dan segala puji bagi-Nya berfirman" قل من ربّ السموات والأرض قل الله قلْ أفاتّخذتم من دونه أولياء لا يملكون لأنفسهم نفعًا ولا ضرّا قلْ هلْ يستوي الأعمى والبصير أم هل تستوي الظلمات والنور أم جعلوا لله شركاء خلقوا كخلقه فتشابه الخلق عليهم قل الله خالق كلّ شيء وهو الواحد القهّار "“Katakanlah “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” jawabnya “Allah”. Katakanlah “maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan bagi diri mereka sendiri?” katakanlah “adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” katakanlah “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” Allah SWT jadikan bagi mereka ayat-ayat-Nya sebagai saksi dan bukti, dengan berfirman" ومن آياته الليل والنهار والشمس والقمر لا تسجدوا للشمس ولا للقمر واسجدوا لله الذي خلقهن إن كنتم إياه تعبدون .فإن استكبروا فالذين عند ربّك يسبّحون له بالليل والنهار وهم لا يسأمون . ومن آياته أنك ترى الأرض خاشعة فإذا أنزلنا عليها الماء اهتزّت وربت إن الذي أحياها لمحيي الموت إنه على كلّ شيء قدير "“dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan, tetapi berujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah 37 jika mereka menyombongkan diri, maka mereka malaikat yang disisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu 38 dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Serta firmah Allah SWT" ومن آياته خلق السموات والأرض واختلاف ألسنتكم وألوانكم إن في ذلك لآيات للعالمين .ومن آياته منامكم بالليل والنهار "“dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui 22 dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari” Dia mensifati diri-Nya dengan cirri-ciri keindahan serta kesempurnaan, firman-Nya" الله لا إله إلاّ هو الحي القيوم لا تأخذه سنة ولا نوم له ما في السموات وما في الأرض من ذا الذي يشفع عنده إلاّ بإذنه يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه إلاّ بما شاء "“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang dilangit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at disisi Allah tanpa idzin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.”Selanjut firman-Nya“Yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali semua makhluk.”Serta firman-Nya “Dialah Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.” Inilah Rabb, Tuhan yang maha Bijaksana, Maha Berkuasa yang telah memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya, menunjukkan kepada mereka ayat-ayat-Nya sebagai saksi dan keterangan, mensifati diri-Nya dengan sifat-sifat sempurna yang menunjukkan akan keberadaan-Nya, kerububiyyahan-Nya serta keesaan-Nya, sejalan dengan syari’at para Nabi, tuntutan akal serta fitrah para makhluk. Dan juga hal tersebut disepakati oleh seluruh umat manusia, dan saya akan menerangkan kepada anda sebagian darinya sebagaimana berikut ini. Adapun dalil tentang eksisitensi wujud/keberadaan, serta Rububiyyah-Nya adalah 1- Penciptaan alam ini dan apa yang ada di dalamnya berupa keindahan penciptaan Wahai manusia, Anda dikelilingi oleh alam yang agung ini, dan ia terdiri dari langit, bintang yang beredar dan bumi membentang yang padanya terdapat serpihan-serpihan berdampingan yang berbeda dan tumbuh sesuai dengan perbedaannya, padanya terdapat berbagai jenis buah-buahan, dan pada setiap makhluk akan Anda dapati bahwa ia berpasang-pasangan.. alam ini tidak menciptakan dirinya sendiri, jadi merupakan suatu kepastian akan adanya Pencipta, karena ia tidak bisa menciptakan dirinya sendiri, maka siapakah yang menciptakannya dengan keteraturan yang menakjubkan ini, menyempurnakannya dengan kesempurnaan yang indah dan menjadikannya sebagai tanda bagi mereka yang melihatnya melainkan Allah Yang Esa dan Berkuasa yang tidak ada Rabb selain-Nya, Firman-Nya“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? 35 ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini apa yang mereka katakan.” Kedua ayat ini mencakup tiga muqaddimah1 Apakah mereka diciptakan dari sesuatu yang tidak ada?2 Apakah mereka menciptakan dirinya sendiri?3 Apakah mereka yang menciptakan langit dan bumi?Apabila mereka diciptakan dari sesuatu yang tidak ada, tidak menciptakan diri mereka sendiri dan tidak pula menciptakan langit dan bumi, maka dipastikan kalau dia harus menetapkan keberadaan Pencipta yang menciptakan mereka dan menciptakan langit serta bumi, Dialah Allah Yang Esa lagi Maha Perkasa. 2- Fitrah Seluruh makhluk yang diciptakan memiliki fitrah untuk menetapkan keberadaan Pencipta, bahwasanya Dia lebih Mulia, lebih Besar, lebih Agung dan lebih sempurna dari segala sesuatu, perkara ini melekat dalam fitrah yang kelekatannya melebihi ilmu-ilmu pasti dan tidak memerlukan dalil kecuali bagi dia yang telah terganggu fitrahnya dan mengalami kondisi yang memalingkan fitrahnya dari kebenaran SWT berfirman" فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيّم "“...tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. itulah agama yang lurus.” Rasulullah SAW bersabda" ما من مولود إلاّ يولد على الفطرة, فأبواه يهودانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هل تحسون فيها من جدعاء؟ ثمّ يقول أبو هريرة واقرؤا إن شئتم فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله " “Tidak ada seorangpun yang dilahirkan kecuali berada dalam fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi, sebagaimana seekor binatang ternak yang melahirkan anak yang jam’a, apakah kalian merasa adanya hidung yang dipotong pada hewan tersebut? Abu Hurairah berkata jika berkehendak maka bacalah oleh kalian “tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” Beliau besabda" ألا إن ربي أمرني أن أعلّمكم ما جهلتم مما علمني يومي هذا كلّ مال نحلته عبدًا حلال وإنّي خلقت عبادي حنفاء كلهم وإنهم أتتهم الشياطين فاجتالتهم عن دينهم وحرمت عليهم ما أحللت لهم, وأمرتهم أن يشركوا بي ما لم أنزل به سلطانًا "“Ketahuilah bahwa Tuhan-ku memerintahkanku untuk mengajarkan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui dari apa yang Dia ajarkan padaku hari ini setiap harta yang Aku anugrahkan kepada seorang hamba adalah halal, dan Aku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus seluruhnya, lalu mereka didatangi oleh setan yang mengajak untuk berpaling dari agamanya, dia haramkan kepada mereka apa yang Aku halalkan dan memerintah mereka untuk menyekutukan-Ku sebelum turunnya kekuasaan”. 3- Ijma’ Seluruh Umat Telah sepakat seluruh umat –yang terdahulu dan kini- bahwa alam ini memiliki Pencipta, dan Dia adalah Allah Tuhan Penguasa Alam dan Dialah Pencipta langit dan bumi, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menciptakan, sebagaimana tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya. Tidak pernah dinukil dari umat manapun dari umat-umat terdahulu yang menyatakan bahwa mereka berkeyakinan bahwa tuhan-tuhan mereka bersekutu bersama Allah dalam menciptakan langit dan bumi, bahkan mereka berkeyakinan bahwa Allah lah yang menciptakan mereka dan menciptakan tuhan-tuhan mereka, tidak ada Ilah dan tidak pula Pemberi rejeki selain-Nya, manfaat serta mudharat berada di tangan-Nya, Allah berfirman ketika mengabarkan tentang pengakuan orang-orang musyrik akan Rububiyyah-Nya" ولئن سألتهم من خلق السموات والأرض وسخّر الشمس والقمر ليقولنّ الله فأنى يؤفكون .الله يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له إن الله بكل شيء عليم . ولئن سألتهم من نزّل من السماء ماء فأحيا به الأرض من بعد موتها ليقولنّ الله قل الحمد لله بل أكثرهم لا يعقلون "“...dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka “siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” tentu mereka akan menjawab “Allah”, maka betapakah mereka dapat dipalingkan dari jalan yang benar 61 Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Dia pula yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mngetahui segala sesuatu 62 dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka “siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” tentu mereka akan menjawab “Allah”, katakanlah “Segala puji bagi Allah”, tetapi kebanyakan mereka tidak memahaminya.”Berfirman Yang Maha Mulia Pujian atas-Nya" ولئن سألتهم من خلق السموات والأرض ليقولنّ خلقهنّ العزيز العليم "“...dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab “semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” 4- Tuntutan Akal Tidak ada jalan bagi akal kecuali dengan menetapkan bahwa alam semesta ini memiliki Pencipta Yang Agung, karena akal akan berpendapat bahwa alam ini diciptakan dan diadakan, ia tidak menciptakan dirinya sendiri dan yang diadakan menuntut adanya yang mengadakan. Manusia menyadari bahwa dirinya pernah melewati berbagai musibah dan kesulitan, tatkala ia tidak berdaya dalam menghadapinya, maka ia hadapkan wajahnya ke langit dan meminta pertolongan kepada Rabb-nya agar dilapangkan dari kesusahan, disingkap darinya tabir kesedihan, walaupun pada kebanyakan harinya ia mengingkari Rabb-nya dan menyembah berhala, ini adalah fakta yang tidak dapat terbantahkan dan harus diakui dan ditetapkan, bahkan binatangpun tatkala merasakan adanya musibah akan mengangkat kepala dan mengarahkan pandangannya ke langit. Allah telah mengabarkan tentang manusia bahwasanya apabila tertimpa suatu mudharat ia bersegera menuju Rabb-nya untuk meminta agar Dia menghilangkannya, Allah berfirman" وإذا مسّ الإنسان ضرّ دعا ربّه منيبًا إليه ثمّ إذا خوّله نعمة منه نسي ما كان يدعو إليه من قبل وجعل لله أندادًا "“...dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon pertolongan kepada Tuhannya dengn kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdo’a kepada Allah untuk menghilangkannya sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah.”Allah berfirman dalam menggambarkan keadaan orang-orang musyrik" هو الذي يسيّركم في البر والبحر حتى إذا كنتم في الفلك وجرينا بهم بريح طيبة وفرحوا بها جاءتها ريح عاصف وجاءهم الموج من كلّ مكان وظنوا أنهم أحيط بهم دعوا الله مخلصين له الدين لئن أنجيتنا من هذه لنكوننّ من الشاكرين . فلمّا أنجاهم إذا هم يبغون في الأرض بغير الحق يا أيها الناس إنما بغيكم على أنفسكم متاع الحياة الدنيا ثمّ إلينا مرجعكم فننبئكم بما كنتم تعملون "“Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, berlayar di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada didalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan apabila gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung bahaya, maka mereka berdo’a kepada Allah dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya semata-mata. mereka berkata “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur” 22 maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa alas an yang benar. Hai manusia, sesungguhnya bencana kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; hasil kezalimanmu itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”Selanjut firman-Nya" وإذا غشيهم موج كالظلل دعوا الله مخلصين له الدين فلمّا نجاهم إلى البر فمنهم مقتصد وما يجحد بآياتنا إلاّ كلّ ختار كفور "“...dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.” Inilah Tuhan yang mengadakan alam dari tidak ada, menciptakan manusia dengan ciptaan terbaik, menfokuskan pada fitrah penghambaan serta serah diri terhadap-Nya, menundukkan akal untuk Rububiyyah dan Uluhiyyah terhadap-Nya, seluruh umatpun bersepakat dalam mengakui Rububiyyah-Nya… merupakan suatu keharusan untuk mengesakan Rububiyyah serta Uluhiyyah-Nya, sebagaimana tidak adanya sekutu bagi-Nya dalam menciptakan, tidak ada pula sekutu dalam Uluhiyyah-Nya, dan dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut banyak sekali, diantaranya1 Pada alam semesta ini tidak ada kecuali hanya satu Tuhan Yang Maha Pencipta dan Pemberi Rizki, dan tidak ada yang dapat mendatangkan manfaat serta menolak bala kecuali Dia, jika di alam ini terdapat Tuhan lain, niscaya akan terlihat perbuatan, ciptaan dan perintahnya, serta salah satu dari keduanya tidak akan rela atas keikutsertaan tuhan yang lain, salah satu dari keduanya pasti akan mengalahkan yang lain dan menguasainya, yang kalah tidak mungkin untuk dijadikan Tuhan, dan yang menang adalah Tuhan yang sesungguhnya, tidak ada Tuhan yang menyekutukan-Nya dalam Uluhiyyah, sebagaimana juga tidak ada yang menyekutukan-Nya dalam Rububiyyah, Allah berfirman" ما اتخذ الله من ولد وما كان معه من إله إذاً لّذهب كل إله بما خلق ولعلا بعضهم على بعض سبحان الله عما يصفون "“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”.2 Tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah Yang bagi-Nya kerajaan langit dan bumi, karena manusia akan mendekatkan diri kepada Tuhan yang akan mendatangkan manfaat baginya serta menolak bala darinya, dan Yang memalingkan kejelekan serta fitnah darinya. Seluruh perkara ini tidak dapat dilakukan kecuali oleh Dia yang memiliki langit, bumi serta apa-apa yang berada diantara keduanya, jika bersama-Nya ada beberapa Tuhan, sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang musyrik, niscaya seluruh hamba akan mencari jalan yang bisa menyampaikannya agar beribadah kepada Allah Raja Yang hak, karena mereka seluruhnya selain Allah melakukan ibadah hanya dengan menyembah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, maka sudah sepatutnya bagi dia yang ingin mendekatkan diri terhadap Dzat yang ditangan-Nya manfaat serta mudharat, untuk hanya menyembah Tuhan hak yang disembah oleh semua yang berada di langit dan bumi, yang dihuni oleh tuhan-tuhan yang disembah selain Allah, firman-Nya " قل لو كان معه آلهة كما يقولون إذا لاّبتغوا إلى ذي العرش سبيلاً "“Katakanlah “jikalau ada tuhan-tuhan disamping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai Arsy.”Bagi mereka yang menginginkan kebenaran hendaklah membaca firman Allah" قل ادعوا الذين زعمتم من دون الله لا يملكون مثقال ذرّة في السموات ولا في الأرض وما لهم فيهما من شرك وما له منهم من ظهير . ولا تنفع الشفاعة عنده إلاّ لمن أذن له. "“Katakanlah “Serulah mereka yang kamu anggap sebagai tuhan selain Allah, mereka tidak memiliki kekuasaan seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam penciptaan langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya” 22 dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya.”Sesungguhnya ayat-ayat ini memutus ketergantungan hati kepada selain Allah SWT dengan empat perkaraPertama Bahwa mereka para sekutu tidak memiliki sebesar zarrah pun dalam menendingi Allah, dan yang tidak memiliki apa-apa yang sebesar zarrah tidak akan dapat memberi bermanfaat atau mendatangkan mudharat dan tidak pula berhak untuk menjadi Tuhan atau sekutu bersama Allah. Allah-lah yang memiliki mereka dan mengatur dengan Mereka tidak memiliki apa-apa di langit dan bumi, dan mereka tidak memiliki andil apapun atas Allah tidak memiliki penolong dari makhluk ciptaan-Nya, bahkan Dia-lah yang menolong mereka atas apa yang bermanfaat baginya dan menolak apa yang membahayakanya, karena kesempurnaan dan kecukupan-Nya Dia tidak membutuhkan mereka dan sebab keterbatasan mereka, mereka Bahwa mereka, para sekutu, tidak mampu memberikan syafa’at bagi para pengikutnya di sisi Allah serta tidak pula memberi izin kepada mereka untuk memberi syafaat kepada selainya, dan Dia yang Maha Suci tidak memberikan izin kecuali hanya kepada para wali-Nya untuk memberikan syafa’at, dan para wali tidak bisa memberikan syafa’at kecuali kepada orang yang Allah ridhoi perkataan, amalan serta Rapinya pengaturan alam seluruhnya, keberaturannya merupakan dalil yang paling kongkrit bahwa pengaturnya adalah satu Tuhan, satu Raja, dan satu Rabb, tidak ada Tuhan selain-Nya dalam menciptakan dan tidak pula ada Rabb pengatur mereka selain-Nya. Sebagaimana ketidakmungkinan adanya dua pencipta bagi alam ini, begitu pula tidak mungkin adanya dua Tuhan, Allah berfirman “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.” Kalau seandainya di langit dan bumi ini terdapat tuhan selain Allah niscaya keduanya akan hancur dan rusak. Bentuk kerusakannya adalah apabila ada tuhan lain bersama Allah, maka setiap dari mereka akan memiliki kemampuan untuk mengatur dan berbuat sekehendaknya, pada saat itu akan terjadilah pertikaian dan perselisihan yang menyebabkan terjadinya kerusakan. Jika satu tubuh tidak memungkinkan untuk diatur oleh dua ruh yang sama derajatnya karena pasti akan rusak dan binasa, dan ini merupakan suatu yang mustahil, maka bagaimana bisa dibayangkan terjadinya hal itu pada alam ini, padahal alam lebih Kesepakatan para nabi dan rasul akan hal tersebut. Seluruh umat bersepakat bahwa para nabi dan rasul adalah manusia yang paling sempurna akalnya, paling suci jiwanya, paling mulia akhlaknya, paling tepat dalam memberikan nasehat bagi umatnya, paling mengerti terhadap keinginan Allah dan paling tepat dalam menunjukkan kepada mereka jalan yang baik dan lurus, karena mereka menerima wahyu dari Allah, lalu disampaikan kepada seluruh manusia. Seluruh nabi dan rasul telah bersepakat, dari Adam as yang pertama diantara mereka sampai yang terakhir Muhammad saw untuk berdakwah kepada kaumnya agar beriman kepada Allah SWT, meninggalkan ibadah kepada selain-Nya dan bahwasanya Dia-lah Tuhan yang hak, firman Allah" وما أرسلنا من قبلك من رسول إلاّ نوحي إليه أنه لا إله إلاّ أنا فاعبدون "“...dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” Firman Allah tentang Nabi Nuh as, bahwa dia berkata kepada kaumnya" ألا تعبدوا إلاّ الله إني أخاف عليكم عذاب يوم أليم "“...agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang sangat menyedihkan.”Dan firman-Nya, tentang yang terakhir di antara mereka, yaitu Muhammad SAW bahwa dia berkata kepada kaumnya" قل إنما يوحى إليّ أنما إلهكم إله واحد فهل أنتم مسلمون "“Katakanlah “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri kepada-Nya.”Inilah Tuhan Yang menciptakan alam dari ketidakadaan, lalu Dia adakan, dan menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dan dimuliakan oleh-Nya, menanamkan dalam fitrah mereka penetapan akan Rububiyyah serta Uluhiyyah-Nya, menjadikan jiwanya tidak akan lurus kecuali dengan berserah diri kepada-Nya dan berjalan di atas manhaj-Nya. Mengatur roh manusia untuk tidak merasa tenang kecuali apabila ia tunduk kepada pengaturnya dan berhubungan dengan penciptanya, tidak ada hubungan baginya kecuali melalui jalan-Nya yang lurus seperti apa yang telah disampaikan oleh para rasul-Nya yang mulia, dan Dia memberinya akal yang tidak akan dapat bertugas dengan lurus dan sempurna melainkan jika beriman kepada Tuhan Yang Maha Suci. . Apabila fitrah ini telah lurus, roh telah tenang, jiwa telah tetap dan akal telah beriman, maka tercapailah kebahagiaan, keamanan serta ketenangan di dunia dan akherat. Apabila manusia menolak itu, maka dia akan hidup tidak beraturan, bercerai berai, terjerumus dalam lembah keduniaan, terbagi diantara tuhan-tuhannya, dia tidak tahu siapa yang dapat mendatangkan manfaat baginya dan siapa yang akan menolak madharat darinya. Dan agar iman mantap dalam jiwa dan keburukan kekufuran menjadi nyata, Allah membuat suatu perumpamaan –karena perumpamaan bisa mendekatkan pemahaman akal- Dia membandingkan antara seseorang yang perkaranya terbagi-bagi diantara tuhan yang berbeda-beda dengan seseorang yang hanya menyembah satu Tuhan, firman-Nya" ضرب الله مثلا رجلاً فيه شركاء متشاكسون ورجلاّ سلمًا لرجل هل يستويان مثلاّ الحمد لله بل أكثرهم لا يعلمون "“Allah membuat perumpamaan yaitu seorang laki-laki budak yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki saja; adakah kedua budak itu sama hal-nya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. Allah SWT membuat suatu perumpamaan bagi seorang hamba yang bertauhid dan hamba yang berbuat kemusyrikan dengan seorang budak yang dimiliki oleh beberapa orang yang sebagiannya berselisih dengan sebagian lain, dia terbagi-bagi oleh mereka, setiap dari mereka memberikan arahan kepadanya dan membebani sesuatu terhadapnya. Dia bingung berada diantara mereka, tidak tetap diatas satu pijakan dan satu jalan, serta tidakpula memiliki kemampuan untuk menjadikan hawa nafsu mereka yang berselisih dan bertentangan itu agar ridha kepada pilihanya. Dan seorang budak yang dimiliki oleh satu orang majikan, dia mengetahui apa yang dituntut dan dibebankan terhadapnya, sehingga dia lebih santai, tetap diatas sebuah jalan yang jelas. Kedua kasus diatas tidaklah sama, yang ini tunduk kepada satu majikan dan mendapatkan nikmat dengan keistiqomahan, pengetahuan serta keyakinan, sedangkan yang itu tunduk terhadap perintah beberapa orang yang saling bertentangan, sehingga dia tersiksa, bingung, terombang-ambing, tidak bisa tetap dalam satu pilihan, tidak ada satupun yang meridhoinya, terlebih lagi untuk mendapatkan ridho dari seluruhnya. Setelah menjelaskan dalil-dalil yang menunjukkan akan keberadaan Allah, Rububiyyah serta Uluhiyyah-Nya, akan sangat baik kalau kita mengenali ciptaan-Nya terkait alam semesta dan manusia. Dan kita akan meraup hikmah yang ada dalam permasalahan ini.* * * * * * Penciptaan Alam Alam ini dengan seluruh isinya berupa langit, bumi, bintang, tempat orbit, lautan, pohon serta seluruh binatangnya diciptakan oleh Allah SWT dari SWT berfirman“Katakanlah “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? yang bersifat demikian itulah Tuhan semesta alam” 9 dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar-kadar makanan penghuninya dalam empat masa. penjelasan itu sebagai jawaban bagi orang-orang yang bertanya 10 kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab “kami datang dengan suka hati” 11 maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. Berfirman yang Maha Mulia Pujian atas-Nya“...dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? 30 dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk 31 dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat padanya”. Allah SWT menciptakan alam ini dengan hikmah yang sangat banyak dan tidak terbatas, pada setiap bagian darinya terdapat banyak hikmah dan tanda-tanda yang nyata, jika Anda memperhatikan satu tanda saja, niscaya Anda akan mendapatkan hal yang menakjubkan. Lihatlah keajaiban ciptaan Allah terhadap tanam-tanaman, dimana setiap daun, akar dan buah-buahanya tidak ada yang kosong dari manfaat, ditambah lagi sebagian perincianya yang mungkin tidak dapat diketahui dan dikenali oleh akal manusia. Lihat pula jaringan aliran air yang ada dalam akar kecil yang tipis nan lembut yang hampir tidak terdeteksi kecuali setelah melakukan penelitian padanya, bagaimana ia mampu untuk mengalirkan air dari bawah menuju ke atas, kemudian tersebar pada jalur-jalur tersebut sesuai dengan kebutuhan dan besarnya, kemudian terbagi, bercabang dan semakin halus sampai kepada suatu tujuan yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Kemudian lihatlah kandungan sebuah pohon serta siklus perkembanganya dari satu keadaan ke keadaan yang lain, seperti perkembangan kondisi janin yang tidak terlihat oleh mata. Tatkala Anda melihat pada mulanya sebagai sepotong kayu yang telanjang tanpa pakaian, lalu dikaruniai pakaian oleh Rabbnya dengan dedaunan yang Ia ciptakan dengan sebaik-baik penciptaan, kemudian muncul padanya kehamilan yang lemah setelah ia mengeluarkan daun yang berfungsi untuk menjaganya dan sekaligus sebagai pakaian bagi buah lemah tersebut, agar ia bisa terlindungi dari panas, dingin dan kerusakan, kemudian dialirkan kepadanya rizki dan gizi melalui akar dan saluran sebagai makanan baginya, sebagaimana seorang bayi mendapatkan gizi dari susu ibunya, kemudian ia menjaga dan menumbuhkannya hingga menjadi matang dan sempurna, sehingga keluarlah buah yang siap dipanen, lezat dan ranum dari sebatang kayu yang sangat keras itu. Begitu pula jika Anda perhatikan bumi dan penciptaanya, niscaya anda akan melihatnya sebagai tanda terbesar dari keagungan penciptaanya, ia diciptakan oleh Allah sebagai hamparan, tempat tinggal dan ditundukkan bagi hamba-hamba-Nya, Disediakan padanya rezeki, penghasilan serta penghidupan bagi mereka, Dijadikan padanya jalan-jalan agar mereka bisa berpindah tempat demi memenuhi kebutuhan serta menjalankan kegiatan masing-masing. Dia letakkan gunung-gunung dan menjadikannya sebagai paku yang menjaganya agar tidak memanjang, Dia luaskan tepiannya, dengan membentangkan, memanjangkan serta menghamparkannya, Dia jadikan sebagai tempat bagi makhluk hidup yang tinggal di atas punggungnya dan bagi benda mati yang diisikan dalam perutnya. Kemudian perhatikanlah falak yang berotasi dengan matahari, bulan, bintang serta gugusannya, bagaimana ia bisa berputar dalam alam ini dengan rotasi yang tetap,tertib dan teratur hingga akhir masa yang ditentukan, ditambah lagi dengan adanya pergantian siang dan malam, pergantian musim, panas dan dingin. begitu pula binatang dan tumbuh-tumbuhan di atas permukaan bumi yang dapat memberi banyak manfaat bagi kehidupan. Kemudian perhatikan penciptaan langit, palingkan pandangan padanya sesaat demi sesaat, anda akan mendapatkan tanda-tanda terbesar dalam ketinggian, keluasan serta kekokohanya, tidak terdapat tiang dibawahnya dan tidak pula gantungan diatasnya, tetapi ia tertahan oleh kekuasaan Allah Yang dapat menahan langit dan bumi agar tidak sirna. Jika anda memperhatikan alam ini dan mengamatai penggabungan bagian-bagiannya serta keteraturanya yang sangat indah yang menunjukkan akan kesempurnaan kemampuan penciptanya, kesempurnaan ilmu-Nya, kesempurnaan hikmah-Nya dan kesempurnaan kelembutan-Nya, niscaya anda akan mendapatinya seperti sebuah rumah yang dibangun dan disiapkan padanya seluruh alat dan kebaikannya, dan juga seluruh apa yang dibutuhkannya, langit sebagai atap diatasnya, bumi sebagai hamparan, lantai dan tempat tidur yang kokoh bagi para penghuni, matahari dan bulan sebagai penerang yang meneranginya, bintang-bintang sebagai lampu dan penghiasnya, sekaligus sebagai petunjuk bagi penghuninya untuk berpindah-pindah di lorong-lorong dalam rumah, perhiasan dan barang tambang yang terpendam didalamnya bagaikan simpanan yang telah disiapkan, semua itu untuk keperluan yang pantas baginya, berbagai jenis tumbuhan tersedia bagi penghuninya, berbagai jenis hewan diperuntukkan bagi kemaslahatannya, ada yang bisa ditunggangi, ada yang bisa diperah susunya, ada yang bisa dijadikan makanan, ada juga yang kulitnya bisa dijadikan bahan pakaian serta ada yang bisa menjadi penjaga. Manusia dijadikan seperti raja yang mengatur segalanya dengan perbuatan dan perintahnya. Apabila anda perhatikan alam ini seluruhnya atau salah satu bagiannya, niscaya akan mendapatkan keajaiban padanya, dan jika anda amati dengan sebenar-benarnya, penuh obyektifitas, jauh dari hawa nafsu serta tidak taklid, niscaya anda akan merasa yakin dengan sesungguhnya bahwa alam ini ada yang menciptakan, diciptakan oleh Dia Yang Maha Bijaksana, Berkuasa dan Maha Mengetahui, diatur dengan pengaturan terbaik dan dirapihkan dengan susunan yang terbaik, dan bahwasanya pencipta alam ini mustahil ada dua, tetapi hanya Tuhan satu yang tidak ada tuhan selain-Nya, dan kalau seandainya di langit dan bumi ini ada tuhan selain Allah niscaya akan rusak susunanya, buruk pengaturannya dan hilang manfaatnya. Apabila Anda tetap tidak mau mengakui adanya pencipta bagi semua ciptaan ini, maka apa yang akan anda katakan tentang rodabaling-baling yang berputar di sungai dalam keadaan sempurna peralatannya, rapih susunanya, alat-alatnya berkwalitas dengan mutu terbaik, sehingga menjadikan orang yang melihatnya tidak mendapatkan cela pada komponenya dan tidak pula pada bentuknya, yang mana roda itu digunakan untuk menyuplay kebutuhan air pada kebun yang luas yang didalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan. Di dalam kebun itu ada orang yang merapihkan tanaman-tanaman yang berserakan, merawat, mengatur dan melakukan seluruh kebutuhanya, tidak ada yang kurang sedikitpun dan tidak pula ada buah yang rusak, kemudian ia membagikan harganyauang hasil penjualan buah-buahan setelah memetikpanen untuk seluruh pengeluaran sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, masing-masing mempunyai pengeluaran yang sesuai denganya, dan begitulah ia membaginya secara terus menerus. Apakah Anda berpendapat bahwa kejadian tersebut terjadi begitu saja tanpa ada yang melakukan, atau yang berkehendak dan yang mengatur?? Bahkan keberadaan roda dan kebun seperti diatas terjadi secara kebetulan tanpa ada pelaku dan pengaturnya, apakah yang akan dikatakan oleh akal anda jika hal tersebut terjadi?? Apa yang akan difatwakan tentangnya? Dan apa yang ditunjukan kepada anda??.Hikmah dari Semua ini Setelah melihat dan memperhatikan penciptaan alam ini, alangkah baiknya kalau kita menyebutkan beberapa hikmah yang merupakan bagian dari tujuan Allah dalam menciptakan alam dan menciptakan tanda-tanda kebesaran-Nya yang agung ini, diantaranya1 Untuk memberi kemudahan bagi manusia Ketika Allah SWT menetapkan hendak menjadikan di atas muka bumi ini khalifah yang beribadah kepada-Nya dan memakmurkan bumi ini, Dia ciptakan untuknya alam ini, agar lurus kehidupannya dan baik urusan dunianya serta tempat kembalinya. Allah SWT berfirman" وسخّر لكم ما في السموات وما في الأرض جميعًا منه "“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, sebagai rahmat dari pada-Nya”, dan firman-Nya" الله الذي خلق السموات والأرض وأنزل من السماء ماء فأخرج به من الثمرات رزقًا لكم وسخّر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره وسخّر لكم الأنهار . وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخّر لكم الليل والنهار . وآتاكم من كلّ ما سألتموه وإن تعدّوا نعمت الله لا تحصوها إن الإنسان لظلومٌ كفار"“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan pula bagimu sungai-sungai 32 dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar dalam orbitnya; dan telah menundukkan bagimu malam dan siang 33 dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah”2 Bahwasanya langit, bumi serta seluruh apa yang ada di alam ini merupakan bukti atas Rububiyyah Allah dan ke-Esaan-Nya. Perkara yang terpenting dibalik keberadaan alam ini adalah mengakui Rububiyyah Allah dan mengimani ke-Esaan-Nya, karenanya ia disokong dengan bukti-bukti yang terkuat, tanda-tanda kebesaran yang teragung serta hujjah-hujjah yang teramat jelas, Allah tegakkan langit, bumi serta seluruh yang ada untuk dijadikan sebagai saksi atas perkara tersebut, oleh karena itu banyak didapati dalam Al-Qur’an “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya..“ sebagaimana firman Allah Ta’ala “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi” “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari” “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan” “dan diantara tanda-tanda kekuaaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya”.3 Sebagai bukti akan adanya hari kebangkitan kehidupan ini terbagi menjadi dua; kehidupan di dunia dan kehidupan di akherat, dan kehidupan di akherat adalah kehidupan yang sesungguhnya, Allah berfirman" وما هذه الحياة الدنيا إلاّ لهوٌ ولعبٌ وإنّ الدار الآخرة لهي الحيوان لو كانوا يعلمون "“...dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akherat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. Karena ia merupakan tempat pembalasan dan hisab, dan juga karena disanalah kekekalan untuk selamanya bagi penghuninya baik dalam kenikmatan, maupun dalam tempat ini tidak bisa dicapai oleh manusia kecuali setelah dia meninggal dan dibangkitkan kembali, maka ia di ingkari oleh mereka yang terputus hubungannya dengan Allah, tertutup fitrahnya dan rusak akalnya, oleh karena itu Allah berikan berbagai hujjah dan bukti , sampai seluruh jiwa dan hati mau beriman dan meyakini akan hari kebangkitani. Perlu diketahui bahwa mengembalikan manusia yang sudah mati menjadi hidup kembali adalah lebih mudah bagi Allah dibanding menciptakanya pertama kali dari tiada, bahkan jauh lebih mudah dari menciptakan langit dan bumi, firman Ta’ala" وهو الذي يبدأ الخلق ثمّ يعيده وهو أهون عليه "“...dan Dia-lah yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian mengembalikan menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya” dan firman-Nya “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia” serta firman-Nya" الله الذي رفع السموات بغير عمد ترونها ثمّ استوى على العرش وسخّر الشمس والقمر كلّ يجري لأجل مّسمى يدبّر الأمر يفصّل الآيات لعلكم بلقاء ربّكم توقنون "“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelakan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuan mu dengan Tuhanmu”.Wa ba’du, wahai sekalian manusia Apabila alam ini telah diciptakan untuk Anda, apabila telah ditegakkan tanda serta ciri-cirinya sebagai saksi dihadapan pandangan Anda, yang mana ia bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah selain Allah Yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, apabila Anda telah mengetahui bahwa perkara menghidupkan dan membangkitkan anda lebih mudah dari penciptaan langit dan bumi, bahwa Anda pasti akan bertemu dengan Rabb anda dan Dia akan menghisab amalam Anda, dan andapun telah mengetahui bahwa alam ini seluruhnya beribadah kepada Rabbnya, seluruh makhluk-Nya bertasbih dengan memuji Rabbnya, Firman Ta’ala" يسبّح لله ما في السموات وما في الأرض الملك القدّوس العزيز الحكيم "“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”, mereka bersujud atas keagungan-Nya, firman Allah" ألم تر أن الله يسجد له من في السموات ومن في الأرض والشمس والقمر والنجوم والجبال والشجر والدواب وكثير من الناس وكثير حق عليه العذاب "“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak diantara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya”, bahkan seluruh yang ada ini melaksanakan shalat kepada Rabbnya sesuai dengan cara yang Maha Mulia nama-Nya berfirman" ألم تر أن الله يسبّح له من في السموات والأرض والطير صافّات كلّ قد علم صلاته وتسبيحه "“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya, masing-masing telah mengetahui cara sembahyang dan tasbihnya”. Dan apabila system dalam tubuh anda telah berjalan sesuai dengan aturan dan ketetapan Allah SWT, yang mana jantung, kedua ginjal, hati dan seluruh anggota tubuh berserah diri terhadap Rabbnya, menyerahkan kendalinya kepada-Nya.. akankah ketetapan pilihan anda antara beriman kepada Rabb atau mengkufuri-Nya, akan anda berikan kepada kekufuran dan menyimpang dari jalur pilihan yang benar yang telah diberikan alam dan tubuh anda sendiri. Sesungguhnya manusia yang berakal sempurna akan menolak kalau dirinya masuk dalam kelompok kecil yang terasingkan dari kelompok alam yang sangat besar nan luas ini. * * * * * * Penciptaan Manusia serta Pemuliannya Allah SWT telah menetapkan untuk menciptakan suatu ciptaan yang pantas untuk memakmurkan alam ini, makhluk yang diciptakan tersebut adalah manusia, kandungan hikmah-Nya subhanahu adalah dengan menjadikan bahan dalam menciptakan manusia adalah bumi, penciptaannya dimulai dari tanah, kemudian dibentuk dengan bentuk yang indah ini seperti yang tampak pada manusia, setelah berdiri sempurna dalam bentuknya, Dia tiupkan disana rohnya, dialah manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, mendengar, melihat, bergerak dan berbicara, maka Allah letakkan dia untuk tinggal di surga-Nya, mengajarkannya seluruh apa yang perlu untuk diketahuinya, menghalalkan baginya seluruh apa yang ada dalam surga, dengan hanya melarang satu pohon –sebagai ujian dan cobaan- Allah ingin menunjukkan kedudukan serta martabatnya, lalu Dia perintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk sujud kepadanya, sehingga sujudlah terhadapnya seluruh malaikat, kecuali iblis yang menolak untuk sujud karena sombong dan takabbur, maka marahlah Dia kepadanya, karena ia menyelisihi perintah-Nya, lalu Dia mengusir iblis tersebut dari rahmat-Nya, disebabkan karena ia takabbur terhadap-Nya, lalu iblis meminta kepada Rabbnya agar umurnya dipanjangkan dan ditangguhkan siksanya sampai hari kiamat, maka Allah-pun menangguhkanya dan memanjangkan umurnya sampai hari kiamat. Setan dengki terhadap Adam as, karena dia beserta keturunannya diberi keutamaan, ia bersumpah atas nama Allah untuk menyesatkan seluruh anak cucu Adam, dan bahwasanya ia akan mendatangi mereka dari hadapan, belakang, samping kanan dan kirinya, kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas, benar dan bertaqwa, karena Allah akan membentengi mereka dari tipu daya setan serta makarnya, Allah telah memperingatkan Adam as dari tipu daya setan, setan membisikan pikiran jahat kepada mereka Adam as serta isterinya Hawa agar bisa mengeluarkan keduanya dari surga, dan agar mereka menampakan aurat mereka yang selama ini tertutp, seraya bersumpah sesungguhnya aku adalah penasehat bagi kalian berdua, dan bahwasanya Allah tidaklah melarang kalian dari pohon tersebut kecuali agar kalian tidak menjadi seperti malaikat atau agar kalian berdua tidak menjadi orang yang kekal untuk selamanya dalam surga. keduanya makan dari pohon yang telah Allah larang itu. Hukuman yang pertama kali menimpa mereka akibat menyelisihi perintah Allah adalah terlihatnya aurat mereka, lalu Allah ingatkan keduanya akan peringatan-Nya dahulu tentang tipu daya setan, maka Adam as meminta ampun kepada-Nya, lalu Dia menerima taubatnya dan memberinya hidayah, memerintahnya untuk turun dari surga tempat tinggalnya menuju bumi, yang kemudian menjadi tempat tinggalnya, disana terdapat seluruh keperluannya, dan Diapun mengabarkannya bahwa dia diciptakan darinya, tinggal diatasnya dan meninggal padanya dan darinya pula akan dibangkitkan. Adam as turun ke bumi bersama isterinya Hawa, keturunannya berlanjut, mereka menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan, karena Adam adalah seorang Nabi. Allah telah menghabarkan hal ini dalam firman-Nya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu Adam, lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat “bersujudlah kamu kepada Adam”; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud 11 Allah berfirman “apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam diwaktu Aku menyuruhmu?” menjawab iblis “saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah” 12 Allah berfirman “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina” 13 iblis menjawab “beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan” 14 Allah berfirman “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh” 15 iblis menjawab “karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus” 16 kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur taat 17 Allah berfirman keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka jahanam dengan kamu semuanya” 18 dan Allah berfirman “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua buah-buahan dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon itu, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim 19 maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal dalam surga” 20 dan dia setan bersumpah kepada keduanya “sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua” 21 maka setan membujuk keduanya untuk memakan buah itu dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” 22 keduanya berkata “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” 23 Allah berfirman “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan tempat mencari kehidupan dimuka bumi sampai waktu yang telah ditentukan” 24 Allah berfirman “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan” Ketika anda memperhatikan ciptaan Allah terhadap manusia, yang mana telah diciptakan dengan sebaik-baiknya, dan dipakaikan berbagai jenis kemuliaan mulai dari akal, ilmu, pemahaman, ucapan, bentuk, gambar yang bagus, keadaan yang mulia, tubuh yang seimbang, mengenyam ilmu dengan dalil dan pemikiran, serta menyerap akhlak-akhlak mulia dan utama, seperti kebaikan, ketaatan dan keselamatan. Berapa jarak antara keadaannya ketika masih berupa air mani di dalam rahim yang terjaga padanya, dengan keadaannya saat malaikat menemuinya di surga adn? “Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”. Dunia bagaikan sebuah desa dan manusia sebagai penghuninya, seluruhnya sibuk dengannya, bekerja untuk kemaslahatnya, semua disiapkan untuk melayani dan memenuhi keperluannya, para malaikat bertugas untuk menjaganya pada malam dan siang hari, begitujuga hujan dan tumbuhan, mereka bekerja dan bertugas dalam rangka menyediakan rizki untuknya, gugusan bintang tunduk dan patuh pada orbitnya untuk menjaga kemaslahatanya, matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk dan berputar sesuai dengan zaman dan waktu serta maslahat kebutuhan manusia sehari-hari, alam terbuka tunduk kepadanya dengan angin dan udaranya, begitu pula dengan awan, burung serta apa yang ada padanya, alam yang berada di bawah seluruhnya tunduk kepadanya, diciptakan untuk maslahatnya, bumi dan gunungnya, laut dan sungainya, tumbuhan serta binatangnya, dan seluruh apa yang ada diatasnya, Allah berfirman “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah mnundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar dilautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan pula bagimu sungai-sungai 32 dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar dalam orbitnya; dan telah menundukkan bagimu malam dan siang 33 dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.” Di antara kesempurnaan pemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah Dia menciptakan baginya segala yang diperlukan dalam kehidupannya di dunia dan seluruh sarana yang dapat menyampaikannya kepada derajat tertinggi di akhirat, Dia turunkan kitab-kitab-Nya, diutus Rasul-Rasul-Nya untuk menerangkan syariat Allah dan mengajak manusia agar mengikutinya. Kemudian Dia ciptakan dari dirinya –yaitu dari diri Adam as- seorang isteri untuk bersandar padanya dan menutupi kebutuhan fitrahnya –kebutuhan jiwa, akal dan jasad- sehingga dia mendapatkan padanya ketenangan, rileks dan ketentraman, keduanya tatkala berkumpul mendapat ketenangan, kecukupan, mawadah serta rahmat, karena susunan jasad, jiwa serta syaraf keduanya saling melengkapi dan memenuhi keinginan satu sama lain, bersatu untuk membangun generasi baru, keduanya saling menyambut kasih sayang serta perasaannya, dari hubungan tersebut terbentuklah ketenangan bagi jiwa dan urat syaraf, kesenangan bagi tubuh dan hati, ketentraman bagi hidup dan penghidupan, kelembutan bagi ruh dan anggota tubuh, serta ketuma’ninahan yang merata antara laki dan wanita. Allah SWT mengkhususkan orang-orang mukminin diantara seluruh manusia, Dia menjadikannya sebagai penguasa wilayah-Nya, mereka berhidmah dalam keta’atan kepada-Nya, mereka berbuat sesuai dengan syari’at-Nya, agar mereka pantas untuk berada di samping-Nya di surga. Dari mereka Allah pilih para Nabi, Rasul, wali serta syuhada, Dia anugerahi mereka di dunia ini kenikmatan terbesar yang diterima oleh tubuh, ia adalah ibadah kepada Allah, keta’atan dan bermunajat kepada-Nya, Dia khususkan mereka dengan nikmat yang besar –yang tidak didapatkan oleh selainnya- diantaranya adalah keamanan, ketenangan serta kebahagiaan, bahkan yang lebih besar dari semua itu, bahwa mereka mengetahui kebenaran yang dibawa oleh para Rasul dengan beriman kepadanya, dan Dia siapkan bagi mereka –di akhirat- kenikmatan yang kekal dan kemenangan yang sangat besar, yang mana hal tersebut sesuai dengan kemuliaan-Nya, Dia beri ganjaran atas keimanan dan keikhlaan mereka, bahkan memberi mereka tambahan dari Wanita Dalam Islam wanita menempati kedudukan yang tinggi, belum pernah setinggi yang dicapai oleh agama-agama terdahulu, dan tidak pula diraih oleh umat berikutnya, karena pemuliaan Islam terhadap manusia mencakup wanita dan pria dengan hak yang sama. Mereka dihadapan hukum-hukum Allah di dunia ini sama, sebagaimana juga mereka di hadapan ganjaran serta imbalan di akhirat juga sama. Allah berfirman “...dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.”Kemudian Allah SWT berfirman" للرجال نصيب مّما ترك الوالدان والأقربون وللنساء نصيب مّما ترك الوالدان والأقربون "“...bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya.” Lalu firman-Nya" ولهن مثل الذي عليهنّ بالمعروف "“...dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ subhanahu wa ta’ala" والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض "“...dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagiaan yang lain”, firman-Nya" وقضى ربّك ألاّ تعبدوا إلاّ إياه وبالوالدين إحسانًا إمّا يبلغنّ عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لّهما أفّ ولا تنهرهما وقل لهما قولاً كريمًا .واخفض لهما جناح الذلّ من الرحمة وقل ربّ ارحمهما كما ربّياني صغيرًا "“...dan Tuhan-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia 23 dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhan-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”, firman-Nya" فاستجاب لهم ربّهم أنّي لا أضيع عمل عامل مّنكم من ذكر أو أنثى "“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya dengan berfirman “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan”, firman-Nya" من عمل صالحًا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينّه حياة طيبة ولنجزينّهم أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون "“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”, serta firman-Nya" من يعمل من الصالحات من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون نقيرًا "“Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk kedalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. Kemuliaan yang diraih oleh wanita dalam Islam ini tidak ada bandingannya dalam agama, kelompok atau hukum manapun, kebudayaan Romawi telah menetapkan bahwa wanita adalah budak bagi laki-laki, dia tidak memiliki hak apapun, pernah diadakan sebuah pertemuan di Roma untuk membahas permasalahan wanita, yang kemudian memutuskan bahwa dia adalah sesuatu yang ada namun tidak berjiwa, bahwa dia tidak akan mewarisi kehidupan akherat, dan bahwasanya wanita itu kotor. Dahulu wanita di Athena dianggap sebagai barang yang tidak berharga, dia diperjual belikan, dan dianggap sebagai kotoran dari hasil perbuatan setan. Syari’at India kuno telah menetapkan bahwa wabah penyakit, kematian, neraka, racun binatang serta api lebih baik dari wanita. Hak wanita akan berakhir dalam kehidupannya dengan meninggalnya sang suami –yang notebene ia itu tuannya- ketika ia melihat jasad suaminya sedang dibakar, ia harus melemparkan dirinya ke dalam api tersebut, dan jika tidak maka ia berhak untuk mendapatkan laknat. Adapun wanita dalam agama Yahudi, terdapat hukum baginya dalam perjanjian lama sebagaimana berikut ini “Berputar aku dan hatiku untuk mengetahui, membahas dan mencari hikmah dan secara akal, dan untuk mengetahui bahwa kejelekan itu merupakan kebodohan dan kedunguan bahwa ia itu gila, maka aku dapati yang lebih pahit dari kematian ialah wanita yang merupakan jendelanya, hatinya penjerat dan kedua tangannya merupakan pengikat”. Itulah mereka, para wanita pada masa-masa terdahulu, adapun keadaannya pada zaman pertengahan dan terkini akan dijelaskan oleh fakta-fakta berikut ini Penulis Denmark Wieth Kordsten menjelaskan tentang arahan gereja Katolik sekitar permasalahan wanita dengan ungkapan “Pada masa pertengahan, perhatian terhadap wanita Eropa sangat terbatas sekali, dengan mengikuti arah mazhab Katolik sebelumnya yang menganggap bahwa wanita itu diciptakan pada derajat kedua.” Di Perancis telah diadakan pertemuan pada tahun 586 M, untuk membahas permasalahan wanita dan apakah dia akan dianggap sebagai manusia atau tidak dianggap sebagai manusia? setelah perdebatan mereka yang hadir memutuskan bahwa wanita itu manusia, akan tetapi dia diciptakan untuk melayani kaum pria. Pembahasan ke dua ratus tujuh belas dari hukum Perancis berbunyi sebagai berikut ini “wanita yang telah menikah –walaupun pernikahannya berdasarkan atas dasar pemisahan antara apa yang dia miliki dan apa yang suaminya miliki- dia tidak boleh menghibahkan sesuatu, tidak pula memindahkan miliknya dan tidak pula menjaminkannya, sebagaimana juga dia tidak boleh memiliki baik melalui tukar-menukar atau dengan percumadiberi tanpa keterlibatan suami dalam akad atau minimal persetujuannya secara tertulis Di Inggris, Henry VIII mengharamkan wanita Inggris untuk membaca kitab suci, Ia juga tidak dianggap sebagai penduduk hingga tahun 1850 M, dan tidak jua memiliki hak pribadi hingga tahun 1882. Adapun wanita sekarang di Eropa, Amerika dan di negara-negara industri modern lainnya sebagai makhluk hina dan barang komersial dalam tumpukan barang dagangan, ia menjadi bagian iklan-iklan produk komersial yang murah, bahkan terkadang harus dengan telanjang dan melepask pakaiannya untuk menawarkan barang dagangan di depan kelompok dagang, tubuh serta kehormatannya dihalalkan untuk tunduk serta menuruti kemauan kaum laki-laki yang hanya menjadikan wanita sebagai alat kesenangan bagi mereka di setiap tempat. Wanita menjadi pusat perhatian selama ia masih muda dan cantik serta sanggup untuk memberi dan mengorbankan pikiran ataupun tubuhnya, apabila ia telah tua dan hilang kecantikan dan kemampuannya dalam memberi, maka masyarakat akan memandang sebelah mata, baik itu secara perorangan ataupun yayasannya, sehingga dia akan hidup sendirian di rumahnya atau di panti-panti jompo. Bandingkan semua ini –pasti tidak akan sama- dengan apa yang datang dari Al-Qur’anul Karim sebagaimana difirman Allah SWT" المؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض "“...dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.”Berfirman Dzat Yang Maha Mulia" ولهنّ مثل الذي عليهن بالمعروف "“...dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf”, serta firman-Nya“...dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia 23 dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “wahai Tuhan-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. Tatkala Allah memuliakan wanita dengan pemuliaan yang seperti ini, Dia jelaskan kepada seluruh umat manusia dengan tegas bahwa Dia menciptakannya sebagai ibu, isteri, putri dan saudari, serta mensyari’atkan untuk itu syari’at syari’at khusus yang berhubungan dengan wanita.* * * * * * Hikmah diciptakan Manusia Telah lewat pembicaraan pada alinea lalu bahwa Allah menciptakan Adam dan menciptakan baginya seorang isteri yang bernama Hawa serta menempatkan keduanya di surga, kemudian Adam menyelisihi Rabb-nya, lalu dia beristighfar dan bertaubat kepada-Nya sehingga diberinya hidayah, lalu memerintahkannya untuk keluar dari surga, dan turun ke bumi. Allah subhanahu memiliki beberapa hikmah dari semua itu yang tidak mampu untuk diketahui oleh akal dan tidak pula diungkapkan oleh lisan akan sifatnya, dan pada kesempatan ini kami akan memaparkan sebagian dari hikmah yang ada, diantaranya1 Bahwasanya Allah SWT menciptakan seluruh makhluk untuk beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman" وما خلقت الجنّ والإنس إلاّ ليعبدون "“..dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Sebagaimana diketahui bahwa kesempurnaan ubudiyyah yang dituntut dari makhluk tidak untuk direalisasikan dalam kehidupan akhirat yang kekal dan penuh keikmatan, akan tetapi dalam kehidupan dunia yang penuh dgengan ujian dan cobaan. kehidupan kekal adalah tempat merasakan kenikmatan dan kesenangan, bukan tempat untuk menghadapi cobaan dan Bahwa Allah SWT - berkehendak untuk memilih dari mereka para nabi, rasul, wali dan syuhada yang dicintai-Nya dan merekapun mencitai-Nya, Dia biarkan mereka dihadapan para musuhnya sebagai ujian bagi mereka, pada saat mereka lebih mengutamakan-Nya dan mengorbankan jiwa serta harta dalam keridhoan dan kecintaan terhadap-Nya, mereka akan mendapatkan kecintaan, keridhoan serta kedekatan dari-Nya, yang mana hal tersebut tidak akan didapat sedikitpun tanpa perjuangan seperti itu. Derajat Rasul, Nabi dan yang mati syahid adalah derajat terbaik disisi Allah, manusia tidak akan mendapatkan semua ini kecuali sesuai dengan apa yang telah digariskan Allah dari penurunan Adam beserta keturunannya ke Bahwasanya Dia adalah Raja Yang Hak dan Nyata, Raja adalah Dia yang memerintah dan melarang, memberi ganjaran dan menghukum, menghinakan dan memuliakan, memberi izzah dan merendahkan, kerajaan-Nya mencakup diturunkanya Adam beserta keturunannya ke dunia yang berlaku didalamnya hukum-hukum raja terhadap mereka, kemudian memindahkan mereka ke akhirat untuk menyempurnakan ganjaran atas amal perbuatan Bahwasanya Allah menciptakan Adam as dari satu genggaman yang mencakup seluruh bumi, di dalamnya ada yang baik dan ada yang kotor, ada yang terjal dan ada yang datar. Allah telah mengetahui bahwa pada keturunan Adam as ada yang tidak pantas untuk tinggal berdampingan denganya di tempatnya, Dia menurunkan Adam as ke tempat yang darinya Dia mengeluarkan yang baik dan yang buruk, kemudian mereka dipisahkan –oleh Allah- dengan dua tempat orang-orang yang baik dijadikan sebagai warga yang tinggal berdampingan denganya sedangkan mereka yang jelek bertempat di tempat yang buruk dan penuh Bahwasanya Dia memiliki nama-nama yang baik, diantaranya Maha Pengampun, Maha Bijaksana, Maha Pemaaf, Maha Lembut, … pengaruh akan nama-nama tersebut haruslah ditampakkan, maka hikmah-Nya subhanahu wa ta’ala mencakup penurunan Adam as beserta keturunannya kepada suatu tempat yang akan terlihat padanya pengaruh dari nama-nama-Nya yang baik, Dia akan mengampuni siapa saja yang dikehendaki-Nya, merahmati siapa saja yang Dia kehendaki, memaafkan siapa yang Dia kehendaki, menuangkan kelembuatan-Nya kepada siapa saja dan lain sebagainya dari penampakkan akan pengaruh Nama serta Bahwasanya Allah telah menciptakan Adam AS dan keturunannya dari sesuatu yang bisa menerima kebaikan dan kejelekan, bisa terdorong oleh ajakan syahwat dan fitnah atau ajakan ilmu dan akal, karena Dia telah menciptakan akal dan syahwat padanya, dan meletakkan keduanya untuk selalu siap mengikuti dorongan yang ada agar sempurna keinginannya, Allah-pun menampakkan izzahnya bagi seluruh hambanya melalui hikmah dan kekuasaan-Nya, rahmat, kebaikan serta kelembutan-Nya dalam kerajaan dan kekuasaannya, maka hikmah-Nya menghendaki untuk menurunkan Adam AS beserta keturunannya ke bumi, agar terlaksana proses ujian terhadap mereka dan tampak indikasi persiapan umat manusia dalam merespon ajakan-ajakan yang ada, ajakan-ajakan yang memberi kegmuliaan atau yang menyebabkan kerendahan dan Bahwa iman kepada hal yang gaib adalah iman yang bermanfaat, adapun keimanan terhadap segala sesuatu yang terlihat, setiap orang akan beriman terhadapnya pada hari kiamat seandainya mereka diciptakan di surga, niscaya mereka tidak akan mendapatkan derajat keimanan terhadap hal gaib yang berakibat kelezatan dan kemuliaan yang didapat karena beriman dengan yang gaib, oleh karena itu Dia turunkan mereka ke tempat yang memungkinkannya untuk beriman kepada hal yang Bahwasanya Allah SWT menginginkan dari semua itu untuk memberitahu kepada hamba-hambanya akan kesempurnaan nikmat yang telah diberikan kepada mereka, agar mereka lebih mencintai dan bersyukur, dan agar lebih dapat merasakan lezatnya nikmat yang dianugerahkan kepada mereka. Allah-pun menunjukkan perbuata-Nya terhadap musuh-musuh-Nya serta azab yang Ia siapkan untuk mereka. Dia juga memperlihatkan kepada mereka kenikmatan terbesar yang Ia khususkan untuk mereka agar mereka semakin bertambah senang dan gembira, semua ini adalah wujud kesempurnaan nikmat serta kecintaan-Nya terhadap mereka. Dan tidak ada jalan lain dalam hal ini kecuali menurunkan mereka ke bumi, lalu menguji dan menyeleksi mereka, memberi taufik kepada yang Ia kehendaki dari mereka sebagai bentuk rahmat dan kemuliaanya, dan membiarkan dari mereka siapa yang dikehendaki-Nya dengan hikmah dan keadilan darinya. Karena Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bahwasanya Allah SWT menginginkan Adam AS beserta keturunannya kembali kepada-Nya dalam keadaan yang terbaik, sehingga Dia timpahkan sebelum itu berbagai kesulitan dunia, kesedihan, kepedihan dan wabah yang besarnya disisi mereka tidak bisa dibandingkan dengan apa yang akan mereka masuki di akherat, karena biasanya kebaikan itu selalu ditampakan oleh lawanya. Setelah saya menerangkan tentang permulaan manusia, maka alangkah baiknya kalau saya menerangkan kebutuhanya akan agama yang benar.* * * * * * Kebutuhan Manusia terhadap Agama Kebutuhan manusia terhadap agama jauh lebih besar dari pada kebutuhannya terhadap hajat hidup. Manusia harus mengetahui sisi-sisi yang yang dapat mendatangkan keridhaan Allah SWT dan sisi-sisi yang dapat mengundang kemurkaan-Nya, ia juga harus melakukan tindakan yang dapat mendatangkan manfaat baginya dan menolak madharat darinya. Syari’at yang akan membedakan antara perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dan yang merugikan, yang mana itu adalah bentuk keadilan Allah terhadap makhluk-Nya dan sebagai cahaya petunjuk bagi hamba-hamba-Nya, sehingga manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa syari’at yang denganya ia bisa membedakan antara apa yang harus dia kerjakan dan apa yang harus dia tinggalkan. Apabila manusia memiliki keinginan, maka dia harus mengetahui apa yang diinginkannya, dan apakah ia itu bermanfaat baginya ataukah tidak? Apakah ia sesuatu yang memperbaiki atau merusaknya?. Permasalahan ini telah diketahui oleh sebagian manusia oleh fitrahnya, sebagian mengetahuinya dengan dalil yang bisa diterima oleh akalnya dan sebagiannya ada yang tidak bisa diketahui kecuali setelah diajarkan, dijelaskan serta ditunjukan oleh para Rasul. Walaupun faham-faham materialistik kufur bermunculan, berbagai teori dan pemikiran bertebaran, namun tiap pribadi dan masyarakat tetap tidak akan bisa lepas dari kebutuhan akan agama yang benar, semua teori dan pemikiran itu tidak akan bisa menutupi semua kebutuhan ruh dan jasad, bahkan seorang yang semakin jauh mendalaminya, akan semakin yakin dengan seyakin-yakinnya kalau hal tersebut tidak akan bisa mendatangkan keamanan, tidak pula menghilangkan dahaga, dan bahwasanya tidak ada tempat untuk berlindung kecuali hanyalah kepada agama yang benar, berkata Arnest Rinand “bahwasanya sangat mungkin sekali segala sesuatu yang kita sukai akan rusak, kebebasan menggunakan akal, ilmu dan berkarya akan terhenti, akan tetapi merupakan sesuatu yang mustahil terhentinya kegiatan beragama, bahkan ia akan tetap ada sebagai hujjah yang berbicara atas kebathilan faham materialistik yang ingin membatasi manusia dalam kesempitan yang hina dalam kehidupan diatas bumi. Berkata Muhammad Farid Wajdy “mustahil pemikiran keagamaan ini akan lenyap, karena ia adalah kecenderungan jiwa tertinggi dan termulia, bahkan kecenderungan terhadapnya akan semakin bertambah, karena fitrah keagamaan akan mengenai manusia selama dia memiliki akal yang bisa dipergunakan untuk membedakan antara baik dan buruk, dan fitrah ini akan semakin bertambah sesuai dengan tingginya tingkat pemahaman serta perkembangan pengetahuannya”. Apabila manusia menjauhkan diri dari Rabb-nya, maka sesuai dengan ketinggian pengetahuan dan keluasan ilmunya, dia akan menyadari kebodohanya akan Rabb-nya dan apa yang wajib untuk dilakukan olehnya, begitu pula kebodohanya akan dirinya serta apa yang bermanfaat dan merusaknya, serta apa yang bisa menjadikannya berbahagia dan bersedih, ia juga akan menyadari kebodohannya akan cabang-cabang ilmu dan satuan-satuannya, seperti ilmu falak, orbit tempat berputar, ilmu hisab, ilmu tumbuhan dan lain sebagainya… pada saat tersebut akan seorang ilmuan akan berubah dari ketertipudayaan dan kesombongan menjadi rendah diri serta berserah diri, dia akan meyakini bahwa dibelakang setiap ilmu itu ada Dzat Yang Maha berilmu dan Maha Bijaksana, dibalik alam ini ada Pencipta Yang Maha Kuasa, hakekat ini mengharuskan seorang peneliti bijaksana untuk beriman kepada yang gaib dan tunduk terhadap agama yang lurus serta mengijabahi panggilan fitrah dan tabi’at yang murni. Jika tidak begiu maka manusia akan terbalik fitrahnya dan terlempar sampai kepada derajat binatang. Dengan ini kita menyimpulkan bahwa agama yang hak ini –yang dibangun diatas meng-Esakan Allah dalam beribadah kepada-Nya sesuai apa yang Dia syari’atkan- merupakan sebuah unsur penting bagi kehidupan, agar darinya seseorang bisa merealisasikan ubudiyyahnya terhadap Allah Penguasa alam, dan untuk mendapatkan kebahagiaan serta keselamatan dari kebinasaan, kesusahan dan kesengsaraan pada dua tempat dunia dan akherat, hal itu juga merupakan suatu yang penting agar kekuatan pandangan seseorang menjadi sempurna, hanya dengannya saja akal akan mendapatkan apa yang bisa memuaskan keinginannya, dan tanpanya tidak bisa terealisasi harapan tertingginya. Ia merupakan unsur dhoruri untuk menyucikan jiwa dan melatih kekuatan tubuh, karena perasaan yang cemerlang akan mendapat kesempatan yang banyak dalam agama dan peluang yang akan selalu mendapatkan pertolongan dalam mencapai apa yang menjadi tujuannya. Ia merupakan unsur penting untuk menyempurnakan kekuatan kehendak dengan suplay dorongan dan sokongan yang diberikan juga kekebalan dalam melawan penyebab-penyebab kebosanan dan keputusasaan. Oleh sebab itu apabila ada yang berkata “bahwa tabiat manusia itu cenderung kepada kemajuan”. Maka sudah seharusnya untuk kita katakan “bahwa fitrah manusia cenderung beragama”, karena manusia memiliki dua kekuatan kekuatan ilmiyyah nadhoriyyah pandangan, dan kekuatan ilmiyyah iradiyyah keinginan, kebahagiaannya yang sempurna akan terhenti dihadapan kesempurnaan kedua kekuatan tersebut, dan kesempurnaan kekuatan ilmiyyah tidak akan terealisasi kecuali dengan mengetahui perkara-perkara berikut ini1 Mengetahui Tuhan Pencipta, Pemberi Rizki yang mengadakan manusia dari ketidak adaan dan menyempurnakan kenikmatan Mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah, apa yang wajib terhadap-Nya, serta pengaruh nama-nama tersebut terhadap Mengetahui jalan yang bisa menyampaikan Mengetahui halangan serta rintangan yang dapat menghalangi antara manusia dan pengetahuan akan jalan ini serta apa yang dapat mengantarkan nikmat Mengetahui diri anda sendiri dengan sebenar-benarnya, mengetahui apa yang anda perlukan, apa yang bermanfaat atau apa merusaknya, serta mengetahui aib dan kelebihan yang mengetahui kelima perkara tersebut, seseorang akan menjadi sempurna kekuatan ilmiyyahnya, penyempurnaan kekuatan ilmiyyah dan irodiyyah tidak akan didapat kecuali dengan memperhatikan hak-hak Allah terhadap hamba-Nya, dan mengerjakannya dengan penuh ikhlas, kejujuran, nasehat, mutaba’ah dan persaksian atas kesungguhan terhadapnya, tidak ada jalan untuk sampai kepada kesempurnaan kedua kekuatan tersebut kecuali dengan pertolongan-Nya, Allah SWT pasti akan menunjukanya kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang Dia telah tunjukkan kepada para wali-wali-Nya. Setelah kita mengetahui bahwa agama yang benar adalah yang dapat memberi suply kekuatan bagi berbagai macam jiwa, ia juga merupakan baju besi yang melindungi masyarakat, itu karena kehidupan manusia tidak mungkin terselenggara kecuali dengan adanya kerja sama diantara anggota tubuh, kerjasama ini tidak akan sempurna kecuali dengan aturan yang mengatur hubungan diantara mereka, menentukan kewajiban-kewajibannya, serta menanggung hak-haknya. Peraturan ini tetap membutuhkan sebuah kekuasaan sepiritual yang dapat memberi efek jerah bagi setiap jiwa untuk melanggar aturan, mendorong untuk tetap konsisten padanya, dan tetap menjaga kewibawaanya dihadapan manusia, serta mencegah terjadinya pelanggaran terhadap batasan-batasanya. kekuasaan apakah ini? Maka saya katakan diatas muka bumi ini tidak ada kekuatan yang menandingi kekuatan agama atau menyamainya dalam menjaga dan memelihara kehormatan sebuah peraturan, juga dalam menjamin keutuhan hidup masyarakat dan keterpaduan unsur-unsur ketentraman dan ketenangan. Rahasianya adalah bahwa manusia memiliki kelebihan diantara berbagai macam makhluq hidup yang ada, hal itu tercermin dalam setiap gerakan dan tindakan yang ia lakukan yang kesemuanya disetir oleh keimanan, sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh pendengaran maupun penglihatan. Keyakinan dan imanlah yang membimbing ruh dan meluruskan raga, manusia selamanya disetir oleh keyakinan yang benar atau keyakinan yang salah, jika keyakinanya benar maka benar pula selainya, tetapi jika keyakinanya rusak maka akan rusak pula selainya. Keyakinan dan iman merupakan pengawas khusus bagi manusia, keduanya –sebagaimana yang terjadi pada kebanyakan manusia- terbagi dalam dua bentuk1 Meyakini akan nilai keutamaan dan kemuliaan insan serta segala makna yang menjadikan manusia malu untuk menyelisih terhadap ajakan-ajakanya meskipun tanpa ada balasan materi atau dorongan eksternal Iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan bahwasanya Dia-lah yang mengawasis segala sesuatu yang tersembunyi, Dia mengetahui apa yang rahasia dan disembunyikan, syari’ah memiliki kendali kekuasaan yang terbangun dari perintah dan larangan-Nya, perasaan penuh malu kepadan-Nya bergejolak karena cinta atau takut kepadan-Nya atau karena keduanya. tidak diragukan lagi bahwa keimanan yang seperti ini adalah yang paling kuat penguasaannya terhadap jiwa manusia, dan ia lebih kuat perlawanannya terhadap tuntutan-tuntutan hawa nafsu dan gejolak perasaan, ia lebih cepat meresap pada hati setiap karena itu semua, agama merupakan jaminan terbaik untuk membangun hubungan diantara umat manusia yang dibangun diatas tiang-tiang keadilan dan kebijaksanaan, yang mana hal tersebut merupakan tuntutan kemasyarakatan, maka tidak heran bahwa posisi agama dalam umat ini seperti hati bagi tubuh. Apabila secara umum agama berada pada kedudukan ini, tetapi yang kita saksikan dewasa ini adanya berbagai macam agama dan aliran, masing-masing kelompok berbangga dengan agamanya, berpegang teguh dengan aliranya, maka agama manakah yang benar yang dapat merealisasikan bagi jiwa manusia apa yang ia harapkan? Dan apakah ciri-ciri agama yang hak itu?* * * * * * Ciri-ciri Agama yang Hak Setiap pemeluk suatu kelompok akan memiliki keyakinan bahwa kelompoknyalah yang hak, dan setiap pengikut suatu agama akan meyakini bahwa agama merekalah agama yang paling tepat dan memiliki manhaj yang terlurus. Ketika anda bertanya kepada pengikut agama-agama yang menyimpang atau para pengikut agama-agama yang dibuat oleh manusia dengan berdasarkan pada dalil menurut keyakinan sendiri, lalu mereka berhujjah bahwa mereka mendapati nenek moyang mereka menjalankan satu aliran, sedangkan mereka hanya mengikutinya saja, kemudian mereka menyebutkan hikayat-hikayat serta kabar-kabar yang tidak shohih sanadnya, dan matan yang tidak selamat dari cacat serta celaan, mereka berpegang pada buku-buku warisan yang tidak diketahui siapa yang mengatakannya dan tidak pula siapa yang menulisnya, tidak pula diketahui pada mulanya ditulis dengan bahasa apa, dan dinegara mana ditemukan, ia hanyalah celotehan-celotehan yang dikumpulkan lalu diagungkan dan diwariskan pada generasi-generasi berikutnya tanpa diteliti secara ilmiyah untuk menyelamatkan sanad dan memastikan matannya. Buku-buku yang tidak diketahui sumbernya ini, hikayat-hikayat serta taklid buta tidak pantas untuk dijadikan hujjah dalam permasalahan agama dan aqidah, apakah setiap agama yang menyimpang dan buatan manusia ini benar ataukah batil? Mustahil kalau semuanya berada diatas kebenaran, karena kebenaran itu hanya satu dan tidak terbagi-bagi, dan mustahil pula kalau seluruh agama yang menyimpang dan buatan manusia ini datang dari sisi Allah dan benar, jika banyak –sedangkan yang hak hanya satu- maka manakah yang hak? Oleh karena itu harus ada garisan-garisan yang kita ketahui darinya antara agama yang hak dan batil, apabila kita mendapatkan garian-garisan ini berada pada suatu agama maka kita akan ketahui bahwa itulah agama yang hak, dan apabila tidak ada garisan-garisan ini atau salah satunya pada sebuah agama, maka kita akan mengetahui bahwa agama tersebut adalah agama yang yang membedakan antara agama yang hak dan batil adalahPertama Agama tersebut dari sisi Allah SWT. Diturunkan melalui salah seorang malaikat-Nya kepada salah seorang rasul-Nya untuk disampaikan kepada hamba-hamba-Nya, karena agama yang hak adalah agama Allah, Allah subhanah Dialah yang menentukan agama dan menghisab seluruh makhluk pada hari kiamat atas agama yang Dia turunkan kepada mereka, firman Allah" إنا أوحينا إليك كما أوحينا إلى نوح والنبيين من بعده وأوحينا إلى إبراهيم وإسماعيل وإسحاق ويعقوب والأسباط وعيسى وأيوب ويونس وهارون وسليمان وآتينا داووود زبورًا "“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud”, dan firman-Nya" وما أرسلنا من قبلك من رسول إلاّ نوحي إليه أنه لا إله إلاّ أنا فاعبدون "“...dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya “bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”, dibangun atas itu semua, maka agama apapun yang dibawa oleh seseorang dan dinisbatkan kepada dirinya, bukan kepada Allah maka itu adalah agama yang batil, tanpa alasan Hendaklah ia mengajak untuk meng-esakan Allah dalam ibadah, mengharamkan syirik dan mengharamkan segala perantara yang mengarah kepadanya, karena dakwah kepada tauhid merupakan pondasi dakwahnya seluruh Nabi dan Rasul, setiap Nabi berkata terhadap kaumnya" اعبدوا الله ما لكم من إله غيره "“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya”, berdasarkan ini maka agama apapun yang mencakup kesyirikan dan mengambil sekutu bersama Allah baik berupa Nabi, Malaikat ataupun wali adalah agama yang batil, walaupun para berafiliasi kepada salah seorang Hendaklah ia sesuai dengan pondasi yang didakwahkan oleh para Rasul yaitu beribadah hanya kepada Allah saja, berdakwah kepada jalan-Nya, mengharamkan syirik, kedurhakaan terhadap kedua orang tua, membunuh jiwa tanpa haknya, serta mengharamkan kejelekan-kejelekan yang tampak dan tersembunyi, Allah berfirman" وما أرسلنا من قبلك من رسول إلاّ نوحي إليه أنه لا إله إلاّ أنا فاعبدون "“dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”, firman-Nya" قل تعالوا أتل ما حرّم ربّكم عليكم ألاّ تشركوا به شيئًا وبالوالدين إحسانًا ولا تقتلوا أولادكم من إملاق نحن نرزقكم وإياهم ولا تقربوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن ولا تقتلوا النفس التي حرّم الله إلاّ بالحق ذلكم وصّاكم به لعلكم تعقلون "“Katakanlah “marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan sesuatu sebab yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahaminya” dan firman-Nya" واسأل من أرسلنا من قبلك من رسلنا أجعلنا من دون الرحمن آلهة يعبدون "“dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu “adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?”.Keempat Hendaklah ia tidak saling bertentangan dan berlawanan antara sebagiannya dengan sebagian yang lain, sehingga ia tidak memerintahkan suatu perkara kemudian membatalkannya dengan perintah yang lain, tidak mengharamkan sesuatu kemudian menghalalkan hal yang serupa tanpa alasan, dan tidak pula mengharamkan suatu perkara ataupun membolehkannya bagi satu kelompok kemudian mengharamkannya bagi kelompok yang lain, Allah berfirman" أفلا يتدبّرون القرآن ولو كان من عند غير الله لوجدوا فيه اختلافًا كثيرًا "“maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.Kelima Hendaklah syariat agama tersebut mencakup perkara-perkara yang bisa menjaga bagi manusia agama, kehormatan, harta, jiwa serta keturunan mereka, baik berupa perintah, larangan, peringatan, serta akhlak yang menjaga kelima perkara Hendaklah agama tersebut merupakan rahmat bagi seluruh makhluk dari kedzoliman diri sendiri dan kedzoliman sebagian terhadap sebagian lainnya, baik kdzoliman tersebut disebabkan oleh pelanggaran terhadap hak-hak, atau dengan mengenyampingkan kebaikan, atau penindasan yang besar terhadap yang kecil, Allah berfirman seraya mengabarkan tentang rahmat yang terkandung dalam Taurat yang Dia turunkan kepada Musa as" ولمّا سكت عن موسى الغضب أخذ الألواح وفي نسختها هدى ورحمة للّذين هم لربّهم يرهبون "“sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya kembali luh-luh Taurat itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya”, Allah berfirman ketika menghabarkan tentang diutusnya Isa as" ولنجعله آية للناس ورحمة "“...dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat”, firman-Nya ketika menghabarkan tentang Soleh as" قال يا قوم أرأيتم إن كنت على بيّنة من ربّي وآتاني منه رحمة "“Shaleh berkata “hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat”, dan firman Allah tentang Al-Qur’an" وننزّل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين "“...dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.Ketujuh Hendaklah ia mengandung hidayah kepada syari’at Allah, menunjukan kepada manusia akan tujuan diciptakanya mereka, mengabarkan dari mana mereka datang dan kemanakah mereka dikembalikan? Allah berfirman tentang Taurat" إنّا أنزلنا التوراة فيها هدى ونور "“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat didalamnya ada petunjuk dan cahaya”, dan firman-Nya tentang Injil" وآتيناه الإنجيل فيه هدى ونور "“...dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil edang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya”, serta firman-Nya tentang Al-Qur’anul Karim" هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق "“Dialah yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk Al-Qur’an dan agama yang benar”. Dan agama yang benar adalah agama yang mencakup hidayah kepada syari’at Allah yang dapat mewujudkankan rasa aman dan tentram bagi jiwa, dapat mengusir segala keraguan, menjawab seluruh pertanyaan dan menerangkan seluruh Hendaklah ia mengajak kepada akhlak dan perbuatan yang mulia, seperti jujur, adil, amanat, malu, menjaga diri dan kedermawanan, dan juga melarang dari kejelekannya, seperti durhaka terhadap kedua orang tua, membunuh, serta mengharamkan perbuatan buruk, dusta, berbuat zolim, zina, kikir dan Hendaklah ia mewujudkan kebahagiaan bagi orang yang beriman kepadanya, firman Allah“Thaahaa 1 Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah”, dan hendaklah ia sejalan dengan fitrah yang murni" فطرت الله التي فطر الناس عليها "“tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu”, dan juga sejalan dengan akal yang benar, karena agama yang benar adalah apa yang disyari’atkan oleh Allah, dan akal yang benar adalah ciptaan Allah, maka mustahil akan bertentangan antara syari’at Allah dan Hendaklah ia menunjukkan kepada kebenaran dan menjauhkan dari kebatilan, mengarahkan kepada petunjuk dan menjauhi kesesatan, dan juga menyeru umat manusia kepada jalan lurus yang tidak ada kemiringan dan tidak pula kebengkokan, Allah Ta’ala berfirman tentang bangsa jin, bahwasanya ketika mereka mendengar Al-Qur’an sebagiannya berkata kepada sebagian lainnya" يا قومنا إنا سمعنا كتابًا أنزل من بعد موسى مصدّقًا لّما بين يديه يهدي إلى الحق وإلى طريق مستقيم "“Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan setelah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus”, hendaknya ia tidak mengajak mereka kepada yang membikin mereka sendiri susah, firman Allah“Thaahaa 1 Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah”, tidak memerintahkan mereka dengan apa yang membinasakan diri mereka sendiri, firman Allah" ولا تقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيمًا "“...dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”, dan juga ia tidak membeda-bedakan diantara pengikutnya, baik itu disebabkan oleh jenis, warna ataupun juga kabilah, Allah berfirman" يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبًا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير" “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Takaran yang dianggap untuk membedakan dalam agama adalah ketakwaan terhadap Allah. Setelah saya menampilkan ciri-ciri yang dapat memisahkan antara agama yang benar dan agama yang batil –dan saya telah membawakan bukti untuk semua itu dengan apa yang ada dalam Al-Qur’anul Karim, yang menunjukkan bahwa cirri-ciri ini bersifat umum mencakup setiap rasul yang telah diutus oleh Allah- maka sangat tepat sekali kalau kita menampilkan macam-macam AgamaManusia menurut agamanya terbagi menjadi dua Bagian pertama adalah mereka yang memiliki kitab yang diturunkan Allah SWT, seperti Yahudi, Nasrani dan Islam. Adapun Yahudi dan Nasrani, disebabkan oleh ketidak beramalan mereka terhadap apa yang ada dalam kitabnya, disebabkan karena mereka mengangkat manusia sebagai tuhan selain Allah, dan disebabkan oleh lamanya waktu… kitab yang telah Allah turunkan kepada Nabi-nabi mereka telah hilang, maka para pendeta menulis untuk mereka sebuah kitab kemudian disandarkan kepada Allah, padahal sebenarnya ia bukanlah dari sisi Allah, akan tetapi hanyalah kutipan ahli batil dan hasil penyimpangan orang-orang yang melampaui batas. Adapun kitabnya kaum Muslimin [Al-Qur’anul Adzim] adalah kitab Allah yang terakhir diturunkan dan yang paling kuat ikatannya, karena Allah telah berjanji untuk menjaganya, Dia tidak membebankan permasalahan ini terhadap manusia, firman-Nya" إنّا نحن نزّلنا الذكر وإنّا له لحافظون "“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”, sehingga ia akan tetap terjaga di dalam dada serta lembaran-lembaran, karena ia merupakan kitab terakhir yang Allah kandungkan padanya petunjuk bagi manusia, menjadikannya hujjah bagi mereka sampai hari kiamat, Dia tentukan kalau ia akan kekal, dan menyiapkan pada setiap zaman orang-orang yang akan selalu menjaga batasan-batasan serta huruf-hurufnya, yang mana mereka akan beramal dengan syari’atnya serta beriman kepadanya. Akan ada tambahan rincian tentang kitab yang agung ini pada alinea-alinea berikutnya. Bagian lainnya adalah agama yang tidak memiliki kitab yang Allah turunkan, walaupun mereka memiliki kitab yang diwariskan secara turun temurun dan disandarkan terhadap pendiri agama mereka, seperti Hindu, Majusi, Budha, Konghucu serta bangsa Arab sebelum diutusnya nabi Muhammad. Tidak ada satu umatpun kecuali ia akan memiliki ilmu dan amalan yang sesuai dengan apa yang mendatangkan maslahat bagi dunianya. Ini termasuk dari hidayah umum yang Allah anugerahkan kepada setiap manusia, bahkan juga setiap hewan, sebagaimana Dia memberi petunjuk kepada binatang untuk mencari makanan dan minuman yang bermanfaat baginya serta menghindari dari apa yang merugikanya. Allah telah menciptakan padanya rasa cinta kepada sesuatu dan rasa benci kepada sesuatu, firman Allah “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi 1 yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaan-Nya 2 dan yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk”, berkata Musa as terhadap Fir’aun" ربّنا الذي أعطى كلّ شيء خلقه ثمّ هدى "“Tuhan kami ialah Tuhan yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk”, al-kholil Ibrahim  berkata" الذي خلقني فهو يهدين "“yaitu Tuhan Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku”, sebagaimana yang telah diketahui oleh setiap yang memiliki akal –ia memiliki pandangan dan pemikiran terendah- bahwa para pemeluk agama lebih sempurna dalam permasalahan ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, jika dibandingkan dengan mereka yang tidak memeluk sebuah agama. Tidak ada kebaikan apapun yang terdapat pada para pemeluk agama selain islam, kecuali hal tersebut akan di dapat pada kaum muslimin apa yang lebih sempurna darinya. pada para pemeluk agama akan didapat apa yang tidak terdapat pada selainnya. Semua ini karena ilmu dan amal terbagi menjadi dua bagianPertama Ilmu yang didapat melalui akal, seperti ilmu hisab, kedokteran dan karya tangan, yang seperti ini bisa didapat pada para pemeluk agama ataupun bukan pemeluk agama, bahkan para pemeluk agama lebih sempurna penguasaanya. Adapun apa yang tidak diketahui jika hanya dengan mengutamakan akal, seperti ilmu ketuhanan dan ilmu yang berhubungan dengan agama, maka ini khusus hanya bagi para pemeluk agama saja, walaupun darinya ada yang memungkinkan untuk dikemukakan dengan dalil aqli. Para rasul memberikan petunjuknya kepada seluruh makhluk yang berhubungan dengan dalil aqlinya, sehingga ia dinamakan aqliah syar’ apa yang tidak diketahui kecuali dengan berita dari para rasul –ini tidak ada kemungkinan untuk didapat melalui jalan akal- seperti berita tentang Allah, nama dan sifat-sifat-Nya, serta apa yang ada di alam akherat berupa kenikmatan bagi yang menta’ati-Nya dan adzab bagi yang bermaksiat kepada-Nya, juga keterangan tentang syari’at Allah, berita tentang para nabi terdahulu bersama umat-umatnya dan lain sebagainya.* * * * * * Keadaan Agama-agama yang Pernah Ada Agama-agama besar, kitab-kitabnya yang lama serta syari’at-syari’atnya yang usang menjadi buruan bagi orang-orang yang suka berbuat usil dan mempermainkan, ia pun menjadi mainan bagi para perubah syari’at dan orang-orang munafik, juga menjadi pemicu terjadinya berbagai peristiwa berdarah serta malapetaka besar. Ia kehilangan ruh dan bentuknya, sehingga kalau seandainya para pemeluknya yang pertama dan juga rasul-rasulnya dibangkitkan, niscaya mereka akan mengingkari dan mengatakan ketidak tahuannya akan agama tersebut. Agama yahudi* –dewasa ini- tak ubahnya hanya sekumpulan simbul dan adat istiadat yang kosong dari ruh dan kehidupan, ia –disamping semua itu- merupakan agama turun temurun yang khusus bagi kaum dan jenis tertentu, ia tidak membawa suatu risalah yang umum bagi seluruh alam ini, atau dakwah bagi seluruh umat, serta tidak pula membawa rahmat bagi segenap umat manusia. Keaslian aqidah agama ini telah ternodai, padahal dulu ia adalah symbol dikenal dihadapan seluruh agama dan umat. Tadinya ia memiliki rahasia kemuliannya, yaitu aqidah tauhid yang telah diwasiatkan oleh Ibrahim kepada putranya Ya’qub . Yahudi telah menukil banyak dari aqidah umat-umat yang rusak, mereka adalah umat yang tinggal berdekatan dengannya ataupun juga mereka yang berada dibawah kekuasaannya. Kebanyakan diambil dari kebiasaan dan taklid para penyembah berhala jahiliyah. Yang seperti ini telah diakui oleh ahli-ahli sejarah yahudi yang jujur, disebutkan dalam “Dairotul ma’arif al-yahudiyah” yang maknanya “Sesungguhnya kemurkaan dan kemarahan para nabi dalam permasalahan ibadah terhadap berhala menunjukkan bahwa perkara penyembahan berhala dan tuhan-tuhan telah merasuk pada jiwa orang-orang Israel, mereka telah menerima keyakinan-keyakinan syirik dan khurafat. Sesungguhnya Tulmudpun telah bersaksi bahwa berhala memiliki tarikan khusus bagi Yahudi”. Tulmud Babil –yang terlalu dilebih-lebihkan oleh yahudi dalam pemuliannya, terkadang lebih mereka utamakan dari taurat, ia tersebar dikalangan yahudi pada abad ke enam, ia dipenuhi oleh contoh-contoh aneh yang dilemahkan akal dan mudah diucapkan, berani menentang Allah, tidak sungguh-sungguh dengan kebenaran serta mempermainkan agama dan akal- menunjukkan kepada apa yang telah dicapai oleh masyarakat yahudi pada abad ini, berupa kemunduran akal dan kerusakan sensitifitas keagamanya. Adapun Nasrani*, ia telah dicoba dengan dirubah oleh orang-orang yang melampaui batas, dita’wil oleh mereka yang bodoh dan juga terpengaruhi oleh penyembah berhala Roma yang masuk Kristen, sejak zaman pertamanya, setiap dari mereka menjadi penyusun, didalamnya dipendam ajaran al-masih yang agung, cahaya tauhid dan keikhlasan beribadah kepada Allah menjadi samar di belakang gumpalan awan penyimpangan yang tebal ini. Seorang penulis Nasrani berbicara tentang jauhnya gejolak aqidah trinitas dalam masyarakat Kristen, sejak akhir abad keempat miladi, dia berkata “berkecamuk keyakinan bahwa tuhan yang satu tersusun dari tiga unsur dalam seluruh kehidupan alam masehi dan pemikirannya, sejak akhir abad keempat, ia tetap menjadi aqidah resmi yang dipegang diseluruh penjuru dunia masehi, dan tidak terungkap rahasia perkembangan aqidah trinitash kecuali pada pertengahan kedua dari abad sembilan belas miladi. Ahli sejarah Nasrani pada abad ini berbicara dalam buku “Tarikh masehi fi dhow’il ilmil muashir” tentang tampaknya unsur keberhalaan dalam masyarakat Nasrani dalam keadaan berbeda dan beraneka ragam. Nasrani memperindah dalam menyadur ajaran, kebiasaan, hari raya serta pahlawan para penyembah patung dari umat-umat dan agama-agama yang mengakar pada kesyirikan dengan dalih taklid, kagum atau bodoh. Dia berkata “telah punah penyembah berhala, namun ia tidak dibuang secara keseluruhan, bahkan masih berkecamuk dalam jiwa dan segala sesuatunya masih terus berjalan dengan nama masehi dan dalam kelambunya. Orang-orang yang berlepas diri dari tuhan mereka, pahlawan mereka dan berpisah darinya mengambil salah satu dari mereka yang mati darinya, dan memberinya julukan dengan sifat-sifat ketuhanan, kemudian mereka membuatkan patungnya. Demikianlah perpindahan kesyirikan dan penyembahan patung kepada para pahlawan setempat, tidak sampai selesai abad tersebut hingga tersebarlah penyembahan terhadap para pahlawan dan wali, maka terbentuklah aqidah baru, yaitu bahwa para wali mengusung sifat-sifat ketuhanan. Para wali beserta orang-orang yang disucikan menjadi penengah antara Allah dengan manusia. Lalu mereka merubah nama hari-hari perayaan terhadap berhala menjadi nama-nama baru, sehingga pada tahun 400 miladi hari raya matahari lama menjadi hari raya kelahiran al-masih”. Adapun Majusi, mereka telah dikenal sejak dahulu kala dengan penyembahan terhadap unsur-unsur alami dan yang paling besar bagi mereka adalah api, yang akhirnya mereka memutuskan untuk menyembahnya, mereka membangun padanya patung dan tempat ibadah, menjadikan rumah-rumah api semakin membanyak di seluruh pelosok negeri. Seluruh aqidah dan keagamaan punah kecuali penyembahan kepada api dan pengagungan terhadap matahari, bagi mereka agama hanyalah gambaran tentang tata cara dan adat yang dilaksanakan pada tempat-tempat tertentu. Pengarang “Iran fi ahdi as-sasaniyyin” yang berwarga Negara Denmark, Arther Kristen Seen, seorang punggawa agama dan pelayannya, dia berkata “pada mulanya merupakan suatu kewajiban bagi para pelayan untuk menyembah matahari sebanyak empat kali setiap harinya, disamping itu ditambah dengan menyembah bulan, api dan air, mereka diperintahkan untuk tidak membiarkan api padam, api dan air jangan sampai bertemu dan tidak membiarkan tembaga berkarat, karena tembaga merupakan suatu yang suci bagi mereka”. Mereka menjadi dekat terhadap kekembaran pada setiap masa dan menjadi sebuah syi’ar bagi mereka, mereka beriman kepada dua tuhan yang salah satunya cahaya atau tuhan kebaikan yang dinamakan “Ahormazda” atau “Yazdan”, dan yang kedua adalah kegelapan atau tuhan kejelekan, ia adalah “Aherman”. Pertikaian masih terjadi diantara keduanya dan peperangan tetap berlangsung. Sedangkan Budha –agama yang tersebar di India dan Asia tengah- merupakan agama penyembah berhala yang selalu membawa patung kemana saja mereka pergi, membangun pura dan meletakkan patung “budha” ditempat yang tepat dan disinggahi. Adapun al-barhamiyyah –agama India-, ia telah dikenal dengan banyaknya sesembahan dan tuhan. Pada abad ke enam miladi berhala telah mencapai puncaknya, pada abad ini tuhan berjumlah 330 juta, segala sesuatu menjadi indah, segala sesuatu terpuji dan segala sesuatu bermanfaat menjadi tuhan yang disembah, sehingga pemahatan patung semakin meningkat dan pehias semakin memperindah. Berkata “C. Y. Wid” seorang India dalam bukunya “Tarikh Hindi al-Wustha” dia berbicara tentang raja Hers “606 – 648M”, yang bertepatan dengan kemunculan Islam di jazirah arab “agama India dan Budha keduanya sama-sama merupakan agama penyembah berhala, bahkan mungkin agama budha telah melebihi agama India dalam permasalahan keberhalaan, yang mana permulaan agama ini – budha – adalah meniadakan tuhan, akan tetapi secara berangsur menjadikan “budha” sebagai tuhan terbesar, kemudian ditambahkan kepadanya tuhan-tuhan yang lain seperti “Bodhistavas”. Berhala sampai memiliki kedudukan di India, bahkan sampai kalimat “Buddha” menjadi sama dengan kalimat “berhala” atau “patung” dalam beberapa bahasa di timur”. Tidak diragukan lagi bahwa berhala semakin merebak diseantero dunia pada masa kini. Seluruh dunia mulai dari Lautan Atalantik sampai Laut Tengah telah dikuasai oleh berhala. Seolah-olah agama masehi, samiyyah dan Buddha telah berlomba-lomba dalam pengagungan serta pengkultusan berhala, seolah-olah bagaikan kuda tergadai yang berlari dalam satu kotak. Berkata seorang India lain dalam bukunya yang diberi nama” Al-hindukiyyah as-saaidah” sesungguhnya permasalahan pembuatan tuhan tidak selesai sampai di sini. Tuhan-tuhan kecil masih terus digabungkan pada masa-masa sejarah yang berbeda kedalam “kumpulan tuhan” dengan jumlah yang cukup besar, bahkan ia sampai terkumpul melebihi ukuran dan tidak terjumlah. Inilah keadaan agama yang ada, adapun Negara-negara rapih yang tersusun padanya pemerintahan-pemerintahan besar, tersebar padanya ilmu yang banyak, dan merupakan ladang bagi kemajuan, industri dan adab, merupakan Negara yang agamanya telah dirubah, keorisinalitasan dan kekuatanya sirnah, kehilangan penasehat dan pendidiknya, didalamya merebak kekufuran, sehingga semakin banyak kerusakan, berubah segala takaran, dan manusia jadi menghinakan dirinya sendiri, oleh karena itu semakin banyaklah pelaku bunuh diri, hubungan kekeluargaan terputus, dan hubungan kemasyarakatan jadi semakin hancur, klinik-klinik dokter jiwa menjadi ramai dengan pasien, muncul pasar para pesulap, orang-orang mencoba seluruh perkara yang dikatakan hiburan dan mengikuti seluruh cara yang dikatakan baru… ; semua itu karena keinginan untuk menghilangkan dahaga yang ada pada rohnya dan untuk menghibur diri serta untuk menenangkan hati. Seluruh hiburan, rasa bosan dan berbagai macam pandangan belum berhasil merealisasikan apa yang diinginkan, mereka akan tetap berada dalam kesusahan jiwa dan terus tersiksa rohnya sampai dia mau berhubungan dengan penciptanya, menyembah-Nya sesuai dengan manhaj yang diridhoi-Nya serta diperintahkan oleh rasul-Nya, Allah berfirman dengan menerangkan keadaan orang yang berpaling dari Rabb-nya, dan mengharap petunjuk selain-Nya" ومن أعرض عن ذكري فإنّ له معيشة ضنكًا ونحشره يوم القيامة أعمى "“...dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Dan firman-Nya ketika mengabarkan tentang keamanan kaum mukminin serta kebahagiaan mereka dalam kehidupan ini" الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مّهتدون "“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”, serta firman-Nya" وأما الذين سُعدوا ففي الجنة خالدين فيها ما دامت السموات والأرض إلاّ ما شاء ربّك عطاءً غير مجذوذ "“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tiada putus-putusnya”. Agama-agama di atas –selain islam- kalau kita terapkan padanya ciri-ciri agama yang benar, sebagaimana yang telah lalu, niscaya akan kita dapati bahwa unsur-unsur tersebut banyak yang tidak ada, sebagaimana yang terlihat jelas dalam pemaparan singkat tentang agama-agama tersebut. Cacat terbesar yang ada dalam agama-agama tersebut adalah tauhid kepada Allah SWT, para pengikutnya telah melakukan kesyirikan kepada-Nya dengan tuhan-tuhan yang lain, sebagaimana juga bahwa agama ini telah dirubah dan tidak mengedepankan syari’at yang tepat bagi setiap zaman dan tempat, yang mana ia bisa menjaga bagi umat manusia agama, kehormatan, keturunan, harta serta darah mereka, iapun tidak menunjukkan dan mengarahkan mereka kepada syari’at Allah yang telah diperintahkan, juga tidak mendatangkan ketenangan serta kebahagiaan terhadap pemeluknya, karena di dalamnya terdapat berbagai macam pertentangan dan kebertolak belakangan. Adapun Islam, maka akan datang pada bab-bab berikut keterangan yang menjelaskan bahwasanya ia adalah agama Allah yang hak, yang kekal nan diridhoi oleh-Nya dan diridhoi untuk dipeluk oleh umat manusia. Dalam penutupan alenia ini, sangat tepat kalau kita memperkenalkan tentang hakekat dan tanda-tanda kenabian serta kebutuhan manusia. Kamipun akan menjelaskan tentang pondasi-pondasi dakwah para rasul dan hakekat risalah nabi penutup yang tetap ada.* * * * * * Hakekat Kenabian Sesungguhnya kewajiban terbesar yang harus diketahui oleh manusia dalam kehidupan ini adalah mengenal Rabb-nya yang telah menciptakannya dari ketidak-adaan, menganugerahkan berbagai nikmat kepadanya. Dan bahwasanya tujuan Allah menciptakan seluruh makhluk adalah agar mereka beribadah hanya kepada-Nya saja. Akan tetapi bagaimanakah seseorang bisa mengenal Rabb dengan sebenar-benarnya? Bagaimana dia bisa mengetahui apa yang menjadi kewajiban baginya dari berbagai hak serta kewajiban dan bagaimana cara menyembah Rabb-nya? Sesungguhnya manusia bisa mendapatkan siapa yang akan membantunya dalam segala kebutuhan dunianya, menunaikan berbagai macam keperluanya yang berupa pengobatan penyakit, pemberian obat, pertolongan dalam mendirikan rumah, dan lain sebagainya… namun dia tidak akan mendapati pada semua manusia orang yang akan memperkenalkannya terhadap Rabb-nya, menerangkan kepadanya cara menyembah Rabb-nya, karena akal tidak mungkin untuk berdiri sendiri dalam mengetahui keinginan Allah darinya, karena akal manusia lebih lemah untuk dapat mengetahui keinginan manusia sepertinya, sebelum dia menceritakan tentang keinginannya. Lalu bagaimana dengan keinginan Allah? Karena perkara-perkara seperti ini terbatas hanya kepada para rasul dan nabi yang telah Allah pilih untuk menyampaikan risalah, dan orang-orang setelahnya dari para imam yang mendapat petunjuk, pewaris para nabi, yang mana mereka adalah orang-orang yang mengusung manhajnya, mengikuti jejak-jejaknya, dan menyampaikan risalah-risalah para nabi dan rasul tersebut, karena umat manusia tidak mungkin untuk dapat menerima secara langsung dari Allah Ta’ala, mereka tidak akan sanggup untuk menerimanya, Allah berfirman" ما كان لبشر أن يكلمه الله إلاّ وحيًا أو من وراء حجاب أو يرسل رسولاً فيوحي بإذنه ما يشاء إنّه عليّ حكيم "“dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan malaikat lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”, sehingga memerlukan seorang perantara dan utusan yang akan menyampaikan dari Allah syari’at-Nya untuk para hamba. Para utusan dan perantara yang dimaksud adalah para rasul dan nabi, lalu malaikat membawa risalah Allah kepada seorang nabi, kemudian dia sampaikan kepada seluruh manusia, dan para malaikat tidak akan membawa risalah kepada manusia biasa secara langsung, karena alam malaikat berbeda dengan alam manusia, Allah berfirman" الله يصطفي من الملائكة رسلاً ومن الناس "“Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia”. Hikmah Allah menghendaki bahwa rasul dipilih dari jenis yang sama dengan kaum yang akan diutus kepadanya, agar mereka bisa lebih memahaminya, agar lebih mudah dalam bercengkerama dan berbicara bersama. Kalau seandainya rasul itu diutus dari seorang malaikat, nicaya mereka tidak akan dapat menghadapinya dan tidak pula mengambil ilmu darinya, Allah berfirman" وقالوا لو لا أنزل عليه ملك ولو أنزلنا ملكًا لقضي الأمر ثمّ لا ينظرون . ولو جعلناه ملكًا لجعلناه رجلاً وللبسنا عليهم مّا يلبسون "“...dan mereka berkata “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Muhammad seorang malaikat?” dan kalau Kami turunkan kepadanya seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh sedikitpun 8 dan kalau Kami jadikan rasul itu dari malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan jika Kami jadikan dia berupa laki-laki, Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu”, firman Allah" وما أرسلنا قبلك من المرسلين إلاّ إنهم ليأكلون الطعام ويمشون في الأسواق "“...dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar” sampai dengan firman-Nya" وقال الذين لا يرجون لقاءنا لو لا أنزل علينا الملائكة أو نرى ربّنا لقد استكبروا في أنفسهم وعتوا عتوًّا كبيرًا "“Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya dengan Kami “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau mengapa kita tidak melihat Tuhan kita?” sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas dalam melakukan kezaliman”. Allah berfirman" وما أرسلنا من قبلك إلاّ رجالاً نوحي إليهم "“...dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka”, dan firman-Nya" وما أرسلنا من رسول إلاّ بلسان قومه ليبيّن لهم "“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya”, seluruh rasul dan nabi memiliki sifat kesempurnaan dalam akalnya, berfitrah lurus, jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah dalam menyampaikan apa yang diberikan kepadanya, terbebas dari seluruh apa menjadikan buruk sejarah umat manusia, tidak memiliki cacat pada badan, menarik perhatian dan tidak menyebabkan menghindarnya orang lain. Allah telah mensucikan diri dan akhlak mereka, sehingga menjadi orang yang paling sempurna akhlaknya, paling mulia jiwanya dan paling dermawan tangannya. Allah menggabungkan pada mereka akhlak-akhlak mulia serta peringai yang baik, sebagaimana juga Dia menggabungkan pada mereka sifat lemah lembut dan berilmu, pemaaf, baik, dermawan, berani dan adil … sehingga mereka paling menonjol dalam permasalahan akhlak diantara kaumnya. Kaum nabi Shaleh berkata kepadanya, sebagaimana yang telah dikabarkan melalui Al-Qur’an" قالوا يا صالح قد كنت فينا مرجوًّا قبل هذا أتنهانا أن نعبد ما يعبد آباؤنا "“Kaum Tsamud berkata “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang diantara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami?”, berkata kaum Syu’aib terhadap nabi Syu’aib " أصلاتك تأمرك أن نترك ما يعبد آباؤنا أو أن نفعل في أموالنا ما نشاء إنك لأنت الحليم الرشيد "“Mereka berkata “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal”, dan nabi Muhammad SAW terkenal dalam kaumnya dengan memiliki julukan “al-amin” yang sangat dipercaya, sebelum diturunkan risalah kepadanya dan sebelum disifati oleh Rabb-nya dengan" وإنك لعلى خلق عظيم "“...dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Mereka adalah makhluk-makhluk pilihan Allah, Dia memilih mereka untuk mengusung risalah dan menyampaikan amanat, Allah berfirman" الله أعلم حيث يجعل رسالته "“Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan”, dan firman-Nya" إن الله اصطفى آدم ونوحًا وآل إبراهيم وآل عمران على العالمين "“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat di masa mereka masing-masing”. Seluruh rasul dan nabi, walaupun Allah telah mensifati mereka dengan sifat-sifat yang tinggi yang membuat mereka dikenal, namun mereka tetaplah manusia yang dapat tertimpa apa yang menimpa umat manusia umumnya, mereka merasakan lapar, sakit, tidur, makan, menikah dan meninggal dunia, Allah berfirman" إنك ميت وإنهم ميتون "“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula”, dan firman-Nya" ولقد أرسلنا رسلاً من قبلك وجعلنا لهم أزواجًا وذرّيّة "“...dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan”, bahkan mungkin juga mereka akan tertindas, dibunuh atau di usir dari kampung halamannya, Allah berfirman“ وإذ يمكر بك الذين كفروا ليثبتوك أو يقتلوك أو يخرجوك ويمكرون ويمكرالله والله خير الماكرين "“...dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya”, akan tetapi masa depan, kemenangan dan kedudukan adalah milik mereka di dunia dan akherat “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya”, dan firman-Nya“Allah telah menetapkan “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.Tanda-tanda Kenabian Ketika kenabian merupakan suatu wasilah untuk dapat mengetahui ilmu yang paling mulia, dan dapat melaksanakan amal yang paling mulia dan agung, adalah bagian dari rahmat Allah Dia menjadikan bagi para nabi tersebut tanda-tanda yang dapat mengenalkan mereka, sehingga orang-orang mengetahuinya dari tanda-tanda tersebut – walaupun setiap orang yang membawa suatu dakwah akan nampak dari indikasinya sesuatu yang menjelaskan kebenaranya jika dia benar, atau sesuatu yang mejelaskan kebohonganya jika dia bohong, – tanda-tandanya banyak sekali, yang terpenting darinya1 Rasul tersebut mengajak untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selainnya, karena inilah yang menunjukkan tujuan diciptakannya makhluk oleh Dia akan mengajak orang lain untuk beriman kepadanya, mempercayainya dan agar beramal dengan risalahnya, Allah telah memerintahkan nabi-Nya Muhammad SAW untuk berkata “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua”.3 Dia akan mendapat pertolongan dari Allah melalui berbagai macam tanda kenabianya, diantara tanda-tandanya adalah sesuatu yang datang dari seorang nabi yang tidak dapat dibantah oleh kaumnya atau tidak bisa didatangkan oleh mereka yang semisalnya, diantaranya adalah tanda Musa, ketika merubah tongkatnya menjadi ular, tanda Isa, ketika menyembuhkan penyakit kusta dan lepra atas seizin Allah, dan tanda Muhammad, yaitu Al-Qur’an, walaupun beliau adalah seorang ummi yang tidak bisa membaca dan tidak menulis. Dan tanda-tanda kenabian yang lainya. Diantara tanda-tanda kenabian juga adalah kebenaran yang jelas dan nyata yang didatangkan oleh para nabi dan rasul, dan tidak dapat dilawan dan tidak pula di ingkari oleh para peseterunya, bahkan para peseteru tersebut mengetahui bahwa apa yang datang dari para nabi tersebut adalah kebenaran yang tidak dapat diantara tanda-tanda tersebut adalah apa yang dikhususkan oleh Allah untuk para nabi-Nya berupa kesempurnaan pribadi, keindahan karakter, kemuliaan sifat dan akhlak. Diantara tanda-tandanya juga adalah pertolongan Allah terhadap mereka dihadapan para peseterunya dan menampakkan apa yang mereka dakwahkan Dakwah mereka memiliki kesamaan pada prinsip pondasi yang diserukan oleh para nabi dan Dia tidak akan mengajak untuk beribadah kepada dirinya, atau memalingkan sebagian dari ibadah kepadanya, dan dia tidak akan mengajak untuk mengagungkan kabilah ataupun kelompoknya, Allah memerintahkan nabinya Muhammad. untuk berkata kepada orang-orang“Katakanlah “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku”6 Hendaknya dia tidak meminta kepada umat manusia salah satu kedudukan dunia sebagai balasan dari dakwahnya, Allah berfirman ketika mengabarkan tentang nabi-nabi-Nya Nuh, Hud, Shaleh, Luth dan Syu’aib , bahwasanya mereka berkata terhadap kaumnya" وما أسألكم عليه من أجر إن أجري إلاّ على ربّ العالمين "“...dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”, Muhammad SAW berkata kepada kaumnya" قل ما أسألكم عليه من أجر وما أنا من المتكلّفين "“Katakanlah hai Muhammad “aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan”.Para rasul dan nabi tersebut –yang telah saya sebutkan sebagian dari sifat serta tanda-tanda kenabiannya- berjumlah banyak, firman Allah" ولقد بعثنا في كلّ أمة رسولاً أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت "“...dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut itu”, umat manusia menjadi bahagia dengan keberadaan mereka, sejarah telah merekam kabar tentang mereka, syari’at agamanya tersebarkan secara mutawatir, bahwasanya ialah yang hak dan adil. Dan secara mutawatir juga banyak diriwayatkan bahawa Allah telah menolong mereka dan membinasakan musuh-musuh mereka, seperti angin topan pada kaum Nuh, ditenggelamkannya Fir’aun, azab yang menimpa kaum Luth serta kemenangan Muhammad atas musuh-musuhnya dan tersebarnya agamanya .. barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, maka dia akan mengetahui dengan seyakinnya bahwa mereka datang dengan membawa kebaikan dan hidayah, menunjukkan kepada seluruh makhluk atas apa yang bermanfaat baginya dan menjauhkan dari apa yang mendatangkan kerugian, yang pertama adalah Nuh dan yang terakhir dari mereka adalah Muhammad.* * * * * * Kebutuhan Manusia terhadap Rasul Para nabi adalah utusan-utusan Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan segala perintah, memberi kabar gembira kepada mereka tentang kenikmatan-kenikmatan yang telah disiapkan apabila mereka menta’ati perintah-perintah-Nya. Para nabi juga memberikan peringatan kepada mereka dari adzab yang kekal apabila mereka melanggar larangan-Nya, juga menceritakan kepada mereka tentang cerita umat-umat terdahulu serta apa yang dari adzab dan siksa yang menimpa mereka di dunia yang disebabkan oleh penyelisihan mereka terhadap perintah Rabb-nya. Perintah serta larangan-larangan Allah SWT ini tidak mungkin untuk dapat diketahui oleh akal dengan sendirinya, oleh karena itu Allah menetapkan syari’at dan mewajibkan perintah dan larangan, sebagai bentuk kebaikan bagi umat manusia, pemuliaan terhadap mereka dan penjagaan atas segala maslahatnya, karena manusia terkadang suka menempuh jalan yang mengikuti syahwatnya, sehingga melanggar keharaman dan berbuat dzolim terhadap orang lain dengan merebut hak-hak mereka. Diantara hikmah mulia bahwa Allah mengutus kepada mereka pada setiap masa para rasul yang akan mengingatkan mereka tentang perintah-perintah Allah, memperingati mereka agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan, membacakan mau’idzoh dan mengingatkan mereka tentang kabar kaum-kaum yang terdahulu, karena jika kabar-kabar yang menakjubkan telah mengetuk telinga, pengetahuan-pengetahuan yang baru telah menggugah pikiran, niscaya akan diresap oleh akal sehinga bertambahlah ilmu padanya dan lurus pemahamannya. Orang yang paling banyak mendengar akan menjadi yang paling banyak pemasukannya, yang paling banyak pemasukan akan menjadi yang paling banyak berfikir, yang paling banyak berfikir akan menjadi yang paling banyak ilmu, dan yang paling banyak ilmunya akan menjadi yang paling banyak pengamalannya. Tidak didapat dari pengutusan rasul itu suatu tandingan dan tidak pula ada pengganti mereka dalam merapihkan kebenaran. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata "Risalah wahyu merupakan sesuatu yang sangat urgen untuk memperbaiki hamba bagi kehidupanya di dunia dan akhirat. Sebagaimana bahwasanya tidak ada kebaikan baginya untuk akherat kecuali dengan mengikuti rasul, begitu pula tidak ada kebaikan baginya dalam kehidupan dunia kecuali dengan mengikuti rasul. Manusia akan selalu butuh terhadap syari’at, karena dia berada diantara dua gerakan gerakan yang mendatangkan manfaat baginya, dan gerakan yang dapat menolak bala darinya. Sedangkan syari’at adalah cahaya yang akan menerangkan apa yang bermanfaat dan apa yang menjadikan malapetaka baginya, dialah cahaya Allah di bumi-Nya, keadilan-Nya di antara hamba serta benteng-Nya yang akan menjadikan aman setiap orang yang memasukinya." Syari’at bukan hanya membedakan antara yang bermanfaat dan mendatangkan madharat dengan perasaan saja, karena yang seperti itu bisa didapat oleh binatang, keledai dan onta dapat membedakan antara gandum dan tanah, bahkan juga dapat membedakan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan malapetaka bagi pelakunya, baik itu di dunia maupun akherat. Perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dalam kehidupan dan tempat kembalinya seperti iman, tauhid, keadilan, bakti, kebaikan, amanah, penjagaan diri, keberanian, ilmu, sabar, amar ma’ru nahi mungkar, silaturahmi, bakti terhadap kedua orang tua, berbuat baik kepada sesama tetangga, melaksanakan segala yang menjadi hak baginya, ikhlas dalam beramal karena Allah, bertawakal kepada-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, ridho terhadap takdir-takdir-Nya, berserah diri terhadap hukum-hukum-Nya, membenarkan-Nya dan membenarkan rasul-rasul-Nya dalam seluruh apa yang mereka kabarkan, dan lain sebagainya termasuk seluruh yang dapat mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi seorang hamba untuk dunia dan akheratnya. Dan menyelisihi itu semua dapat mendatangkan kesusahan dan malapetaka bagi dunia dan akheratnya. Kalau seandainya tidak ada risalah wahyu niscaya akal tidak akan mendapat petunjuk kepada rincian dari segala yang bermanfaat dan yang mendatangkan malapetaka bagi kehidupannya. Diantara kenikmatan Allah terbesar bagi hamba-Nya dan karunia-Nya yang paling mulia adalah diutusnya para rasul kepada mereka, menurunkan kitab dan menunjukkan kepada jalan yang lurus, jika seandainya hal tersebut tidak ada, niscaya mereka akan menjadi seperti binatang ternak, bahkan lebih jahat darinya. Barang siapa yang menerima risalah Allah dan beristiqomah padanya, maka dia menjadi makhluk terbaik, dan barang siapa yang menolak dan keluar darinya, maka dia akan menjadi makhluk terburuk, bahkan lebih buruk keadaannya dari anjing, babi dan lebih hina dari segala sesuatu yang hina. Tidak ada kehidupan bagi penghuni bumi kecuali dengan mengikuti risalah yang ada pada mereka. Apabila anda mempelajari tentang jejak para rasul yang ada di muka bumi, niscaya anda akan mendapatkan petunjuk hidayah mereka, nantinya Allah akan menghancurkan alam seluruhnya dan membangkitkan hari kiamat. Kebutuhan penduduk bumi terhadap rasul tidak seperti kebutuhan mereka terhadap matahari, bulan, angin dan hujan, tidak pula seperti kebutuhan manusia terhadap kehidupannya, tidak seperti kebutuhan mata terhadap cahayanya, tubuh terhadap makanan dan minuman, bahkan lebih besar dari semua itu dan lebih butuh dari setiap keinginan dan apa yang terbersit dalam pikiran. Karena para rasul adalah perantara yang menghubungkan antara Allah beserta makhluk-Nya dalam perkara perintah dan larangan, mereka adalah duta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Penutup mereka, yang paling mulia diantara mereka adalah Muhammad yang Allah utus sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagai hujjah bagi mereka yang menempuh perjalanan dan juga hujjah bagi seluruh makhluk. Allah mewajibkan bagi seluruh hamba untuk menta’ati, mencintai, merendahkan diri, memuliakan dan melaksanakan segala hak-haknya, mengambil janji dan ikatan untuk mempercayai dan mengikutinya bagi seluruh nabi dan rasul. Dia memerintahkan mereka untuk membawanya kepada mereka yang mengikutinya dari kalangan kaum mukminin. Dia utus Muhammad dekat dengan hari kiamat sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, sebagai penyeru kepada Allah dan penerang yang bercahaya, dengannya risalah ditutup, dengannya ditunjukan jalan kesesatan, mengajarkan dari kebodohan, dan dengan risalahnya dibukakanlah mata-mata yang buta, telinga-telinga yang tuli dan hati-hati yang kaku. Sehingga dengan risalahnya bercahayalah bumi ini setelah kegelapan, bersatu hati manusia setelah bercerai-berai, juga diluruskanlah keyakinan yang menyimpang dijelaskanlah hujjah yang terang, dilapangkan dada dan dihilangkan darinya kesesakan, lalu diangkat namanya dan menjadikan rendah serta kecil dia yang menyelisihinya. Beliau diutus setelah sekian lama terputusnya para rasul, terputusnya pelajaran dari kitab-kitab, diutus tatkala firman telah dilencengkan, syari’at telah dirubah-rubah, setiap kaum telah bersandar kepada kedzoliman pendapatnya masing-masing, dan menghukumi atas nama Allah diantara hamba-hamba-Nya dengan makalah-makalah yang rusak dan menurut hawa nafsu. Sehingga Allah curahkan dengannya hidayah diantara para makhluk, menunjuki jalan-jalannya, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya, dengannya bisa dibedakan antara orang yang beruntung dan dia yang merugi. Barang siapa yang mengambil petunjuknya niscaya dia akan mendapatkan hidayah, dan barang siapa yang berpaling dari jalannya maka dia akan sesat dan merugi. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepadanya dan juga kepada seluruh nabi dan rasul. Kita bisa meringkas tentang kebutuhan manusia terhadap risalah rasul sebagaimana berikut ini1 Bahwasanya dia adalah seorang manusia, diciptakan dan butuh kepada Rabb, dia haruslah seorang yang mengenal penciptanya, mengetahui apa yang di inginkan-Nya, kenapa dia diciptakan, yang mana hal seperti ini tidak mungkin untuk dapat diketahui oleh manusia biasa, dan tidak ada jalan kepadanya kecuali dari sela-sela pengetahuan para nabi dan rasul serta pengetahuan apa yang mereka datangkan dengannya berupa petunjuk dan Bahwasanya manusia terdiri dari jasad dan ruh, gizi untuk jasad adalah apa yang mudah baginya berupa makanan dan minuman, sedangkan gizi bagi ruh adalah apa yang telah ditentukan oleh penciptanya, yaitu agama yang benar dan amal shaleh. Para nabi dan rasul datang dengan membawa agama yang benar dan menunjuki kepada amal Bahwasanya secara fitrah manusia akan condong kepada agama, dia memerlukan suatu agama yang harus dipeganginya, dan agama tersebut haruslah agama yang benar. Tidak ada jalan untuk sampai kepada agama yang benar kecuali dari sela-sela keimanan terhadap para nabi dan rasul serta mengimani apa yang mereka Bahwasanya manusia membutuhkan sesuatu yang dapat menunjukannya kepada jalan yang dapat menyampaikan kepada keridhoan Allah di dunia, dan kepada surga serta kenikmatan-Nya di akherat, sedangkan jalan ini tidak ada yang dapat menunjukinya dan mengarahkan kepadanya kecuali hanyalah para nabi dan Bahwa manusia pada dasarnya adalah lemah, dikelilingi oleh musuh yang banyak, dari kalangan syetan yang ingin menyesatkannya, dari pendamping jelek yang memperindah kejelekan padanya dan dari jiwa yang condong kepada kejelekan, oleh karena itu ia butuh terhadap apa yang bisa dijadikan sebagai penjaga bagi dirinya dari tipu daya musuhnya, para nabi dan rasul akan memberi petunjuk kepada hal tersebut dan menerangkan dengan Secara tabi’at, manusia memiliki sifat kemasyarakatan, perkumpulan dengan sesama makhluk dan mempergauli mereka membutuhkan suatu syari’at agar manusia bisa menengahi dan bersifat adil –karena kalau tidak, kehidupannya akan sama dengan kehidupan di hutan- syari’at ini menjaga hak setiap individu yang berhak, tanpa melebihkan atau mengurangi. Dan tidak ada yang bisa datang membawa syari’at yang sempurna kecuali para nabi dan Bahwasanya butuh kepada pengetahuan tentang segala yang dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman jiwa, menunjukinya kepada penyebab-penyebab kebahagiaan yang sesungguhnya. Dan inilah yang ditunjuki oleh para nabi dan menjelaskan tentang kebutuhan makhluk terhadap para nabi dan rasul, alangkah baiknya kalau kita menyebutkan berita tentang tempat kembali di akhirat, serta bukti-bukti dan dalil-dalil yang kembali Setiap manusia mengetahui dengan seyakin-yakinnya kalau dia pasti akan mati dan tidak mungkin dapat menghindarinya, akan tetapi kemanakah selanjutnya setelah mati? Dan apakah dia akan berbahagia ataukah akan merugi? Sesungguhnya kebanyakan dari masyarakat serta umat berkeyakinan bahwa mereka akan dibangkitkan setelah dia mati, dan dihisab atas amal perbuatannya, kalau baik maka ia akan mendapatkan kebaikan dan bila buruk maka ia akan mendapatkan keburukan. Permasalahan ini –yaitu kebangkitan dan hisab- ditetapkan oleh akal yang sehat dan didukung oleh syari’at-syari’at Allah SWT, bangunannya didirikan diatas tiga pondasi1 Ketetapan kesempurnaan ilmu Ketetapan kesempurnaan kekuasaan-Nya3 Ketetapan kesempurnaan hikmah-Nya subhanahu wata’ dalil-dalil aqli maupun naqli yang saling menopang dalam menetapkanya, diantaranya1 Dalil dari penciptaan langit dan bumi atas kebangkitan orang yang telah mati, Allah berfirman" أولم يروا أن الله الذي خلق السموات والأرض ولم يعي بخلقهنّ بقادر على أن يحيي الموتى بلى إنّه على كلّ شيء قدير "“dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya bahkan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”, dan firman Ta’ala" أوليس الذي خلق السموات والأرض بقادر على أن يخلق مثلهم بلى وهو الخلاق العليم "“dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar. Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui”.2 Berdalil dengan kekuasaan-Nya dalam menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya, untuk menetapkan kekuasaannya dalam mengembalikan kembali makhluk tersebut. Dia yang mampu mengadakan pasti mampu untuk dapat mengembalikan kembali tentunya, firman Allah" وهو الذي يبدأ الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه وله المثل الأعلى "“dan Dialah yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian mengembalikan menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi” dan firman-Nya“dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh? 78 katakanlah “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk”.3 Penciptaan manusia dengan sesempurna-sempurnanya, dengan bentuk yang saling mendukung diantara anggota tubuhnya, kekuatannya, sifat-sifatnya dan apa yang ada padanya berupa daging, tulang, urat-urat, persendian, juga tempat-tempat masuk, peralatan-peralatan, keinginan-keinginan serta ciptaan-ciptaan yang merupakan dalil paling agung yang menunjukkan akan kemampuan Allah untuk menghidupkan orang yang telah Berdalil dengan dihidupkannya orang yang telah mati dalam kehidupan dunia, menunjukkan akan kemampuan Allah untuk menghidupkan orang yang telah mati di alam akherat. Kabar tentang ini telah termuat dalam kitab-kitab ilahiyyah yang telah Allah turunkan kepada rasul-rasul-Nya. Diantaranya penghidupan yang telah mati atas izin Allah melalui tangan nabi Ibrahim dan Isa Al-Masih, dan banyak lagi Berdalil dengan kemampua-Nnya dalam menghimpun dan memisahkan, atas kekuasaan-Nya untuk menghidupkan yang telah mati, diantaranyaa- Penciptaan Allah terhadap manusia dari setetes air mani yang asalnya tersebar pada seantero anggota tubuh –oleh karena itu seluruh anggota tubuh ikut merasakan kenikmatannya ketika bersetubuh- lalu Allah kumpulkan air mani tersebut dari sekujur tubuh kemudian dikeluarkan menuju tempatnya dalam rahim dan Allah ciptakan manusia darinya, apabila ia tadinya berpencar lalu dikumpulkan dan diciptakan darinya seseorang, maka apabila ia berpencar kembali setelah dipisah oleh kematian, lalu bagaimana mungkin bagi-Nya untuk tidak dapat mengumpulkannya kembali, firman Allah“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan 58 kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?”.b- Bahwa bibit tanaman dengan perbedaan bentuknya apabila ia jatuh pada sebidang tanah yang lembab, lalu dipenuhi oleh air dan tanah, maka akal akan mengatakan bahwa ia akan rusak dan binasa, karena salah satu dari keduanya cukup untuk dijadikan alat pemusnah, maka jika dengan keduanya akan lebih utama. Namun ia tidak rusak, bahkan tetap ada terjaga, kemudian apabila kelembabannya bertambah akan terpecah biji tersebut dan keluar darinya tumbuhan. Tidakkah yang demikian itu menunjukkan kepada penciptaan yang sempurna dan hikmah yang luas?. Maka Tuhan yang Maha bijaksana, Maha kuasa ini, bagaimana mungkin bagi-Nya untuk tidak mampu menggabungkan segala sesuatu dan menyusun anggota tubuh? Allah berfirman“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? 63 kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya”, perbandingannya adalah ayat berikut ini" وترى الأرض هامدة فإذا أنزلنا عليها الماء اهتزّت وربت وأنبتت من كلّ زوج بهيج " “dan kamu melihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air diatasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”6 Bahwa Sang Pencipta yang Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana adalah Maha Suci untuk menciptakan sesuatu dengan sia-sia dan membiarkan mereka begitu saja, berfirman Allah" وما خلقنا السماء والأرض وما بينهما باطلاً ذلك ظنّ الذين كفروا فويل للّذين كفروا من النار "“dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”, bahkan Dia menciptakan ciptaan-Nya dengan hikmah yang sangat besar dan tujuan mulia, Allah berfirman" وما خلقت الجنّ والإنس إلاّ ليعبدون "“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, sungguh tidak patut bagi Ilah yang Maha Bijaksana ini untuk menyamakan di sisi-Nya antara dia yang menta’ati dan yang bermaksiat kepada-Nya, firman Allah" أم نجعل الذين آمنوا وعملوا الصالحات كالمفسدين في الأرض أم نجعل المتقين كافجّار "“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan dimuka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” oleh karena itu, termasuk dari kesempurnaan hikmah dan keagungan kekuasaan-Nya adalah membangkitkan makhluk pada hari kiamat, agar setiap manusia dapat diganjar sesuai dengan amalnya, orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan pahala dan yang berbuat kejelekan akan mendapat siksa, firman-Nya"إليه مرجعكم جميعًا وعد الله حقّا إنه يبدأ الخلق ثمّ يعيده ليجزي الذين آمنوا وعملوا الصالحات بالقسط والذين كفروا لهو شراب من حميم وعذاب أليم "“Hanya kepada-Nyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya menghidupkannya kembali sesudah berbangkit, agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih”. Beriman kepada hari akhir –hari kebangkitan dan dikumpulkan- membawa banyak dampak positif terhadap individu maupun masyarakat, di antaranya1 Manusia akan selalu menjaga ketaatan kepada Allah SWT dengan mengharap ganjaran untuk hari tersebut, dan menjauhi maksiat kepada-Nya karena takut akan hukuman yang ada pada hari Beriman kepada hari akhir. Terdapat hiburan bagi seorang mukmin atas apa yang telah luput darinya dari kenikmatan dunia serta hiasannya, karena apa yang ia harapkan dari kenikmatan di akhirat dan Dengan beriman kepada hari akhir manusia akan mengetahui ke mana ia akan pergi setelah meninggal dunia, ia akan mengetahui dengan pasti bahwa ia akan menghadapi penghitungan amalannya, apabila baik akan mendapatkan kebaikan dan apabila buruk akan mendapatkan keburukan. Dan bahwasanya dia akan dihadapkan untuk dihisab, akan diberikan kepadanya haknya dari orang yang menzoliminya, dan hak orang lain akan diambil darinya kalau dia telah berbuat zolim atau Bahwa keimanan terhadap Allah SWT dan hari akhir akan mewujudkan keamanan dan kedamaian bagi manusia –disaat susah mencari keamanan dan peperangan yang tiadahenti- tidaklah yang demikian itu terjadi kecuali karena keimanan terhadap Allah SWT dan hari akhir mengharuskan manusia untuk menghentikan kejelekannya terhadap orang lain, baik itu secara tersembunyi ataupun terang-terangan, bahkan ia akan masuk dan menetap pada dadanya dan menyingkirkan niat buruk –jika masih ada- dan mengalahkannya sebelum Keimanan terhadap hari akhir akan menahan seseorang untuk menganiaya orang lain dan merebut hak-haknya. Apabila manusia telah beriman dengan hari akhir, maka mereka akan selamat dari aniaya sebagian lainnya, dan hak-hak merekapun akan Beriman kepada hari akhir akan menjadikan seseorang hanya melirik kepada kehidupan dunia sebagai sebuah fase dari fase-fase kehidupan, dan bukan kehidupan penutupan alinea ini, alangkah baiknya kalau kita mengambil perkataan “Wainbit” seorang Nashrani Amerika, yang pada mulanya bekerja pada salah satu gereja kemudian memeluk Islam dan mendapatkan hasil dari keimanan terhadap hari akhir. Ia mengatakan "Sesungguhnya aku sekarang ini mengetahui jawaban-jawaban atas empat pertanyaan yang banyak menyibukkan kehidupanku, yaitu "Siapakah aku? Apa yang aku inginkan? Kenapa aku datang? Dan kemanakah tempat kembaliku?".* * * * * * Pondasi Dakwah para Rasul Seluruh nabi dan rasul berdakwah kepada prinsip-prinsip universal yang sama, seperti beriman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir serta takdir yang baik dan buruknya, juga seperti perintah untuk beribadah kepada-Nya saja dengan tidak menyekutukan-Nya, mengikuti jalan-Nya dan tidak mengikuti jalan yang menyelisihinya, mengharamkan empat perkara perbuatan buruk, baik yang tampak ataupun tersembunyi, dosa, kezaliman dengan tanpa hak serta menyekutukan Allah dan menyembah patung dan berhala. Juga mensucikan Allah dari sekutu, pesaing serta yang sejenisnya, dan hendaklah tidak mengatakan tentang-Nya sesuatu yang tidak benar, pengharaman membunuh anak keturunan, haramnya membunuh jiwa dengan tidak hak, melarang dari perbuatan riba dan memakan harta anak yatim, memerintahkan untuk menunaikan janji, timbangan dan takaran, berbakti kepada kedua orang tua, bersikap adil dikalangan manusia, jujur dalam perkataan dan perbuatan, melarang dari sifat mubazir dan sombong serta memakan harta orang lain dengan batil. Ibnul Qoyyim -rahimahullah- berkata “Syari’at seluruhnya dalam permasalahan prinsip dan pondasi –walaupun beraneka- tetapi tetap sama, kebaikannya dicerna dalam akal, kalau seandainya tidak , niscaya ia akan keluar dari hikmah, maslahat dan rahmat, bahkan termasuk suatu yang mustahil kalau akal datang dengan menyelisih syariat" ولو اتبع الحق أهواءهم لفسدت السموات والأرض ومن فيهنّ ““Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya”, bagaimana mungkin orang yang memiliki akal akan menolak syari’at Dzat Yang Maha Bijaksana dengan apa yang bertolak belakang terhadap apa yang ada padanya”. Oleh karena itu agama seluruh nabi adalah satu, sebagaimana firman Allah SWT"“Sesungguhnya agama Tauhid ini adalah agama kalian semua. Agama yang satu dan Aku adalah Tuhan kalian. Maka sembahlah Aku. Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”Juga firman-Nya" شرع لكم من الدين ما وصّى به نوحًا والذي أوحينا إليك وما وصّينا به إبراهيم وموسى وعيسى أن أقيموا الدين ولا تتفرّقوا فيه "“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. Bahkan yang dimaksud oleh agama adalah sampainya hamba kepada apa yang menjadi tujuan dalam penciptaannya yaitu ibadah kepada Rabb mereka saja dengan tidak menyekutukan-Nya, maka disyari’atkan hak-hak yang merupakan kewajiban untuk mereka kerjakan, Dia menanggung sebagian kewajiban-kewajiban mereka dan member kemudahan-kemudahan agar menyampaikan mereka kepada tujuan ini, dan mendapatkan ridha Allah serta kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan manhaj Ilahi, sehingga hamba tidak terombang-ambing, kepribadiannya tidak terkena penyakit retak yang akud yang berakhir dengan pertentangan antara fitrah, ruh serta keadaan disekelilingnya. Seluruh rasul mengajak kepada agama Ilahi yang menyampaikan prinsip-prinsip aqidah bagi manusia yang harus diimani, serta syari’at yang harus diajalani dalam kehidupannya, oleh karena itu kitab Taurat merupakan aqidah dan syari’at, membebankan kepada pemeluknya agar berhukum kepadanya, Allah berfirman" إنّا أنزلنا التوراة فيها هدًى ونور يحكم بها النبيون الذين أسلموا للّذين هادوا والرّبّانيّون والأحبار "“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi, yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka”, kemudian datang Al-Masih  dan bersamanya ada Injil yang padanya terdapat petunjuk dan cahaya, serta membenarkan kitab taurat yang ada di SWT berfirman" وقفينا على آثارهم بعيسى ابن مريم مصدّقًا لما بين يديه من التوراة وآتيناه الإنجيل فيه هدى ونور "“...dan Kami iringkan jejak mereka nabi-nabi Bani Israil dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang menerangi”, kemudian datang Muhammad dengan membawa syari’at penutup dan agama yang sempurna, pembenar atas syari’at sebelumnya dan juga sebagai penghapus bagi sebagianya. Allah menurunkan bersamanya Al-Qur’an sebagai pembenar atas kitab-kitab yang berada di hadapannya, firman Allah" وأنزلنا إليك الكتاب بالحق مصدّقا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه فاحكم بينهم بما أنزل الله ولا تتّبع أهواءهم عما جاءك من الحق "“...dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”, dan Allah menjelaskan bahwa Muhammad SAW serta kaum mukminin yang ada bersamanya beriman terhadapnya sebagaimana berimannya orang-orang yang telah lalu dari para nabi dan rasul, firman Allah" آمن الرسول بما أنزل إليه من رّبّه والمؤمنون كلّ آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرّق بين أحد من رسله وقالوا سمعنا وأطعنا غفرانك ربّنا وإليك المصير "“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. mereka mengatakan “kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan “kami dengar dan kami taat. Mereka berdo’a “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkau-lah tempat kembali”.* * * * * * Risalah yang Kekal* Beberapa penjelasan yang terdahulu tentang keadaan agama-agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Zardasytiyyah dan penyembah berhala yang bermacam-macam menerangkan keadaan manusia pada abad ke-6 Masehi. Dan apabila agama rusak, maka akan rusak pula situasi politik, sosial dan ekonomi. lalu menyebarlah perang-perang berdarah, dominasi kezaliman, dan manusia hidup dalam kegelapan yang pekat dan bertumpuk, hati menjadi redup disebabkan oleh gelapnya kekufuran dan kebodohan, akhlak tertindas, kehormatan ternodai dan kerusakan tampak terlihat didarat dan lautan. Bahkan kalau seandainya seorang berakal memperhatikan, nicaya dia akan mendapati bahwa manusia –pada waktu tersebut- dalam keadaan sakaratul maut dan hampir punah, kalau saja seandainya Allah tidak menyelamatkannya dengan suatu maslahat agung yang membawa cahaya kenabian serta isyarat petunjuk agar bisa menerangi jalan umat manusia dan menunjukinya kepada jalan terbaik. Pada zaman itu Allah SWT memberi izin agar cahaya kenabian yang kekal kembali bersinar dari Makkah al-Mukarramah yang padanya terdapat rumah agung Ka’bah. Pada saat itu keadaan disana sama dengan keadaaan perkampungan lainnya dari sisi kesyirikan, kebodohan, kezaliman serta penganiayaan, kecuali bahwa ia berbeda dari daerah lainnya dengan kelebihan-kelebihan yang banyak, diantaranya1 Bahwasanya ia merupakan daerah bersih yang belum terpengaruhi oleh berbagai jenis falsafah Yunani, Romawi ataupun Hindi, orang-orangnya masih menikmati penjelasan-penjelasan yang murni, akal yang cemerlang serta tabiat yang Bahwasanya ia terletak tepat pada pusat dunia, yang mana tempatnya tepat berada diantara Eropa, Asia dan Afrika, yang menjadikannya sebagai faktor utama bagi tersebarnya risalah dakwah yang kekal itu dengan cepat bisa sampai kepada seluruh penjuru dalam waktu yang Bahwasanya ia merupakan Negara yang aman, Allah telah menjaganya ketika Abrahah berniat untuk memeranginya, iapun tidak sampai dikuasai oleh embratur kekuasaan Parsi dan Romawi. Bahkan ia memiliki keamanan sehingga dapat menjalankan perdagangannya baik di utara dan selatan. Kesemua hal tersebut menunjang di utusnya nabi yang bijaksana ini, Allah telah menceritakan tentang keadaan penduduknya dengan kenikmatan tersebut dalam firman-Nya" أولم نمكّن لهم حرمًا آمنًا يجبى إليه ثمرات كلّ شيء "“dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram tanah suci yang aman, yang didatangkan ketempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan”.4 Bahwasanya ia merupakan daerah padang pasir yang masih konsisten menjaga unsur-unsur dan kedermawanan, rukun tetangga sangat menjaga kehormatan, serta kelebihan-kelebihan yang lain yang ada padanya, sehingga tempat tersebut cocok untuk menerima tempat yang agung ini, dan dari kabilah Quraisy yang terkenal akan kefasihan balaghah, serta keagungan akhlaknya, dan yang pernah memiliki kedudukan dan kemuliaan, Allah memilih Nabi-Nya Muhammad untuk menjadi penutup para nabi dan rasul, yang mana beliau dilahirkan pada abad ke enam masehi, sekitar tahun 570 M. Beliau tumbuh dalam keadaan yatim, karena ayahnya meninggal ketika beliau masih berada dalam perut ibunya, kemudian ditinggal oleh ibu dan kakek dari ayahnya ketika beliau baru berumur enam tahun, akhirnya beliau diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Beliau yang masih belia tumbuh dalam keyatiman, namun demikian tampak darinya tanda-tanda kepandaian, yang mana kebiasaan, akhlak dan perilakunya berbeda dari kebiasaan yang ada pada kaumnya. Beliau tidak berdusta dalam perkataan, tidak mengganggu siapapun, juga terkenal dengan kejujuran, terhormat dan amanah, bahkan kebanyakan orang dari kalangan kaumnya mempercayakan harta-harta berharga mereka dan menitipkannya kepada beliau, karena beliau selalu menjaganya sebagaimana menjaga diri serta harta pribadinya, sehingga mendapat julukan al-amin yang dapat dipercaya. Beliau adalah seorang pemalu, tidak pernah menampakkan badannya dalam keadaan telanjang kepada siapapun sejak mencapai umur baligh, beliau adalah seorang bersih dan bertaqwa, sehingga cukup menyakitinya apa yang beliau lihat dari perilaku kaumnya yang menyembah berhala, meminum minuman keras dan menumpahkan darah. Beliau bergaul dengan kaumnya sebatas dalam aktifitas yang beliau ridhai, berpisah darinya tatkala mereka dalam keadaan menyimpang dan fasik. Beliau membela anak-anak yatim serta para janda dan memberi makan mereka yang lapar… hingga tatkala mendekati umur empat puluh tahun beliau merasa tidak dapat berbuat apa apa terhadap kerusakan yang ada di sekelilingnya, dan beliau mulai untuk mengkhususkan ibadah kepada Allah, meminta kepada-Nya agar ditunjuki kepada jalan yang benar. Tatkala beliau masih dalam keadaan yang demikian, tiba-tiba turun kepadanya salah seorang malaikat dengan membawa wahyu dari Tuhannya. Beliau diperintahkan untuk menyampaikan agama ini kepada orang lain, mengajak mereka agar mau menyembah Allah dan meninggalkan sesembahan-sesembahan, sehingga turunnya wahyu kepada beliau terus berlanjut dengan dibarengi oleh syari'at dan berbagai macam hukum, hari demi hari dan tahun demi tahun, sampai Allah sempurnakan agama ini bagi seluruh manusia, kesempurnaan agama adalah kesempurnaan nikmat Allah SWT kepada manusia. Tatkala tugas beliau telah selesai, maka Allah memanggilnya, ketika wafat beliau berumur enampuluh tiga tahun, empatpuluh tahun diantaranya sebelum diangkat menjadi nabi dan duapuluh tiga tahun tatkala menjadi nabi dan siapa yang memerhatikan keadaan para nabi dan mempelajari sejarah mereka, dia akan mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwasanya tidak ada satu metode yang digunakan dalam menetapkan kenabian seorang nabi dari nabi-nabi Allah SWT, kecuali metode itu akan lebih dapat menetapkan kenabian Muhammad SAW secara pasti. Apabila anda memperhatikan bagaimana turun temurunnya kabar tentang kenabian Musa dan Isa, niscaya akan anda dapati bahwa hal tersebut dinukil dengan jalan mutawatir, dan riwayat mutawatir yang mengabarkan tentang kenabian Muhammad lebih jelas dan lebih kuat, juga lebih dekat lagi pula kemutawatiran kabar tentang mukjizat dan tanda-tanda kenabian mereka adalah sama, bahkan hal itu pada Muhammad kuat, karena mukjizat dan tanda-tanda tentang beliau sangat banyak, bahkan yang terbesar adalah Al-Qur'an ini yang masih saja terus dinukil dan diriwayatkan secara mutawatir, baik itu suara bacaannya ataupun siapa yang membandingkan antara apa yang disampaikan oleh Musa dan Isa dan apa yang disampaikan oleh Muhammad tentang aqidah yang benar, syari'at yang teratur dan ilmu yang bermanfaat, niscaya dia akan mengetahui bahwa seluruhnya bersumber dari satu pusat, yaitu pusat siapa yang membandingkan antara pengikut para nabi dan pengikut Muhammad, niscaya dia akan mengetahui bahwa mereka adalah sebaik-baiknya manusia, bahkan mereka adalah pengikut para nabi yang paling besar pengaruhnya terhadap mereka yang datang setelahnya, karena mereka telah menyebarkan tauhid, menebarkan keadilan dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang lemah dan Anda menginginkan tambahan keterangan yang menunjukkan akan kenabian Beliau, maka akan saya nukilkan dalil-dalil dan tanda-tanda yang didapatkan oleh Ali ibn Robban at-Thabry yang sebelumnya adalah seorang Nasrani kemudian masuk Islam karena ini. Dalil-dalil tersebut adalah1 Bahwa Beliau mengajak untuk beribadah kepada Allah saja dan mengajak untuk meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, yang mana ini sama dengan apa yang diajarkan oleh seluruh Bahwa Beliau menampakkan tanda-tanda yang jelas, yang tidak didatangkan kecuali oleh para nabi utusan Bahwa Beliau mengabarkan tentang kejadian-kejadian yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dan itu benar terjadi sebagaimana yang beliau Bahwa Beliau mengabarkan tentang kejadian-kejadian menyeluruh yang menimpa seluruh dunia dengan Negara-negaranya, dan hal tersebut terjadi sebagaimana yang beliau Bahwa kitab yang didatangkan oleh Muhammad -yaitu Al-Qur'an- merupakan salah satu dari tanda-tanda kenabian, karena ia merupakan kitab paling fasih, dan diturunkan Allah kepada seorang ummi yang tidak dapat membaca dan tidak pula menulis, iapun membawa tantangan kepada mereka yang paling fasih untuk mendatangkan apa yang sepertinya atau cukup satu surat yang mirip dengannya, dan juga karena Allah SWT telah menjamin kalau Dia akan menjaganya, termasuk pula menjaga aqidah yang benar, dikandungkan padanya syari'at terlengkap dan ditetapkan dengannya umat Bahwa Beliau adalah penutup para nabi, dan jika belum diutus niscaya akan batal kenabian-kenabian para nabi yang memberi kabar gembira tentang akan diutusnya Bahwa para nabi telah saling mengabarkan tentangnya sejak zaman sangat jauh sebelum munculnya beliau, mereka menjelaskan pengutusannya, daerahnya dan tunduknya para umat dan raja kepada beliau dan pengikutnya, merekapun telah mengabarkan tentang akan tersebarnya agama Bahwa kemenangan Beliau terhadap kaum-kaum yang memeranginya merupakan suatu tanda kenabian, karena merupakan suatu perkara yang mustahil kalau seseorang mengaku bahwa dia utusan Allah –yaitu berdusta- kemudian dia dipuji oleh Allah dengan kemenangan dan kemapanan, kemenangan terhadap para musuh, tersebarnya dakwah dan juga banyaknya pengikut, karena sesungguhnya hal ini tidak akan terealisasi kecuali melalui tangan seorang nabi yang Apa yang ada pada Beliau berupa ibadah, penjagaan diri, kejujuran, kebaikan sirah, sunnah dan syari'at-syari'atnya, kesemua sifat ini tidak akan berkumpul kecuali pada diri seorang yang mendapat hidayah ini berkata setelah dia membawakan bukti-bukti ini "Ini merupakan sifat-sifat yang cemerlang dan bukti-bukti yang sempurna, barang siapa yang memilikinya maka pasti seorang nabi, dia telah menang dari celaan, benar haknya dan wajib untuk dipercayai, barang siapa yang menolak dan menentangnya maka telah sia-sia usahanya serta merugi dunia dan akhiratnya".Pada penutupan alenia ini saya akan membawakan dua persaksian untuk anda persaksian Raja Roma dahulu kala, yaitu yang satu zaman dengan Muhammad, dan persaksian misionaris Inggris saat ini, yaitu "John Saint".Persaksian pertama Persaksian Hiraklius Imam Bukhari menyebutkan kabar tentang Abu Sufyan tatkala ia dipanggil oleh Raja Roma dengan riwayatnya menceritakan kepada kami Abul Yaman, dia berkata mengabarkan kepada kami Syu'aib dari az-Zuhri dia berkata mengabarkan kepadaku Ubaidillah ibn Abdullah ibn Utbah ibn Mas'ud bahwa Abdullah ibn Abbas mengabarkannya bahwa Abu Sufyan ibn Harb bercerita kepadanya bahwa Hirakl pernah mengutus kepadanya ketika dia sedang bersama rombongan Quraisy yang mana mereka adalah para pedagang yang sedang berada di Syam, pada waktu Rasulullah sedang dalam masa perjanjian bersama Abu Sofyan dan orang-orang kafir Quraisy, mereka mendatanginya pada saat sedang berada di Iliya, dia mengundang mereka ke majlisnya yang saat itu disekitarnya terdapat para pembesar Roma, kemudian dia mengundang mereka dan mengundang penterjemahnya. Dia bertanya siapakah diantara kalian yang paling dekat nasabnya terhadap orang yang mengaku dirinya nabi tersebut? Menjawab Abu Sofyan saya yang paling dekat nasabnya. Dia berkata dekatkan dia dariku dan dekatkan teman-temannya, jadikan mereka berada di belakangnya. Kemudian dia berkata kepada penterjemahnya katakan kepada mereka bahwa aku akan bertanya kepada ini tentang orang ini, jika dia berdusta terhadapku maka mereka akan mendustakanya, berkata Abu Sofyan Demi Allah, kalau tidak karena malu bahwa mereka akan mengatakan dusta terhadapku niscaya aku akan berdusta. Kemudian pertanyaan pertama yang dia lontarkan terhadapku adalah bagaimana tentang nasab dia diantara kalian? Saya jawab dia adalah seorang yang memiliki nasab memiliki kedudukan yang baik. Dia bertanya apakah pernyataan seperti ini pernah dikatakan oleh salah seorang dari kalian sebelumnya? Saya jawab tidak. Dia bertanya apakah salah satu dari orang tuanya ada yang menjadi Raja? Saya jawab tidak. Dia bertanya apakah para pengikutnya orang-orang terpandang ataukah dari golongan yang lemah? Saya jawab bahkan pengikutnya adalah orang-orang lemah. Dia bertanya apakah mereka semakin banyak ataukah semakin berkurang? Saya jawab bahkan semakin bertambah. Dia bertanya apakah diantara mereka ada yang murtad karena membenci agamanya setelah dia memeluknya? Saya jawab tidak. Dia bertanya apakah kalian menuduhnya sebagai seorang pendusta sebelum dia mengatakan apa yang dikatakannya sekarang? Saya jawab tidak. Dia bertanya apakah dia berkhianat? Saya jawab tidak. Saat itu kami dalam situasi yang tidak tahu apa yang akan dia lakukan saat itu. Berkata Abu Sofyan aku tidak memiliki kesempatan untuk menambahkan perkataan selain dari ini. Dia bertanya apakah kalian memeranginya? Saya jawab ya. Dia bertanya bagaimana pertempuran kalian dengannya? Saya jawab peperangan diantara kami dengannya keras, terkadang dia mengalahkan kami dan terkadang kami mengalahkannya. Dia bertanya apa yang dia perintahkan terhadap kalian? Saya jawab dia berkata sembahlah oleh kalian Allah saja dan jangan menyekutukannya sedikitpun, dan tinggalkanlah apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian, dia memerintahkan kami untuk shalat, jujur, menjaga kehormatan dan menyambung silaturahmi. Dia berkata kepada penterjemahnya katakan kepadanya saya telah bertanya tentang nasabnya kepadamu dan kamu sebutkan bahwa dia adalah seorang yang punya nasab keturunan bangsawan, demikian pula bahwa seluruh rasul diutus dari keturunan bangsawan kaumnya, dan saya bertanya kepadamu adakah salah seorang diantara kalian yang mengatakan perkataan ini, dan dijawab olehmu tidak, maka saya katakan kalau seandainya ada seseorang yang telah mengatakan perkataan ini sebelumnya niscaya aku katakan bahwa orang ini mengikuti suatu perkataan yang telah dikatakan sebelumnya, dan saya bertanya kepadamu adakah salah satu dari orang tuanya yang menjadi Raja, lalu kamu jawab tidak, aku katakan kalau seandainya salah satu nenek moyangnya ada yang menjadi Raja niscaya aku katakan bahwa orang ini menuntut kerajaan ayahnya, dan aku bertanya kepadamu apakah kalian menuduhnya seorang pendusta sebelum dia mengatakan apa yang dikatakannya, lalu kamu jawab tidak, maka aku ketahui kalau seandainya dia tidak berdusta kepada manusia maka tidak mungkin akan berdusta kepada Allah, dan saya bertanya kepadamu apakah yang mengikutinya para pembesar ataukah mereka yang lemah diantara mereka, lalu kamu jawab kalau mereka adalah orang-orang yang lemah, dan memang demikian dengan pengikut para rasul, dan saya bertanya kepadamu apakah mereka semakin bertambah ataukah berkurang, lalu kamu jawab bahwa mereka semakin bertambah, dan memang demikianlah keadaan iman sampai ia sempurna, dan saya bertanya kepadamu adakah diantara mereka yang murtad karena membenci agamanya setelah dia memeluknya, lalu kamu jawab tidak, demikianlah keadaan cahaya iman ketika ia telah bercampur dengan hati, dan saya bertanya kepadamu apakah dia khianat, lalu dijawab olehmu tidak, begitulah keadaan para rasul, tidak pernah berkhianat, dan saya bertanya kepadamu apa yang dia perintahkan terhadap kalian, lalu dijawab olehmu bahwa dia memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, melarang kalian untuk menyembah berhala, memerintahkan shalat, jujur dan menjaga kehormatan jiwa, apabila apa yang kamu ucapkan tersebut benar, maka dia pasti akan menguasai tempat pijakan kedua kakiku ini, dan saya telah mengetahui kalau dia akan diutus, namun tidak menyangka kalau dia dari golongan kalian, jika aku mengetahui bahwa aku bisa sampai kepadanya niscaya aku akan berusaha sekuat tenaga untuk sampai kepadanya, dan jika telah berada disisinya niscaya aku cuci telapak kakinya. Setelah itu dia pinta surat Rasulullah yang dibawa oleh Dihyah kepada pembesar kota Basri, lalu diserahkan kepada Hirakl dan dibacanya, ternyata ia berisi Bissmillahir Rahmanir Rahim, dari Muhammad hamba dan utusan Allah kepada Hirakl pembesar Roma keselamatan atas dia yang yang mengikuti petunjuk, amma ba'du bahwasanya saya mengajak anda dengan ajakan Islam, peluklah Islam maka anda akan selamat, Allah akan memberimu ganjaran dua kali lipat, sedangkan jika berpaling maka atasmu dosa orang-orang Yuris. "Hai Ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah".Persaksian kedua Persaksian seorang misionaris Inggris abad ini, John Saint dengan ungkapannya setelah meneliti secara terperinci tentang pembagian-pembagian Islam dan landasan-landasannya dalam melayani perorangan maupun kelompok, serta keadilannya dalam membangun masyarakat diatas pondasi-pondasi persamaan dan tauhid, menjadikan diriku terdorong kepada Islam dengan segala akal dan jiwaku, dan aku berjanji kepada Allah –dari hari tersebut- untuk menjadi seorang juru dakwah bagi Islam dan sebagai pembawa kabar gembira dengan petunjuknya di setiap belahan telah sampai kepada keyakinan ini setelah mempelajari Nasrani dan memperdalaminya, maka dia dapati padanya kalau agama tersebut tidaklah menjawab kebanyakan dari pertanyaan yang tersebar pada kehidupan umat manusia, sehingga dia mulai dirasuki oleh keraguan. Kemudian dia mempelajari komunis dan Budha, namun pada keduanya ia tidak mendapatkan apa yang ia cari. kemudian mempelajari Islam dan mendalaminya sampai dia beriman dengannya dan menjadi juru dakwah yang mengajak kepadanya.* * * * * * Penutup Kenabian Telah jelas bagi anda dari apa yang telah lalu tentang hakekat kenabian, ciri-ciri dan tanda-tandanya, serta dalil-dalil tentang kenabian nabi kita Muhammad. Dan sebelum berbicara tentang penutup kenabian maka anda harus mengetahui bahwasanya Allah Ta'ala tidaklah mengutus seorang rasul kecuali karena salah satu sebab dari sebab-sebab berikut ini1 Bahwa risalah seorang nabi khusus untuk suatu kaum, dan rasul ini tidak diperintahkan untuk menyampaikan risalahnya kepada umat-umat selainya, sehingga Allah mengutus seorang rasul lain dengan membawa risalah khusus terhadap umat yang Bahwa risalah yang dibawa oleh nabi terdahulu telah terhapus, sehingga Allah mengutus seorang nabi untuk memperbaharui agama umat Bahwa syari'at nabi yang terdahulu hanya cocok untuk zamannya saja, dan tidak cocok untuk zaman-zaman setelahnya, sehingga Allah mengutus seorang rasul yang membawa suatu risalah dan syari'at yang cocok dengan tempat dan zamannya. Terkandung dalam hikmah Allah Ta'ala untuk mengutus Muhammad dengan sebuah risalah yang umum bagi seluruh penduduk bumi, cocok untuk segala zaman dan tempat, dan Dia jaga dari tangan-tangan yang ingin merubah dan menggantinya, agar risalahnya tetap hidup terjaga untuk menghidupkan manusia, juga bersih dari kotoran-kotoran perubahan dan penggantian, karena itulah Allah menjadikan sebagai penutup bagi seluruh risalah yang telah antara apa yang Allah SWT khususkan bagi Muhammad SAW adalah bahwasanya Beliau penutup para nabi, sehingga tidak ada nabi setelahnya, karena Allah telah menyempurnakan risalah dengannya, menutup segala syari'at, menyempurnakan bangunan, dan merealisasikan dengan kenabiannya apa yang telah dikabarkan al-Masih tentang beliau dalam perkataannya "Tidakkah kalian pernah membaca dalam kitab-kitab batu yang pernah ditolak oleh para pegawai bangunan telah menempati posisi teratas bagi pojokan", Pendeta bernama Ibrahim Kholil –yang kemudian masuk Islam- mengatakan bahwa nash ini sejalan dengan sabda Muhammad SAW tentang dirinya" إن مثلي ومثل الأنبياء من قبلي كمثل رجل بنى بيتا فأحسنه وأجمله إلا موضع لبنة من زاوية, فجعل الناس يطوفون به, ويعجبون له, ويقولون هلا وضعت هذه اللبنة, قال فأنا اللبنة, وأنا خاتم النبيين ""Sesungguhnya perumpamaanku dengan perumpamaan para nabi sebelumku bagaikan seseorang yang membangun sebuah rumah, lalu dia baguskan dan perindah ia kecuali satu tempat batu bata di pojokan. Orang-orang mengelilinginya dan merasa kagum darinya, lalu mereka berkata tidakkah diletakkan batu bata tersebut, nabi berkata akulah batu bata tersebut, dan aku adalah penutup para nabi". Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan kitab yang dibawa oleh Muhammad sebagai bukti bagi kitab-kitab yang telah lalu dan sebagai penghapus baginya, sebagaimana juga dijadikan syari'atnya sebagai penghapus bagi syari'at-syari'at yang telah terdahulu, dan Allah telah menjamin bahwa Dia akan menjaga risalahnya, sehingga ia dinukil secara mutawatir. Al-Qur'an dinukil secara mutawatir baik itu secara suara maupun tulisannya, sebagaimana juga sunnah beliau, baik itu yang berupa perkataan maupun amalan dinukil secara mutawatir, dan praktek terhadap syari'at agama ini dan juga ibadah, sunnah serta hukum-hukumnya dinukil secara mutawatir. Barang siapa yang mengadakan penelitian terhadap catatan-catatan sejarah dan sunnah, dia akan mengetahui bahwa para sahabat beliau, semoga Allah menganugerahkan ridho-Nya terhadap mereka, telah menjaga bagi umat ini seluruh keadaan beliau, juga seluruh perkataan dan perbuatannya. Mereka menukil tentang ibadah beliau kepada Allah, jihadnya, dzikirnya, istighfarnya, kedermawanannya serta tentang pergaulannya terhadap para sahabat dan utusan yang datang kepadanya, sebagaimana juga mereka telah menukil tentang kebahagiaan dan kesedihannya, perjalanan dan keberadaannya, tata cara makan, minum dan berpakaiannya, bangun dan tidurnya.. maka apabila anda telah merasakan yang demikian itu, anda akan meyakini bahwa agama ini terjaga dengan penjagaan Allah atasnya, dan anda akan ketahui –pada saat itu- bahwa beliau adalah penutup para nabi dan rasul, karena Allah telah mengabarkannya kepada kita bahwa rasul ini adalah penutup para nabi, Allah berfirman" ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين ""Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi", serta sabda beliau SAW tentang dirinya "Dan aku diutus kepada umat manusia seluruhnya, dan ditutup denganku para nabi". Inilah penjelasan tentang Islam dan keterangan tentang hakekat, sumber, rukun serta urutan-urutannya.* * * * * * Arti dari Kalimat Islam Apabila anda merujuk kepada kamus-kamus bahasa, akan anda ketahui bahwa arti kalimat Islam adalah "Tunduk, merendah, patuh, berserah diri dan mematuhi perintah dia yang memerintah dan melarang dengan tidak menentang". Allah telah memberi nama agama yang hak ini dengan Islam, karena ia merupakan keta'atan kepada Allah, tunduk terhadap perintah-Nya tanpa menentang, ikhlas dalam beribadah kepada-Nya, mempercayai kabar-Nya dan beriman kepada-Nya, sehingga nama Islam telah menjadi ciri bagi agama yang datang dengannya Muhammad Mengenal Islam* Kenapa agama ini dinamakan Islam? Sesungguhnya apa yang ada di bumi berupa agama yang berbeda-beda telah diberi nama dengan nama-namanya, baik itu disandarkan kepada nama seseorang yang khusus, atau kepada umat tertentu, kalimat Nasrani diambil namanya dari "Nashara". Budha dinamakan menurut nama pendirinya "Budha". Dan Zaradisytiyyah dikenal dengan nama ini karena pendiri dan pembawa benderanya adalah orang "Zaradisyti", begitu pula Yahudi muncul diantara sebuah kabilah yang dikenal dengan nama "Yahuza" sehingga ia dinamakan Yahudi, dan begitulah seterusnya. Kecuali Islam, karena sesungguhnya ia tidak dinisbatkan kepada orang tertentu dan tidak pula kepada umat tertentu, akan tetapi namanya menunjukkan kepada suatu sifat khusus yang mengandung arti kalimat Islam, nampak dari nama ini bahwa ia tidak mengandung keberadaan agama ini dan pendirinya adalah seorang manusia, dan tidak pula khusus untuk umat tertentu tanpa selainnya, akan tetapi tujuannya adalah agar seluruh penduduk bumi menghiasi dirinya dengan sifat Islam, sehingga siapapun yang bersifat dengan sifat ini, baik orang terdahulu atau yang hidup sekarang maka dia dikatakan seorang muslim, dan akan dikatakan muslim pula barang siapa yang bersifat dengannya pada masa yang akan Islam Sebagaimana yang telah diketahui bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini, tunduk terhadap suatu kaidah tertentu dan sunnah yang tetap, sehingga matahari, bulan, bintang-bintang dan bumi seluruhnya berjalan dibawah suatu kaidah yang tetap, ia tidak akan menyimpang darinya atau membangkang terhadapnya, walau hanya sebatas satu helai rambut. Bahkan sampai manusia sendiripun kalau mau memperhatikan keadaannya niscaya akan jelas baginya kalau dia tunduk terhadap sunnah-sunnah Allah sepenuhnya, sehingga dia tidak bernafas serta tidak merasakan akan kebutuhannya terhadap air, gizi, cahaya dan panas kecuali sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh Allah yang mengatur kehidupannya, begitu pula seluruh anggota tubuhnya tunduk kepada ketentuan ini, pekerjaan apapun yang dilakukan oleh anggota tubuh, sesungguhnya ia tidak bergerak kecuali sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah atasnya. Ketetapan ini, yang padanya berserah diri serta tidak akan terlepas dari keta'atan terhadapnya sesuatupun di alam ini, mulai dari bintang terbesar yang ada di langit, sampai yang lebih kecil dari butiran pasir di bumi, adalah bagian dari pengaturan Allah SWT Raja Yang Maha Mulia lagi Maha Pengatur. Apabila segala sesuatu apa yang ada di langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya tunduk terhadap ketentuan ini, maka sesungguhnya seluruh alam ini telah patuh terhadap Raja Maha Pengatur yang meletakannya dan mengikuti perintah-Nya. Maka jelaslah dari sudut pandang ini bahwa Islam adalah agama bagi alam seluruhnya, karena Islam memiliki makna tunduk dan menjalankan perintah Sang Yang Memerintah dan menjauhi larangannya dengan tanpa reserve, sebagaimana yang telah anda ketahui sebelumnya. Matahari, bulan dan bumi berserah diri, udara, air, cahaya, kegelapan dan panas berserah diri, pohon, batu dan binatang seluruhnya berserah diri, bahkan sampai manusia yang tidak mengenal Penciptanya, menentang keberadaan-Nya dan mengingkari ayat-ayat-Nya, atau yang menyembah selain-Nya dan menyekutukan Dia dengan selain-Nya, diapun tetap berserah diri sesuai fitrahnya. Apabila anda telah memahami ini, maka marilah kita melihat kepada urusan umat manusia, niscaya anda akan mendapati bahwa manusia dipertentangkan oleh dua perkaraPertama Fitrah yang telah Allah SWT anugrahkan kepadanya berupa berserah diri kepada Allah, mencintai-Nya, beribadah kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya, mencintai apa yang Allah cintai berupa kebenaran, kebaikan dan kejujuran, membenci apa yang Allah benci berupa kebatilan, kejelekan, amal buruk dan kezoliman, serta dorongan-dorongan fitrah yang mengikutinya yang berupa kecintaan terhadap harta, keluarga dan anak, keinginan untuk makan, minum dan nikah, begitu pula apa yang dituntut darinya yang berupa bekerjanya anggota tubuh sesuai dengan tugas-tugas yang Kehendak manusia serta pilihannya. Allah SWT telah mengutus kepadanya para rasul dan menurunkan kitab-kitab agar dia dapat membedakan antara yang hak dan batil, petunjuk dan kesesatan, serta kebaikan dan kejelekan, juga menganugrahkan kepadanya akal dan pemahaman agar dia berada dalam kejelasan tatkala memilih, jika menghendaki dia akan menempuh jalan kebaikan sehingga menggiringnya kepada kebenaran dan petunjuk, dan jika menghendaki dia akan menempuh jalan kejelekan sehingga menggiringnya kepada keburukan dan kerusakan. Apabila anda memperhatikan keadaan manusia menurut bagian pertama, maka anda akan mendapatinya bahwa dia diciptakan untuk berserah diri, memiliki fitrah untuk berpegang dengannya dengan tanpa berpaling darinya, permasalahannya adalah seperti permasalahan lainnya dari para makhluk. Dan apabila Anda memperhatikannya menurut bagian kedua, niscya akan didapati bahwa ia memiliki hak untuk memilih, ia akan memilih sesuai dengan kehendaknya, baik itu untuk menjadi seorang muslim ataupun seorang kafir" إما شاكرًا وإمّا كفورًا ""Ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir".Oleh karena itu anda akan mendapati manusia terbagi menjadi dua Manusia yang mengenal penciptanya, beriman kepada-Nya sebagai Rabb, Raja, Tuhan yang hanya dia sembah, dan mengikuti syari'at-Nya dalam kehidupan yang didalamnya dia memiliki pilihan antara taat atau membangkang. Sebagaimana juga dia memiliki fitrah untuk berserah diri terhadap Rabb-nya dengan tanpa menentang, dan menurut terhadap ketentuan-Nya, maka inilah dia muslim sempurna yang telah lengkap keislamannya, dan ilmunyapun telah menjadi benar, karena dia telah mengenal Allah sebagai pencipta dan pengaturnya yang telah mengutus para rasul kepadanya dan memberinya kekuatan ilmu dan kekuatan belajar, akalnya telah menjadi benar dan pendapatnya menjadi tepat, karena dia telah mempergunakan akalnya, kemudian memutuskan untuk tidak menyembah kecuali Allah yang telah memuliakannya dengan karunia memahami dan berpendapat dalam berbagai urusan, lisannya telah menjadi benar dan berbicara dengan hak, karena sekarang dia tidak berikrar kecuali ikrar pengakuan akan Rabb yang satu, Dia-lah Allah Ta'ala yang telah memberinya nikmat kekuatan dalam berbicara.. seolah-olah tidak ada yang tersisa dari kehidupannya sekarang kecuali kejujuran, karena dia tunduk terhadap syari'at Allah dalam urusan-urusan yang dia memiliki pilihan untuk tidak tunduk, dan ikatan ta’aruf serta keakraban antara dia dengan makhluk-makhluk selainya semakin bertambah luas, karena dia tidaklah menyembah kecuali kepada Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, sebagaimana makhluk-makhluk yang lain juga tunduk kepada ketetapanya. Dan mereka sesungguhnya Allah tundukan semata-mata untuk kamu wahai Kafir Disamping itu ada manusia lain, lahir dalam keadaan berserah diri dan hidup selamanya dalam keadaan berserah diri, tanpa merasakan keberserahdirinya tersebut atau tidak memahaminya, tidak mengenal Rabb-nya, tidak beriman terhadap syari'at-Nya, tidak mengikuti rasul-Nya, dan tidak pula mempergunakan ilmu dan akal yang telah Allah berikan kepadanya untuk mengenal Dzat yang menciptakanya, dan menerawangkan pendengaran serta penglihatannya, sehingga dia mengingkari keberadaan-Nya, menyombongkan diri untuk beribadah kepada-Nya, menolak untuk tunduk kepada syari'at Allah dalam urusan-urusan kehidupan yang ia diberi kemampuan untuk bertindak dan memilih, atau bahkan menyekutukan-Nya dengan yang lain, diapun menolak untuk beriman dengan ayat-ayat-Nya yang menunjukkan kepada ke-esaan-Nya, dan inilah dia yang dikatakan orang kafir. Karena arti dari kalimat kafir adalah menghalangi, menutupi dan membelakangi, dikatakan dia telah mengkufuri baju besi dengan bajunya ketika dia menutupi dengannya dan memakaikan baju diatasnya. Dikatakan terhadap orang seperti ini "kafir" karena dia telah menghalangi fitrahnya dan menutupinya dengan tutup dari kebodohan dan kedunguan. Padahal telah diketahui bahwasanya dia tidaklah dilahirkan kecuali dalam fitrah terhadap Islam, dan tidak pula anggota tubuhnya bekerja kecuali sesuai dengan fitrah Islam. Dan tidak berjalan dunia yang ada disekitarnya beserta isinya kecuali atas sunnah keberserah dirian, akan tetapi dia tutupi dengan hijab kebodohan dan kedunguan, fitrah dunia dan fitrah dirinya terhalang dari pandanganya sendiri, sehingga anda melihatnya tidak menggunakan kekuatannya dalam berfikir dan keilmuan kecuali pada apa-apa yang menyelisihi fitrahnya, dia tidak melihat kecuali apa yang berlawanan dengannya, dan tidak berusaha kecuali untuk apa yang membatalkannya. Sekarang anda dapat mengukur dengan diri Anda sendiri kesesatan yang ada pada diri orang kafir begitu nyata dan jauh. Dan inilah Islam yang meminta Anda untuk mengikutinya, bukanlah perkara yang sulit, bahkan ia merupakan suatu yang mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah, maka Islam adalah ia yang berjalan padanya seluruh alam ini" وله أسلم من في السموات والأرض طوعا وكرها ""Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa", dan ia adalah agamanya Allah, sebagaimana firman-Nya" إن الدين عند الله الإسلام ""Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam", dan ia adalah menghadapkan wajah kepada Allah, sebagaimana firman-Nya" فإن حاجّوك فقل أسلمت وجهي لله ومن اتبعن ""Kemudian jika mereka mendebat kamu tentang kebenaran Islam, maka katakanlah "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan demikian pula orang-orang yang mengikutiku", dan nabi SAW telah menjelaskan tentang makna Islam dalam sabdanya" أن تسلم قلبك لله, وأن تولي وجهك لله, وتؤتي الزكاة المفروضة ""Hendaklah kamu menyerahkan hatimu untuk Allah, memalingkan wajahmu kepada Allah dan membayar zakat yang diwajibkan". Seseorang bertanya kepada rasul SAW apakah Islam itu? Beliau menjawab "Yaitu menyerahkan hatimu kepada Allah, dan kaum muslimin selamat dari lidah dan tanganmu". dia bertanya lagi apakah yang terbaik dari Islam? Dijawab "Iman". Dia bertanya apakah iman itu? Beliau menjawab "Yaitu engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya dan kebangkitan setelah mati", juga sebagaimana sabda rasul SAW"لإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله, وأن محمدًا رسول الله, وتقيم الصلاة وتوتي الزكاة, وتصوم رمضان, وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا " "Islam adalah engkau bersaksi bahwasanya tidak ada ilah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan dan berhaji ke baitullah al-haram jika mampu"" المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده ""Seorang muslim adalah yang orang-orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya". Agama ini –yaitu Islam- yang tidak diterima agama oleh Allah selain darinya, tidak yang pertama dan tidak pula belakangan, karena seluruh nabi berada di atas agama Islam, Allah berfirman tentang Nuh " واتل عليهم نبأ نوح إذ قال لقومه يا قوم إن كان كبر عليكم مقامي وتذكيري بآيات الله فعلى الله توكلت " إلى قوله تعالى " وأمرت أن أكون من المسلمين " "Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal bersamaku dan peringatanku kepadamu dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal" sampai kepada firman-Nya "dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri kepada-Nya", berfirman Allah tentang Ibrahim" إذ قال له ربه أسلم قال أسلمت لرب العالمين ""Ketika Tuhannya berfirman kepadanya "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam", dan firman yang Maha mulia segala urusan-Nya tentang Musa" وقال موسى يا قوم إن كنتم آمنتم بالله فعليه توكلوا إن كنتم مسلمين ""Musa berkata "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.", serta firman Ta'ala dalam kabar tentang al-Masih" وإذ أوحيت إلى الحواريين أن آمنوا بي وبرسولي قالوا آمنا واشهد بأننا مسلمون ""Dan ingatlah, ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". Mereka menjawab Kami telah beriman dan saksikanlah wahai rasul bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanmu". Agama ini –Islam- syari'at, aqidah dan hukum-hukumnya bersandar dari wahyu Ilahi –Al-Qur'an dan As-Sunnah- dan akan saya sebutkan gambaran ringkas tentang keduanya.* * * * * * Pondasi Islam dan Sumber-sumbernya Sudah menjadi tradisi bahwa pengikut agama-agama terdahulu baik agama samawiyah yang terhapus maupun agama buatan manusia mengkultuskan dan mengagungkan kitab-kitab warisan para pendahulunya, yang ditulis pada masa terdahulu dan terkadang tidak diketahui hakekat penulisnya dan siapa yang menterjemahkannya atau pada zaman kapan kitab tersebut ditulis, ia hanyalah kitab yang ditulis oleh orang-orang yang memiliki sifat sama dengan manusia lainnya, mereka memiliki kelemahan, kekurangan, menuruti hawa nafsu dan pelupa. Adapun Islam, bahwasanya ia memiliki kelebihan dari selainnya karena bersandar kepada sumber yang hak wahyu Ilahi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Berikut ini pengenalan singkat tentang keduanyaA- Al-Qur'anul 'AdzimTelah Anda ketahui sebelumnya bahwa Islam adalah agama Allah SWT, oleh karena itu Dia menurunkan Al-Qur'an kepada rasul-Nya Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, pegangan bagi kaum muslimin, penyembuh bagi hati orang-orang yang Allah inginkan kesembuhan padanya, dan sebagai ciri bagi mereka yang Allah inginkan padanya kemenangan dan cahaya, ia mencakup pondasi yang menjadi penyebab diutusnya rasul. Al-Qur'an bukanlah kitab samawi yang baru, sebagaimana juga Muhammad bukanlah rasul yang baru diantara para rasul, karena Allah telah menurunkan kepada Ibrahim beberapa lembaran suhuf, memuliakan Musa dengan Taurat dan Daud dengan Zabur, serta datang al-Masih dengan membawa Injil. Seluruh kitab-kitab tersebut merupakan wahyu dari Allah yang Dia wahyukan kepada para Nabi dan Rasul-Nya, akan tetapi kitab-kitab yang lama ini kebanyakan darinya telah hilang dan kebanyakan darinya telah direvisi sehingga mengalami perubahan dan penggantian. Adapun Al-Qur'anul Adzim telah dijamin oleh Allah penjagaannya, dan dijadikan sebagai ujian serta penghapus atas kitab-kitab yang telah SWT berfirman" وأنزلنا إليك الكتاب بالحق مصدقا لما بين يديه من الك تاب ومهيمنا عليه " "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu", dan Allah mensifatinya sebagai penjelas bagi segala sesuatu, firman-Nya" ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء " "Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab Al Quran untuk menjelaskan segala sesuatu", dan bahwasanya ia sebagai petunjuk dan rahmat, sebagaimana firman-Nya" فقد جاءكم بينة من ربكم وهدى ورحمة " "Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat" iapun sebagai petunjuk kepada jalan yang lebih lurus, sebagaimana firman Allah" إن هذا القرآن يهدي للتي هي أقوم " "Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus", sehingga ia merupakan pemberi petunjuk bagi manusia kepada jalan yang lebih lurus dalam setiap urusan kehidupannya. Barang siapa yang mengetahui bagaimana Al-Qur'an diturunkan dan bagaimana ia dijaga; niscaya mereka akan mengetahui kedudukan Al-Qur'an dan menujukan segala keikhlasannya kepada Allah. Allah berfirman"Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam 192 dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin Jibril 193 ke dalam hatimu Muhammad agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan"Siapa yang menurunkan Al-Qur'an? Dia adalah Allah Penguasa semesta yang membawanya? Dia adalah ruhul amin Jibril hati siapa ia diturunkan? Kepada Nabi. Al-Qur'an ini merupakan tanda yang kekal dari Muhammad -termasuk tanda-tanda yang kekal sampai hari kiamat- Tanda-tanda para nabi yang terdahulu dan mukjizat mereka telah berakhir dengan berakhirnya kehidupan mereka, adapun Al-Qur'an ini telah Allah jadikan sebagai hujjah yang kekal. Ia merupakan hujjah yang kuat dan tanda yang nyata, Allah menantang umat manusia untuk mendatangkan yang sepertinya, atau dengan sepuluh surat yang sepertinya, atau bahkan juga dengan satu surat yang sepertinya, namun mereka seluruhnya tidak mampu melakukannya, padahal ia terdiri dari huruf dan kalimat-kalimat, dan umat yang diturunkan kepadanya adalah umat yang fasih dan ahli bahasa, Allah berfirman" أم يقولون افتراه قل فأتوا بسورة مثله وادعوا من استطعتم من دون الله إن كنتم صادقين " "Atau patutkah mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah "Kalau benar yang kamu katakan itu, maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang yang benar.". Diantara dalil yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu dari sisi Allah, bahwasanya ia mengandung kabar-kabar yang cukup banyak tentang umat-umat terdahulu, mengabarkan tentang kejadian-kejadian yang akan terjadi pada waktu yang akan datang dan benar terjadi sebagaimana yang dikabarkannya, dan menyebutkan banyak dari petunjuk-petunjuk ilmiah yang tidak diketahui sebagian dari hakekatnya kecuali oleh para ahli di abad ini. Diantara dalil yang menunjukkan juga bahwa Al-Qur'an merupakan wahyu dari Allah, bahwa nabi yang diturunkan kepadanya Al-Qur'an ini, tidak diketahui sebelumnya dan tidak pernah pula dinukil darinya apa yang mirip dengannya sebelum ia Al-Qur'an diturunkan, Allah berfirman" قل لو شاء الله ما تلوته عليكم ولا أدراكم به فقد لبثت فيكم عمرا من قبله أفلا تعقلون " "Katakanlah "Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak pula memberitahukannya kepadamu". Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak memikirkannya?", bahkan beliau adalah seorang ummi yang tidak dapat membaca, tidak menulis, tidak belajar kepada seorang syeikh dan tidak pula mengaji kepada seorang guru, namun meski demikian ia tantang orang-orang fasih dan ahli bahasa untuk mendatangkan yang sepertinya" وما كنت تتلو من قبله من كتاب ولا تخطه بيمينك إذا لارتاب المبطلون " "Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya Al Quran sesuatu Kitabpun dan kamu tidak pernah menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata kamu pernah membaca dan menulis, benar-benar ragulah orang yang mengingkarimu", orang yang ummi ini, yang telah disebutkan sifatnya dalam Taurat dan Injil bahwa dia seorang ummi yang tidak dapat membaca dan tidak pula menulis, para pemuka yahudi dan nasrani –yaitu orang-orang yang masih tersisa padanya Taurat dan Injil- berbondong-bondong datang kepadanya menanyakan berbagai permasalahan yang mereka perselisihkan dan meminta keputusan hukum darinya, Allah berfirman ketika menjelaskan kabar tentang beliau dalam Taurat dan Injil" الذين يتبعون الرسول النبي الأمي الذي يجدونه مكتوبا عندهم في التوراة والإنجبل يأمرهم بالمعروف وينهاهم عن المنكر ويحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث " "Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk", Allah berfirman ketika menjelaskan pertanyaan orang Yahudi dan Nasrani kepada Muhammad " يسألك أهل الكتاب أن تنزّل عليهم كتابًا من السماء ""Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit" firman Dzat yang Maha Mulia Pujian atas-Nya"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh", firman-Nya"Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad tentang Dzulkarnain", serta firman-Nya"Sesungguhnya Al Quran ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebahagian besar dari perkara-perkara yang mereka berselisih tentangnya". Pendeta Ibrahim Philips telah berusaha dalam desertasi doktornya untuk meniru Al-Qur'an, namun dia tidak mampu melakukannya, ia dikalahkan oleh Al-Qur'an dengan hujjah-hujjah, bukti-bukti dan dalil-dalilnya, yang kemudian dia umumkan akan ketidak mampuannya, lalu berserah diri kepada Penciptanya dan mengumumkan keislamannya memeluk Islam. Ketika salah seorang muslim menghadiahkan sebuah terjemah Al-Qur'an kepada seorang Doktor Amerika yang bernama Jefry Lang, dia mendapati bahwa Al-Qur'an tersebut ditujukan kepada dirinya, menjawab segala pertanyaannya dan menghilangkan pembatas yang ada diantara diri dengan jiwanya, bahkan dia berkata "Sesungguhnya yang menurunkan Al-Qur'an ini sepertinya Dia mengenalku lebih dalam daripada diriku sendiri", bagaimana tidak? Karena yang menurunkan Al-Qur'an adalah Dia yang telah menciptakan manusia, Dialah Allah Ta'ala"Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan atau rahasiakan; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?".Kemudian bacaannya terhadap terjemah Al-Qur'anul Karim menjadi penyebab dirinya memeluk Islam dan juga penyebab dirinya mengarang buku ini yang saya nukil sedikit darinya untuk Anda. Al-Qur'anul Adzim mencakup segala apa yang dibutuhkan oleh manusia, ia mencakup seluruh prinsip-prinsip agama, aqidah, hukum, muamalah serta adab-adab, Allah berfirman"Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam AKitab."Padanya terdapat ajakan untuk meng-esakan Allah, menyebutkan nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-Nya, mengajak untuk menetapkan kebenaran ajaran yang dibawa para nabi dan rasul, menetapkan tempat kembali, hari pembalasan, hisab dengan memberikan dalil serta petunjuk terhadapnya, juga menyebutkan kabar tentang umat-umat terdahulu dan apa yang menimpa mereka dari bencana di dunia, serta apa yang menunggu mereka dari azab dan siksaan di akherat. Di dalamnya juga terdapat ayat, dalil, petunjuk-petunjuk yang banyak, yang membuat para ahli tercengang, ia sesuai dengan setiap zaman, serta padanya para ahli dan para peneliti menemukan kesesatan diri mereka. Akan saya sebutkan untuk anda tiga contoh saja yang akan mengungkapkan bagi anda sebagian darinya yaitu1 Firman Allah SWT"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir berdampingan; yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi", dan firman-Nya"أو كظلمات في بحر لجي يغشاه موج من فوقه موج من فوقه سحاب ظلمات بعضها فوق بعض إذا أخرج يده لم يكد يراها ومن لم يجعل الله له نورا فما له من نور " "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula, di atasnya lagi awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, dan barangsiapa yang tiada diberi cahaya petunjuk oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun” Sebagaimana yang telah diketahui, bahwasanya Muhammad tidak pernah mengarungi lautan, pada zamannyapun belum terdapat peralatan-peralatan yang dapat membantu mengukur kedalaman laut. Maka siapakah yang telah memberi tahu Muhammad akan maklumat-maklumat seperti ini kalau bukan Firman Allah SWT"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah 12 Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim 13 Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik", para ahli belum dapat mengungkapkan perincian yang mendetail tentang vase penciptaan janin ini kecuali pada zaman Firman Allah SWT"وعنده مفاتح الغيب لا يعلمها إلاّ هو ويعلم ما في البرّ والبحر وما تسقط من ورقة إلاّ يعلمها ولا حبّة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلاّ في كتاب مّبين " "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh", manusia belum terbiasa untuk menguasai pemikiran yang mencakup seperti ini, bahkan tidak pula pernah berfikir tentangnya, apalagi kalau sampai memahaminya. Bahkan satu kelompok dari para pakar berhasil meneliti sebuah tanaman atau seekor serangga, mereka akan mencatatnya dan kita merasa bangga akannya, padahal apa yang masih tersembunyi dari mereka tentang keadaannya lebih banyak dari apa yang telah mereka pakar Perancis Moris Pokai telah membandingkan antara Taurat, Injil dan Al-Qur'an, dengan apa yang telah dicapai oleh penemuan-penemuan terkini yang berhubungan dengan penciptaan langit, bumi dan manusia, maka dia dapati bahwa penemuan-penemuan terkini sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur'an, sementara itu dia mendapatkan dalam Taurat dan Injil yang ada sekarang ini mengandung maklumat-maklumat banyak yang salah tentang penciptaan langit, bumi, manusia dan Sunnah Nabawiyyah Allah SWT telah menurunkan Al-Qur'anul Karim kepada Rasul, dan Dia pun telah mewahyukan hal yang sama kepadanya, yaitu sunnah nabawiyyah yang merupakan penjabar dan penjelas bagi Al-Qur'an, telah bersabda " ألا إنّي أوتيت القرآن ومثله معه ""Ketahuilah bahwasanya aku telah diberikan Al-Qur'an dan yang semisalnya bersamanya."Beliau telah diberi izin untuk menjelaskan apa yang ada dalam Al-Qur'an dari yang umum, khusus ataupun SWT berfirman" وأنزلنا إليك الذكر لتبيّن للناس ما نزل إليهم ولعلّهم يتفكّرون ""Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan". As-Sunnah merupakan sumber kedua dari sumber-sumber Islam, dan ia adalah seluruh apa yang diriwayatkan oleh nabi. -dengan sanad yang shahih, bersambung sampai kepada rasul-, baik itu dari perkataan, perbuatan, ketetapan ataupun sifat. Dan ia merupakan wahyu dari Allah kepada rasul-Nya Muhammad, karena nabi tidak berbicara menurut hawa nafsu, firman Allah"Dan tiadalah yang diucapkannya itu Al-Qur'an menurut kemauan hawa nafsunya 3 Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya 4 yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat", beliau hanyalah diperintahkan untuk menyampaikan kepada umat manusia, firman Allah" إن أتّبع إلاّ ما يوحى إليّ وما أنا إلاّ نذير مّبين ""Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan". As-Sunnah Al-Muthahharoh adalah praktek nyata dalam Islam dari segi hukum, aqidah, ibadah, muamalah serta adab, dan nabi hanyalah mempraktekkan apa yang diperintahkan kepadanya, menjelaskannya kepada umat manusia, dan memerintah mereka untuk mengerjakan seperti apa yang beliau kerjakan, sebagaimana sabdanya" صلوا كما رأيتموني أصلي ""Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat", dan Allah telah memerintahkan kaum mukminin untuk mengikuti seluruh apa yang beliau ucapkan dan kerjakan sehingga sempurna keimanan SWT berfirman" لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا ""Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."Para sahabat yang mulia telah menukilkan seluruh sabda Nabi dan perbuatan-perbuatannya kepada generasi setelahnya, kemudian merekapun mengajarkannya kepada yang setelahnya lagi, yang kemudian akhirnya ditulis dalam buku-buku sunnah. Pada waktu itu para penukil sunnah memperketat orang-orang yang meriwayatkan sunnah kepadanya, dan memberi syarat bahwa orang yang meriwayatkan harus pernah bertemu dengan orang yang diriwayatkannya, sehingga sanad-sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, dan hendaknya seluruh orang yang ada dalam sanad haruslah tsiqot dapat dipercaya, adil, seorang jujur dan memegang amanah. Sebagaimana sunnah merupakan praktek nyata tentang Islam, maka iapun sebagai penjelas bagi Al-Qur'anul Karim, menerangkan ayat-ayatnya dan merinci yang global dari hukum-hukumnya, karena Nabi menerangkan apa yang diturunkan kepadanya, terkadang dengan perkataan, terkadang dengan perbuatan dan terkadang dengan kedua-duanya, dan terkadang as-sunnah terpisah dari Al-Qur'an dengan menjelaskan sebagian hukum serta syari'at yang tidak terdapat dalam al-qur’an. Beriman kepada Al-Qur'an dan as-sunnah adalah wajib, karena keduanya adalah sumber pokok dalam agama Islam, yang mana diharuskan untuk mengikuti keduanya dan merujuk padanya, mengikuti segala perintahnya, menjauhi larangannya serta mempercayai seluruh kabar yang bersumber dari keduanya, juga mengimani apa yang ada pada keduanya berupa nama, sifat dan perbauatan-perbuatan Allah, serta apa yang telah Allah siapkan bagi wali-wali-Nya dari kaum mukminin dan apa yang Dia ancamkan bagi musuh-musuh-Nya dari golongan orang-orang kafir, firman Allah" فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجًا مّما قضيت ويسلّموا تسليمًا ""Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya", dan firman-Nya" وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا ""Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". Setelah pengenalan terhadap sumber-sumber agama ini, alangkah baiknya kalau kita menyebutkan urutannya, ia adalah Islam, Iman dan Ihsan, kita akan membahas sebagian darinya dengan singkat tentang rukun-rukun urutan ini. Urutan Pertama* Islam Rukun-rukunnya ada lima, yaitu Dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Pertama Syahadat Laa Ilaaha Illallah, wa anna Muhaamadan Rasulullah. Makna syahadat Laa Ilaaha Illallah yaitu tidak ada yang pantas untuk di ibadahi dengan hak, baik itu di bumi ataupun langit kecuali Allah saja satu-satunya, karena Dialah Tuhan yang hak, dan setiap tuhan selain-Nya adalah batil, dan ia mengandung keikhlasan dalam beribadah hanya kepada Allah saja, menafikan peribadatan kepada selain-Nya. Orang yang mengucapkan kalimat ini tidak akan bermanfaat baginya kalimat ini sehingga terealisasi padanya dua perkara1. Ucapan Laa Ilaaha Illallah diucapkan dengan itikad, ilmu, keyakinan, kepercayaan dan Mengkufuri apa yang disembah selain Allah. Barang siapa yang mengucapkan syahadat ini dengan tanpa mengkufuri apa yang disembah selain Allah, maka ucapannya tidak akan bermanfaat baginya. Dan makna syahadat anna Muhammadan Rasulullah yaitu mentaati apa yang beliau perintahkan, mempercayai apa yang dikabarkannya, menghindari dan menjauhi apa yang dilarangnya, tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang telah disyari'atkan, dan dengan mengetahui dan meyakini bahwa Muhammad diutus kepada seluruh umat manusia, dan bahwasanya beliau adalah seorang hamba yang tidak boleh disembah, Rasul yang tidak boleh didustakan, ia harus dita'ati dan diikuti, barang siapa yang menta'atinya maka dia akan masuk surga dan yang bermaksiat kepadanya akan masuk neraka. Serta mengetahui dan meyakini bahwa penerimaan syari'at, baik itu dalam permasalahan aqidah, syiar-syiar ibadah yang Allah perintahkan, peraturan hukum dan syari'at, dalam segi akhlak, segi pembangunan keluarga atau dalam segi penghalalan dan pengharaman.. seluruhnya tidak terjadi kecuali melalui Muhammad rasul Karim karena beliau adalah utusan Allah yang menyampaikan syari'at-Nya. Kedua Shalat* Shalat adalah rukun kedua dari rukun Islam, bahkan ia merupakan tiangnya Islam, karena ia merupakan penyambung antara hamba dengan Rabb-nya, ia mengulanginya setiap hari sebanyak lima kali, dengannya ia dapat memperbaharui iman, membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dosa, sholat juga dapat menghindarkanya dari perbuatan keji dan dosa. Apabila seorang hamba bangun dari tidurnya pada pagi hari –dia berserah diri dihadapan Rabb-nya dalam keadaan suci dan bersih-, sebelum disibukkan oleh kesibukan duniawi- kemudian dia bertakbir kepada Rabb-nya, dan memberikan ubudiah-Nya, memohon pertolongan-Nya serta hidayah-Nya, diapun memperbaharui janji ketaatan dan ibadahnya kepada Rabb-nya sambil bersujud dan ruku, dia ulangi hal tersebut dalam setiap harinya sebanyak lima kali. Diharuskan dalam pelaksanaan shalat ini adalah dia harus dalam keadaan suci baik hati, badan, pakaian dan tempat shalatnya, dan hendaklah dilaksanakan oleh seorang muslim dengan berjama'ah –apabila memungkinkan- sambil menghadapkan hatinya kepada Allah dan menghadapkan wajahnya kepada Ka'bah baitullah. Shalat telah disusun dengan sempurna dan paling baik yang dilakukan hamba dalam beribadah kepada Sang Pencipta, ia mencakup pengagungan terhadap-Nya dengan seluruh anggota tubuh, mulai dari ucapan dengan lisan, amal dengan kedua tangan, kedua kaki, kepala dan panca inderanya serta seluruh bagian dari tubuhnya, setiap darinya mengambil bagian masing-masing dari ibadah yang agung ini. Panca indera dan anggota tubuh mendapat bagian masing-masing darinya, hati memiliki bagian darinya, karena ia mencakup pujian, pengagungan, tasbih dan takbir, persaksian yang hak, bacaan Al-Qur'an dan berdiri dihadapan Rabb dengan kedudukan seorang hamba yang hina serta tunduk terhadap Rabb yang Maha Pengatur, kemudian merendahkan diri kepada-Nya pada kesempatan tersebut dengan memelas dan bertaqarrub kepada-Nya, kemudian ruku, sujud dan duduk dengan rendah diri, khusu' dan tunduk akan keagungan-Nya dan hina dihadapan kemulian-Nya, terkadang semua itu dibarengi oleh keluluhan hati, kerendahan jiwa dan kekhusu'an anggota tubuhnya, kemudian shalatnya tersebut ditutup dengan memuji Allah dan bershalawat serta salam terhadap Nabi-Nya Muhammad, kemudian meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akherat. Ketiga Zakat* Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun-rukun Islam, diwajibkan terhadap muslim kaya untuk mengeluarkan zakat hartanya, yang merupakan bagian kecil sekali darinya, dibayarkan kepada para fakir miskin dan lainnya yang memang diperbolehkan untuk diberikan kepadanya. Ia wajib dibayarkan oleh seorang muslim kepada orang yang berhak dengan keikhlasan hati, lalu dia tidak menyebut-nyebut kebaikanya kepada dia yang menerima dan tidak pula menyakitinya dengan mengungkit-ungkit kebaikanya. Zakat wajib dibayar oleh seorang muslim dengan harapan untuk mendapat ridha Allah, dia tidak menginginkan darinya balasan dan tidak pula terima kasih dari para makhluk, akan tetapi dia bayarkan dengan ikhlas karena Allah, bukan karena riya dan tidak pula sum'ah. Mengeluaran zakat merupakan sarana yang dapat mendatangkan keberkahan, membersihkan jiwa orang-orang fakir, miskin dan mereka yang membutuhkan, mencukupkan mereka dari kehinaan meminta, dan juga sebagai rahmat bagi mereka dari kebinasaan dan kesulitan apabila ditinggalkan oleh orang-orang kaya. Mengeluaran zakat adalah bentuk sifat kedermawanan, kemurahan, I’tsar mementingkan keperluan orang lain, pengorbanan dan kasih sayang, serta terbebas dari sifat-sifat orang kikir, pelit dan hina. Padanya nampak kebersamaan dan saling sepenanggungan diantara kaum muslimin, yang kaya mengasihi yang miskin, sehingga tidak tinggal dalam masyarakat –apabila syiar ini dipraktekkan- seorang fakir yang kesulitan, orang yang berhutang ketakutan dan tidak pula seorang musafir yang terputus perjalanannya. Keempat Puasa* Puasa pada bulan Ramadhan mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, orang yang berpuasa meninggalkan makanan, minuman dan hubungan badan selama berpuasa sebagai ibadah kepada Allah Ta'ala, dia harus menahan diri dari syahwatnya. Allah telah memberikan keringanan puasa terhadap orang yang sakit, musafir dalam perjalanan, wanita hamil, menyusui, haidh dan nifas, setiap darinya memiliki hukum masing-masing yang sesuai dengannya. Pada bulan tersebut seorang muslim akan menahan diri dari syahwatnya, sehingga dengan ibadah ini dia keluarkan dirinya dari kemiripan dengan binatang menjadi mirip dengan Malaikat yang mendekatkan diri, bahkan seorang yang berpuasa sampai digambarkan dengan gambaran seorang yang tidak memiliki kebutuhan terhadap dunia, kecuali apa yang dapat menghasilkan keridhaan Allah. Puasa dapat menghidupkan hati, zuhud terhadap dunia, mengharap apa yang ada disisi Allah, dan orang kaya menjadi ingat akan keadaan orang-orang miskin, sehingga hati mereka tersentuh karenanya, semakin merasakan besarnya kenikmatan yang telah Allah anugerahkan kepadanya, sehingga semakin tambah rasa syukurnya. Puasa sebagai penyuci jiwa, mengarahkannya untuk bertakwa kepada Allah, serta menjadikan seseorang dan masyarakat merasakan adanya pengawasan Allah terhadapnya dalam keadaannya yang senang dan susah serta tersembunyi dan terang-terangan, karena suatu masyarakat akan hidup selama sebulan penuh dengan menjaga ibadah ini, merasa diawasi oleh Rabb-nya yang semua itu dapat mendorong untuk takut kepada Allah, beriman kepada-Nya dan hari akhir, serta meyakini bahwa Allah mengetahui yang tersembunyi dan yang tampak, dan bahwasanya seseorang pada suatu hari pasti akan berdiri dihadapan Penciptanya, yang mana Dia akan bertanya tentang seluruh amalannya, baik itu yang kecil ataupun besar. Kelima Haji* Menuju Baitullahil Haram di Makkah Al-Mukarramah, diwajibkan atas muslim yang telah baligh, berakal, memiliki kemampuan, memiliki fasilitas transportasi atau ongkosnya untuk menuju Baitullahil Haram, dan mempunyai biaya yang mencukupinya untuk perjalanan dari rumah hingga kembali lagi, hendaklah biaya itu merupakan sisa uang setelah meninggalkan nafkah yang cukup bagi keluarga yang ditinggalnya, dia juga harus memiliki rasa aman selama dalam perjalanan, juga aman bagi yang ditinggalkan selama dia tidak ada. Haji hanya diwajibkan satu kali dalam seumur hidup, yaitu bagi dia yang memiliki kemampuan untuk sampai kepadanya. Diharuskan bagi dia yang akan pergi haji untuk bertaubat kepada Allah, untuk membersihkan dirinya dari kekotoran dosa. Apabila telah sampai di Makkah dan tempat-tempat suci dia harus melaksanakan syiar-syiar haji sebagai bentuk ibadah dan pengagungan terhadap Allah, dan dalam keadaan mengetahui bahwa Ka'bah serta syiar-syiar yang ada tidak disembah selain daripada Allah, dan bahwasanya semua itu tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak pula mudharat. Jika seandainya Allah tidak memerintahkan untuk pergi haji kepadanya, maka tidak sah bagi seorang muslim untuk pergi kepadanya. Dalam pelaksanaannya, seorang yang berhaji memakai dua helai kain putih satu sebagai sarung dan yang lain sebagai penutup bagian atas, seluruh kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul pada satu tempat, dengan menggunakan pakaian yang sama, menyembah satu Tuhan, tidak ada perbedaan antara seorang kepala dengan bawahannya, kaya atau miskin, putih atau hitam, seluruhnya adalah makhluk dan hamba Allah, tidak ada perbedaan antara seorang muslim dengan muslim lainnya kecuali dengan takwa dan amal shalih. Akan nampak dari kaum muslimin suasana saling tolong menolong dan saling mengenal, mereka akan mengingat hari dimana Allah bangkitkan mereka, lalu dikumpulkan pada satu tempat untuk di hisab, sehingga mereka bersiap-siap dengan keta'atan, demi untuk mempersiapkan apa yang akan terjadi setelah dalam Islam* Makna dan hakekat Ibadah adalah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah, karena Allah adalah Pencipta dan anda yang diciptakan, anda adalah hamba dan Allah yang anda sembah, jika demikian keadaannya, maka seseorang harus berjalan dalam kehidupan ini pada jalan Allah yang lurus dengan mengikuti syari'at-Nya, mengikuti jejak Rasul-Nya. Allah telah mensyari'atkan bagi hamba-hamba-Nya syari'at yang agung, seperti perealisasian Tauhid kepada Allah Rabb penguasa semesta alam, shalat, zakat, puasa dan haji. Akan tetapi bukan hanya ini saja ibadah dalam Islam, karena ibadah dalam Islam sangat umum, yaitu mencakup Seluruh perbuatan dan perkataan yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya, baik yang tampak ataupun tersembunyi. Jadi setiap amal atau perkataan yang anda kerjakan atau katakan dari apa yang Allah cintai dan ridhoi, maka ia adalah ibadah, bahkan setiap kebiasaan baik yang anda lakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah adalah ibadah, pergaulan baik anda terhadap ayah, keluarga, istri, anak dan tetangga, apabila dimaksudkan dengannya karena Allah, maka ia merupakan ibadah, perilaku baik anda di rumah, di pasar dan di kantor, apabila dimaksudkan karena Allah, maka ia ibadah, pelaksanaan amanah dan berpegang dengan kejujuran, keadilan, menghilangkan gangguan, membantu yang lemah, mencari rejeki yang halal, memberi nafkah kepada keluarga dan anak, memberi kelapangan terhadap orang miskin, menjenguk orang sakit, memberi makan orang lapar, serta menolong orang yang terdzolimi, seluruhnya adalah ibadah jika ia tujukan untuk Allah. Maka setiap amal yang anda kerjakan untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat ataupun Negara yang dimaksudkan karena Allah, ia adalah sampai penyaluran syahwat diri anda pada batasan yang Allah perbolehkan, akan menjadi ibadah apabila dibarengi oleh niat yang shalih, bersabda Rasulullah " في بضع أحدكم صدقة" قالوا يا رسول الله! أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر؟ قالأرأيتم لو وضعها في حرام أكان عليه وزر؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر" "Pada setiap air mani kalian terdapat sedekah" para sahabat bertanya wahai Rasulullah! Apakah tatkala salah seorang dari kita menyalurkan syahwatnya akan mendapatkan ganjaran? Bersabda Rasul "Bagaimana pendapat kalian kalau hal tersebut disalurkan pada yang haram, bukankah dia akan medapatkan dosa? Begitu pula kalau dia salurkan pada yang halal, dia akan mendapatkan ganjaran". Serta sabda Beliau SAW"على كل مسلم صدقة" قيل أرأيت إن لم يجد؟ قال "يعتمل بيديه فينفع نفسه ويتصدق" قال أرأيت إن لم يستطع؟ قال "يعين ذا الحاجة الملهوف" قال قيل له أرأيت إن لم يستطع؟ قال يأمر بالمعروف أو الخير" قال أرأيت إن لم يفعل؟ قال "يمسك عن الشر فإنها صدقة""Atas setiap muslim harus bersedekah" dikatakan kepada beliau bagaimana pendapat anda jika tidak mampu? Dijawabnya "dia bekerja dengan kedua tangannya, lalu memberi manfaat kepada dirinya dan bersedekah" ditanyakan bagaimana kalau seandainya dia tidak mampu? Dijawabnya "Memberi pertolongan kepada orang yang sangat membutuhkan" dikatakan bagaimana jika tidak bisa? Dijawabnya "Memerintahkan kepada perkara yang ma'ruf atau kebaikan" dikatakan bagaimana kalau seandainya dia tidak melakukannya? Dijawabnya "Menahan diri dari kejelekan, maka sesungguhnya itu merupakan sedekah".* * * * * * Urutan Kedua* Iman dengan rukunnya yang enam, yaitu Beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Para Rasul-Nya, hari akhir dan beriman terhadap Takdir. Pertama Iman kepada Allah SWT yaitu dengan beriman kepada Rubiyyah Allah, atau bahwasanya Dia adalah Rabb Pencipta, Maha Raja, Maha Pengatur bagi segala sesuatu, dan beriman kepada Uluhiyyah Allah, atau bahwasanya Dia-lah Tuhan yang hak, setiap sesembahan selain-Nya batil, dan beriman terhadap nama-nama dan sifat-sifat-Nya, atau bahwasanya Dia memiliki nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang tinggi lagi sempurna. Dan beriman dengan ke-esaan Allah, karena tidak ada sekutu baginya dalam Rububiyyah, tidak dalam uluhiyyah dan tidak pula dalam asma dan sifat-Nya, Allah berfirman" رب السموات والأرض وما بينهما فاعبده واصطبر لعبادته هل تعلم له سميّا ""Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada orang yang sama dengan Dia yang patut disembah?". Dan mengimani bahwasanya Dia tidak mengantuk dan tidak pula tidur, dan bahwasanya Dia Maha Mengetahui atas segala perkara ghaib dan yang terlihat, dan bagi-Nyalah kerajaan langit dan bumi" وعنده مفاتح الغيب لا يعلمها إلا هو ويعلم ما في البر والبحر وما تسقط من ورقة إلا يعلمها ولا حبة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلا في كتاب مبين ""Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh". Dan mengimani bahwasanya Dia berada diatas Arsy-Nya, lebih tinggi dari seluruh makhluk-Nya, Dia-pun bersama ciptaan-Nya mengetahui setiap keadaan mereka, mendengar setiap ucapan dan melihat tempat mereka, mengatur seluruh urusan mereka, memberi rejeki kepada yang fakir, memperbaiki yang rusak, memberi kerajaan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan mengambilnya dari siapapun yang Dia kehendaki, dan Dia-pun berkuasa atas segala sesuatu. Di antara hasil dari keimanan kepada Allah SWT adalah1 Lahirnya kecintaan bagi seorang hamba kepada Allah dan pengagungan-Nya, yang menjadikan dia melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Apabila seorang hamba telah melakukan yang demikian, maka dia akan mendapatkan darinya kesempurnaan kebahagiaan di dunia dan Bahwa iman kepada Allah melahirkan kehalusan dan kemuliaan dalam diri seseorang, karena dia telah mengetahui bahwa Allah adalah Raja yang sesungguhnya atas apa saja yang ada di alam ini, dan bahwasanya tidak ada yang dapat mendatangkan manfaat ataupun mudharat kecuali Dia. Ilmu yang seperti ini akan menjadikannya merasa cukup dari selain Allah, dan hatinya terlepas dari perasaan takut kepada selain-Nya, sehingga dia tidak mengharap kecuali kepada Allah dan tidak takut kepada Bahwa iman kepada Allah akan menumbuhkan sifat tawadhu dalam dirinya, karena dia tahu bahwa semua kenikmatan yang ada padanya adalah dari Allah, sehingga dia tidak memuliakan setan, tidak sombong dan tidak takabbur, dan tidak merasa bangga pula dengan kekuatan dan Bahwa orang yang beriman kepada Allah akan mengetahui dengan sesungguhnya, bahwasanya tidak ada jalan untuk menuju kemenangan dan keberhasilan kecuali dengan mengerjakan amal sholeh yang diridhoi oleh Allah, pada saat orang lain memiliki keyakinan-keyakinan yang batil, seperti keyakinan bahwa Allah memerintahkan agar anak-Nya di salib, sebagai bentuk penebusan atas dosa-dosa manusia, atau beriman terhadap tuhan-tuhan dan meyakini bahwa ia dapat merealisasikan apa yang diinginkannya, yang mana pada hakekatnya semua itu tidak bermanfaat dan tidak pula mendatangkan mudharat, atau menjadi seorang komunis sehingga tidak beriman dengan keberadaan Pencipta.. semua ini adalah angan-angan, sehingga tatkala mereka dihadapkan kepada Allah pada hari kiamat, dan ditunjukkan kenyataannya, sadarlah bahwa mereka berada dalam kesesatan yang Bahwa keimanan kepada Allah akan mengasah kekuatan manusia dalam berniat untuk maju, bersabar, berpegang serta bertawakal, yaitu pada saat menguatnya perkara-perkara dunia, dengan mengharap ridho Allah, sehingga ia berada pada keyakinan yang sempurna bahwa dirinya telah bertawakal kepada Raja pemilik langit dan bumi, dan bahwasanya Dia akan membantu dan menolongnya, sehingga ia menjadi tegar bagaikan ketegaran gunung dalam bersabar, konsisten dan Iman kepada Malaikat Bahwasanya Allah-lah yang telah menciptakan mereka untuk menta'ati-Nya, dan disifatkan bahwa mereka"Sebenarnya malaikat-malaikat itu, adalah hamba-hamba yang dimuliakan 26 mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya 27 Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka malaikat dan yang dibelakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya", dan bahwasanya mereka itu "Mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih 19 mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya", Allah menutupi mereka dari kita sehingga kita tidak dapat melihatnya, namun terkadang Allah memperlihatkannya terhadap sebagian Nabi dan Rasul-Nya. Para malaikat memiliki tugas-tugas yang dibebankan terhadapnya, diantaranya Jibril yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu, ia turun dengan membawanya dari sisi Allah kepada para Rasul yang dikehendakin-Nya, diantara mereka ada yang ditugaskan untuk mencabut nyawa, diantara para malaikat ada yang ditugaskan untuk urusan yang berhubungan dengan janin dalam rahim, diantara mereka ada yang ditugaskan untuk menjaga manusia, diantaranya ada yang ditugaskan untuk mencatat amalan mereka, setiap orang didampingi oleh dua malaikat" عن اليمين وعن الشمال قعيد . ما يلفظ من قول إلاّ لديه رقيب عتيد ""Seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri 17 Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir". Di antara hasil dari keimanan kepada malaikat adalah1 Menjadi bersihnya aqidah seorang muslim dari keburukan syirik dan kekotorannya, karena apabila seorang muslim beriman dengan keberadaan malaikat yang Allah tugaskan dengan amalan-amalan besar ini, dia akan terbebas dari keyakinan adanya makhluk-makhluk fiktif tidak jelas yang turut serta dalam pengaturan alam Seorang muslim akan mengetahui bahwa para malaikat tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudharat, akan tetapi mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan, tidak bermaksiat atas apa yang Allah perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya, sehingga dia tidak akan beribadah kepadanya dan tidak pula menghadap ke arahnya, sebagaimana juga tidak akan bergantung Iman kepada kitab-kitab Beriman bahwasanya Allah telah menurunkan beberapa kitab kepada sebagian dari Nabi dan Rasul-Nya, untuk menjelaskan hak-Nya dan berdakwah kepada-Nya, sebagaimana firman Allah" لقد أرسلنا رسلنا بالبينات وأنزلنا معهم الكتاب والميزان ليقوم الناس بالقسط ""Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan", kitab-kitab berjumlah banyak, diantaranya Shahifah lembaran Ibrahim, Taurat yang diberikan kepada Musa, Zabur yang dibawa oleh Dawud, dan Injil yang dibawa oleh Al-Masih. Iman kepada kitab-kitab terdahulu akan terwujud dengan mengimani bahwa Allah SWT telah menurunkannya kepada para Rasul, dan bahwasanya ia mengandung syari'at yang Allah inginkan untuk disampaikan kepada umat manusia pada masa tersebut. Kitab-kitab yang telah Allah kabarkan kepada kita tersebut telah sirna, tidak tersisa lagi keberadaan Shahifah Ibrahim di dunia ini, adapun Taurat, Injil dan Zabur, walaupun keberadaannya dengan nama tersebut ada pada Yahudi dan Nasrani, namun ia telah dirubah, diganti dan telah hilang sebagian besar darinya, dan dimasukan padanya apa yang bukan darinya, bahkan sampai disandarkan kepada yang bukan pemiliknya. Perjanjian lama, terdapat padanya lebih dari empatpuluh bagian, dan yang dinisbatkan kepada Musa hanya lima, dan Injil-Injil yang ada pada hari ini tidak ada satupun yang dinisbatkan kepada Al-Masih. Adapun kitab terakhir yang diturunkan dari sisi Allah, yaitu Al-Qur'an yang Dia turunkan kepada Muhammad, ia tetap terjaga dengan penjagaan Allah, ia tidak tersentuh oleh perubahan ataupun pergantian pada huruf, kalimat, harakat ataupun juga maknanya. Perbedaan antara Al-Qur'an dengan kitab-kitab terdahulu dapat dilihat dari banyak sisi, diantaranya 1 Bahwa kitab-kitab terdahulu telah hilang dan dimasuki oleh perubahan dan pergantian, telah dinisbatkan kepada selain pemiliknya, ditambahkan padanya penjelasan, catatan kaki serta keterangan-keterangan, juga mengandung perkara-perkara yang menafikan wahyu Ilahi, akal dan Al-Qur'an akan terus terjaga oleh penjagaan Allah, dengan huruf dan kalimat yang sama sebagaimana ketika diturunkan Allah kepada Muhammad, ia tidak tersentuh oleh perubahan dan tidak pula tambahan, karena kaum muslimin selalu berupaya agar Al-Qur'an tetap berada sebagaimana aslinya, mereka tidak mencampuri dengan selainnya, semisal sirah Nabi atau sejarah para sahabat atau tafsirnya ataupun juga dengan hukum-hukum yang berhubungan dengan ibadah dan Bahwa kitab-kitab terdahulu tidak diketahui catatan sejarahnya, bahkan sebagiannya tidak diketahui, kepada siapa ia diturunkan dan dengan bahasa apa ditulis, bahkan sebagiannya disandarkan kepada selain dia yang Al-Qur'an, ia dinukil oleh kaum muslimin dari Muhammad dengan penukilan yang mutawatir, baik secara lisan atau tulisan, pada setiap kaum muslimin di setiap zaman dan tempat terdapat ribuan orang yang menghafalnya dan ribuan cetakan yang berisi tentangnya, apabila ada yang tidak sama antara yang dilafadzkan dan apa yang tertulis, maka ia tidak akan dianggap, karena apa yang ada dalam tulisan harus sama dengan apa yang ada dalam dada para semua itu, sesungguhnya Al-Qur'an dinukil secara lisan, yang mana ini tidak pernah terjadi pada kitab apapun yang ada di dunia, bahkan tidak pernah ada gambaran tentang cara penukilan ini kecuali pada umat Muhammad, dan cara penukilan ini yaitu seorang murid menghafal Al-Qur'an dihadapan gurunya dengan cara hafalan dalam hati, dan gurunya tersebut telah menghafalnya dari gurunya juga, kemudian guru tersebut memberikan idzin kepada muridnya yang berupa persaksian dengan nama "ijazah", padanya guru tersebut bersaksi bahwa muridnya telah membaca kepadanya sebagaimana yang dia lakukan kepada gurunya, setiap dari mereka menyebutkan nama gurunya hingga sanadnya sampai kepada Rasulullah, demikianlah tasalsulmata rantai sanad dari seorang murid hingga sampai kepada Rasul, dan demikian pula tasalsul sanad secara lisan dari seorang murid hingga sampai kepada dalil-dalil yang kuat dan bukti-bukti sejarah –yang juga sampai dengan turun temurun secara sanad- yang memberi keterangan tentang setiap surat dan setiap ayat dari Al-Qur'an, dimana ia turun dan kapan diturunkan kepada Bahwasanya bahasa-bahasa yang denganya kitab-kitab terdahulu diturunkan telah punah sejak zaman dahulu, sehingga tidak didapati seorangpun yang berbicara dengannya, dan sedikit sekali yang memahaminya pada saat ini, adapun bahasa yang dengannya Al-Qur'an diturunkan adalah bahasa hidup yang pada hari ini masih dijadikan sebagai alat komunikasi oleh puluhan juta jiwa, dan ia masih dipelajari dan diajarkan pada setiap penjuru dunia, dan barang siapa yang tidak mempelajarinya, ia tetap akan mendapati pada setiap tempat orang yang akan memahamkan kepadanya makna-makna Al-Qur' Bahwasanya kitab-kitab terdahulu diturunkan untuk zaman tertentu, ia ditujukan kepada suatu umat, bukan untuk seluruh umat manusia, oleh karenya ia memuat hukum-hukum yang khusus dengan umat tersebut pada zamannya, selama demikian adanya, maka ia tidak sesuai untuk dijadikan bagi seluruh Al-Qur'anul Adzim adalah kitab yang mencakup seluruh zaman, sesuai bagi seluruh tempat, memuat hukum-hukum, muamalah serta akhlak-akhlak yang cocok bagi setiap umat, dan sesuai bagi setiap zaman, sehingga seruan yang ada padanya ditujukan kepada manusia seluruhnya.. Dari semua itu diketahui, bahwasanya tidak mungkin Allah menjadikan hujjah-Nya atas manusia dalam kitab-kitab yang tidak lagi otentik naskah-naskahnya, dan tidak ada pula diatas muka bumi ini orang yang berbicara dengan bahasa yang dipergunakan untuk menulis kitab-kitab tersebut setelah ia dirubah… akan tetapi hujjah Allah atas makhluknya hanya ada dalam kitab yang masih terjaga dan selamat dari segala bentuk tambahan dan pengurangan ataupun penyimpangan, bentuk aslinya masih tersebar di setiap tempat, ditulis dengan bahasa yang masih hidup sehingga dapat dibaca oleh jutaan manusia, dan merekapun menyampaikan risalah-risalah Allah kepada orang lain. Kitab tersebut adalah [Al-Qur'anul Adzim] yang telah Allah turunkan kepada Muhammad, ia adalah penguat kitab-kitab terdahulu, pembenar atasnya –sebelum diadakan perubahan-, sebagai bukti baginya, dan ia adalah yang diwajibkan bagi seluruh manusia untuk mengikutinya, agar ia dapat menjadi cahaya bagi mereka, menjadi penyembuh, petunjuk dan juga rahmat, Allah berfirman" وهذا كتاب أنزلناه مبارك فاتبعوه واتقوا لعلكم ترحمون ""Dan Al-Qur'an ini adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat"" قل يا أيّها الناس إني رسول الله إليكم جميعًا ""Hai sekalian manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua". Keempat Iman kepada para Rasul Bahwasanya Allah telah mengutus para Rasul kepada makhluk-Nya untuk memberi kabar gembira kepada mereka dengan kenikmatan jika mereka beriman kepada Allah dan mempercayai para Rasul-Nya, merekapun bertugas untuk memberi peringatan akan adzab jika umat manusia berbuat maksiat, firman Allah" ولقد بعثنا في كل أمة رسولاً أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت ""Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan "sembahlah Allah saja dan jauhilah taghut itu""رسلاً مبشرين ومنذرين لئلاّ يكون للناس على الله حجة بعد الرسل ""Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu". Para Rasul tersebut berjumlah banyak, dimulai oleh Nuh dan diakhiri oleh Muhammad, diantara mereka ada yang Allah kabarkan kepada kita tentangnya, seperti Ibrahim, Musa, Isa, Dawud, Yahya, Zakaria dan Shalih, dan diantara mereka ada juga yang tidak Allah sebutkan kabar tentangnya, Allah berfirman" ورسلاً قد قصصناهم عليك من قبل ورسلاً لم نقصصهم عليك ""Dan Kami telah mengutus rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu". Para Rasul tersebut seluruhnya manusia yang Allah ciptakan, mereka tidak memiliki kekhususan sama sekali dalam permasalahan rububiyyah dan uluhiyyah, sehingga tidak boleh dipalingkan kepada mereka sedikitpun dari ibadah, dan merekapun tidak memiliki manfaat ataupun mudharat terhadap diri sendiri, Allah berfirman tentang Nuh, bahwa dia berkata kepada kaumnya" ولا أقول لكم عندي خزائن الله ولا أعلم الغيب ولا أقول إني ملك ""Dan aku tidak mengatakan kepada kamu bahwa "aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan "bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan Allah memerintahkan kepada Muhammad –yang terakhir dari mereka- untuk berkata" لا أقول لكم عندي خزائن الله ولا أعلم الغيب ولا أقول لكم إني ملك ""Katakanlah "aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat", dan hendaklah mengatakan" لا أملك لنفسي نفعًا ولا ضرًا إلاّ ما شاء الله ""Katakanlah "aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah". Para Nabi adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan, mereka dipilih oleh Allah dan dimuliakan dengan risalah, dan tetap disifati sebagai hamba, agama mereka adalah Islam, dan Allah tidak akan menerima agama selainnya, Allah berfirman" إن الدين عند الله الإسلام ""Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam", risalah-risalah mereka memiliki kesamaan pada prinsip/dasar, sedang syariat-syariatnya bercabang-cabang, sebagaimana firman Allah" لكلّ جعلنا منكم شرعة ومنهاجًا ""Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang", penutup seluruh syari'at ini adalah syari'at Muhammad, ia merupakan penghapus bagi seluruh syari'at yang telah lalu, dan bahwa risalahnya merupakan penutup bagi risalah-risalah yang lain, dan beliau adalah penutup para Rasul. Barang siapa yang beriman dengan seorang Nabi, maka dia berkewajiban untuk beriman dengan seluruhnya, dan barang siapa yang mendustai seorang Nabi, berarti dia telah mendustakan seluruhnya, karena seluruh Nabi dan Rasul mengajak untuk beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya dan hari akhir, dan juga karena agama mereka satu, sehingga siapa yang membedakan diantara mereka atau beriman dengan sebagian dan mengkufuri sebagian lainnya, maka dia telah kufur terhadap mereka seluruhnya, karena setiap dari mereka menyeru kepada iman terhadap seluruh Nabi dan Rasul. Allah berfirman" آمن الرسول بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون كلّ آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرق بين أحد من رسله ""Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Mereka mengatakan "kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya""Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan "kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian yang lain", serta bermaksud dengan perkataan itu mengambil jalan tengah di antara yang demikian iman atau kafir 150 merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan".Kelima Iman kepada hari akhir bahwa penghujung setiap makhluk dari dunia ini adalah kematian! Maka apa kelanjutan manusia setelah mati? Apakah tempat bagi pelaku kedzoliman yang telah selamat dari adzab dunia, apakah mereka akan selamat dari perbuatan dzolimnya? Serta orang-orang yang berbuat kebaikan, yang kehilangan bagian serta ganjaran atas kebaikannya ketika di dunia, apakah dia akan hilang ganjarannya? Sesungguhnya manusia saling beriringan menuju kematian, generasi demi generasi, sehingga tatkala Allah menghendaki untuk berakhirnya dunia ini, dan seluruh makhluk telah binasa secara nyata, Allah bangkitkan kembali seluruhnya pada suatu hari yang dipersaksikan, Allah kumpulkan yang dari terdahulu sampai yang terakhir, kemudian seluruh hamba akan dihisab menurut amalnya masing-masing, dari kebaikan dan kejelekan yang telah mereka perbuat ketika di dunia, sehingga kaum mukminin di arahkan ke surga dan orang-orang kafir digiring menuju neraka. Surga adalah Kenikmatan yang Allah siapkan bagi wali-wali-Nya yang beriman, padanya terdapat berbagai macam kenikmatan yang tidak dapat dibayangkan sifatnya oleh siapapun, padanya terdapat seratus derajat tingkatan, setiap tingkatan di isi oleh penghuni, sesuai dengan kadar keimanan dan ketaatannya kepada Allah, dan yang paling rendah tingkatannya akan diberikan kepadanya kenikmatan yang sama seperti sebuah kerajaan yang ada didunia dan dilipat gandakan sebanyak sepuluh kali lipat. Neraka adalah adzab yang Allah siapkan bagi dia yang mengkufuri-Nya, padanya terdapat berbagai bentuk adzab yang menakutkan untuk disebut, dan jika seandainya Allah memberi idzin kematian untuk seseorang di akherat, niscaya seluruh penghuni neraka akan langsung meninggal hanya dengan melihat neraka saja. Allah telah mengetahui –dengan ilmu-Nya- atas apa yang akan dikatakan dan dikerjakan oleh setiap orang, dari kebaikan atau kejelekan, secara tersembunyi ataupun terang-terangan, kemudian diwakilkan bagi setiap orang dua malaikat, yang satu mencatat kebaikan dan yang lain mencatat kejelekan, tidak ada yang terlewat sedikitpun dari keduanya, Allah berfirman" ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد ""Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir", amalan-amalan ini akan dicatat pada sebuah kitab yang akan diberikan kepada setiap manusia pada hari kiamat, Allah berfirman" ووضع الكتاب فترى المجرمين مشفقين ممّا فيه ويقولون يا ويلتنا ما لهذا الكتاب لا يغادر صغيرة ولا كبيرة إلاّ أحصاها ووجدوا ما عملوا حاضرًا ولا يظلم ربّك أحدًا ""Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis. Dan Tuhan-mu tidak menganiaya seorangpun", lalu dia baca kitabnya dengan tanpa mengingkari sedikitpun darinya, dan barang siapa yang mengingkari amal perbuatannya, maka Allah akan menjadikan pendengaran, penglihatan, kedua tangan, kedua kaki dan kulitnya berbicara tentang seluruh apa yang telah diamalkannya, Allah berfirman"Dan mereka berkata kepada kulit mereka "mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai pula berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan" 21 kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan". Iman kepada hari akhir -yaitu hari kiamat dan hari kebangkitkan telah didisampaikan oleh seluruh Nabi dan Rasul, firman Allah" ومن آياته أنك ترى الأرض خاشعة فإذا أنزلنا عليها الماء اهتزت وربت إن الذي أحياها لمحيي الموتى إنه على كل شيء قدير ""Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", dan firman-Nya" أو لم يروا أن الله الذي خلق السموات والأرض ولم يعي بخلقهن بقادر على أن يحيي الموتى ""Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati?", ini semua sesuai dengan hikmah Allah SWT, karena sesungguhnya Allah tidak menciptakan ciptaannya dengan sia-sia, dan tidak meninggalkan mereka dengan begitu saja, sebab orang yang paling lemah akalnya tidak mungkin akan mengamalkan suatu amalan –yang memiliki akibat- tanpa memiliki tujuan yang jelas, dan tanpa maksud darinya, maka bagaimana mungkin tidak tergambarkan yang seperti ini oleh manusia, kemudian dia akan mengira bahwa Rabb-nya telah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia, dan akan meninggalkan mereka begitu saja, Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan, firman-Nya" أفحسبتم أنما خلقناكم عبثا وأنكم إلينا لا ترجعون ""Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?", dan firman-Nya" وما خلقنا السماء والأرض وما بينهما باطلاً ذلك ظن الذين كفروا فويل للذين كفروا من النار ""Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka". Semua orang yang berakal bersaksi atas keimanan mereka kepada hari akhir, dan itulah yang menjadi tuntutan akal, dan yang diterima oleh fitrah yang lurus, karena apabila seorang manusia beriman dengan hari kiamat, maka dia akan menyadari kenapa manusia meninggalkan sesuatu atau mengerjakan sesuatu untuk mengharap apa yang ada di sisi Allah, kemudian diapun akan mendapati bahwa siapa yang berbuat dzolim terhadap orang lain, maka dia akan mengambil bagiannya, orang lain akan mengqishasnya pada hari kiamat, dan bahwa manusia pasti akan mendapatkan ganjarannya, apabila baik dengan kebaikan dan apabila jelek dengan keburukan, agar setiap jiwa diganjar sesuai dengan apa yang dia usahakan, sehingga terealisasilah keadilan Ilahi, firman Allah"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya 7 dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula". Tidak ada satu makhlukpun yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, hari ini tidak diketahui oleh Nabi yang diutus, tidak pula oleh malaikat yang didekatkan, akan tetapi ia khusus hanya ada pada Allah ilmunya, sebagaimana firman-Nya" يسألونك عن الساعة أيّان مرساها قل إنما علمها عند ربي لا يجلّيها لوقتها إلاّ هو ""Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat "bilakah terjadinya?" katakanlah "sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhan-ku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia", dan firman-Nya" إن الله عنده علم الساعة ""Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat". Keenam Iman dengan qadha dan qadar yaitu dengan beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, Dia mengetahui segala keadaan hamba dan amalan, ajal serta rizki mereka, Allah berfirman" إن الله بكلّ شيء عليم ""Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu", juga firman-Nya" وعنده مفاتح الغيب لا يعلمها إلا هو ويعلم ما في البر والبحر وما تسقط من ورقة إلاّ يعلمها ولا حبة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلا في كتاب مبين ""Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh", dan semua itu tertulis dalam kitab di sisi-Nya, Allah berfirman" و كل شيء أحصيناه في إمام مبين ""Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata Lauh Mahfuzh"" ألم تعلم أن الله يعلم ما في السماء والأرض إن ذلك في كتاب إن ذلك على الله يسير ""Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah", apabila Allah menghendaki sesuatu, maka Dia akan berkata jadilah!, maka jadilah ia, sebagaimana firman-Nya" إنما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون ""Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "Jadilah!" maka terjadilah ia". Sebagaimana Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia-pun Maha Pencipta atas segala sesuatu, firman-Nya" إنا كلّ شيء خلقناه بقدر ""Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran" dan firman-Nya" الله خالق كلّ شيء ""Allah menciptakan segala sesuatu", Dia ciptakan hamba agar mereka menta'ati-Nya, menjelaskan kepada mereka cara mentaatinya dan memerintahkan mereka agar mentaati dengannya, melarang mereka dari perbuatan maksiat dan menjelaskannya, Dia jadikan pada mereka kemampuan dan kehendak yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka mendapatkan ganjaran, dan barang siapa yang terjerumus kedalam maksiat, maka dia berhak untuk mendapat azab. Apabila manusia telah beriman kepada qadha dan qadar, maka akan terwujud baginya beberapa hal berikut ini1 Ia akan bergantung kepada Allah ketika melaksanakan berbagai sebabusaha atau upaya dalam meraih sesuatu, karena dia mengetahui bahwa sebab dan akibat hasil, seluruhnya berada dibawah kehendak dan kekuasaan Rileksnya jiwa dan tenanganya hati, karena ketika dia mengetahui bahwa itu terjadi dengan kehendak dan kekuasaan Allah, dan bahwa apa yang dibenci dan telah ditetapkan pasti terjadi, maka akan tenanglah jiwanya dan ridha akan takdir Allah. Tidak ada seorangpun yang lebih baik hidupnya dan lebih rileks jiwanya serta lebih kuat tumakninahnya ketenanganya dari orang yang beriman dengan Tersingkirnya rasa bangga diri ketika mendapatkan apa yang diinginkan, karena ia bisa meraih yang demikian itu merupakan suatu nikmat dari Allah melalui sebab-sebab kebaikan dan kemenangan yang telah Dia tentukan, sehingga dia bersyukur kepada Allah atas semua Tersingkirnya rasa gundah dan gulana ketika kehilangan apa yang dia inginkan ataupun ketika mendapat apa yang dia benci, karena semua itu terjadi dengan kehendak Allah yang tidak dapat ditolak perintah-Nya, dan tidak ada yang dapat menghukumi atas putusan-Nya, ia pasti akan terjadi, sehingga dia bisa bersabar dan mengharap ganjaran dari Allah, firman-Nya "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah 22 Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri".5 Tawakkal yang sempurna terhadap Allah Ta'ala, karena seorang muslim mengetahui bahwasanya di tangan-Nyalah –satu-satunya- seluruh manfaat dan mudharat, sehingga dia tidak akan merasa takut kepada kekuatan seorang yang kuat, dan tidak pula berpura-pura mengerjakan suatu amal kebaikan karena merasa takut kepada seseorang, bersabda Nabi kepada ibnu Abbas " واعلم أن الأمة لو اجتمعوا على أن ينفعوك لم ينفعوك إلاّ بشيء قد كتبه الله لك, ولو اجتمعوا على أن يضروك لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك ""Ketahuilah, kalau seandainya seluruh umat berkumpul untuk menyalurkan suatu manfaat kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat menyalurkannya kepadamu, kecuali pada apa-apa yang telah Allah takdirkan untukmu, dan kalau seandainya mereka berkumpul untuk mendatangkan suatu kemudharatan terhadapmu, niscaya hal tersebut tidak akan menimpamu, kecuali jika ia telah ditakdirkan akan menimpamu".* * * * * * Urutan Ketiga Al-Ihsan, dan ia hanya satu rukun, yaitu Anda beribadah kepada Allah seolah-olah Anda melihat-Nya, dan jika Anda tidak mampu melihat-Nya maka yakinilah bahwa Dia melihat Anda. Sehingga umat manusia dapat beribadah kepada Allah dengan sifat yang seperti ini, yaitu dengan menghadirkan kedekatan-Nya, dan bahwa Dia berada di hadapannya, karena yang demikian dapat mendatangkan rasa tunduk, takut, ngeri dan rasa hormat, juga ia mewajibankan adanya nasehat dalam pelaksanaan ibadah, serta bersungguh-sungguh dalam memperindah dan seorang hamba bermuroqobahmerasakan adanya pengawasan terhadap Rabb-nya dalam pelaksanaan ibadah, dan merasakan akan kedekatan-Nya sehingga merasa seolah-olah dia melihat-Nya, dan apabila hal tersebut terasa berat baginya, maka hendaklah dia menggunakan pertolongan untuk merealisasikannya dengan mengimani bahwa Allah melihatnya dan mengetahui apa yang dirahasiakan dan yang ditampakkannya, yang tersembunyi dan yang terlihat, serta tidak ada yang tersembunyi dari-Nya sedikitpun dari seluruh perkara. Seorang hamba yang telah mencapai kedudukan ini niscaya akan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, tidak berpaling kepada siapapun selain-Nya, tidak menunggu pujian orang lain, dan tidak pula takut dari celaan mereka, karena telah cukup baginya keridhoan Rabb-nya serta pujian Penciptanya. Dia adalah seorang yang sama disisinya antara apa yang dia tampakkan dan dia sembunyikan, dia adalah seorang yang beribadah kepada Rabb-nya dalam keadaan sendiri ataupun dihadapan orang lain, memiliki keyakinan –keyakinan yang sesungguhnya- bahwa Allah mengetahui apa yang dia fikirkan dalam hatinya dan apa yang dibisikkan oleh sanubarinya, keimanan menguasai hatinya, dan dia selalu merasa berada dalam pengawasan Rabb-nya, sehingga berserah dirilah anggota tubuhnya terhadap Sang Pengatur, tidak mengerjakan suatu amalan kecuali apa yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, dan berserah diri seluruhnya kepada Rabb-nya. Karena hatinya bergantung kepada Allah, maka dia tidak meminta pertolongan kepada makhluk, sebab merasa cukup dari apa yang didapatnya dari Allah. Dia tidak mengeluh kepada orang lain, karena dia telah menyerahkan seluruh keperluannya kepada Allah dan cukuplah Dia sebagai penolong. Dia tidak merasa ngeri dari suatu tempat dan tidak takut dari siapapun, karena dia mengetahui bahwa Allah bersamanya dalam setiap keadaan, cukuplah Dia sebaik-baiknya penolong, dia tidak meninggalkan suatu perintah yang Allah perintahkan dan tidak pula terjerumus kedalam maksiat-Nya, karena dia merasa malu dari Allah, dan takut jika Dia kehilangan dirinya saat dating perintah-Nya atau Allah mendapatinya berada pada sesuatu yang dilarang-Nya, dia tidak akan melanggar batasan atau berbuat zolim terhadap suatu makhluk ataupun juga mengambil hak orang lain, karena dia mengetahui bahwa Allah memperhatikannya dan bahwasanya Dia akan menghisab sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Dia tidak akan membuat kerusakan di muka bumi, karena dia mengetahui bahwa kebaikan-kebaikan yang ada padanya adalah milik Allah yang Dia siapkan untuk seluruh makhluk, sehingga dia akan mengambil sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, dan bersyukur kepada Rabb yang telah memudahkan itu baginya.* * * * * Sesungguhnya apa yang telah saya sebutkan kepada Anda, dan saya tampilkan dihadapan Anda dalam buku kecil ini tidak lain adalah perkara-perkara penting, dan rukun-rukun yang agung dari Islam. Rukun-rukun ini adalah sesuatu yang apabila seorang hamba beriman dengannya dan mengamalkannya, niscaya dia akan menjadi seorang muslim, karena sesungguhnya Islam –sebagaimana yang telah saya sebutkan untuk anda- adalah agama dan dunia, ibadah dan manhaj kehidupan, sesungguhnya ia adalah peraturan Ilahi yang sempurna dan menyeluruh, syari'atnya mencakup seluruh yang diperlukan oleh pribadi ataupun umat dengan kadar yang sama dalam seluruh dimensi kehidupan kehidupan, baik keyakinanagama, politik, ekonomi, kemasyarakatan maupun keamanan.. padanya manusia akan mendapatkan kaidah-kaidah, landasan-landasan dan hukum-hukum yang mengatur segala keadaan, baik damai maupun perang, dalam segala hak dan kewajiban, juga menjaga kehormatan manusia, burung, binatang serta keadaan disekitarnya, menerangkan tentang hak-hak manusia, kehidupan, kematian, kebangkitan setelah mati. Dan padanya akan didapat –pula- pedoman yang paling tepat bagi tata cara pergaulan manusia dengan mereka yang berada di sekitarnya, seperti firman Allah SWT"Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia."Serta dalam firman-Nya"Dan memaafkan kesalahan orang."Lalu firman-Nya" ولا يجرمنّكم شنآن قوم على ألاّ تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى ""Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa". Sangat baik bagi kita, setelah menampilkan urutan-urutan agama ini, beserta rukun-rukun dari setiap urutannya, untuk menyebutkan gambaran ringan tentang kebaikan-kebaikannya.* * * * * * Di antara keistimewaan-keistimewaan Islam* Pena tidak akan mampu untuk menyebut seluruh keistimewaan dan kebaikan Islam, dan kata-kata juga tak akan berdaya untuk dapat menyebutkan seluruh keutamaan agama ini, tidak lain karena agama ini adalah agama Allah Ta'ala, sebagaimana pandangan tidak kuasa melihat Allah, dan ilmu manusiapun tidak dapat menguasainya, begitu pula dengan syari'at Allah tidak bisa disifati keseluruhanya dengan pena. Telah berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah "Apabila anda memperhatikan hikmah yang terpancar pada agama yang lurus dan millah yang hanifiyyah ini, serta syari'at Muhammadiyyah yang tidak dapat diungkapkan akan kesempurnaannya, tidak dapat disifati keindahannya, dan akal orang-orang pintar –walaupun mereka dikumpulkan dan dan disatukan pada orang yang paling sempurna dari mereka- tidak mampu mengusulkan sesuatu yang melebihinya, dan cukuplah dengan akal sempurna untuk mengetahui keindahannya, dan bersaksi akan keutamaannya, bahwasanya seluruh alam ini tidak akan mendapatkan syari'at yang lebih lengkap, lebih mulia dan lebih agung darinya.. kalau seandainya tidak datang rasul dengan membawa penerang untuknya, niscaya ia sudah cukup sebagai penerang dan tanda serta saksi bahwa ia datang dari sisi Allah, seluruhnya bersaksi akan kesempurnaan ilmu, kesempurnaan hikmah, luasnya rahmat, kabaikan dan ihsan, menguasai pengetahuan akan yang ghaib dan terlihat, juga pengetahuan akan segala permulaan dan segala akibat, dan bahwasanya ia adalah termasuk kenikmatan Allah terbesar yang Dia anugrahkan kepada hamba-hamba-Nya, sehingga tidak ada kenikmatan yang dianugrahkan kepadanya melebihi kemuliannya dengan ditunjuki kepada Islam, menjadikannya sebagai pemeluk, dan termasuk orang yang ridho terhadapnya, oleh karena itu Dia memberi karunia kepada hamba-Nya dengan memberinya hidayah, Allah berfirman" لقد منّ الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولاً من أنفسهم يتلو عليهم آياته ويزكّيهم ويعلّمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي ضلال مبين ""Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata", dan Allah berfirman dengan memberi tahu kepada hamba-hamba-Nya dan mengingatkannya akan keagungan nikmat-Nya kepada mereka, agar mereka bersyukur kepada-Nya karena telah dijadikan termasuk dari pemeluknya "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu".Di antara syukur kita kepada Allah SWT dengan agama ini, kita akan menyebutkan sedikit dari kebaikan-kebaikannya1 Bahwasanya ia adalah agama AllahBahwa ia adalah agama yang diridhai oleh Allah, rasul-Nya diutus untuk membawanya dan diidzinkan kepada makhluk-Nya untuk beribadah kepada Allah melaluinya, sebagaimana tidak sama antara penciptaAllah dan yang diciptakanmakhluk, maka tidak sama pula antara agama-Nya –yaitu Islam- dengan hukum-hukum serta agama-agama para makhluknya,uh dan sebagaimana Allah mensifati diri-Nya dengan kesempurnaan yang mutlak, maka demikian pula dengan agama-Nya yang memiliki kesempurnaan mutlak dalam menunaikan syari'at yang sesuai dengan kehidupan dan tempat kembalinya manusia, juga mencakup hak-hak pencipta serta kewajiban-kewajiban hamba terhadap-Nya, serta hak sebagian dari mereka terhadap sebagian lainnya, dan kewajiban sebagian mereka terhadap sebagian MenyeluruhDi antara apa yang paling menonjol dari agama ini bahwa ia paling mencakup atas segala sesuatu. Allah SWT berfirman" ما فرطنا في الكتاب من شيء ""Tidaklah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab", agama ini mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan sang pencipta, mulai dari nama-nama dan sifat-sifat Allah hingga hak-hak-Nya, juga seluruh yang berhubungan dengan makhluk dari syari'at, tugas, akhlak dan pergaulan. Agama ini mencakup pula kabar-kabar tentang mereka yang terdahulu dan yang akan datang, para malaikat, para nabi, dan para rasul, iapun bercerita tentang langit, bumi, angkasa luar, bintang, lautan, tumbuhan dan alam. Disebutkan pula sebab adanya makhluk, tujuan serta akhir darinya, disebutkan surga dan tempat kembali kaum mukminin serta neraka dan tempat berakhirnya orang-orang Bahwa ia sebagai penghubung antara pencipta dengan makhlukSetiap agama dan kepercayaan yang batil hanya menghubungkan antara manusia dengan manusia sejenisnya, yang mana setiap dari mereka memungkinkan untuk mati, lemah dan sakit, bahkan mungkin juga akan dihubungkan dengan manusia yang telah mati sejak ratusan tahun lalu dan telah menjadi tulang serta tanah.. sedang agama ini yaitu Islam memiliki keistimewaan bahwa ia dapat menghubungkan manusia dengan penciptanya secara langsung, tanpa adanya pendeta dan tidak pula orang suci, serta tidak pula rahasia suci, akan tetapi ia hanyalah hubungan langsung antara Pencipta dengan makhluk-Nya, hubungan yang mengikat akal dengan Rabb-nya sehingga ia menjadi bercahaya, mendapat petunjuk, meningkat, meninggi dan menginginkan kesempurnaan, iapun menjadi lebih tinggi dari orang-orang rendahan dan bawahan, karena setiap hati yang tidak dihubungkan dengan Rabb-nya, maka ia akan menjadi lebih sesat dari binatang adalah hubungan antara Pencipta dengan makhluk-Nya, yang darinya bisa diketahui keinginan Allah, sehingga seseorang dapat menyembah-Nya dengan pengetahuan yang jelas, juga mengenal sisi-sisi yang dapat mendatangkan ridha-Nya lalu ia berusaha mendapatkanya, dan sisi-sisi yang dapat mengundang murka-Nya maka ia adalah hubungan antara Pencipta yang Agung dengan makhluk yang lemah lagi fakir, sehingga ia dapat meminta dari-Nya bantuan, pertolongan dan petunjuk, juga meminta perlindungan kepada-Nya dari tipu daya para penipu dan godaan Memperhatikan maslahat dunia dan akheratSyari'at Islam dibangun atas dasar memperhatikan maslahat-maslahat dunia, akherat dan penyempurnaan akhlak keterangan akan maslahat akherat, telah diterangkan bentuk-bentuknya oleh syari'at ini, tidak ada yang terlalaikan darinya sedikitpun, bahkan ia ditafsirkan dan dijelaskan oleh syariat agar tidak ada yang tidak mengetahuinya, sehingga seseorang dijanjikan dengan kenikmatannya dan diancaman dengan keterangan tentang maslahat dunia Allah telah mensyari'atkan pada agama ini apa yang dapat digunakan oleh manusia untuk menjaga agama, jiwa, harta, keturunan, kehormatan dan keterangan akhlak mulia Syariat telah memerintahkanya secara zohir dan batin, dan melarang dari keburukan dan kerendahan akhlak, diantara akhlak yang tampak adalah kebersihan, kesucian dan membersihkan dari kotoran serta najis, iapun menganjurkan kepada kebersihan dan kebaikan penampilan, mengharamkan kejelekan-kejelekan seperti zina, minuman keras, memakan bangkai, darah dan daging babi, serta memerintahkan untuk memakan yang baik-baik dan melarang dari perbuatan berlebih-lebihan dan kebersihan batiniyah Kembali kepada berlepasnya diri dari akhlak tercela dan menghiasi diri dengan perkara yang terpuji darinya. Akhlak-akhlak yang tercela seperti dusta, perbuatan jahat, marah, dengki, kikir, menghinakan diri, mencintai kedudukan, mencintai dunia, sombong, takabur dan riya. Diantara akhlak-akhlak terpuji adalah berperilaku baik, menjadi teman yang baik dengan sesama makhluk, berbuat baik terhadap mereka, berlaku adil, rendah diri, jujur, dermawan, mengasihi, bertawakal kepada Allah, ikhlas, takut kepada Allah, sabar dan MudahIa adalah salah satu sifat yang membedakan agama ini; pada setiap syi'ar dari syi'ar-syi'arnya terdapat kemudahan, seluruh ibadahnya mudah, Allah berfirman" وما جعل عليكم في الدين من حرج ""Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan", yang pertama dari kemudahan ini Bahwa barang siapa yang ingin memeluk agama ini tidak memerlukan perantara manusia, atau dengan pengakuan atas apa yang telah lalu, bahkan yang harus dia lakukan adalah bersuci dan membersihkan diri, lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, dengan meyakini akan kandungan makna dari keduanya serta mengamalkan sesuai dengan kandungannya. Kemudian setiap ibadah akan dimasuki oleh kemudahan dan keringanan apabila seseorang sedang dalam bepergian atau sakit, namun akan tetap dicatat baginya amalan yang sama seperti apa yang dikerjakan ketika sedang sehat dan sedang tidak bepergian. Bahkan bahwa kehidupan seorang muslim menjadi mudah dan tenang, berbeda dengan kehidupan orang-orang kafir yang sempit dan sulit. Begitupula dengan kematian seorang muslim yang mudah, yaitu dengan keluarnya ruh darinya sebagaimana keluarnya tetesan dari sebuah bejana, Allah berfirman" الذين تتوفّاهم الملائكة طيبين يقولون سلام عليكم ادخلوا الجنة بما كنتم تعملون ""yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan kepada mereka "salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". Adapun orang kafir, maka malaikat yang keras lagi kasar akan hadir saat kematianya, mereka akan memukulinya dengan pecut, Allah berfirman" ولو ترى إذ الظالمون في غمرات الموت والملائكة باسطوا أيديهم أخرجوا أنفسكم اليوم تجزون عذاب الهون بما كنتم تقولون على الله غير الحق وكنتم عن آياته تستكبرون ""Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata "keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya", dan firman-Nya" ولو ترى إذ يتوفى الذين كفروا الملائكة يضربون وجوههم وأدبارهم وذوقوا عذاب الحريق ""Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka dan berkata "rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar" tentulah kamu akan merasa ngeri".6 AdilBahwasanya yang menetapkan syari'at Islam adalah Allah satu-satunya, Dialah pencipta seluruh makhluk, baik itu yang putih, hitam, laki-laki dan wanita, mereka seluruhnya dihadapan hukum, keadilan serta rahmat-Nya sama. Dia telah mensyari'atkan bagi tiap laki-laki dan wanita apa yang pantas untuknya, sehingga merupakan suatu yang mustahil memudahkan syari'at bagi laki-laki dan mempersulit wanita, atau wanita dimuliakan dan laki-laki dizolimi, atau mengkhususkan bagi yang berkulit putih beberapa kekhususan yang orang berkulit hitam dilarang darinya, seluruhnya dihadapan syari'at Allah adalah sama, tidak ada perbedaan diantara mereka kecuali dengan Amar ma'ruf nahi munkarSyari'at ini memiliki satu keistimewaan dan karakter yang mulia, ia adalah amar ma'ruf nahi munkar memerintah kepada yang baik dan mencegah dari kemunkaran. Diwajibkan atas setiap muslim dan muslimah, telah baligh, berakal dan memiliki kemampuan untuk memerintah dan melarang sesuai dengan kemampuannya, menurut urutan yang ada dalam perintah dan larangan, yaitu memerintah atau melarang dengan menggunakan tangannya, apabila tidak mampu maka menggunakan lisannya, dan jika tidak mampu pula maka menggunakan hatinya. Dengan ini seluruh umat akan menjadi pengawas bagi yang lain, setiap orang berkewajiban untuk beramar ma'ruf nahi munkar kepada dia yang lalai dalam melaksanakan kebaikan atau dia yang terjerumus dalam kemungkaran, baik dia itu seorang hakim atau yang tertindak, sesuai dengan kemampuannya dan menurut kaidah-kaidah syari'at yang ini –sebagaimana yang anda saksikan- merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang sesuai dengan kemampuannya, pada saat yang sama system perpolitikan Dewasa ini merasa bangga telah memberi kebebasan kepada partai-partai oposisi untuk mengawasi jalanya pemerintahan dan pelaksanaan aparatur sebagian dari kelebihan-kelebihan islam, dan jika anda ingin lebih detail niscaya akan memerlukan waktu untuk membahas setiap syi'ar, setiap kewajiban, setiap perintah, setiap larangan guna menjelaskan hikmah yang ada padanya, syari'at yang teratur, kebaikan yang agung dan kesempurnaan yang terputus pandangannya, dan barang siapa yang mengamati syari'at-syari'at agama ini niscaya dia akan tahu –dengan seyakinnya- kalau ia berasal dari sisi Allah, dan bahwasanya ia merupakan suatu kebenaran yang tidak ada keraguan padanya, serta petunjuk yang tidak ada kesesatan anda ingin kembali kepada Allah, mengikuti syari'at-Nya dan mengikuti petunjuk nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, maka sesungguhnya pintu taubat terbuka, dan Rabb anda Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dia mengajak untuk memberi ampunan kepada anda.* * * * * * Taubat Bersabda Rasullullah SAW" كلّ ابن آدم خطاء , وخير الخطائين التوابون ""Setiap anak cucu Adam memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah dia yang meminta ampunan". Manusia berjiwa lemah dan lemah pada kemauan serta keinginannya, dia tidak dapat menanggung akibat dari dosa dan kesalahannya, sehingga Allah beri keringanan kepada umat manusia sebagai rahmat baginya, lalu disyari'atkan taubat baginya, sedangkan hakekat taubat adalah Meninggalkan dosa karena kejelekannya –takut kepada Allah dan mengharap apa yang Dia siapkan untuk hamba-hamba-Nya-, dan menyesal atas apa yang dia lakukan, berniat untuk meninggalkan agar tidak kembali lagi padanya, serta memanfaatkan umur yang masih tersisa dengan mengerjakan amal shaleh, ia sebagaimana yang anda perhatikan merupakan amalan hati yang terjadi antara seorang hamba dengan Rabb-nya, tidak ada kelelahan dan tidak ada kecapaian padanya, tidak pula terbebani oleh amal yang berat, akan tetapi hanyalah amalan hati, berlepas diri dari dosa, dan tidak akan kembali kepadanya. Dan di dalam menahan diri dari dosa serta menjauhinya terdapat kelezatan dan rasa lega. Sehingga tidak dibutuhkan bagi anda untuk bertaubat melalui tangan seseorang yang akan membongkar aib anda, mengetahui rahasia anda dan memanfaatkan kelemahan anda, akan tetapi ia hanyalah munajat antara anda dengan Rabb anda, dengan cara meminta ampunan dari-Nya, meminta hidayah atau petunjuk kepada-Nya, maka Dia akan menerima ampunan kepada anda. Dalam Islam tidak terdapat dosa yang diwariskan, tidak juga ada seseorang yang ditunggu untuk menyelesaikan masalah, bahkan sebagaimana yang didapat oleh seorang Yahudi an-namsawi yang mendapat hidayah, Muhammad Asad, dia berkata "saya tidak bisa mendapati dalam bagian manapun dari Al-Qur'an dan apapun yang menyebutkan tentang kebutuhan terhadap "seorang penyelesai masalahpenghapus dosa", Dalam Islam tidak dikenal adanya dosa warisan yang dapat menghalangi seseorang dari masa depanya, itu karena "Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya", dan tidak pula dituntut dari setiap orang untuk mempersembahkan korban ataupun membunuh dirinya dengan agar dibukakan baginya pintu taubat dan berlepas diri dari kesalahan", akan tetapi sebagaimana firman Allah "yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain".Taubat memiliki pengaruh dan hasil yang sangat besar, diantaranya1 Seorang hamba dapat mengetahui luasnya kelembutan Allah SWT serta kebaikanya-Nya dalam menutupi aib hambahnya, dan bahwasanya kalau Dia berkehendak niscaya akan dipercepat azab bagi pelaku dosa dan niscaya Dia akan membongkar aibnya dihadapan seluruh manusia, sehingga dia tidak akan tentram hidup ditengah-tengah mereka, akan tetapi Dia muliakan dengan menutupinya, menghalanginya dengan kelembutan-Nya, mengakhirkannya dengan kehendak dan kekuatan-Nya serta memberinya rizki dan Agar dia mengerti akan hakekat jiwanya, bahwasanya ia adalah jiwa yang senantiasa mengajak kepada kejelekan, dan bahwasanya kesalahan, dosa dan kelalaian yang bersumber darinya adalah dalil akan lemahnya jiwa dan lemahnya dia terhadap kesabaran dari syahwat yang diharamkan, dan bahwasanya ia tidak akan merasa tidak membutuhkan Allah –sekejapun- agar mensucikan dan memberinya Allah SWT mensyari'atkan taubat agar dengannya bisa di dapat penyebab terbesar kebahagiaan bagi seorang hamba, yaitu dengan kembali kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya, sebagaimana ia dapat meraih dengannya berbagai macam do'a, merendah diri, menunjukkan akan keperluan dan kebutuhan, kecintaan, takut dan pengharapan, sehingga dapat mendekatkan diri kepada penciptanya dengan pendekatan khusus yang tidak mungkin didapat tanpa taubat dan kembali kepada Agar Allah SWT mengampuni apa yang telah lalu dari dosa-dosanya. Allah SWT berfirman" قل للذين كفروا إن ينتهوا يغفر لهم ما قد سلف ""Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu "Jika mereka berhenti dari kekafirannya, niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu".5 Bahwa kejelekan-kejelekan manusia akan diganti dengan kebaikan-kebaikan. Allah SWT berfirman" إلا من تاب وآمن وعمل عملاً صالحًا فأولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات وكان الله غفورًا رحيمًا ""Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".6 Umat manusia akan menyikapi kesalahan saudara sesamanya terhadapnya sama dengan sikap yang ia harapkan dari Allah dalam menyikapi kesalahan dan dosanya terhadap-Nya, dan sesungguhnya balasan itu setimpal dengan amal perbuatan. Jika manusia bermuamalah dengan muamalah yang baik ini, maka diapun berhak untuk mendapatkan yang serupa dari Allah, Dia akan membalas dosa dan kesalahanya dengan kebaikan-Nya sebagaimana ia membalas kesalahan Seseorang akan menyadari jika dirinya memiliki banyak kesalahan dan aib, sehingga hal tersebut mengharuskanya untuk menahan diri dari mengungkap aib orang lain, dan sibuk memperbaiki dirinya tidak sibuk memikirkan aib orang tutup alinea ini dengan berita tentang seorang pria yang datang kepada Nabi lalu berkata "Ya Rasulullah saya tidak meninggalkan suatu keinginanpun untuk berbuat maksiat kecuali aku pasti melaksanakannya. Nabi SAW menjawab "Bukankah Anda telah bersaksi bahwasanya tidak ada ilah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah?" tiga kali. Dia menjawab benar. Nabi bersabda "Sesungguhnya itu akan mencukupi itu" dalam riwayat lain "Sesungguhnya ini akan datang menutupi ini seluruhnya".Dalam satu riwayat bahwa ia mendatangi Rasulullah lalu berkata bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang melakukan dosa seluruhnya namun tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, pada kesempatan itu dia tidak meninggalkan satu keinginanpun untuk berbuat maksiat kecuali dia pasti melaksanakanya, apakah untuk semua itu ada taubat? rasul menjawab "Apakah anda telah memeluk Islam?" dia menjawab adapun aku telah bersaksi bahwasanya tidak ada ilah selain Allah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwasanya engkau adalah utusan Allah. Menjawab Rasul ya! Kerjakanlah kebaikan, dan tinggalkannya kejelekan, maka Allah akan menjadikan seluruhnya kebaikan untukmu" dia berkata juga pengkhiatan dan kejahatanku? Beliau menjawab "benar", dia berkata Allahu Akbar. Dia terus mengulang-ulangi takbir sambil berpaling. Ketahuilah bahwa Islam menghapus dosa yang sebelumnya, dan taubat yang benar menghapus kesalahan yang sebelumnya, sebagaimana hal tersebut telah ditetapkan dalam Hadits dari Nabi.* * * * * * Akibat bagi Orang yang Tidak berpegang dengan Islam Sebagaimana yang telah dijelaskan kepada anda dalam buku ini, bahwa Islam adalah agama Allah, ia adalah agama yang hak, ia agama yang dibawa oleh seluruh Nabi dan Rasul, dan Allah telah menyiapkan ganjaran yang besar di dunia dan akherat bagi dia yang beriman dengannya, serta megancam dengan azab yang sangat pedih terhadap dia yang mengkufurinya. Dan dikarenakan Allah adalah Pencipta, Maha Raja yang mengatur seluruh alam ini, dan anda wahai manusia adalah merupakan salah satu ciptaan-Nya, Dia telah menciptakanmu, menundukkan seluruh apa yang ada di alam ini untukmu, mensyari'atkan bagimu syari'at-Nya dan memerintahkanmu untuk mengikuti-Nya, maka apabila kamu beriman dan menta'ati apa yang diperintahkan-Nya, serta berhenti dari apa yang dilarang-Nya, niscaya kamu akan mendapatkan kenikmatan abadi yang telah Allah janjikan untukmu di akherat, dan kamupun akan berbahagia di dunia dengan berbagai kenikmatan yang Dia anugerahkan, dan kamu akan mirip dengan makhluk yang paling sempurna akalnya dan paling suci jiwanya, mereka adalah para Nabi, Rasul, orang-orang shaleh serta para malaikat. Sedangkan jika anda kufur dan bermaksiat terhadap Rabb-mu, maka akan merugi dunia dan akheratmu, dan kamu akan mendapat murka serta azab-Nya di dunia dan akherat, anda akan mirip dengan makhluk terburuk, paling rendah akalnya dan paling kotor jiwanya yaitu para setan, orang-orang yang berbuat kedzoliman, para perusak dan para pembangkang. Inilah penjelasan akan menjelaskan sedikit dari akibat kekafiran dengan gamblang, diantaranya1 Ketakutan dan tidak merasa amanAllah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan mengikuti Rasul-Nya akan medapatkan keamanan yang sempurna dalam kehidupan dunia dan akheratnya, sebagaimana firman-Nya " الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون " "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk", Allah adalah Dia yang memberikan keamanan dan anugerah, Dia adalah pemilik seluruh apa yang ada di alam semesta, sehingga apabila Dia mencintai seorang hamba karena keimanannya, maka Dia akan memberikan kepadanya keamanan, ketenangan serta tuma'ninah, dan apabila seseorang mengkufuri-Nya, maka akan diangkat darinya ketenangan dan rasa aman, sehingga anda tidak melihatnya kecuali dalam keadaan takut akan tempat kembalinya di akherat, dan selalu khawatir terhadap dirinya dari tertimpa kerugian dan penyakit, juga merasa takut akan masa depannya di dunia, oleh karena itu didirikanlah asuransi jiwa dan harta benda, karena tidak adaannya keamanan dan tidak adaannya tawakkal kepada Penghidupan yang sempitAllah telah menciptakan manusia, menundukkan untuknya apa yang ada di alam semesta, serta membagi jatah rizki dan umur bagi setiap makhluq hidup, sehingga anda melihat burung akan pergi dari sarangnya untuk mendapatkan rizki dan mengambilnya, ia berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain dan bersenandung dengan suara yang sangat indah. Dan manusia adalah salah satu makhluk dari makhluk-makhluk yang telah dibagikan untuknya rizki serta ajalnya, maka apabila dia beriman kepada Allah dan beristiqomah terhadap syari'at-Nya niscaya Dia akan menganugerahinya kebahagiaan serta ketetapan, dan dimudahkan baginya segala urusannya, walaupun dalam hidupnya ia hanya memiliki mata pencaharian yang jika dia kufur terhadap Rabb-nya dan berlaku sombong dengan enggan untuk beribadah kepada-Nya, maka Dia akan menjadikan hidupnya sempit, dikumpulkan padanya ketakutan dan kegundahan, walaupun dia memiliki seluruh fasilitas ketenangan dan berbagai macam anda telah menyaksikan banyaknya orang yang melakukan bunuh diri di Negara-negara yang telah disediakan bagi warganya seluruh sarana kesenangan? Bukankah anda telah menyaksikan adanya keberlebih-lebihan dalam perabotan rumah dan berbagai macam perjalanan demi untuk menyenangkan kehidupannya? Sesungguhnya yang mendorong untuk melakukan suatu yang terlalu berlebih-lebihan dalam hal tersebut adalah kosongnya hati dari keimanan dan perasaan sempit lagi sesak, serta usaha untuk menghilangkan kesesakan ini dengan berbagai sarana yang selalu dirubah dan diperbaharui, Maha Benar Allah dengan firman-Nya" ومن أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكًا ونحشره يوم القيامة أعمى ""Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".3 Ia akan hidup dalam keadaan dipenuhi oleh pertentangan antara dirinya dengan jiwanya serta dengan alam sekitarnyaKarena dirinya memiliki fitrah kepada tauhid, Allah berfirman" فطرت الله التي فطر الناس عليها ""tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu", tubuhnya berserah diri terhadap penciptanya, berjalan menurut peraturan-Nya, namun orang kafir akan menolak kecuali dengan cara menentang fitrahnya, dan hidup dalam perkara-perkara yang dapat dipilihnya dengan cara melakukan penentangan terhadap Rabb-nya, walaupun tubuhnya berserah diri, namun pilihannya melakukan apa yang berada dalam pertentangan dengan alam yang ada disekitarnya, karena seluruh alam mulai dari orbit terbesarnya sampai dengan yang terkecil dari serangganya berjalan sesuai dengan takdir yang telah disyari'atkan oleh Rabb-nya, Allah berfirman" ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال له وللأرض ائتيا طوعًا أو كرهًا قالتا أتينا طائعين ""Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab "Kami datang dengan suka hati", bahkan alam ini menyukai manusia yang sejalan dengannya dalam berserah diri kepada Allah dan membenci manusia yang menyelisihi-Nya. Adapun orang kafir maka ia adalah manusia durhaka di alam, karena telah menempatkan dirinya sebagai dia penentang terhadap Rabb-nya dan melawan-Nya, oleh karena itu berhak bagi langit, bumi dan seluruh makhluk untuk membencinya dan membenci kekufurannya serta pembangkangannya, Allah berfirman" وقالوا اتخذ الرحمن ولدًا . لقد جئتم شيئًا إدّا . تكاد السموات يتفطرن منه وتنشق الأرض وتخر الجبال هدًّا .أن دعوا للرحمن ولدًا .وما ينبغي للرحمن أن يتخذ ولدًا .إن كل من في السموات والأرض إلاّ آتي الرحمن عبدًا ""Dan mereka berkata "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil mempunyai anak" 88 Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar 89 hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh 90 karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak 91 dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil mempunyai anak 92 Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba", dan firman Allah tentang Fir'aun beserta tentaranya" فما بكت عليهم السماء والأرض وما كانوا منظرين ""Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh".4 Ia akan hidup dengan dipenuhi kebodohanKarena kekufuran adalah kebodohan, bahkan lebih besar dari kebodohan, karena orang kafir adalah orang yang bodoh tidak tahu akan Rabb-nya, dia menyaksikan alam yang telah diciptakan dan diperindah oleh Rabb-nya, dan melihat pada dirinya keagungan citaan-Nya, kemudian melupakan siapa yang telah menciptakan alam ini, dan siapa yang telah menyusun/membentuk dirinya, bukankah ini kebodohan yang terbesar?. 5 ia akan hidup dengan mendzolimi dirinya sendiri, juga mendzolimi makhluk sekitarnyaKarena dia telah menjadikan dirinya tunduk kepada sesuatu yang ia diciptakan bukan untuk tunduk kepadanya, tidak menyembah Rabb-nya, bahkan menyembah kepada selain-Nya. Arti dzolim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, kedzoliman apakah yang lebih besar dari pemalingan ibadah kepada yang tidak berhak diibadahi, dan telah berkata Luqman Al-Hakim ketika menjelaskan tentang buruknya kesyirikan" يا بنيّ لا تشرك بالله إن الشرك لظلم ""Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman".Dan dia telah berbuat dzalim terhadap manusia serta makhluk sekitarnya, karena dia tidak mengetahui hak atas segala sesuatu, sehingga pada hari kiamat dia akan dihadapkan kepada setiap yang dizoliminya baik manusia ataupun hewan yang meminta kepada Rabb-nya untuk dibalaskan atas kedzoliman yang Ia menempatkan dirinya untuk mendapat murka dan kemarahan Allah di duniaDia menjadikan dirinya sebagai penyebab diturunkannya malapetaka, dan bencana, sebagai hukuman yang disegerakan, Allah berfirman" َأَفَأَمنَ الذين مكروا السيئات أن يخسف الله بهم الأرض أو يأتيهم العذاب من حيث لا يشعرون .أو يأخذهم في تقلّبهم فما هم بمعجزين .أو يأخذهم على تخوف فإن ربكم لرءوف رحيم ""Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman dari bencana ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari 45 atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak azab itu 46 atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur sampai binasa. Maka sesungguhnya Tuhan-mu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"" ولا يزال الذين كفروا تصيبهم بما صنعوا قارعة أو تحلّ قريبًا من دارهم حتى يأتي وعد الله إن الله لا يخلف الميعاد ""dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji"" أوَ أمنَ أهل القرى أن يأتيهم بأسنا ضحًى وهم يلعبون ""atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?", inilah perkara setiap orang yang berpaling dari dzikir kepada Allah, Allah berfirman ketika menghabarkan tentang umat-umat terdahulu yang kafir" فكلاّ أخذنا بذنبه فمنهم من أرسلنا عليه حاصبًا ومنهم من أخذته الصيحة ومنهم من خسفنا به الأرض ومنهم من أغرقنا وما كان الله ليظلمهم ولكن كانوا أنفسهم يظلمون ""Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang di timpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri", juga sebagaimana yang anda saksikan sendiri di sekitar anda terkait orang-orang yang mendapat siksa dan azab Ditakdirkan baginya kerugian dan kegagalan. Disebabkan oleh kezolimannya, ia akan kehilangan kenikmatan terbesar bagi hati dan jiwa, kenikmatan itu adalah ma’rifatullahmengenal Allah dan kedekatan dalam bermunajat kepada-Nya, serta ketenangan. dan diapun akan merugi didunianya karena ia hidup dalam kondisi sengsara dan kebingungan. Ia juga kehilangan dirinya sendiri disebabkan ia tidak memberikan ketundukan dirinya kepada Allah, ia tidak dapat menikmati kebahagiaan dengan dirinya, karena dirinya hidup sengsara dan mati sengsara dan akan dibangkitkan bersama orang-orang sengsara., Allah berfirman" ومن خفت موازينه فأولئك الذين خسروا أنفسهم ""dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri", keluarganya juga merugi, karena dia hidup bersama mereka diatas kekufuran kepada Allah, sehingga merekapun menjadi sepertinya dalam kerugian dan kesempitan, serta perjalanan merekapun sama menuju neraka, firman Allah" إن الخاسرين الذين خسروا أنفسهم وأهليهم يوم القيامة ""Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat", lalu pada hari kiamat mereka akan dikumpulkan ke neraka jahanam, seburuk-buruknya tempat, Allah berfirman"kepada malaikat diperintahkan "kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah 22 selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka"8 Bahwasanya ia akan hidup dalam keadaan kafir kepada Allah dengan mengingkari segala nikmat-NyaKarena sesungguhnya Allah-lah yang menciptakannya dari ketidak adaan, menganugerahkan kepadanya seluruh kenikmatan, maka bagaimana bisa baginya untuk menyembah selain Dia, berwali kepada selain-Nya dan bersyukur terhadap yang lain-Nya… pengingkaran apakah yang lebih besar dari ini? Dan penentangan apakah yang lebih jelek dari ini?9 Bahwa ia akan dihindarkan dari kehidupan yang sesungguhnyaIni karena seorang manusia yang sesungguhnya hidup adalah dia yang beriman kepada Rabb-nya, memahami tujuannya, jelas masa depannya dan merasa yakin akan hari kebangkitannya, sehingga setiap yang memiliki hak mengetahui haknya, sehingga dia tidak merendahkan suatu hak apapun, dan tidak mengganggu suatu makhlukpun, yang mana semua itu akan menjadikan kehidupannya menjadi berbahagia, dan mendapatkan penghidupan yang baik di dunia dan akherat, Allah berfirman" من عمل صالحًا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينّه حياة طيبة ""Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik", sedangkan di akherat" ومساكن طيبة في جنات عدن ذلك الفوز العظيم ""dan memasukkan kamu ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'adn. Itulah keberuntungan yang besar".binatang, yang mana dia tidak mengenal Rabb-nya, tidak mengetahui apa yang menjadi tujuannya, dan tidak mengetahui pula kemana arah perjalanannya? Bahkan Adapun orang yang hidup di dunia ini dengan penghidupan yang mirip dengan yang menjadi tujuannya hanyalah makan, minum dan tidur.. lalu apakah perbedaan antara dirinya dengan seluruh binatang, bahkan dia lebih sesat darinya, Allah berfirman" ولقد ذرأنا لجهنم كثيرًا من الجن والإنس لهم قلوب لاّ يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لاّ يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضلّ أولئك هم الغافلون ""Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai", serta firman-Nya" أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون إن هم إلاّ كالأنعام بل هم أضلّ سبيلاً ""atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu".10 Bahwa ia akan kekal dalam siksaanKarena orang kafir akan berpindah dari satu siksaan kepada siksaan yang lain, dia akan keluar dari dunia –dalam keadaan telah merasakan keletihan serta musibahnya- menuju akherat, pada fase pertama darinya akan turun kepada dia malaikat maut yang didahului oleh malaikat azab, agar dia dapat merasakan azab yang sesuai untuknya, Allah berfirman " ولو ترى إذ يتوفى الذين كفروا الملائكة يضربون وجوههم وأدبارهم " "Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka", kemudian apabila ruhnya telah keluar dan diturunkan ke kuburnya, dia akan mendapatkan siksa yang paling dahsyat, Allah berfirman ketika menghabarkan tentang keluarga Fir'aun" النار يعرضون عليها غدوًا وعشيّاً ويوم تقوم الساعة أدخلوا آل فرعون أشدّ العذاب ""Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. Dikatakan kepada malaikat "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras", kemudian pada hari kiamat, tatkala seluruh makhluk dibangkitkan dan diperlihatkannya amal perbuatan, orang-orang kafir akan melihat bahwa Allah telah menghitung untuknya seluruh apa yang dia amalkan, yaitu dalam sebuah kitab yang Allah kabarkan dalam firman-Nya" ووضع الكتاب فترى المجرمين مشفقين ممّا فيه ويقولون يا ويلتنا ما لهذا الكتاب لا يغادر صغيرة ولا كبيرة إلاّ أحصاها ""Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya", pada saat itu orang-orang kafir akan berharap kalau mereka itu sebagai tanah" يوم ينظر المرء ما قدّمت يداه ويقول الكافر يا ليتني كنت ترابًا ""pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata"Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah". Karena begitu mengerikannya keadaan pada saat itu, sampai manusia berangan-angan kalau seandainya dia memiliki seluruh apa yang ada di bumi, niscaya akan dia pergunakan untuk menebus hari tersebut, firman Allah" ولو أن للذين ظلموا ما في الأرض جميعًا ومثله معه لافتدوا به ""Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan ada pula sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu", serta firman-Nya"Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya 11 dan isterinya dan saudaranya 12 dan kaum familinya yang melindunginya di dunia 13 Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian mengharapkan tebusan itu dapat menyelamatkannya". Dikarenakan tempat tersebut adalah tempat pembalasan dan bukan tempat untuk berangan-angan, sehingga setiap manusia pasti akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan amalannya, apabila baik maka akan medapatkan kebaikan, dan jika buruk akan mendapatkan keburukan. Kejelekan yang akan di dapat oleh orang kafir di akherat adalah azab neraka, Allah telah menyiapkan berbagai macam jenis siksaan bagi penghuninya agar mereka dapat merasakan akibat dari pembangkangannya, sebagaimana firman-Nya"Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa 43 Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya", serta firman-Nya ketika mensifati akan minuman dan pakaian mereka"Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka 19 Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit mereka 20 Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi".* * * * * * Penutup Wahai sekalian manusia Dahulunya kalian adalah tidak ada sama sekali, Allah berfirman" أولا يذكر الإنسان أنا خلقناه من قبل ولم يك شيئا ""Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?", kemudian Allah ciptakan kalian dari air mani, lalu menjadikan kalian dapat mendengar dan melihat, firman-Nya"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? 1 Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat", kemudian setelah itu kondisi kalian meningkat secara berangsur-angsur dari lemah menjadi kuat, dan kembalinya kepada kelemahan, sebagaimana firman-Nya" الله الذي خلقكم من ضعف ثمّ جعل من بعد ضعف قوّة ثمّ جعل من بعد قوّة ضعفًا وشيبة يخلق ما يشاء وهو العليم القدير ""Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa", kemudian akhir yang tidak diragukan lagi adalah pada fase-fase tersebut berpindah dari kelemahan menuju kelemahan, tidak dapat menolak bala pada diri sendiri, dan tidak pula mendatangkan manfaat untuk diri sendiri kecuali dengan pertolongan Allah melalui nikmat-nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada anda berupa daya, kekuatan dan bahan makanan, anda secara fitrah adalah seorang fakir yang membutuhkan, berapa banyak kebutuhan hidup yang kamu perlukan sedang kamu tidak memilikinya, terkadang kamu bisa mendapatkanya dan terkadang tidak, Banyak hal yang bermanfaat bagi anda dan andapun menginginkannya, namun terkadang anda mendapatkannya dan terkadang pula tidak. Berapa banyak pula perkara yang dapat merugikan anda dan menggagalkan angan-angan anda, bahkan terkadang membuat sia-sia perjuangan anda dan malah justru mendatangkan cobaan serta kerugian, anda berusaha untuk menolaknya, namun terkadang berhasil untuk menolaknya dan terkadang tidak sanggup.. tidakkah anda merasakan akan kebutuhan dan keperluan terhadap Allah, dan Dia telah berfirman" يا أيها الناس أنتم الفقراء إلى الله والله هو الغنيّ الحميد ""Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji". Anda terkadang terinfeksi virus lemah yang tidak terlihat oleh mata telanjang, menyebabkan anda tertimpa penyakit, sedangkan andapun tidak dapat menolaknya, lalu pergi juga kepada manusia lemah seperti anda untuk berobat, terkadang obat yang diberikannya tepat dan terkadang dokterpun tidak mampu mengobati, sehingga pasien bingung begitu juga dokternya. Ketahuilah, untuk memperlihatkan kelemahan anda wahai cucu Adam, kalau seandainya seekor lalat merampas sesuatu dari anda, maka andapun tidak dapat mengambil kembali darinya, Maha Benar Allah dengan firman-Nya" يا أيها الناس ضرب مثل فاستمعوا له إن الذين تدعون من دون الله لن يخلقوا ذبابًا ولو اجتمعوا له وإن يسلبهم الذباب شيئا لا يستنقذوه منه ضعف الطالب والمطلوب ""Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah", jika anda tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan sesuatu yang telah dirampas oleh lalat, maka sesungguhnya apa lagi yang anda miliki? "Kehidupanmu berada di tangan Allah, dirimu berada di tangan-Nya, hatimu berada diantara dua jari dari jari-jarinya Allah, Dia akan mebolak balikannya sesuai dengan kehendak-Nya, hidup dan mati anda berada di tangan-Nya, kebahagiaan dan kesengsaraan anda berada di tangan-Nya, gerakan, ketenangan dan seluruh perkataan anda berada di bawah izin dan kehendak-Nya, sehingga anda tidak dapat bergerak kecuali dengan izin-Nya dan tidak dapat berbuat kecuali atas kehendak-Nya, jika anda serahkan kepada diri sendiri maka sesungguhnya telah diserahkan kepada yang lemah, boros, dosa dan penuh kesalahan, dan jika anda wakilkan kepada selain anda, maka anda telah menyerahkannya kepada dia yang tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan kerugian, manfaat, kematian, kehidupan dan tidak pula membangkitkan, sehingga dia tidak dapat mencukupi anda sedikitpun, bahkan anda sangat butuh sekali kepada-Nya seumur hidup, baik secara zohir maupun batin, Dia akan mengucurkan kenikmatan kepada anda, sedangkan anda sendiri mencari murkanya dengan berbuat maksiat dan kekufuran terhadapnya, padahal anda sangat membutuhkan-Nya dalam setiap keadaan, anda telah melupakan-Nya, padahal tempat kembali adalah kepada-Nya, anda akan kembali dan dihadapkan kepada-Nya". Wahai sekalian manusia berangkat dari kelesuan dan kelemahan anda untuk menanggung akibat dari dosa-dosamu" يريد الله أن يخفف عنكم وخلق الإنسان ضعيفًا ""Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah", Allah mengutus para Rasul, menurunkan beberapa buah kitab, meletakkan syari'at, membentangkan dihadapan anda jalan yang lurus dan menyampaikan keterangan-keterangan, hujah, bukti serta penerang, bahkan sampai menjadikan pada segala sesuatu tanda yang menunjukkan akan ke-esaan, rububiyyah dan uluhiyyah-Nya, namun anda menolak kebenaran dengan kebatilan, menjadikan setan sebagai wali pelindung selain Allah, dan berdebat dengan cara batil" وكان الإنسا أكثر شيء جدلاً ""Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah", apakah anda melupakan nikmat-nikmat Allah yang anda bergelimang didalamnya mulai dari permulaan sampai dengan berakhirnya anda! Apakah anda tidak ingat kalau anda diciptakan dari setetes air mani! Lalu tempat kembali anda adalah sebuah lubang, dan akan dibangkitkan menuju surga ataupun neraka, Allah berfirman"Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! 77 Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" 78 Katakanlah "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk", serta firman-Nya"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu berbuat durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah 6 Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang 7 dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu". Wahai sekalian manusia! Kenapa anda mengharamkan diri sendiri dari kenikmatan ketika berada di hadapan Allah, yaitu pada saat bermunajat kepadanya, agar Dia bisa mencukupkan anda dari kefakiran, menyembuhkan dari penyakit, melapangkan kesulitan, mengampuni dosa, menyingkap mudharat, menolong ketika anda dizolimi, menunjuki tatkala sedang bingung dan tersesat, mengajarkan apa yang tidak diketahui, memberi keamanan ketika takut, merahmati keadaan lemah, menjauhkan musuh serta mendatangkan untuk anda rizki. Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kenikmatan terbesar yang Allah anugerahkan terhadap manusia –setelah kenikmatan agama- adalah nikmat akal, agar dengannya dapat membedakan antara yang bermanfaat dan yang mendatangkan mudharat, agar dapat memahami perintah dan larangan yang datang dari Allah, dan juga agar dapat mengetahui tujuan terbesar, yaitu beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya, Allah berfirman" وما بكم من نعمة فمن الله ثمّ إذا مسّكم الضرّ فإليه تجأرون .ثمّ إذا كشف الضرّ عنكم إذا فريق منكم بربّهم يشركون ""Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan 53 Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari pada kamu, tiba-tiba sebahagian dari pada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan yang lain". Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya orang yang berakal akan menyukai perkara-perkara yang tinggi dan membenci yang rendahan darinya, dia berangan-angan untuk mengikuti setiap orang yang baik dan dermawan dari para Nabi dan orang-orang saleh, dia tampakkan dirinya untuk bisa menyamai mereka, walaupun hal tersebut tidak mungkin dapat diraih. Jalan untuk menuju kearahnya adalah firman Allah" إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ""Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu", apabila seseorang telah melaksanakan yang demikian itu, maka Allah akan mensejajarkannya dengan para Nabi, Rasul, orang yang mati syahid dan orang-orang saleh, sebagaimana firman-Nya" ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيّين والصدّيقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا ""Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya". Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya saya memberi peringatan agar anda menyendiri dengan diri sendiri kemudian memperhatikan kebenaran yang datang kepada anda, kemudian melihat kepada dalil-dalilnya dan merenungkan bukti-buktinya, apabila anda telah melihat dengan sebenar-benarnya, marilah untuk mengikutinya, dan janganlah anda menjadi tawanan kelembutan dan adat istiadat, dan saya yakin jika diri anda lebihberharga bagi diri sendiri daripada orang terdekatmu atau teman sejawatmu, warisan serta nenek moyang anda, Allah telah memberi peringatan terhadap orang-orang kafir dengan ini dan ditujukan untuknya, firman-Nya" إنما أعظكم بواحدة أن تقوموا لله مثنى وفرادى ثمّ تتفكّروا ما بصاحبكم من جنة إن هو إلاّ نذير لكم بين يدي عذاب شديد ""Katakanlah "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah dengan ikhlas berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan tentang Muhammad tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum menghadapi azab yang keras". Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya ketika anda memeluk Islam tidak akan merugi sedikitpun, Allah berfirman" وماذا عليهم لو آمنوا بالله واليوم اآخر وأنفقوا ممّا رزقهم الله وكان الله بهم عليمًا ""Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka ? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka", berkata Ibnu Katsir rahimahullah "Apa yang akan merugikan mereka kalau mereka beriman kepada Allah dan menempuh jalan terpuji, beriman kepada Allah dengan mengharap apa yang Dia janjikan di akherat bagi orsang yang baik amalannya, dan berinfak dari sebagian rizki yang diberikan kepadanya pada jalan-jalan yang dicintai dan diridhoi Allah, Dia Maha Mengetahui akan niat-niat mereka yang baik dan rusak, Maha Mengetahui siapa yang berhak untuk mendapat petunjuk, sehingga menunjukinya dan menganugerahi karunia-Nya, dan membimbingnya kepada amal saleh yang diridhoi-Nya, dan Dia Maha Mengetahui siapa yang berhak untuk mendapatkan kehinaan dan dijauhkan dari sisi-Nya yang agung, yaitu siapa yang terusir dari pintu-Nya, maka dia telah sesat dan merugi di dunia dan akherat", sesungguhnya keislaman anda tidak akan menghalangi antara dirimu dengan apa saja yang ingin anda lakukan atau ingin anda raih dari apa-apa yang dihalalkan oleh Allah, bahkan sesungguhnya Allah akan memberimu ganjaran atas setiap amalan yang anda amalkan karena-Nya, walaupun itu berhubungan dengan maslahat dunia anda dan dalam menambah kepemilikan, kedudukan ataupun kemuliaan, bahkan perkara-perkara yang mubah pun apabila anda melakukanya untuk menghindari yang haram, maka andapun akan mendapat ganjaran darinya, telah bersabda Rasul SAW" وفي بضع أحدكم صدقة " قالوا يا رسول الله! أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر؟ قال " أرأيتم لو وضعها في حرام أكان عليه وزر؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر ""Pada air mani kalian terdapat sedekah" para sahabat bertanya ya Rasulullah! Apakah ketika salah seorang dari kita menyalurkan syahwatnya akan mendapatkan ganjaran? Beliau menjawab "Bagaimana pendapat kalian apabila diletakkan pada yang haram, bukankah ia akan mendapat dosa? Maka begitu pula tatkala disalurkan pada yang halal dia akan mendapatkan ganjaran". Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya para Rasul telah datang dengan membawa kebenaran dan menyampaikan apa yang Allah inginkan, manusia butuh agar dapat mengetahui syari'at Allah, agar dapat berjalan dalam kehidupan ini diatas petunjuk dan agar menjadi orang-orang yang beruntung di akherat, Allah berfirman" يا أيها الناس قد جاءكم الرسول بالحق من ربكم فآمنوا خيرًا لكم وإن تكفروا فإن لله ما في السموات والأرض وكان الله عليمًا حكيمًا ""Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul Muhammad itu kepadamu dengan membawa kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana", dan firman-Nya" قل يا أيها الناس قد جاءكم الحق من رّبكم فمن اهتدى فإنما يهتدي لنفسه ومن ضلّ فإنما يضلّ عليها وما أنا عليكم بوكيل ""Katakanlah "Hai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran Al Quran dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu". Wahai sekalian manusia! Apabila anda memeluk Islam sesungguhnya ia tidaklah bermanfaat kecuali untuk dirimu sendiri, dan juga kekafiranpun tidak akan berdampak melainkan terhadap dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas hamba-hamba-Nya, sehingga tidak akan merugikan-Nya maksiat orang-orang yang berbuat maksiat, dan tidak berguna pula bagi-Nya keta'atan orang-orang yang melaksanakan keta'atan, Dia tidak akan dimaksiati kecuali dengan pengetahuan-Nya dan tidak dita'ati kecuali dengan izin-Nya, telah berfirman Allah sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabinya" يا عبادي! إني حرمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرّمًا فلا تظالموا, يا عبادي كلكم ضالّ إلاّ من هديته فاستهدوني أهدكم, يا عبادي كلّكم جائع إلاّ من أطعمته فاستطعموني أطعمكم, يا عبادي كلكم عار إلاّ من كسوته فاستكسوني أكسكم, يا عبادي إنكم تخطئون بالليل والنهار, وأنا أغفر الذنوب جميعًا فاستغفروني أغفر لكم, يا عبادي إنكم لن تبلغوا ضري فتضروني ولن تبلغوا نفعي فتنفعوني, يا عبادي لو أنّ أولكم وآخركم وإنسكم وجنّكم كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم ما زاد ذلك في ملكي شيئًا, يا عبادي لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم كانوا على أفجر قلب رجل واحد ما نقص ذلك من ملكي شيئا, يا عبادي لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم قاموا في صعيد واحد فسألوني فأعطيت كلّ إنسان مسألته ما نقص ذلك مما عندي إلاّ كما ينقص المخيط إذا أدخل البحر, يا عبادي إنما هي أعمالكم أحصيها لكم ثمّ أوفيكم إياها؛ فمن وجد خيرًا فليحمد الله ومن وجد غير ذلك فلا يلومنّ إلاّ نفسه ""Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezoliman terhadap diri-Ku dan menjadikannya haram diantara kalian, maka janganlah kalian saling menzolimi, wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berada dalam kesesatan kecuali dia yang mendapat petunjuk-Ku, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian, wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kalian dalam keadaan lapar kecuali dia yang telah Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya kalian akan Aku beri makan, wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kalian dalam keadaan telanjang kecuali dia yang Aku pakaikan pakaian, maka mintalah pakaian terhadap-Ku niscaya Aku akan memberimu pakaian, wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kalian berbuat salah pada malam dan siang hari, dan Aku menghapuskan seluruh dosa, maka mintalah ampunan kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuninya, wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan sampai kepada mudharat-Ku sehingga kalian dapat memberikan mudharat terhadap-Ku dan tidak akan pula sampai kepada manfaat-Ku sehingga kalian mendatangkan manfaat untuk-Ku, wahai hamba-hamba-Ku kalau seandainya orang pertama dan terakhir dari kalian, golongan manusia dan jin dari kalian, mereka dalam keadaan memiliki hati yang sama dengan orang yang paling bertakwa diantara kalian, sesungguhnya itu tidak akan menambahkan sesuatupun kedalam kerajaan-Ku, wahai hamba-hamba-Ku kalau seandainya orang pertama dan terakhir dari kalian, golongan manusia dan jin dari kalian, mereka seluruhnya berada diatas hati orang yang paling fajir diantara kalian, yang demikian itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun, wahai hamba-hamba-Ku kalau seandainya orang pertama dan terakhir dari kalian, golongan manusia dan jin dari kalian seluruhnya berkumpul pada suatu tempat, lalu mereka meminta kepada-Ku dan Aku berikan setiap orang sesuai dengan permintaannya, maka itu tidak akan mengurangi apa yang Aku miliki kecuali seperti berkurangnya jarum ketika dimasukkan kedalam lautan, wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya itu adalah amalan kalian, Aku akan menghitungnya untuk kalian kemudian menunaikannya; maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah dia bertahmid kepada Allah, dan barang siapa yang mendapatkan selainnya, maka hendaklah dia tidak mencela kecuali dirinya sendiri". Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb Penguasa alam, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia, Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya. Amiin.
Orangberiman selalu mendapat ujian allah apakah kamu sudah pernah mengalami. Question from @Desta1232 - Sekolah Dasar - B. arab Desta1232 @Desta1232. May 2019 2 5 Report. Orang beriman selalu mendapat ujian allah apakah kamu sudah pernah mengalami . zahrafatinsaffanah Ya beriman selalu ditolong oleh allah swt .
– Sudah menjadi sunnatullah bahwa dalam kehidupan setiap hamba teriring dengan ujian dan bebanan hidup yang silih-berganti. Hal ini Allah Ta’ala jamin keberlangsungannya dalam firman-Nya, Artinya, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” QS. al-Baqarah, 2155 Donasi Situs Islam Arrahmah Arrahmah Care Rp 0terkumpul Serupa pula dengan firman-Nya, Artinya, “Dan sungguh, Kami akan benar-benar menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar diantara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” QS. Muhammad, 4731 Demikian juga halnya terhadap dakwah yang haq yaitu dakwah yang didasari oleh petunjuk Yang maha pembuat syari’at dengan bertujuan mentauhidkan-Nya dan mengenyahkan segala bentuk kesyirikan. Maka bentuk dakwah ini senantiasa tidak akan terlepas daripada ujian, rintangan, dan ancaman, baik secara mental maupun fisik. Laksana kata, dakwah yang haq tanpa dibarengi ujian dan rintangan, seperti sebuah hal yang patut dipertanyakan—dakwah seperti apakah itu? Oleh karena beratnya beban yang harus diterima, maka sedikitlah yang mampu melaksanakan dakwah haq ini karena takut akan konsekuensinya. Sebaliknya, mereka yang mampu dan tetap istiqomah menopang ujian dan rintangan demi tersebarnya syari’at Allah di muka bumi ini, mereka akan tegar dan berjiwa besar. Berikut beberapa ujian dan rintangan para du’at penyampai dakwah dalam mendakwahkan yang haq 1. Dibenci dan dimusuhi Mendakwahkan yang haq merupakan kewajiban bagi setiap pribadi muslim dari Rabb-nya, terutama kepada yang memiliki kemampuan dakwah semisal para du’at. Namun tugas ini sungguhlah berat karena akan mendapat perlawanan dari hizbutthaghut yang tidak akan tinggal diam jika kebenaran yang hakiki ditebarkan di muka bumi. Perlawanan ini telah ada sejak zaman para nabi dahulu dan berkekalan hingga akhir zaman. Akan hal ini, Allah Ta’ala berfirman, Artinya, “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa.” QS. al-Furqon, 2531 Lalu firman-Nya, Artinya, “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin.” QS. al-An’am, 6112 Dan juga firman-Nya, Artinya, “Dan demikianlah Kami adakan bagi tiap-tiap negeri, penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu-daya dalam negeri itu.” QS. al-An’am, 6123 Melalui tiga ayat ini, Allah Ta’ala telah menggariskan sebentuk ujian keimanan bagi para hamba pilihan-Nya melalui adanya sekelompok penentang kebenaran dan para penyeru kekafiran yang tak hentinya membuat makar. Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda, الْمُؤْمِنُ بَيْنَ خَمْسِ شَدَائِدَ مَؤْمِنٌ يَحْسُدُهُ, وَ مُنَافِقٌ يُبْغِضُهُ, وَ كَافِرٌ يُقَاتِلُهُ, وَ نَفْسٌ يُنَازِعُهُ, وَ شَيْطَانٌ يُضِلِّهُ. Artinya, “Orang mu’min senantiasa berhadapan dengan lima ujian yang menyusahkan, yaitu oleh mu’min yang mendengkinya, oleh munafik yang selalu membencinya, oleh kafir yang selalu memeranginya, oleh nafsu yang selalu bertarung untuk mengalahkannya, dan oleh setan yang selalu menyesatkannya.” Al-Firdaus bi Ma’tsur al-Khithob, 4/181 2. Didustakan Allah Ta’ala berfirman, Artinya, “Dan sesungguhnya telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat janji-janji Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu.” QS al-An’am, 634 Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat tersebut merupakan penghiburan dan ta’ziyah bagi nabi saw lantaran didustakan oleh kaumnya. Ayat ini juga merupakan perintah bagi beliau saw agar bersabar seperti sabarnya para ulul azmi dan merupakan janji dari Allah yaitu akan diberi pertolongan dan kemenangan seusai didustakan dan disakiti, sebagaimana firman-Nya di surat al-Mujadalah ayat ke-21, “…Aku dan rasul-Ku pasti menang.” 3. Dianggap pembual dan pendongeng Para ulama robbani seperti juga yang dialami oleh Rasulullah dan para nabi terdahulu, pun mendapat perlakuan yang sangat tidak menyenangkan dari umat yang akidahnya masih dan telah terkontaminasi kesesatan. Mereka menganggap dalil dan hujjah yang disampaikan para du’at merupakan hasil angan-angan dan rekayasa semata. Al-Qur’an dan hadits diremehkan sebagai sesuatu yang dibuat-buat dan dianggap cipta-karya makhluk semata, serta dituduh sebagai alat pemenuh-kepentingan dunia semata. Berikut ayat yang berisi tuduhan-tuduhan keji mereka, Artinya, “Dan orang-orang kafir berkata, “Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain.” Sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, “Itu hanya dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” QS. al-Furqon, 254-5 4. Diejek dan dipermainkan Zaman memang telah berubah, namun intrik-intrik setan takkan lekang dimakan roda zaman. Keberadaan ulama robbani yang merupakan pewaris para nabi dan sejatinya dimuliakan lagi diikuti, pun kini tak jauh berbeda dengan nasib para ulama di masa lalu. Seruan mereka mengajak umat kepada kebenaran yang hakiki, dianggap lelucon yang pantas ditertawakan. Ancaman mereka yang bersumber al-Qur’an dan as-Sunnah bagi yang menolak dan berpaling untuk mengikuti syari’at, disikapi dingin seolah ancaman itu hanya gertak sambal’ semata. Hujjah orang-orang penolak kebenaran di masa ini hanya terpaut kepada dua hal saja, yaitu setia mengikuti agama nenek-moyang dengan mengatakan حَسْبُنَا مَا وَ جَدْنَا عَلَيْهِ أَبَاءَنَا “cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek-moyang kami mengerjakannya…” QS. al-Ma’idah, 5104 dan berpendapat bahwa al-Qur’an dan as-Sunnah sudah tak sejalan lagi dengan perkembangan zaman. Pribadi-pribadi berwatak seperti ini akan selalu eksis dan menjadi batu ujian bagi para du’at. Allah Ta’ala menyebutkan karakter seperti ini dalam firman-Nya, Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman.” QS. al-Mutaffifin, 8329 Dan firman-Nya, Artinya, “Alangkah besarnya penyesalan terhadap para hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.” QS. Yasin, 3630 Selain itu, mereka para penolak kebenaran–tak sungkan-sungkan melabeli para warosatul anbiya ini dengan gelaran wong gendheng alias orang yang gila. Bahkan kejahilan tersebut mereka sampaikan langsung ke diri Rasulullah saw, seperti pada firman-Nya, Artinya, “Mereka berkata, “Hai orang yang diturunkan al-Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.” QS. al-Hijr, 156 Perhatikan juga perkataan mereka di ayat berikut, Artinya, “Demikianlah tidak seorang Rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” QS. adz-Zariyat, 5152-53 Namun demikian, hamba-hamba-Nya yang terpilih akan terus gencar menyampaikan risalah kenabian meski mental mereka senantiasa dilemahkan pihak-pihak yang memusuhinya. 5. Didebat dengan kebatilan Bentuk rintangan berikutnya adalah penolakan melalui berbagai hujjah yang mengandung kebatilan. Para munafiqin ini, terutama yang memiliki kekuasaan—cekatan memilih dan menggunakan’ para ulama yang masih mempunyai kecenderungan kepada keduniaan untuk menyebarkan opini-opini sesat mereka kepada umat. Para ulama penyesat umat ini bahkan tak segan-segan mengeluarkan fatwa demi legitimasi syar’i sehingga pemberlakuan undang-undang positif yang berseberangan dengan syari’at Islam menjadi legal. Alhasil, para masyayikh moderat ini mempresentasikan dien Islam secara serampangan tanpa dalil yang syar’i. Perkara ini persis seperti yang telah Allah Ta’ala kemukakan dalam firman-Nya, Artinya, “Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan.” QS. al-Kahfi, 1856 Ad-Darimi meriwayatkan, Ziad bin Hudair berkata, “Umar bin Khattab pernah berkata kepadaku, “Tahukah engkau apa yang akan merusak Islam?” Aku menjawab, “Tidak tahu.” Lalu beliau berkata, “Yang akan merusaknya adalah kekeliruan seorang ulama, perdebatan kaum munafik terhadap al-Qur’an, dan berkuasanya para pemimpin yang menyesatkan.” 6. Dituduh menipu-daya Sifat bawaan setan dan para pengikutnya diantaranya adalah pandai menipu-daya. Sifat ini merupakan senjata andalan sejak iblis menipu Adam dan istrinya di surga dahulu. Keadaan ini juga mereka putar-balikkan sehingga para ulama robbani justru yang dituduh telah memperdaya umat dengan penyampaian materi-materi dakwahnya yang dianggap tak sejalan dengan kepentingan kaum sesat tersebut. Dari golongan manusia yang disebutkan al-Qur’an, ada Fir’aun yang menganggap nabi Musa as telah menipu kaumnya, lalu Fir’aun berhujjah bahwa petunjuknya lah yang benar. Artinya, “Musa berkata, “Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!” Fir’aun berkata, “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” QS. al-Mu’min, 4029 Begitu juga makar yang ditujukan para tukang sihir Fir’aun terhadap nabi Musa as dan Harun as dengan menuduh keduanya telah melakukan tipu-daya sihir kepada Fir’aun guna merebut kekuasaan. Artinya, “Mereka berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama.” QS. Thaha, 2063 Kedekatan para ulama bayaran’ terhadap penguasa thaghut di masa ini sudah bukan rahasia umum lagi, maka disanalah loyalitas sosok ulama robbani berperan yaitu gigih memperjuangkan dakwah di jalan yang telah digariskan-Nya dan tegar dalam menghadapi segala perkara yang menyeleweng dari shirathal mustaqim. 7. Dilarang berdakwah Alangkah besarnya musibah tatkala seorang du’at melaksanakan dakwahnya dengan didasari pendiktean dari pihak penguasa. Ia menjadi tawanan bagi setiap keinginan sang penguasa dan senantiasa berupaya untuk tidak menyelisihi keinginan mereka. Syari’at yang dianggap aneh oleh khalayak awam dan dirasa tak kompeten lagi terhadap perubahan zaman, mereka substitusi dengan fatwa hasil ijtihad’ hawa-nafsu mereka. Keadaan ini tentu saja amat bertolak-belakang dengan fungsi para du’at sesungguhnya yaitu sebagai penyampai dalil syari’at yang haq. Oleh sebab itu, para ulama Robbani yang bernaung dibawah panji-panji syari’at dipersempit ruang geraknya dalam berdakwah, bahkan penguasa dan pihak yang bersangkutan dengannya, tak malu lagi untuk mengisolasi’ geliat dakwah para du’at lurus ini. Perhatikan berita yang berkaitan dengan perkara ini; beberapa waktu lalu ketua BNPT Anshad Mbaai sempat mengusulkan kepada pemerintah untuk dikeluarkannya sertifikasi ulama di Indonesia. Ide nyeleneh tersebut diluncurkan tak lain untuk menjegal para ulama yang dianggap radikal dan anti bekerja-sama dengan penguasa demi kelanggengan otoriternya. Rintangan ini bak sebuah pelengkap bagi aksi penjegalan yang sudah lebih dulu disosialisasikan’ di masa sebelumnya yaitu melarang para ulama tertuduh’ tersebut untuk menyampaikan dakwahnya di masjid-masjid, di mimbar-mimbar Jumat, atau di media-media massa. Risalah ini serupa dengan yang terjadi di masa Rasulullah saw, Artinya, “Mereka orang-orang yang mengatakan kepada orang-orang Anshar, “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang Muhajirin yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar meninggalkan Rasulullah.” Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” QS. al-Munafiqun, 637 8. Dituduh sesat Rintangan lainnya yang lazim dihadapi para du’at adalah dengan mengalami tuduhan menyebarkan pemahaman sesat. Hal ini merupakan lagu lama’ yang diputar-balikkan umat yang masih awam namun tak berusaha keluar dari kejahiliaannya kepada para du’at tersebut. Terlebih para du’at yang menjalani medan dakwah dengan menyambangi umat ke pelosok-pelosok wilayah yang hampir tak terjamah pemerataan pembangunan pemerintah. Sulitnya menjangkau keberadaan mereka, ditambah proyek’ pemerintah yang telah menjadikan mereka sebagai cagar alam’ yang harus dijaga kelestarian budayanya, adat-istiadatnya, beserta keunikan’ cara beragamanya. Tak ayal lagi menambah rentang jarak yang harus dilalui para du’at untuk melakukan dakwahnya. Namun tak hanya umat yang tersebar di pelosok, keadaan umat di perkotaan pun tak beda mirisnya. Mereka terkontaminasi kebudayaan luar yang tak kalah bahayanya. Akibatnya, mereka menolak dalil haq dengan HAM, mencurigai para ulama bak perintang kebebasan berekspresi mereka, dan menuduh petunjuk dinullah sebagai sebuah kesesatan. Dalam sejarah, kaum Syu’aib pun melaungkan kebenaran sebagai suatu kesesatan yang pantas dijauhi. Artinya, “Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata kepada sesamanya, “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu jika berbuat demikian menjadi orang-orang yang merugi.” QS. al-A’raf, 790 Demikian juga yang dilakukan Fir’aun laknatullah kepada rasul-Nya, Musa as. Artinya, “Dan berkata Fir’aun kepada pembesar-pembesarnya, “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” QS. al-Mu’min, 4026 9. Dituduh memecah-belah umat Ujian berupa tuduhan sebagai pemecah-belah umat juga lazim’ diterima para ulama robbani. Mereka yang mengusung dakwah yang bersumber dalil al-Qur’an dan as-Sunnah harus menerima resiko berupa penolakan umat yang awam dan kaum munafik. Isi dakwahan yang banyak meluruskan kesalahan umat disalah-artikan umat sebagai upaya dalam menghapus bentuk peribadahan yang sudah terbiasa dilaksanakan oleh orang-orang terdahulu mereka. Keawaman yang ingin diubah para du’at menjadi kefaqihan, malah dipertahankan demi menjaga warisan nenek-moyang dalam beragama. Dalam firman-Nya, Allah menceritakan hal serupa yang dilakukan oleh Fir’aun berikut dengan cara antisipasi kejinya, Artinya, “Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir’aun kepada Fir’aun, “Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini Mesir dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?” Fir’aun menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka; dan sesungguhnya kita berkuasa penuh diatas mereka.” QS. al-A’raf, 7127 10. Dituduh “teroris” Allah Ta’ala berfirman tentang prilaku para musuhnya dalam memerangi Islam dan para utusan-Nya, Artinya, “Dan berkata Fir’aun kepada pembesar-pembesarnya, “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” QS. al-Mu’min, 4026 Terpatri pada diri setiap ulama rabbani dan juga pada diri setiap penuntut ilmu untuk tercapainya tujuan dakwah yang beroleh ridha Illahi. Telah berkata Aisyah ra tentang sabda Rasulullah, مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسُخْطِ النَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَ أَرْضَى عَنْهُ النَّاسِ وَ مَنِ الْتَمَسَ رِضَى النَّاسِ بِسُخْطِ اللهِ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ وَ أَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ. Artinya, “Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah akan ridha kepadanya dan akan membuat manusia ridha kepadanya. Sedangkan orang yang mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah akan murka kepadanya dan akan membuat manusia murka kepadanya.” HR. Ibnu Hibban, Mawaridh adh-Dham’an; 1542 Tercatat dalam shirah para nabi dan para sholafush sholih terdahulu adalah didapati bahwa barisan terbesar para penentang agama Allah Ta’ala adalah para pembesar kerajaan dan para ahli yang mengelilinginya. Di zaman ini, pemerintah dan para petinggi negaralah yang mewarisi sifatnya. Karena dengan kekuasaan, mereka leluasa memilah oknum’ yang dianggap sejalan dengan kepentingannya dan dengan tampuk kepemimpinan berada di tangan, maka mereka mampu memaksakan kehendak dalam roda pemerintahannya. Perkara ini menjadi suatu momok yang menakutkan para pendakwah. Itu sebabnya tak semua du’at berani mengambil resiko ini. Hanya mereka yang gigih mengikuti bentuk perjuangan dakwah para nabi yang mampu mengatasinya. Terdapat suatu hadits berkenaan dengan ini, أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ. Artinya, “Jihad yang paling utama adalah mengucapkan kalimat yang benar dihadapan penguasa yang sewenang-wenang.” HR. Abu Daud dan At Trmidzi Sayyid Quthb dalam kitab Ma’alimun fith-Thoriq mengatakan “Sesungguhnya kemenangan dalam bentuk yang tertinggi ialah kemenangan rohani atas materi, kemenangan akidah atas segala rasa sakit, kemenangan atas semua bentuk ujian, siksaan, dan godaan. Sebuah kemenangan yang akan memuliakan setiap manusia, inilah kemenangan yang hakiki.” Perlakuan kaum kafir dan munafik saat ini terhadap para ulama robbani dan para mujahid fi sabilillah sudah berada pada tingkat yang mengundang laknat Allah Ta’ala. Para pembuat makar yang juga menjadi antek-antek kafir asing itu kian membabi-buta berusaha membabat habis para penegak agama Allah. Sejuta aksi dan fitnah mereka layangkan demi menutup lisan para du’at. Diantaranya dengan tuduhan keji sebagai pelaku teror, sebagai pengikut aliran ekstrim, atau sebagai penganut Islam radikal. Semua julukan itu dilimpahkan agar para du’at menjadi gentar untuk meneruskan dakwah haqnya dan agar umat berpaling serta mengasingkannya. 11. Disiksa agar kembali kafir Penyiksaan adalah salah-satu ujian yang biasa dialami para ulama robbani dalam mengusung dakwah yang haq. Ujian ini begitu berat bahkan sampai terkadang harus mengalami terpisahnya ruh dari badan. Makar yang kejam ini dilakukan oleh jiwa-jiwa yang sudah meleburkan-dirinya bersama setan laknatullah sehingga hati-nurani dan kefitrahan yang dianugerahkan kepadanya menjadi terkontaminasi dan mati. Allah azza wa jalla menjelaskan, Artinya, “Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakitimu; dan mereka ingin supaya kamu kembali kafir.” QS. al-Mumtahanah, 602 Begitu juga firman-Nya, Artinya, “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama dengan mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah..” QS. an-Nisa’, 489. Para nabi dan para sholafush sholih banyak mengalami rintangan seperti ini. Mereka ada yang dibakar, ada yang dikuliti hingga terlihat daging dan tulangnya, ada yang ditindih dengan batu besar di padang pasir nan terik, ada yang dibui tanpa diberi makan, dan beragam siksaan lainnya. Namun iman mereka kepada Rabbul alamin tetap terpelihara dalam jiwa-jiwa yang tenang dan yakin akan janji-Nya. Ketakutan manusiawi yang dirasakan dalam menghadapi siksaan dari makhluk, tak ada bandingannya dengan ketakutannya terhadap Allah Ta’ala apabila berlaku khianat dalam dakwah kepada umat. Seperti yang Allah Ta’ala firmankan, Artinya, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” QS. Fathir, 3528 Dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan bahwa para ulama adalah orang yang memiliki rasa takut kepada-Nya dengan sepenuh makna. Meski rasa takut kepada Allah azza wa jalla juga dimiliki oleh kaum mukminin secara umum, namun rasa takut yang sempurna hanya dimiliki oleh para nabi, rasul, dan para ulama robbani. 12. Difitnah agar meninggalkan dakwah yang haq Ulama, hakikinya adalah mereka yang mewarisi sifat para nabi dalam berdakwah, beramar-ma’ruf, dan bernahi-munkar. Mereka berjihad di jalan Allah dan mampu menerima segala resiko yang mengancam demi tercapainya tujuan dakwah. Di tengah usaha dakwah mereka, mungkin akan mengalami tekanan berupa infiltrasi atau campur-tangan kaum munafik yang menginginkan arah dakwah tak terlalu keras’ menghantam berbagai kepentingan dunia penguasa dan kroni-kroninya. Mereka kaum munafik akan berupaya merangkul’ dan menghibahkan bermacam kesenangan dunia agar semangat dakwah para ulama robbani menjadi kendor dan ketaklukan terhadap penguasa bisa terjadi. Dalam satu firman, Allah Ta’ala berkata, Artinya, “Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak pula kepadamu. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.” QS. al-Qolam, 689-10 Dalam tafsir Ibnu Katsir, dikatakan bahwa Ibnu Abbas ra menjelaskan ayat diatas bahwa jikalau seorang mu’min memberikan suatu keringanan dalam masalah syari’at kepada orang munafik, maka orang munafik itu akan memberikan keringanan pula kepadanya. Sebaliknya, jika seorang mu’min menegakkan suatu perkara diatas syari’at, maka kaum munafik pun akan menegakkan makarnya menentang dalil tersebut. 13. Diancam, ditangkap, dipenjarakan, disiksa, atau dibunuh Berikut beberapa ayat yang bisa dijadikan contoh beberapa makar hizbussyaiton terhadap para utusan Allah, Allah SWT berfirman Artinya, “Orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami.” Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang- orang yang zalim itu.” QS. Ibrahim, 1413 Artinya, “Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” QS. al-Kahfi, 1820 Artinya, “Mereka menjawab,”Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.” QS. Yasin, 3618 Artinya, “Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.” QS. al-Anbiya, 2168 Artinya, “Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu-daya dan Allah menggagalkan tipu-daya itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu-daya.” QS. al-Anfal, 830 Ditangkap, diusir, dilempari batu, dirajam, dibakar, hingga dibunuh—itulah beberapa siksaan fisik yang lazim menyertai para pendakwah di jalan Allah. Kerasnya siksaan dan pedihnya penderitaan yang dialami tak jua mengikis kekokohan perjuangannya dalam membumikan kalimat tauhidullah. Tak terbetik sedikitpun bagi mereka untuk sudi mengikuti makar kaum munafikin dalam upaya menyesatkan umat dari petunjuk yang hakiki, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Baginya hanya ada dua pilihan; Hidup dalam kemuliaan atau mati dalam kesyahidan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Jika ada ulama yang meninggalkan apa yang ia ketahui dari al-Qur’an dan as-Sunnah, lalu mengikuti kehendak pemerintah yang bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah murtad keluar dari Islam menjadi kafir, dan berhak mendapatkan hukuman setimpal, baik di dunia maupun di akhirat.” Majmu Fatawa’ Ibnu Taimiyyah, jilid ke-35, hal. 372-373 Begitu pula apa yang disabdakan oleh Rasulullah dalam riwayat Tsauban, إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الأَئِمَّةَ الْمُضِلِيْنَ. Artinya, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas umatku adalah para imam yang menyesatkan.” HR. Muslim Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjaga keistiqomahan para du’at dalam menjaga kemurnian dinullah serta membimbing para tholabul ilmi untuk ikut-serta mendawamkan kebenaran yang hakiki ini sepenuh kemampuan yang dimiliki. Wallahul musta’an. Semoga bermanfa’at. Wallahu’alam bish shawab… ____________________________________________ Oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman Sumber
.
  • edfiyb5f2f.pages.dev/298
  • edfiyb5f2f.pages.dev/286
  • edfiyb5f2f.pages.dev/856
  • edfiyb5f2f.pages.dev/237
  • edfiyb5f2f.pages.dev/840
  • edfiyb5f2f.pages.dev/698
  • edfiyb5f2f.pages.dev/628
  • edfiyb5f2f.pages.dev/398
  • edfiyb5f2f.pages.dev/356
  • edfiyb5f2f.pages.dev/674
  • edfiyb5f2f.pages.dev/328
  • edfiyb5f2f.pages.dev/263
  • edfiyb5f2f.pages.dev/771
  • edfiyb5f2f.pages.dev/967
  • edfiyb5f2f.pages.dev/304
  • orang beriman selalu mendapat ujian allah apakah kamu pernah mengalami